Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Lantar belakang

   Istilah pasar di artikan sebagi tempat pertemuan antar penjual dan pembeli untuk
mempertukarkan barang- barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang
sering di sarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang
melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk tertentu. Di dalam pihak, para
pengusaha sering mendefenisikan pasar berdasarkan pengelompokan pelanggan, sehingga di
kenal berbagai jenis pasarseperti pasar kebutuhan, pasar produk, pasar demografis, dan pasar
geografis, bahkan mereka memperluas penggolongannya sehingga di kenal istilah pasar pembeli
suara, pasar tenaga kerja, dan pasar donor. (kotler, 1997).

     Pasar juga dapat di artikan sebagia tempat terjadinya penawaran dan permintaan, taransaksi,
tawar- menawar niali, (harga), dan atau terjadinya pemindahan kepemilikan melalui
suatubkepekaan tersebut dapat berupa kesepakatan harga, cara pembayaran, cara pengiriman,
tempat pengembalian , atau penerimaan produk, jenis dan jumlah produk, spesifikasi serta mutu
produk, dan lain – lain kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan produk.

Pertanian sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat Indonesia adalah penerapan akal
dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan sehingga
tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi lebih bermanfaat bagi manusia. Teknologi budidaya tanaman
memiliki prinsipmembudidayakan tanaman liar yang kemudian digunakan atau dimanfaatkan
sebagai tanaman pangan, untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan hasil tinggi secara
kuantitatif atau kualitatif. Kemajuan ilmu pengetahuan khususnya genetika dan propagasi
tanaman telah melahirkan berbagai metode pemuliaan tanaman. Melalui metode pemuliaan
tanaman yang berkembang pesat manusia dapat menciptakan tanaman yang berpotensi tinggi
dengan cepat sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Potensi tanaman dapat berupa produktifitas,
toleransi terhadap pengganggu atau toleransi terhadap keterbatasan faktor pertumbuhan.
Tanaman berpotensi tinggi lazim disebut varietas unggul atau kultival unggul.

Tanaman mentimun dapat diusahakan di dataran rendah sampai dataran tinggi. Namun di
Indonesia kebanyakan di tanam di dataran rendah. Berbagai jenis lahan sawah, tegalan, dan lahan
gambut dapat ditanami tanaman ini. Selain itu, mentimun juga dapat ditanam sebagai tanaman
sela diantara tanaman palawija atau  sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam
dengan pola tumpang sari ataupun tumpang gilir. Pada dasarnya tanaman mentimun dapat
tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan
sampai pada tanah yang bertekstur berat dan juga pada tanah organik seperti gambut dapat
diusahakan sebagai tempat budidaya mentimun. Peningkatan produksi mentimun dapat dipacu
dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi harus dilakukan secara terpadu.
Pengembangan budidaya mentimun mempunyi penting dan sumbangan yang cukup besar
terhadap peningkatan taraf hidup petani, penyediaan bahan pangan bergizi, serta perluasan
kesempatan kerja dapat diandalkan sebagai satu komoditas ekspor non migas dari sector
pertanian.

Mentimun umumnya sangat digemari oleh masyarakat dan dikonsumsi dalam bentuk lalapan,
sari buah, asinan, acar, dan lain-lain. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini
mengandung mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori,
0,8 protein, o,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin,
natirum 5,00 mg, niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin
B1 dan 0,2 IU vitamin B2. Di samping itu, buah mentimun juga dapat digunakan sebagai obat-
obatan tradisional seperti untuk sakit tenggorokan dan panas dalam, sebagai bahan industri
terutama di bidang kosmetik untuk dijadikan pencuci muka.

Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 ton/ha sampai 4,8 ton/ha, padahal
produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 to ha. Budidaya tanaman mentimun dalam skala
produksi yang tinggi dan intensif belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun
ditanam sebagai tanaman selingan (Warintek, 2006)

 1.2. Tempat dan Waktu Praktikum

   1.2.1. Tempat Praktikum

    Adapun tempat paraktikum yaitu bertempat di lakukan ( pasar baru) kec, bacan tengah

   1.2.2. Waktu Praktikum

       Adapun waktu praktikum yaitu : Hari sabtu, 14 Januari 2014. Pkl 10.00- selesai        

1.3 Tujuan dan Kegunaan Tempat

   1.3.1. Tujuan praktek

Adapun tujuan praktikum yang kami dapatkan adalah :

ü  Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tataniaga hasil pertanian

ü  Agar kita dapat memperoleh informasi langsung dari para produsen, pedangang pengumpul,
dan pedangagng pengecer dari hasil – hasil pertnian yang di peroleh.

