MATA KULIAH
OLEH :
RABIMAN, M.Pd
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah - Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Diktat
Sistem Bahan Bakar Ini, meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Namun Besar harapan kami
bahwa bahasan materi ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi siswa, mahasiswa yang
mendalami teknik otomotif, sehingga anda dapat memiliki pengetahuan tentang system bahan
bakar pada motor bensin dan motor disel yang digunakan dalam kendaraan bermotor.
Sistim bahan bakar (fuel system) baik pada motor diesel maupun pada motor bensin
memiliki peranan yang sangat penting dalam menyediakan dan mensupply sejumlah bahan bakar
yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas mesin, putaran motor dan pembebanan motor. Oleh
karenannya performance fuel system sangat menentukan kinerja dari sebuah motor. Seperti kita
ketahui bersama bahwa sistim bahan bakar terdiri dari beberapa komponen utama yang memiliki
peran sangat penting dalam mendukung kinerja motor, oleh karenanya pengetahuan dan
pemahaman tentang system bahan baker sangat penting dalam mendukung kebutuhan pembaca
untuk mampu melakukan diagnosis terhadap kerusakan atau gangguan yang terjadi pada motor
khususnya yang berhubungan dengan kinerja dan kebutuhan bahan bakar motor.
Bahan ini disusun dari berbagai sumber baik text book, hand out, artikel atau bahan seminar
yang telah diikuti, semoga penyusunan buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan diktat ini khususnya, semoga
masukan dan dukungan anda memberikan warna yang lebih besar dalam pengembangan ilmu dan
teknologi otomotif. Akhir kata kami berharap semoga apa yang kami sajikan memberikan manfaat buat
semua pembaca, sehingga ilmu dan teknologi bahan baker menjadi lebih berkembang.
Yogyakarta, 2017
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
I. DASAR PEMBAKARAN
A. PRINSIP KERJA MESIN ………………….………………………………………………….1
B. KOMPOSISI UDARA ………………….. ….………………………………………………… 3
C. PEMBAKARAN DAN GAS BUANG…………….…………………………………………. 3
1. Proses Pembakaran Dalam Mesin Bensin ………………………………………….. 4
2. Proses Terbentuknya Gas Buang……………………………………………………….. 6
3. Pemahaman Nilai AFR ……..…………………………………………………………… 7
BAB IV KARBURATOR
A. JENIS KARBURATOR …………………………………………………………………. 16
B. PRINSIP KERJA KARBURATOR ………………………………………………….……. 17
C. PERBANDINGAN CAMPURAN UDARA DAN BAHAN BAKAR ……………………… 18
D. SISTEM-SISTEM DALAM KARBURATOR …………………….. ……………………… 18
1. Sistem Pelampung …………………………………………………………………… 19
2. Sistem Choke ………..….………………………………………………………………. 21
3. Air Vent Tube …………………………………………………………………………… 22
4. Sistem Kecepatan Rendah .……………………………………….…………………… 22
5. Sistem Kecepatan Tinggi Utama ………………………………………………………. 24
6. Sistem Kecepatan Tinggi …………………………………………….………………….25
7. Power Sistem …………………………….………………………………………..… 29
8. Pompa Akselerasi ……………………………………………………………………… 30
9. Mekanisme Fast Idle ……………………………………………………………………. 31
10. Mekanisme Unloader…………………………………………………………………….31
11. Throtle Positioner …………….………………………………………………………….32
12. Choke Opener ……. …………………………………………………………………….32
13. Choke Breaker ……………………………………………………………………….….33
iii
14. Sistem Pompa Akselerasi Tambahan …………………………………………….….. 33
15. Hot Idle Compensator……………………………………………………………………. 34
E. KARBURATOR TIPE “ N” ………………………………………………………………….. 35
1. Secondary Mechanism……………….……………………….…………………… 36
2. Mekanisme Stopper Secondary Throttle Valve ………..…………………………. 36
