Anda di halaman 1dari 6

Learning Objective

1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses identifikasi primer dan identifikasi sekunder


2. Mahasiswa memahami tentang tanatology
3. Mahasiswa memahami tentang traumatologi
4. Mahasiswa memahami teknik deskripsi luka
5. Mahasiswa memahami teknik otopsi dan pembuatan visum

Pertanyaan yang diharapkan muncul :


1. Bagaimana cara mengidentifikasi siapakah jati diri jenazah tersebut, apakah yang
meninggal di laut atau di sungai?

2. Sudah berapa lama korban meninggal dunia (postmortem interval)?

3. Apa sebab dan mekanisme kematian korban? Apakah karena trauma tumpul, tenggelam,
atau keracunan ?

4. Bagaimana mengetahui tanda-tanda traumatologi pada jenazah ?

5. Bagaimana teknik pembuatan deskripsi luka pada jenazah tersebut?

Jawaban

1. Identifier primer, yaitu : sidik jari (fingerprints), sidik DNA, data gigi geligi (dental
records).

Identifier sekunder, yaitu : medis (medical), kepemilikan(property) , dokumentasi


(photography)

2. Prinsip identifikasi adalah membandingkan antara data korban sebelum meninggal dunia
(antemortem ) dengan data korban setelah meninggal dunia (postmortem).

Korban teridentifikasi secara ilmiah jika telah terpenuhi minimal salah satu identifier
primer baik atau tanpa disertai identifier sekunder. Atau telah terpenuhi minimal dua
identifier sekunder

3. Lama waktu korban telah meninggal dunia :


Kaku mayat dimulai 6 jam setelah meninggal dunia, 12 jam setelah meninggal dunia
terjadi kaku mayat keseluruhan persendian tubuh, dan kaku mayat bertahan hingga 24
jam setelah meninggal dunia

Lebam mayat dimulai 2 jam setelah meninggal dunia, jika lebam mayat ditekan maka
akan hilang dengan penekanan tersebut. jika lebam mayat telah terjadi di atas 4 jam maka
tidak hilang dengan penekanan

Pembusukan dimulai di dinding perut kanan bawah yang berwarna kehijauan 24 jam
setelah meninggal dunia.

Larva lalat dimulai setelah ada lalat hinggap di tubuh jenazah. penentuan jenis lalat oleh
entomologist untuk mengetahui siklus hidup lalat dan kebiasaan hidup lalat terkait
dengan kapan lalat hinggap di tubuh jenazah. Dari siklus hidup dapat diketahui estiamasi
kapan korban meninggal. Contoh : lalat rumah (musca domestica), lalat dewasa hinggap
di jenazah yang yang telah membusuk (kematian di atas 24 jam). Telur menetas setelah
8-12 jam, instar I setelah 36 jam, instar II setelah 1-2 hari, instar III setelah 3-4 hari. Pupa
kurang dari 7 hari. Siklus tersebut berlangsung pada suhu 22 derajat Celcius.

4. Penulisan penyebab kematian menurut ICD 10

Tata cara penulisan ICD 10 :

Ia. Penyebab kematian langsung

Ib & Ic. Penyebab kematian antara

Id. Penyebab kematian dasar

II. Penyakit/ keadaan lain yang berperan terhadap kematian, tetapi tidak berhubungan
dengan urutan peristiwa pada bagian I

Penyebab langsung : penyakit atau kondisi yang secara langsung menyebabkan kematian.
Contoh sebab kematian langsung : hepatic failure, traumatic shock, hematemesis,dll

Penyebab antara : penyakit/ kondisi yang menyebabkan terjadinya penyakit yang


disebutkan pada penyebab kematian langsung (Ia)

Penyebab dasar : penyakit/ kondisi atau cedera yang merupakan awal dimulainya
perjalanan penyakit menuju kematian, atau Keadaan kecelakan /tindakan kekerasan yang
menyebabkan cedera dan berakhir dengan kematian
5. Penulisan penyebab kematian menurut forensic :

Penyebab kematian : penyakit atau cedera /luka –luka yang bertanggung jawab atas
terjadinya kematian. Contoh : TBC, luka tusuk,dll

Mekanisme kematian : gangguan fisiologik dan atau biokimiawi yang ditimbulkan oleh
penyebab kematian sedemikian rupa sehingga seseorang tidak dapat terus hidup. Contoh :
syok sepsis, perdarahan,dll

Cara kematian : macam kejadian yang menimbulkan penyebab kematian, yaitu kematian
wajar dan kematian tidak wajar. Contoh cara kematian yang wajar : penyakit , Contoh
cara kematian yang tidak wajar : kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan

Contoh tata cara penulisan sebab dan mekanisme kematian menurut forensic :

Contoh : sebab kematian orang ini adalah luka tusuk di dada kiri yang merobek otot
jantung sehingga terjadi perdarahan hebat

Contoh :sebab kematian orang ini adalah trauma tumpul di kepala yang menimbulkan
perdarahan otak sehingga terjadi desakan pada batang otak

6. Benda penyebab luka :

a. benda fisik (listrik, suhu, perubahan tekanan udara)

b. benda mekanik (benda tajam, benda tumpul)

c. benda kimiawi (benda asam dan basa)

d. kombinasi benda dg sifat berbeda (anak peluru yg merupakan kombinasi benda


mekanik dan fisik)

luka antemortem atau postmortem :

Jaringan setempat masih hidup waktu terjadinya (Retraksi jaringan, Reaksi vaskuler,
Reaksi mikroorganisme (infeksi), Reaksi biokimiawi

Organ dalam masih berfungsi saat terjadi trauma (adanya perdarahan hebat, dapat
ditemukan adanya emboli udara, dapat ditemukan emboli lemak, dapat ditemukan
pneumothorak, dapat ditemukan adanya emfisema kulit (krepitasi kulit))

Umur luka memalui pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis.