ü  Mahasiswa dapat menjelaskan saluran pemasaran produk pertanian dan fungsi-fungsi serta
peran dari tataniaga/pemasaran hasil pertanian.

   1.3.2. Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan dari pada praktikum yang kami lakukan adalah :

  Untuk memperoleh wawasan dan infornasi bagi kami sebagai mahasiswa/ mahasisiwi
 Dari informasi yang kami peroleh dengan praktikum yang kami lakukan , dapat
memberikan suatu pengalaman yang nantinya akan menjadi pengnagn buat kami.

 BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

     Pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang di tujukan untuk memberi kepuasan dari
barang atau jasa yang di pertukarakan kepada konsumen atau pemakai (kontler, 1997). Defenisi
tersebut sangant tepat untuk di jadikan dasar dalam mendefenisiskan istilah pemasaran pertanian
karena pengertian tersebut dapat mencakup perpindahan barang atau jasa mulai dari subsistem
pengadaan dan penyaluran input pertania, produsen hasil pertanian, agroindustri, pedagang
pengumpul, pengecer dan lembaga – lembaga perantara dan pemakai lainnya. Dengan demikian
pemasaran pertanian dapat di defenisikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang di tujukan untuk
memberi kepuasan dari barang atau jasa yang di pertukarkan kepada konsumen atau pemakai
dalam bidang pertanian, baik input maupun produk pertanian.

2.2   Saluran Pemasaran

Proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke tangan konsumen akhir memerlukan
berbagai kegiatan fungsional pemasaran yang di tujukan untuk memperlancar proses penyaluran
barang atau jasa secara efektifdan efesien untuk memnuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kegiatan fungsional tersebut di sebut fungsi – fungsi pemasaran. Fungsi pemasara di lakukan
oleh lembaga – lembaga pemasaran yang di kait atau terlibat dalam proses pemasara suatau
komoditas, yang sistem pemasaran.

Walter (1977) dalam Basuswastha (1981) mengatakan bahwa saluranpemasaran adalah


sekelompok pedagang dan agen yang mengkombinasikan antarapemindahan fisik dan nama dari
suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagipasar tertentu.Menurut Soetrisno (2003), saluran
pemasaran dapat berbentuk sederhana dandapat pula rumit sekali. Hal tersebut tergantung pada
macam komoditi lembagapemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang monopoli memiliki
saluranpemasaran yang relatif sederhana dibanding sistem pasar yang lain. Barang yanglebih
cepat ke tangan konsumen biasanya mempunyai saluran pemasaran yang relative sederhana.
(anonim 2011)

Beberapa saluran pemasaran barang konsumsi dengan panjang yang berbeda :

 Saluran nol tingkat (saluran pemasaran langsung), terdiri dari suatu perusahaan
manufaktur yang menjual langsung ke pelanggan akhir.
 Saluran satu tingkat, berisi satu perantara penjualan seperti pengecer.
 Saluran dua tingkat, berisi tiga perantara, misalnya dalam industri pengemasan daging,
pedagang besar menjual ke pemborong yang akan menjualnya ke beberapa pengecer
kecil

2. 3 Marjin Pemasaran

Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai
pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail.
Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah quantitas produk yang dipasarkan.
Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin keuntungan.

Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran dikalikan
dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai
tambah (value added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari
sekumpulan jasa pemasaran/tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan
penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi
dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977). 

Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing
charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga
tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin
pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya
quantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga
yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari
margin pemasaran.  (anonim 2011)

Marjin pemasaran pertanian merupakan suatau kesatuan urutan lembaga – lembaga pemasaran
yang melakukan fungsi – fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian
produkpertanian dari produsen awal ketangan konsumen akhir, dan sebaliknya memperlancar
alira uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang di lakukan oleh lembaga –
lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem
komoditas. Oleh karena itu ada beberapa pihak yang menjadi petani atau produsen, pedagang
pengumpul, pedagang pengecer, dan konsumen.