3. Pompa Akselerasi Jenis Diafraghma ………………………………………………. 36
4. Sirkuit Akselerasi Secondary …….……………………………………………… . 37
5. Choke Breaker ………………. ………………………………………………………. 37
F. THROUBLE SHOOTING ………………………………………………………………….. 38
1. Prosedur Throuble Shooting ………….……………………….………………… 38
2. Pemeriksaan Pendahuluan …………………….………..…………………………. 39
3. Throuble Shooting ………………….. ………………………………………………. 40
G. PERMASALAHAN PADA SISTEM BAHAN BAKAR …..……………………………….. 41
1. Vapour Lock ………….……………….……………………….…………………… 41
2. Percolation ………………………………………..………..………………………….41
3. Pembekuan ……………………………………………………….…………………..41
H. PEMERIKSAAN PADA KARBURATOR ………………………………………………… 42
1. Pemeriksaan Dan Penyetelan Kable Akselerasi ……………….…………………… 42
2. Pemeriksaan Kerja Choke ……………………… ……………….…………………… 42
3. Pemeriksaan Pembukaan Throtle Valve ……………………….…………………… 42
4. Pemeriksaan Pompa Akselerasi ………………………………….…………………… 42
5. Pemeriksaan Idle Speed Mixture ………………..……………….…………………… 42
6. Pemeriksaan Idle Up ……………………………….…………….…………………… 43
7. Pemeriksaan Putaran Fast Idle ……………….. ……………….…………………… 43
v
I. DASAR PEMBAKARAN
A. PRINSIP KERJA MESIN
Mesin yang digunakan pada motor bensin dan motor diesel adalah mesin jenis gerak bolak
balik (reciprocating engine). Komponen dasar dari mesin ini terdiri dari mekanisme engkol
dan piston yang komponen utamanya meliputi: silinder, piston, batang piston dan poros
engkol. Dari mekanisme tersebut terbentuklah suatu ruangan diatas piston yang biasa
disebut sebagai ruang bakar.
PANAS BAHAN
UDARA
BAKAR
RUANG SILINDER
BAKAR
PISTON
CONNECTING ROD
CRANKSHAFT
Prinsip kerja dari mesin diatas adalah merubah energi panas menjadi energi gerak. Panas
pada motor diperoleh dari proses pembakaran didalam mesin. Karena itu agar mesin dapat
bekerja, maka udara dan bahan bakar harus masuk ke dalam ruang bakar, udara dan bahan
bakar tersebut kemudian harus bercampur secara homogen. Setelah udara dan bahan bakar
bercampur secara homogen, maka dengan adanya panas yang masuk maka campuran udara
dan bahan bakar tersebut akan terbakar. Dengan terbakarnya campuran udara dan bahan
bakar didalam ruang bakar, maka panas didalam ruang bakar akan meningkat beberapa kali
lipat dan hal ini akan mengakibatkan tekanan didalam ruang bakar menjadi tinggi sekali.
Tekanan ini akan menyebabkan piston terdorong ke bawah didalam silinder. Gerakan piston ini
kemudian diteruskan oleh batang piston untuk memutarkan poros engkol. Gerakan inilah yang
menghasilkan tenaga pada mesin. Campuran udara dan bahan bakar yang telah terbakar
kemudian dibuang.
Posisi tertinggi dari piston disebut Titik Mati Atas ( TMA). Sedangkan posisi paling bawah yang
dicapai piston disebut Titik Mati Bawah (TMB). Jarak TMA – TMB disebut langkah piston.
1
Dari prinsip kerja mesin diatas dapat disimpulkan bahwa agar mesin dapat bekerja ada 4
proses yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mesin harus memasukan udara dan bahan bakar. Proses ini disebut proses Isap
2. Agar udara dan bahan bakar dapat dibakar maka udara dan bahan bakar tersebut harus
dicampur secara homogen dan berbentuk gas. Untuk mencapai hal ini maka mesin
harus melakukan proses yang disebut proses Kompresi.
3. Setelah campuran udara dan bahan bakar bercampur secara homogen maka untuk
memperoleh panas, maka campuran tersebut harus dibakar, kemudian panas hasil
pembakaran terebut dirubah menjadi tenaga gerak oleh mekanisme piston. Proses ini
disebut proses Usaha.
