Anda di halaman 1dari 15

KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh:

Alda Rahma Fitri

Andini Simarmata

Mutya Mutchiza Hasanah

Nur Aniza Rahma

Nur iyani

Nurlinda

Gusti mega putri

Dosen Pembimbing: Rinda Fithriyana, SE, M,Ak

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur peyusun panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan
rahmatnya penyusun dapat menulis makalah ini yang berjudul “Proses
Kewirausahaan” hingga selesai. Meskipun dalam makalah ini penyusun mendapat
banyak yang halangan, namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak baik
secara moral, materil maupun spiritual.

Oleh karena itu,penyusun mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing


serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan dan saran atas selesainya
penulisan makalah ini.Di dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih
ada kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasannya pengetahuan dan
pengalaman penyusun.Oleh sebab itu, semoga dengan adanya makalah ini akan
memberikan wawasan baru serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin YRA.

Bangkinang,23 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................2

2.1 Faktor faktor pemicu kewirausahaan..................................................................2

2.2 Model proses Kewirausahaan..............................................................................2

2.3 Proses kewirausahaan..........................................................................................3

2.4 Ciri-ciri penting tahap permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan...................4

2.5 Langkah menuju keberhasilan kewirausahaan....................................................5

2.6 Faktor faktor yang mempengaruhi kewirausahaan.............................................6

2.7 Tantangan berwirausaha......................................................................................6

2.8 Faktor Penyebab dan kegagalan wirausaha.........................................................7

2.9 Keuntungan dan kerugian berwirausaha.............................................................8

BAB IIIPENUTUP....................................................................................................11

3.1 Kesimpulan........................................................................................................11

3.2 Saran..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam pelaksanaan proses produksi dari perusahaan-perusahaan pada
umumnya, maka kelancaran pelaksanaan proses produksi merupakan suatu hal yang
sangat diharapkan di dalam setiap perusahaan. Kelancaran dalam pelaksanaan proses
produksi dari suatu perusahaan ini disamping mempengaruhi oleh sistem produksi
yang ada dalam perusahaan tersebut, maka pengendalian proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan akan menentukan pula. Sistem produksi pada
umumnya sudah dipersiapkan sebelum perusahaan tersebut melaksanakan proses
produksinya. Baik buruknya sistem produksi dalam suatu perusahaan akan
mempengaruhi pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
tersebut. Namun demikian sistem produksi yang baik belum tentu dapat
menghasilkan pelaksanaan proses produksi yang baik pula apabila tidak di ikuti
dengan pengendalian yang memadai. Untuk dapat melaksanakan proses produksi
dengan baik maka disamping diperlukan adanya sistem produksi yang baik, sangat
diperlukan juga terdapatnya pengendalian proses produksi yang tepat pula.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah faktor-faktor pemicu kewirausahaan?

2. Dan apa sajakah model proses kewira usahaaan?

3. Bagaima proses kewirausahaan?

4. Apa sajakah langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha untuk


menuju keberhasilan?

1.3. Tujuan

Agar kita mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam berwira usaha,
dan agar kita paham bagaimana proses berwira usaha itu sendiri.

1
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan

David C. McClelland mengemukakan bahwa kewirausahaan


(entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap-sikap nilai dan
status kewirausahaan atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan
Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan merupakan fungsi dari
perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor
itu adalah hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi dan insentif sedangkan faktor
eksternalnya meliputi lingkungan. Kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari
prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras,
keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.

2.2 Model Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan


kreatif untuk menciftakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk
dijadikan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi adalah suatu
fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber daya dengan
kapasitas baru untuk menciftakan kesejahteraan. Hal terpenting dari inovasi adalah
gagasan, penerapan, dan kegunaan. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan internal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
individu seperti: Toleransi, nilai-nilai, pendidikan dan pengalaman sedangkan secara
eksternal seperti: Pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[2]

Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertumbuhan kewirausahaan


sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang
berasal dari pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan
manajerial . Faktor yang berasal dari organisasi antara lain: Kelompok, struktur
budaya dan strategi. Faktor lingkungan antara lain: Pesaing, pelanggan, dan lembaga-
lembaga keuangan yang akan membantu dana.

2
2.3 Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan


kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen. Seorang wirausaha
perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan jalan
mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.

Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus yaitu:

1. Identifikasi dan evaluasi peluang yang ada

Evaluasi peluang merupakan elemen yang paling kritikal dari proses


kewirausahaan karena memungkinkan seorang wirausaha apakah produk atau servis
khusus dalam menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-sumber yang
bermanfaat bagi seorang wirausaha guna mengidentifikasi peluang-peluang bisnis.

a. Para konsumen

b. Serikat dagang

c. Para anggota sistem distribusi

d. Orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik

2. Kembangkan rencana bisniss

Dalam hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami


persoalan-persoalan inti yang terlibat didalamnya. Karakteristik-karakteristik dan
besarnya segmen pasar, syarat-syarat produksi, rencana pinansial, rencana organisasi,
dan syarat pinansial.

3. Sumber-sumber daya yang diperlukan

Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang ada perlu
diketahui proses tersebut diawali dengan tindakan penilaian sumber-sumber daya
usaha yang dimiliki. Dalam konteks ini bukan saja perlu diidentifikasi para pensuplay
alternatif sumber-sumber daya tersebut. Tetapi pula kebutuhan serta keingian
pemahaman kebutuhan para pensuplay sumber-sumber daya tersebut seorang
wirausaha dapat menstruktur sebuah persetujuan yang memungkinkannya
mendapatkan sumber-sumber daya tersebut dengan biaya serendah mungkin.

3
4. Laksanakan manajemen usaha tersebut

Setelah sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu mengaktifkannya


melalui implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut mencakup kegiatan yang
mengimplementasi sebuah gaya dan struktur manajemen.

2.4 Ciri- ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan berkembang pada tiga


proses yaitu:

1. Proses imitasi dan duplikasi

Pada tahap ini wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya memulai
usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis
barang yang dihasilkan meniru yang sudah ada.

2. Proses duplikasi dan pengembangan

Pada tahap ini wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Dalam tahap
duplikasi produksi wirausaha mulai mengembangkan produksinya melalui
depersivikasi dan diferensiasi dengan model sendiri.

3. Proses penciptaan

Proses penciptaan atau disebut proses inovasi dan kreasi yang diawali dengan
teknik produksi baru, mencari bahan baku baru, orgasniasi usaha baru, dan metode
pemasaran baru seperti halnya proses inovasi dari schumpeter.

4. Dilihat prosesnya

Membagi tahap perkembangan wirausaha menjadi dua yaitu:

a. Tahap awal ( perintisan), tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk
melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan diawali
dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha
baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan apakah dibidang pertanian,
industri/manufaktur/produksi.

b. Tahap pertumbuhan, tahap ini merupakan melaksanakan usaha atau diringkas


dengan tahap jalan, tahap ini seorang wirausahaan mengelola berbagai aspek
yang terkait dengan usahawan mencakup aspek-aspek pembiayaan,SDM,

4
kepemilikan, pengorganisasian kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran dan melakukan
evaluasi.

2.5 Langkah menuju keberhasilan wirausaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses pertama-tama harus memiliki ide atau
visi bisnis yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi
resiko baik waktu atau uang. Apabila ada kesiapan menghadapi resiko, langkah
berikutnya dalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan
menjalankannya. Agar usaha berhasil, selain harus bekerja keras sesuai urgensinya,
wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha
maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

Dalam mengidentifikasi jiwa wirausaha ada beberapa aspek yang


mempengaruhi yaitu:

a. Menyenangi pekerjaan yang berkaitan dengan proses mental dengan tujuan


utama adalah pencapaian prestasi.
b. Locus of control internal. Individu yang memiliki locos of control internal
adalah individu yang memiliki inisiatif yang tinggi, suka bekerja, berusaha
mengatasi masalah dengan mencari akar penyebabnya secara epektif.
c. Kemampuan inovasi dan kreativitas. Kreativitas lebih mengacu pada idea
origination, sedangkan inovasi lebih kepada idea implementation. Sebagai
inovator, seorang wirausaha tidak harus memakai ide sendiri, tetapi dengan
kepekaan yang tinggi dan kemampuan analisis yang baik mampu
menggabungkan dan memakai ide yang telah menjadi sesuatu yang
bermanfaat.
d. Cenderung berpikir panjang, memiliki potensi melakukan visi yang jauh
kedepan. Wirausahawan harus bersifat inklusif, bukan atas dorongan
seseorang dan keberhasilan hanya pada jangka pendek. Akan tetapi wirausaha
memiliki perenanaan yang seksama serta kendali diri yang pleksibilitas
terhadap perubahan lingkungan.
e. Kemandirian. Wirausaha adalah seorang yang merdeka lahir batin lebih suka
bekerja atas kemampuan sendiri. Kemandirian ini didukung dengan
kepedulian pada oranglain yang berarah pada lingkungan, menerima kritik
dan saran.