2.4 Efisiensi Pemasaran

Yang dimaksud dengan efisiensi pemasaran adalah seberapa besar pengorbanan yang harus
dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran menunjang hasil yang bisa didapatkan dari kegiatan
pemasaran tersebut.  Efisiensi pemasaran dapat dicari dengan menghitung  rasio “keluaran-
masukan” dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan. Semakin tinggi nilai rasio keluaran-
masukan, maka pemasaran yang dilakukan semakin efisien. Umumnya efisiensi dapat dicapai
dengan salah satu di antara empat cara berikut :

 Keluaran tetap konstan, masukan mengecil


 Keluaran meningkat, masukan konstan
 Keluaran meningkat dalam kadar yang lebih tinggi dari peningkatan masukan

BAB III

KEADAAN UMUM PRAKTEK LAPANGAN

3.1 Letak Geografi dan Topografi

   Desa Labuha Kabupaten Halmahera Selatan berbatasan dengan Desa Amasing kali sebelah
utara, di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Hidayat, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Tomori, dan sebelah barat berbatasan dengan lautan.

Desa Labuha berada pada wilayah yang topografinya berdataran rendah. Secara keseluruhan
wilayah Desa Labuha Kecamatan Bacan berada pada ketinggian 5-10 meter diatas permukaan
laut.

   Kabupaten Halmahera Selatan sebagai daerah otonom yang baru dimekarkan dari Kabupaten
Maluku Utara (sekarang Halmahera Barat) Provinsi Maluku Utara sesuai UU Nomor 1 Tahun
2003, terletak antara 1260 45’ bujur timur dan 1290 30’ bujur timur dan 00 30’ lintang utara dan
20 00’ lintang utara. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah 40.236,72 Km2, yang
terdiri dari daratan seluas 8.779,32 Km2 (22%) dan luas lautan sebesar 31.484,40 Km2 (78%).

Keadaan iklim di Daerah Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh besar kecilnya tekanan
angin yang berasal dari laut seram dan laut maluku. Musim angin yang terjadi adalah pada
musim barat atau utara dan musim selatan atau timur tenggara yang diselingi dengan dua musim
pancaroba akibat dari transisi kedua musim tersebut. Besarnya curah hujan tersebut menurut
klasifikasi Schmidt F.H. dan J.H.A. Ferguson yang menunjukan Daerah Halmahera Selatan
tergolong dalam klasifikasi Tipe Iklim A dan B terkecuali daerah Saketa yang beriklim C dan
daerah Laiwui yang bertipe Am (Klasifikasi Koppen). Salah satu daerah di Kabupaten
Halmahera Selatan yang berada pada garis Katulistiwa yaitu Gugusan Pulau Gura Ici yang
berakibat suhu udara didaerah tersebut cukup tinggi, yaitu antara 20 – 31º C sedangkan daerah-
daerah lainya berada pada suhu udara 27 – 30º.

   Topografi Jika dilihat dari sifat permukaan dan kemiringan ( Topografi ) di Kabupaten
Halmahera Selatan terdapat 4 kategori yaitu :

 Tanah datar dengan kelas lereng 0-2% Seluas 107.874,05 Ha.


 Tanah landai dengan kelas lereng 2-15% seluas 243.991,08 Ha.
 Tanah agak curam kelas lereng 15-40% seluas 415.448,00 Ha.
 Tanah curam dengan kelas lereng 40% seluas 137.144,05 Ha.

Adapun Jenis Tanah yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan adalah :

 Jenis tanah kompleks terdapat padaObi bagian tengah


 Jenis tanah latosal terdapat pada : Gane Timur, Gane Barat, dan Bacan
 Jenis tanah regusol terdapat pada : Pulau makian, Pulau Obi pesisir utara
 Jenis tanah aluvial terdapat pada : Pulau Obi bagian barat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Responden

     4.1.1 Identitas Produsen

pengertian produsen adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Tabel 1. Identitas Produsen Pemasar komoditas Mentimun

Identitas Responden
Nama Masto
Jenis kelamin Laki-laki
Umur 35
Pendidikan Terakhir SMA
Jenis Pekerjaan Petani / pedagang
Jumlah tanggungan keluarga 5

         Data primer setelah diolah, 2014

4.1.2 Identitas Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan aktifitas
pemasaran, menyalurkan jasa dan produk pertanian kepada konsumen akhir serta memilki
jejaring koneksitas dengan badan usaha dan individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul
sebagai akibat kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang di inginkan sesuai waktu,
tempat maupun bentuknya.