4. Agar mesin dapat bekerja kembali, maka campuran udara dan bahan bakar yang telah
terbakar harus dikeluarkan dari dalam silinder. Proses ini disebut proses Buang.
Keempat proses tersebut harus berlangsung secara urut dan tetap, dan berlangsung secara
terus-menerus. Proses isap, kompresi, usaha dan buang ini disebut satu siklus.
ISAP
(SUCTION)
BUANG KOMPRESI
(EXHAUST) (COMPRESION)
USAHA
(WORK)
Dilihat dari cara menyelesaikan siklus tersebut mesin dapat dibagi menjadi 2 yaitu : mesin 4
langkah dan mesin dua langkah.
Mesin 4 langkah (juga biasa disebut mesin 4 tak) adalah mesin yang untuk menyelesaikan
siklus kerja tersebut diperlukan 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol.
Mesin 2 langkah adalah mesin yang untuk menyelesaikan satu siklus hanya memerlukan 2 kali
gerakan piston atau 1 putaran poros engkol.
2
B. KOMPOSISI UDARA
N2
(Nitrogen)
78 %
Pembakaran terjadi karena ada tiga komponen yang bereaksi, yaitu bahan bakar, oksigen dan
panas. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka tidak akan timbul reaksi
pembakaran.
Pembakaran
Contoh:
Gambar 4 merupakan reaksi pembakaran sempurna. Diasumsikan semua bensin terbakar dengan
sempurna dengan perbandingan udara dan bahan bakar 14,7:1.
3
Dari Udara Ke Udara
Bensin Air
PEMBAKARAN
Pembakaran
Karena pembakaran diawali oleh percikan api busi maka mesin jenis ini disebut juga spark-
ignition engine atau mesin pengapian busi.
4
Proses pembakaran pada mesin bensin tidak dapat terjadi dengan sempurna. Ada lima alasan
mengapa hal ini terjadi yaitu:
1. waktu pembakaran singkat;
2. overlaping katup;
3. udara yang masuk tidak murni hanya oksigen;
4. bahan bakar yang masuk tidak murni C8H18;
5. kompresi tidak terjamin rapat sempurna.
Pembakaran yang tidak sempurna itu menghasilkan gas buang beracun, misalnya CO, HC,
NOx, Pb, SOx, CO2, dan juga masih menyisakan oksigen di saluran gas buang.
Komposisi gas buang bila digambarkan dalam bentuk diagram/grafik, akan tampak seperti
Gambar 7.
Contoh berikut ini merupakan komposisi gas buang mesin bensin dalam kondisi normal.
5
2. Proses Terbentuknya Gas Buang
CO (Karbon Monoksida)
Bila karbon di dalam bahan bakar terbakar dengan sempurna, akan terjadi reaksi yang
menghasilkan CO2 sebagai berikut.
C + O2 CO2
Apabila unsur oksigen (udara) tidak cukup, pembakaran tidak sempurna sehingga karbon di
dalam bahan bakar terbakar dalam suatu proses sebagai berikut.
C + ½O2 CO
Dengan kata lain, emisi CO dari kendaraan banyak dipengaruhi oleh perbandingan campuran
antara udara dengan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar (A/F). Jadi, untuk mengurangi
CO, perbandingan campuran ini harus dibuat kurus (excess air). Namun, akibat lain HC dan
NOx lebih mudah timbul serta output mesin menjadi kurang.
HC (Hidrokarbon)
Sumber emisi HC dapat dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut:
1. bahan bakar yang tidak terbakar dan keluar menjadi gas mentah;
2. bahan bakar terpecah karena reaksi panas berubah menjadi gugusan HC lain yang
keluar bersama gas buang.
C8H18 H + C + HC
Sebab utama timbulnya HC, sebagai berikut:
1. sekitar dinding-dinding ruang bakar bertemperatur rendah, di mana temperatur itu tidak
mampu melakukan pembakaran;
2. missing (missfire);
3. adanya overlap intake valve (kedua valve sama-sama terbuka) sehingga merupakan gas
pembilas/pembersih.