5
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan

1) Intlegensi

Yaitu kemampuan individu secara sadar untuk menyesuaikan pemikirannya


terhadap tuntutan baru, yaitu penyesuaian mental terhadap masalah dan keadaan baru.
Intelegensia terkait dengan pemecahan masalah perencanaan, pengejaran prestasi
yang sangat berarti membuka jiwa wirausaha.

2) Latarbelakang budaya

Manusia tidak lepas dari lingkungan sekitar, sehingga mereka secara tidak
langsung dibatasi oleh norma. Kebudayaan adalah cara manusia membentuk dan
menentukan perilaku manusia.

3) Jenis kelamin

Pria dilambangkan agresif, independensi, ambisius, sedangkan wanita


melambangkan sensitif, kooperatif, dan intitutif.

4) Tingkat pendidikan

5) Usia

6) Pola asuh keluarga

2.7 Tantangan berwirausaha

Memulai dan mengoperasikan bisnis biasanya memerlukan kerja keras,


menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Wirausaha mengalami
tekanan pribadi yang tidak menyenangkan seperti kebutuhan untuk menginvestasikan
lebih banyak waktu dan tenaganya. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman
yang selalu ada dalam bagi wirausaha. Wirausaha harus menerima berbagai resiko
yang berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tak seorangpun yang ingin gagal, tetapi
selalu ada kemungkinan bagi orang yang memulai suatu bisnis.

6
2.8 Faktor penyebab dan kegagalan wirausaha

Faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha


barunya yaitu

1. Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan manajerial dan pengetahuan


mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama membuat perusahaan kurang
berhasil.

2. Kurang berpengalaman dalam kemampuan teknik,

kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkordinasikan,


keterampilan mengelola sumber-sumber daya manusia maupun mengintegrasikan
operasi perusahaan

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.

yaitu dengan memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan


secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat opersional
perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan kemajuan usaha.
Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena
kurang efisien.

6. Kurang pengawasan peralatan.

Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan


dapat mengakibatkan penggunaan alat yang tidak efisien dan efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang


dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan yang dilakukan dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal adalah besar.

7
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan (transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dalam melakukan perubahan, maka ia


tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya
bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.

2.9 Keuntungan dan kerugian berwirausaha

Adapun keuntungan dalam berwirausaha adalah:

a. Imbalan berupa laba. Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan
distandardisasikan. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti
kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan
imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam
mengoperasikan bisnis itu sendiri. Tidak mengejutkan imbalan berupa laba
dalah motivasi yang lebih kuat dari wirausaha tertentu.
b. Imbalan berupa kebebasan. Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi
organisasi, kebebasan untu k menjalankan secara bebas perusahaannya
merupakan imbalan lain dari seorang wirausaha kenyataannya banyak
wirausaha tidak mengutamakan pleksibilitas disatu sisi saja akan tetapu
wirausaha pada umumnya menghargai kebebasan yang ada dalam karir
kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka dengan cara
sendiri.
c. Imbalan berupa kebebasan menjalani hidup. Bebas menjalani rutinitas,
kebosanan dan pekerjaan yang tidak menantang. Wirausaha seringkali
menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya
sendiri. Kenikmatan yang mereka dapatkan mungkin dari kebebasan mereka
tapi pada kenikmatan tersebut merepleksikan pemenuhan kerja pribadi
pemilik barang dan jasa perusahaan.

Adapun kerugian dalam berwirausaha adalah:

a. Pengorbanan personal.Pada awalnya wirausaha harus bekerja pada waktu


yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga hampir
semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
b. Beban tanggungjawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
dalam pemasaran, keuangan, personal maupun pengadaan dan pelatihan.

8
c. Kecil margin keuntungan dan kerugian gagal. Karena wirausaha
menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka margin
laba/keuntungan yang dipoeroleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal
juga ada.