Peran lembaga pemasaran adalah melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi


kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas
fungsi pemasaran yang di lakukan oleh lembaga konsumen. Nilai balas jasa tersebut tercermin
pada besarnya marjin pemasaran.
Tabel 2. Identitas Lembaga Pemasaran Mentimun di Pasar Labuha

Identitas Responden

Nama

Yuliati Bayau

Baka

Umur

21

50

Jenis Kelamin

Perempuan

Perempuan

Pendidikan Terakhir

SMA

SD

Jenis Pekerjaan

Pedagang

Pedagang

Jumlah tanggungan keluarga

    Data primer setelah diolah, 2014

4.2 Sistem Pemasaran


   Sistem pemasaran atau disebut juga dengan saluran distribusi pemasaran adalah Saluran yang
dipakai oleh produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen , baik
berpindahnya hak (penguasaan) hingga pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak
kepemilikannya (Daryanto; 2011).

Dari hasil praktikum yang dilakukan bahwa saluran pemasaran yang digunakan oleh para
pedagang Mentimun di Pasar LabuhaKecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan yaitu ada
yang menjual ke pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul menjual ke pedagang pengecer,
ada juga yang langsung menjual ke pedagang pengecer tanpa perantara pedagang pengumpul.

4.3 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah rute yang di lalui oleh produk pertanian ketika produk bergerak dari
farm gate yaitu petani produsen ke pemakai terakhir (konsumen). Produk pertanian yang berbeda
akan mengikuti saluran pemasaran yang berbeda pula. Umunya saluran pemasaran terdiri atas
sejumlah lembaga pemasaran dan pelaku pendukung. Mereka akan secara bersama-sama
mengirimkan dan memindahkan hak kepemilikan atas produk dari tempat produksi hingga ke
penjual terakhir. Musselman dan jakson (1992).

Glenn Waters dalam Bayuswastha (1982), mendefinisikan saluran pemasaran sebagai


sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik
dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.

     Fungsi utama dari saluran pemasaran ialah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen.
Terdapat berbagai macam saluran pemasaran :

1. Produsen – konsumen, bentuk saluran pemasaran ini merupakan yang paling pendek dan
sedehana Karena tampa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual produk
langsung ke konsumen. Saluran biasa disebut saluran distribusi pemasaran langsung.
2. Produsen – pengecer – konsumen, dalam saluran ini produsen hanya melayani Penjualan
dalam jumlah besar kepda pedagang pengecer. Pembelian oleh konsumen dilayani
pengecer saja.
3. Produsen – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen, saluran distribusi ini
banyak di gunakan yang dinamakan saluran distribusi tradisional. Disini produsen hanya
melayani Penjualan dalam jumlah besar kepda pedagang besar saja, tidak ke pedagang
pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh
konsumen dilayani pengecer saja.
4. Produsen – agen – pedagang pengecer – konsumen, produsen memilih agen sebagai
penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang
ada. Sasaran penjualannya di tujukan kepada pedagang pengecer besar.
5. Produsen – agen – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen, dalam saluran ini
produsen menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya ke
pedagang besar yang kemudian menjualnya ke tokoh kecil.

 Pemilihan saluran distribusi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


 Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis, dan lain
sebagainya.
 Sifat produk.
 Sifat perantara.
 Sifat pesaing.
 Sifat perusahaan dan sebagainya.

Sifat pembeli sangat memengaruhi keputusan produsen dalam memilih saluran distribusi yang
dipakai.

     Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah
pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya,
bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya
itu perlu untuk dijadikan bahan pertimbangan yang penting.

     Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan
sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan
perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan
sampai pada konsumen industri ataupun konsumen akhir.

Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor – faktor di atas
pedagang juga perlu mengetahui unsur apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan
saluran distribusi.

     Tipe perantara dalam kenyataan juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti
penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran
yang dilaksanakan perantara ternyata lebih efisien dibandingkan dengan produsen yang
bersangkutan biasanya memasukkan perantara ke dalam saluran distribusi yang dipilihnya.