6
N2 (Nitrogen)
Udara yang digunakan untuk pembakaran dalam mesin, sebagian besar terdiri dari inert gas,
yaitu N2. Pada saat terjadi pembakaran, sebagian kecil N2 akan bereaksi dengan O2
membentuk NO2. Sebagian besar lainnya tetap berupa N2 hingga keluar dari mesin.
O2 (Oksigen)
Pembakaran yang tidak sempurna dalam mesin menyisakan oksigen ke udara. Oksigen yang
tersisa ini semakin kecil bilamana pembakaran terjadi makin sempurna.
Partikulat
Partikulat terdiri dari unsur C (karbon) yang masih berupa butiran partikel, dan residu atau
kotoran lain dihasilkan oleh pembakaran pada motor diesel. Partikulat sebagian besar
dihasilkan oleh adanya residu dalam bahan bakar. Residu tersebut tidak ikut terbakar dalam
ruang bakar, tetapi terbuang melalui pipa gas buang.
Pembakaran mesin diesel paling banyak menghasilkan partikulat karena di dalam bahan bakar
diesel mengandung banyak residu dengan kadar C yang banyak. Hal itu mengakibatkan
setelah selesai proses pembakaran, karbon/arang yang tidak terbakar akan terbuang melalui
pipa gas buang.
H2O
H2O merupakan hasil reaksi pembakaran dalam ruang bakar, di mana kadar air yang dihasilkan
tergantung dari mutu bahan bakar. Makin banyak uap air dalam pipa gas buang,
mengindikasikan pembakaran semakin baik. Semakin besar uap air yang dihasilkan, pipa
knalpot tetap kelihatan bersih dan ini sekaligus menunjukkan makin bersih emisi yang
dihasilkan.
Alat uji emisi yang menggunakan istilah AFR bisa menampilkan angka, misalnya:
AFR = 14,7 berarti campuran ideal;
AFR >14,7 berarti campuran kurus/miskin;
AFR < 14,7 berarti campuran gemuk/kaya.
Lambda ()
Untuk membandingkan antara teori dan kondisi nyata, dirumuskan suatu perhitungan yang
disebut dengan istilah lambda (). Secara sederhana, dituliskan sebagai berikut.
7
Jika jumlah udara sesungguhnya 14,7, maka:
14,7 14,7
=---------------- = ------------ =1
14,7:1 14,7
Artinya:
=1 berarti campuran ideal
>1 berarti campuran kurus (lebih banyak udara)
<1 berarti campuran kaya (kekurangan udara)
Namun, baik nilai maupun AFR yang ditampilkan oleh alat uji merupakan hasil perhitungan
dari rumus (OIML standard) berikut ini.
-----------
Hcv Ocv
Keterangan :
[ ] : konsentrasi dalam %
Kl : faktor konversi untuk pengukuran FID ke pengukuran NDIR
Hcv : perbandingan atom hidrogen dengan karbon
Ocv : perbandingan atom oksigen dengan karbon
OIML : Organisation Internatonale de Metrologie Legale
Namun, tidak semua alat menggunakan rumus yang sama, bergantung pada standar yang
diikuti.
Berikut ini tabel panduan persamaan nilai dan AFR.
AFR AFR
5 0,340 15 1,020
6 0,408 15,5 1,054
7 0,476 16 1,088
8 0,544 16,5 1,122
9 0,612 17 1,156
10 0,680 17,5 1,190
11 0,748 18 1,224
12 0,816 18,5 1,259
13 0,884 19 1,293
14 0,952 19,5 1,327
14,7 1,000 20 1,361
Pemahaman terhadap nilai ini mempermudah teknisi untuk menyatakan kondisi campuran
yang masuk ke dalam mesin serta menganalisis kondisi mesin dengan cepat.
8
Grafik Hubungan AFR dan Gas Buang CAMPURAN IDEAL
LAMBDA
Grafik di atas menggambarkan hubungan antara nilai dengan gas buang yang dihasilkan
mesin (diasumsikan mesin dalam kondisi normal dengan kecepatan konstan). Seperti terlihat
pada grafik, konsentrasi emisi CO dan HC menurun pada saat NO x meningkat seiring dengan
AFR yang semakin kurus. Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun tetapi CO dan HC
meningkat. Hal ini berarti, pada mesin bensin sangat sulit untuk mencari upaya penurunan
emisi CO, HC dan NO x pada waktu bersamaan, apalagi dengan mengubah campurannya saja.
