NPM: 260110160122
3. Jelaskan fenomena koloni putih dan biru pada hasil transformasi DNA rekombinan yang
menggunakan pGEM-T!
Penyeleksian dengan hasil biru putih (blue-white screening) merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan sel mengandung plasmid rekombinan dengan sel
mengandung plasmid tanpa insert. Seleksi biru putih ini dilakukan untuk mencari tahu
keberhasilan proses ligasi atau keberadaan DNA sisipan. Metode ini menggunakan media
yang mengandung X-gal dan IPTG (Isopropyl Thiogalactoside atau isopropyl beta-D-
thiogalactopyranoside). Transforman yang kemudian dihasilkan ada yang berwarna biru
dan putih, adanya warna biru karena senyawa X-gal dalam medium.
Hasil transformasi dinyatakan berhasil apabila terlihat bahwa koloni berwarna
putih terbentuk pada cawan dengan penambahan X-gal dan IPTG X-gal adalah molekul
yang mirip galaktosa, sedangkan IPTG merupakan inducer enzim β-galaktosidase. Jika
proses ligasi atau penyambungan fragmen DNA tidak berhasil ditandai dengan warna
koloni berwarna biru. Jika koloni berwarna biru artinya proses transformasi yang dilakukan
tidak berhasil hal ini dapat terjadi karena ukuran insert terlalu kecil sehingga tidak mampu
membuat gen lac-Z terinaktifasi atau posisi sisipan yang tidak tepat, dan insert yang diklon
bersifat toksik bagi sel bakteri.
6. Jelaskan strategi untuk mendapatkan protein rekombinan yang murni dengan Histaq pada
vektor ekspresi
Terdapat 3 strategi yang digunakan:
a. Ekspresi vektor dengan sebuah promotor yang kuat. Dengan lebih banyak mRNA
akan menghasilkan lebih banyak protein
b. 1. Vektor ekspresi dengan sebuah promoter yang diinduksi.
2. Oleh protein luar ketika ekspresi berlebihan dapat menjadi racun
3. Menjaga ekspresi gen berhenti sampai waktunya untuk terjadi ekspresi.
Obat – inducible
Pemanasan – inducible
c. Vektor ekspresi dengan sebuah fusi penanda afinitas untuk pemurnian.
6 penanda histidin
Glutation penanda histidine
Maltosa pengikat protein
7. Jelaskan mekanisme kerja Lac operon dan bagaimana sistem ini diadopsi pada pada vektor
ekspresi
Operon laktosa terdiri atas 3 gen structural utama yaitu gen lac Z mengkode enzim
β-galaktosidase yang menghasilkan dua monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa, gen lac
Y mengkode permease galaktosida, yaitu enzim yang berperan dalam pengangkutan
laktosa dari luar ke dalam sel, dan gen lac A mengkode enzim transasetilase thiogalaktosida
yang perannya belum diketahui secara jelas. Ketiga gen struktural tersebut dikendalikan
ekspresinya oleh satu promoter yang sama dan menghasilkan satu mRNA yang bersifat
polisistronik. Selain ketiga gen structural tersebut, juga terdapat gen regulator lac I yang
mengkode suatu protein repressor dan merupakan bagian sistem pengendalian operon
laktosa.
Gen untuk ß-galaktosidase merupakan bagian dari sebuah operon,
operon lac (lac untuk metabolism laktosa), yang mencakup dua gen lain yang mengkode
protein yang berfungsi di dalam metabolisme laktosa. Keseluruhan unit transkripsi ini
berada di bawah perintah satu operator dan satu promoter. Gen pengatur, lacl, terletak di
luar operon, mengkode protein repressor alosterik yang dapat mengubah operon lac ke
keadaan off dengan cara mengikatkan diri pada operator. Dalam keadaan ini, suatu molekul
kecil yang spesifik, disebut induser, menginaktifkan represor. Untuk operon lac,
indusernya adalah alolaktosa, sebuah isomer dari laktosa yang terbentuk dalam jumlah
kecil dari laktosa yang masuk ke dalam sel.