     Pada dasarnya ada 3 jenis perantara, yaitu pedagang, pengecer, dan agen. Pedagang
(Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan dan melakukan
fungsi pemasaran di mana barang yang didagangkan dalam jumlah volume penjualan yang besar
sehingga pedagang besar ini hanya melayani pembelian dalam jumlah yang banyak atau dengan
kata lain tidak melayani konsumen akhir yang membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinya
(atau bersifat non bisnis).

     Perantara yang kedua adalah pengecer (retailer). Pengecer merupakan jenis perantara yang
berhubungan langsung dengan konsumen akhir, baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun
konsumen industri.

     Perantara yang ketiga adalah agen. Agen mempunyai perbedaan dengan pedagang besar
ataupun pengecer. Hal ini diperhatikan pada masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya.
Kalau pedagang besar dan pengecer mempunyai hak milik pada barang yang dijual maka kalau
pada agen sebaliknya. Biarpun sebagian mereka dapat menjual dalam partai besar tetapi tetap
hak miliknya maski berada pada produsennya.
 4.4 Fungsi-Fungsi Pemasaran

Dalam proses pemasaran produk pertanian dari produsen hingga ke konsumen akhir, terjadi
peningkatan nilai tambah baik berupa nilai guna, tempat dan waktu. Hal ini di sebabkan oleh
pelaksanaan berbagai kegiatan pemasaran sebelum produk pertanian sampai ke konsumen.

Fungsi-fungsi pemasaran yang di lakukan oleh lembaga-lembaga pertanian, mencakup fungsi


pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitasi :

1.       Fungsi pertukaran

Dalam proses pemasaran fungsi ini mencakup kegiatan pengalihan hak kepemilikan atas produk.
Fungsi pertukaran terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi penjualan,
produsen harus memperhatikan kualitas kuantitas, bentuk dan waktu yang di inginkan konsumen
atau partisipan pasar dari rantai pemasaran berikutnya. Selain itu fungsi pertukaran juga menjadi
titik penentuan harga pasar. Sesuai krateristik konsentrasi distributif pada system pemasaran
produk pertanian. Sedangkan fungsi pembelian, umumnya di awali dengan aktifitas mencari
produk, mengumpulkan dan menegoisasikan harga.

2.       Fungsi fisik

Fungsi fisik mencakup, aktivitas perlakuan, pengangkutan dan penyimppanan serta perubahan
fisik produk :

1. Fungsi penyimpanan, suatu aktivitas bertujuan agar produk tersedia dalam volume
transaksi yang memadai pada waktu yang di inginkan.
2. Fungsi pengangkutan, fungsi ini berkenaan dengan penyediaan barang pada tempat yang
sesuai. Fungsi di sebut juga fungsi transportasi, fungsi ini dapat berjalan dengan baik
dengan melakukan pemilihan alternatif rute dan jenis transportasi yang di gunakan.
3. Fungsi perubahan fisik produk, fungsi ini di cirikan oleh adanya perubahan wujud fisik
produk.
4.  Fungsi fasilitasi

Adalah segala hal yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Di
maksudkan fungsi ini dapat menjadi upaya perbaikan sistem pemasaran sehingga efisiensi
operasional dan penetapan harga jual dapat tercapai. Termasuk dalam fungsi fasilitasi adalah
standarisasi, pembiayaan, penanggungan resiko, informasi pasar, riset pemasaran dan penciptaan
permintaan.

1. Fungsi standarisasi, fungsi pendanaan akan menjadi penting apa bila terjadi perbedaan
waktu antara pembelian suatu produk penjualan. Semakin lama semakin banyak barang
yang disimpan maka dana yang di butuhkan semakin besar. Di katakan penting dalam hal
perhitungan biaya pemasaran.
2. Fungsi penanggungan resiko, dalam pemasaran komoditi pertanian risiko merupakan
salah satu factor yang perlu di perhitungkan. Ada 2 macam risiko. risiko fisik, terjadi
akibat kerusakan atau penyusutan komoditi karena sifat produk pertanian itu sendiri
ataupun karena sebab lain seperti kebakaran, gempa bumi, dll. Sedangkan risiko pasar di
sebabkan Karena perubahan harga yang tidak stabil, serta akibat hilangnya pelanggan
oleh persaingan di pasar.
3. Fungsi informasi pasar, fungsi ini meliputi pengumpulan, interprestasi, dan diseminasi
informasi dari berbagai macam data yang di perlukan agar proses pemasaran dapat
berjalan lancar. Pekerjaan ini sering di lakukan dalam manajemen pemasaran agar
pengambilan keputusan dapat di lakukan dengan baik, seperti penyimpanan, transportasi,
dan lain-lain.
4. Fungsi riset pemasaran, penelitian pasar seringkali perlu di lakukan agar pemasaran dapat
berjalan secara efektif dan efesien, seperti selera konsumen, bagaimana meningkatkan
penjualan, bagaimana melakukan persaingan di pemasaran.