Grafik konsumsi bahan bakar (b) mencapai titik terendah pada posisi beberapa titik di atas 1.
Pada posisi itu pula didapatkan nilai NOx yang tinggi meskipun CO dan HC pada titik rendah
dan pembakaran terjadi mendekati sempurna, CO2 maksimum.
Jika menginginkan kondisi pembakaran dengan tenaga maksimum, harus dibuat lebih rendah
dari nilai 1, kira-kira 0,90. Namun, didapatkan konsekuensi bahwa konsumsi dan emisi CO dan
HC akan meningkat tinggi.
9
II. BAHAN BAKAR
Ada 2 jenis bahan bakar yang saat ini banyak digunakan pada kendaraan. Bahan-bahan
tersebut ada yang berisi racun dan zat kimia yang mudah terbakar. Karena itu agar dapat
menangani bahan bakar secara benar kita harus mengetahui karakteristik masing-masing.
Dengan demikian kita dapat menghindari kerusakan komponen kendaraan akibat kesalahan
penggunaan bahan bakar.
A. BENSIN
1. Sifat Utama Bensin
Bensin merupakan bahan bakar hasil dari penyulingan minyak bumi. Bensin
mengandung gas yang mudah terbakar. Sifat-sifat dari bensin adalah :
a. Mudah menguap pada suhu ruang
b. Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau
c. Mempunyai titik nyala rendah (antara –100 sampai - 150
d. Berat jenis antara 0,60 – 0.78
e. Dapat melarutkan oli dan karet
f. Nilai kalori antara 9.500 – 10.500 K.cal/Kg.
g. Sedikit meninggalkan karbon setelah dibakar
2. Syarat – Syarat Bensin
Agar mesin dapat bekerja dengan lembut bensin dituntut untuk memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Mudah terbakar
Dapat terbakar dengan serentak didalam ruang bakar tanpa meninmbulkan knocking
b. Mudah menguap
Bensin harus mudah menguap, sehingga dapat bercampur dengan udara secara
mudah saat mesin masih dingin.
c. Tidak Beroksidasi dan Bersifat Pembersih
Selama disimpan bensin tidak boleh mengalami perubahan bentuk dan kualitas.
Selain itu bensin harus dapat mencegah pengendapan pada sistem bahan bakar.
3. Angka Oktan
Menunjukkan kemampuan bahan bakar bensin terhadap anti knock. Semakin tinggi
angka oktan semakin besar ketahanan bahan bakar terhadap kemungkinan timbulnya
gejala knocking.
B. SOLAR
1. Sifat Utama
Sifat-sifat dari solar adalah :
a. Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau
b. Encer dan tidak menguap dibawah temperaur normal
c. Mempunyai titik nyala antara 400 – 1000C
d. Terbakar spontan pada suhu 3500C
e. Berat jenis antara 0,82 – 0,86
f. Nilai kalori aekitar 10.500 K.cal/Kg
g. Kandungan sulfur lebih besar
10
Solar harus tetap encer pada suhu rendah, sehingga mesin dapat dihidupkan dengan
mudah.
c. Daya pelumasan
Solar juga berfungsi sebagai pelumasan untuk komponen pompa injeksi dan nosel.
Karena itu solar dipersyaratkan mempunyai sifat daya pelumas yang baik.
d. Kekentalan
Solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan oleh
injektor
e. Kandungan sulfur
Kandungan sulfur harus dibuat sekecil mungkin, hal ini dikarenakan sifat sulfur yang
merusak komponen mesin.
f. Stabil
Solar harus tidak berubah kwalitasnya, tidak mudah larut dan lain-lainya selama
disimpan.
4. Angka Cetane
Menunjukkan tingkatan kemampuan bahan bakar solar terhadap knocking. Angka yang
lebih besar menunjukkan bahwa semakin besar kemampuan solar terhadap knocking.