Cara menghindari kegagalan dalam berwirausaha

a. Mengenali bisnis anda secara mendalam. Kita memerlukan pengalaman yang


relevan dalam bisnis yang akan didirikan. Dapatkan pendidikan terbaik yang
mungkin diperoleh dibisnis itu sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala
macam yang mungkin misalnya, majalah bisnis, jurnal nyata, dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan bisnis yang akan dimasuki.
b. Mengembangkan rencana bisnis yang matang. Untuk wirausahaan yang baru,
rencana bisnis yang ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting
untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana bisnis yang matang, perusahaan
berjalan tanpa arah yang jelas namun para wirausahaan yang cenderung
menjadi orang yang cepat bertindak, seringkali langsung lompat kesuatu
usaha bisnis tanpa meluangkan waktu untuk menyiapkan rencana tertulis yang
meluangkan pokok-pokok kegiatan bisnisnya. Tetapi rencana bisnis yang
seksama dan informasi keuangan yang tepat merupakan hal yang kritis. Ini
semua akan membantu dalam mengambil keputusan yang penting mengenai
bisnis. Dan harus terus menerus memantau apa yang telah dicapai sesuai yang
telah direncanakan .
c. Mengelola sumber daya keuangan. Pertahanan terbaik dalam menghadapi
persoalan keuangan adalah dengan mengembangkan sistem informasi
keuangan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan-
pengambilan keputusan bisnis. Tidak ada wirausahaan yang dapat
mengendalikan bisnisnya tanpa mengetahui kesehatan bisnisnya.Langkah
pertama dalam mengelola bisnis secara efektif adalah dengan memiliki modal
permulaan yang cukup terlalu banyak wirausahaan yang memulai bisnis
denagn modal yang terlalu kecil. Sedangkan sumber daya yang paling
berharga untuk bisnis kecil adalah uang tunai memang menghasilakan laba itu
penting untuk dapat bertahan dalam jangaka panjang , tetapi sebuah
perusahaan harus cukup memiliki uang tunai untuk membayar tagihan dan
kewajiban lainnya.
d. Memahami laporan keuangan. Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan
catatan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya.
Hampir selalu catatan-catatan ini hanya digunakan untuk keperluan pajak dan
tidak dimanfaatkan sebagai alat pengendalian vital. Untuk benar-benar

9
mengenal apa yang terjadi dalam bisnis, seorang wirausaha palingtidak harus
mempunyai pemahaman dasar mengenai akutansi dan keuangan.
e. Belajar mengelola manusia secara efektif. Tidak menjadi soal apa jenis bisnis
yang akan dilakukan, tetapi harus dapat mempelajari cara mengelola manusia
setiap bisnis tergantung pada landasan karyawan yang terlatih baik dan
termotivasi. Tidak ada pemilik bisnis dapat menerjakan segala sesuatunya
dengan sendirian. Orang-orang yang dipekerjakan sang wirausahawan pada
akhirnya akan menentukan seberapa jauh perusahaan akan berkembang atau
seberapa jauh perusahaan akan jatuh meskipun demikian, meregrut dan
mempertahankan suatu korps karyawan yang bermutu bukanlah tugas yang
mudah. Persoalan ini selalu merupakan tantangan bagi setiap pemilik bisnis.
f. Menjaga kondisi diri. Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung pada
keberadaan dan perhatian secara terus menerus, oleh sebab itu seorang
wirausahaan perlu memantau kesehatan diri dengan cermat.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan


kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen. Seorang wirausaha
perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan jalan
mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.

B. Saran

Kami sebagai penulis makalah ini menyarankan kepada para pembaca agar
memberikan kritik dan sarannya terhadap makalah ini, supanya kedepannya kami bisa
memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dan kami juga minta
maaf atas kekurangan dari makalah ini, karena kami bersifat khilaf dan lupa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Geoffrey, G., Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: PPM, 2002.

Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukse, Jakarta:
Salemba Empat, 2003.

Buchori Alma, Kewirausahaan, Bandung Alfabeta: 2003.

Arman, Bustanul dan Muh. Noer, Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda

Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 1996.

Justin, Dkk, Kewirausahaan Menajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba Empat,

2000.

[1] Arman, Bustanul dan Muh. Noer, Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda
Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996). Hlm. 97

[2] Justin, Dkk, Kewirausahaan Menajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba Empat,
2000). Hlm. 7-9

[3] Buchori Alma, Kewirausahaan, (Bandung Alfabeta: 2003). Hlm. 54

[4] Ibid.

[5] Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukse,
(Jakarta: Salemba Empat, 2003). Hlm. 59

[6] Ibid., Hlm. 62

[7]G. Geoffrey, Kewirausahaan: Teori dan Praktek, (Jakarta: PPM, 2002). Hlm. 80

[8] Ibid.,Hlm. 82

[9] G. Geoffrey, Op. Cit., Hlm. 85

12

Anda mungkin juga menyukai