Pemeriksaan makroskopis : contoh : memar, awal berwarna merah kebiruan, setelah 4-5
hari warna berubah menjadi kuning kehijauan, sesudah lebih dari 1 minggu warna
berubah menjadi kekuningan.
Pemeriksaan mikroskopis : reaktivasi/proliferasi fibroblast sekitar 15 jam setelah trauma,
pembentukan jaringan granulasi yang memilki vaskularisasi yang lengkap sekitar 3 hari,
pembentukan serabut kolagen 4-5 hari setelah trauma. Epitelisasi pada hari ketiga.
Pembentukan jaringan parut sekitar satu minggu setelah trauma.

Konteks penyebab luka : pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan

Cirri-ciri luka pembunuhan

Lokasi luka di sembarang tempat yaitu di daerah yang mematikan dan daerah yang tidak
mematikan, lokasi tersebut didaerah yang dapat dijangkau maupun yang tidak dapat
dijangkau oleh tangan korban, pakaian yang menutupi daerah luka ikut robek terkena
senjata, dapat ditemukan luka tangkisan yang biasanya terletak di lengan bawah bagian
luar.

Cirri-ciri luka bunuh diri

Lokasi luka pada daerah yang mematikan secara cepat, lokasi tersebut dapat dijangkau
oleh tangan korban, pakaian yang menutupi luka tidak ikut robek, ditemukan luka
percobaan

Cirri-ciri luka kecelakaan

Luka luka tidak menggambarkan luka bunuh diri atau pembunuhan. Perlu pemeriksaan di
TKP.

Akibat luka :

Luka ringan : luka yg tdk menimbulkan penyakit atau halangan dlm menjalankan
pekerjaan mata pencahariannya

Luka sedang : luka yg dpt menimbulkan penyakit atau halangan dlm menjalankan
pekerjaan/jabatan mata pencaharian utk sementara waktu

Luka berat : luka yg memiliki karekteristik salah satu dari karakteristik berikut :

a. Tidak dapat diharapkan utk sembuh

b. Mendatangkan bahaya maut

c. Memberikan rintangan tetap menjalankan pekerjaan, jabatan atau mata


pencaharian

d. Menyebabkan kehilangan salah satu dari panca indra


e. Menyebabkan cacat besar atau kudung

f. Mengakibatkan kelumpuhan, mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu


lamanya atau lebih

g. Mengakibatkan keguguran atau matinya janin dalam kandungan

7. Deskripsi luka :

- Jumlah luka

- Lokasi luka

a. Berdasarkan regio anatomi

b. Berdasarkan garis koordinat

- Bentuk luka, meliputi :


a. Bentuk seblm dirapatkan
b. Bentuk sesdh dirapatkan mjd rapat (krn benda tsb hanya memisahkan, tdk
menghancurkan jaringan), membentuk garis lurus atau sedikit lengkung
- Ukuran luka, meliputi :
a. Ukuran sebelum dirapatkan
b. Ukuran sesudah dirapatkan
- Sifat-sifat luka, meliputi:
a. Garis batas luka, meliputi : bentuk, tepi, dan sudut luka
b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi : tebing luka, ada tidaknya
jembatan jaringan antara kedua tebing, dan dasar luka
c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi : ada tidaknya memar ataupun
kelainan lainnya
8. Deskripsi organ : berat, ukuran, permukaan, konsistensi, warna,
9. Teknis irisan : Irisan berbentuk I mulai dari bawah dagu hingga supra simfisis pubis.
10. Teknik mengeluarkan organ :
1.Teknik Virchow : organ dikeluarkan perorgan
2.Teknik Rokitansky : organ dikeluarkan secara en bloc
3. Teknik Letulle : organ dikeluarkan secara keseluruhan en masse
4. Teknik Ghon : pengeluaran organ berdasarkan 3 Bloc
Teknik yang dipakai tergantung operator.
11. Sistematika Visum et Repertum korban hidup :
Pendahuluan : identitas peminta visum, dokter pembuat visum, korban, waktu
pemeriksaan, tempat pemeriksaan

Pemberitaan : keadaan umum dan tanda vital, deskripsi luka, data pemeriksaan penunjang
jika ada pemeriksaan penunjang

Kesimpulan : identitas korban, umur luka, jenis luka, jenis kekerasan, kualifikasi luka :
ringan sedang atau berat

Penutup : keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah ketika menerima jabatan
sebagai dokter

12. Sistematika Visum et Repertum korban mati :

Pendahuluan : identitas peminta visum, dokter pembuat visum, korban, waktu


pemeriksaan, tempat pemeriksaan

Pemberitaan : identitas umum dan cirri khusus korban, tanda-tanda kematian, deskripsi
luka dan deskripsi organ, data pemeriksaan penunjang

Kesimpulan : identitas korban, sebab dan mekanisme kematian, dll

Penutup : keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah ketika menerima jabatan
sebagai dokter.

13. Sarat formal : keterangan diberikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku ( ada
surat permintaan pemberian keterangan dari penegak hukum)

Sarat material : keterangan dokter sesuai dengan ilmu pengetahuan yang teruji
kebenarannya dan telah diakui oleh peer groupnya.

Anda mungkin juga menyukai