Angka cetane yang umum digunakan pada solar berkisar antara 40 – 45.
Apabila angka cetane yang dipergunakan tidak sesuai dengan rancangan mesin, timbul
masalah sebagai berikut.
a. Jika terlalau tinggi, timbul efek panas yang berlebihan terhadap mesin sehingga
komponen mesin cepat rusak.
11
III. SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
A. PENDAHULUAN
Sistem bahan bakar berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam mesin
dalam bentuk kabut. Ada dua metode penyaluran tersebut yaitu sistem bahan bakar dengan
karburaotor dan sistem injeksi (EFI). Masalah EFI akan dibahas dalam bab tersendiri.
Pada motor bensin yang memakai karburator, percampuran bensin dan udara masih bersifat
alami yaitu bensin bercampur dengan udara melalui karburator sebelum dihisap oleh motor.
Sistem bahan bakar pada motor bensin memiliki peranan yang sangat penting dalam
menghasilkan energi pembakaran sebagai suatu sistem yang berfungsi menyediakan dan
mensuplai bahan bakar ke karburator atau injector. Bensin dapat bercampur dengan udara
karena diisap motor.
12
C. KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
1. Tangki Bahan Bakar
Tangki bahan bakar berfungsi sebagai penampung persediaan bahan bakar. Tangki
bahan bakar dibuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilengkapi dengan anti
karat. Tangki ini biasanya diletakkan dibawah atau dibagian belakang kendaraan untuk
mencegah terjadinya kebocoran dan benturan. Tangki bahan bakar ini biasanya
dilengkapi dengan pipa pengisi, sebuah baut penguras (drain Plug) yang dipasang
didasar tangki dan sebuah sender gauge yang berfungsi untuk mengukur jumlah bahan
bakar yang berada dalam tangki. Tangki bahan bakar umumnya dilengkapi separator /
pemisah bahan bakar yang berfungsi untuk mencegah agar bahan bakar tidak
bergoyang saat kendaraan berjalan pada jalan yang jelek atau direm secara tiba-tiba.
Bila tidak dilengkapi dengan separator, maka pada saat bahan bakar tidak penuh saat
terkena goyangan tangki bahan bakar akan menimbulkan bunyi atau bahan bakar
keluar melalui saluran pernapasan. Kontruksi ujung pipa penghisap umumnya dipasang
2-3 cm dari dasar tangki, dengan harapan air atau kotoran kasar tidak terhisap. Karena
itu untuk perawatan, maka tangki bahan bakar ini secara periodik harus dibersihkan.
SALURAN
SALURAN PENGEMBALI SALURAN
PERNAPASAN SENDER BAHAN
UTAMA
BAKAR
PIPA HISAP
BAHAN BAKAR
DRAIN PLUG
SALURAN PENGISI
SPARATOR SARINGAN
13
3. Saringan Bahan Bakar
Saringan bahan bakar diletakkan
antara tangki dan pompa bahan bakar
yang berfungsi untuk menyaring
kotoran atau air yang mungkin
terdapat didalam bensin.
Elemennya terdapat didalam saringan,
agar dapat menurunkan kecepatan
aliran bahan bakar dan juga
menyebabkan air, dan partikel kotoran
yang lebih.
14
5. Charcoal Canister (Hanya model tertentu)
Berfungsi untuk menampung sementara uap bensin (HC) dari ruang pelampung
karburator dan uap bensin dari ruang tangki bahan bakar saat tekanannya tinggi. Saat
tekanan didalam tangki turun maka uap bensin dari coal canister akan dihisap ke
tangki bensin. Uap bensin pada harcoal canister ini akan dialirkan ke intake manifold
saat mesin hidup.
6. Karburator.
Berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar sesuai dengan kondisi kerja mesin,
serta untuk mengatur putaran mesin.Karena karburator merupakan inti dari sistem
bahan bakar maka untuk lebih jelasnya akan dibahas tersendiri. Ada berbagai macam
jenis karburator. Akhir-akhir ini karena tuntutan emisi gas buang dan efisiensi bahan
bakar bentuk karburator semakin komplek.
15