4.5   ANALISA USAHA TANI TIMUN (INTENSIF)

Biaya tetap

1. Sewa tanah = Rp. 1.750.000,-


2. Hand sprayer 5 buah @ Rp. 285.000 : 5 th : 4 tanam = Rp. 71.500,-
3. Drum untuk mencampur pestisida 2 bh @ Rp. 130.000,-:4 = Rp. 65.000,-
4. Gembor untuk menyebor Rp. 38.000,- : 4 = Rp. 9.500,-

Jumlah = Rp. 1.896.000,-

B. Biaya variabel

1. Persiapan lahan

 Pengolahan tanah 425 HKP @ Rp. 25.000 : 2           = Rp. 5.312.500,-


 Pupuk kandang 20 ton @ Rp. 240,-/kg                      = Rp. 4.800.000,-
 Dolomit 2 ton @ Rp. 200,-/kg                                   = Rp. 400.000,-
 Mulsa plastik 15 rol @ Rp. 360.000,- : 3                   = Rp. 1.800.000,-
 Pupuk anorganik :

o   Urea 200 kg @ Rp. 1.300,-                          = Rp. 260.500,-

o   SP-36 150 kg @ Rp. 1.700,-                        = Rp. 225.000,-

o   KCl 100 kg @ Rp. 2.300,-                            = Rp. 230.000,-

 Bambu untuk mulsa 20 bt @ Rp. 4.000,-                   = Rp. 80.000,-

Jumlah          = Rp.13.108.000,-

 
 

2. Penanaman dan pemeliharaan

 benih 75 pack @ Rp. 24.000,-                                  = Rp. 1.800.000,-


 Pembuatan lubang tanam 5 HKP @ Rp. 25.000,-      = Rp. 125.000,-
 Penanaman 10 HKW @ Rp. 17.000,-                       = Rp. 1.700.000,-
 Penyulaman 5 HKW @ Rp. 17.000,-                                     = Rp. 85.000,-
 Ajir 25.000 bt @ Rp. 125,- : 3                                   = Rp. 781.250,-
 Tali rapia                                                                = Rp. 120.000,-
 Pemasangan ajir 25 HKP @ Rp. 25.000,-                 = Rp. 625.000,-
 Pemasangan tali 3 x 10 HKW @ Rp. 17.000,-           = Rp. 510.000,-
 Tenaga pemupukan susulan 3×10 HKW @ Rp.17000- = Rp. 680.000,-
 Pupuk susulan :

o   Urea 225 kg @ Rp. 3.800,-                          = Rp. 855.000,-

o   KCl 50 kg @ Rp. 2.300,-                              = Rp. 115.000,-

o   KNO3 80 kg @ Rp. 30.000,-                         = Rp. 240.000,-

o   NPK Phonska 500 kg @ Rp. 1.800,-             = Rp. 900.000,-

 Tenaga penyemprotan 10 x 5 HKP @ Rp. 25.000,-    = Rp. 1.250.000,-


 Pestisida :

o   Matador zeon 500 ml                                   = Rp. 72.000,-

o   Curacron 10 lt @ Rp. 160.000,-                    = Rp. 1.600.000,-

o   Actara 500 gr @ Rp. 22.000,-/10 gr              = Rp. 1.100.000,-

o   Agrimec 600 ml @ Rp. 115.000,-/100 ml       = Rp. 690.000,-

o   Amistartop 2400 @ Rp. 135.000,-/250 ml      = Rp. 1.296.000,-

o   Ridomil 4250 gr @ Rp. 75.000,-/500 gr         = Rp. 637.500,-

 PPC 20 lt @ Rp. 15.000,-                                        = Rp. 300.000,-


 Penyiangan 3 x 10 HKP @ Rp. 25.000,-                   = Rp. 750.000,-
 pengairan 10 x 3 HKP @ Rp. 25.000,-                      = Rp. 750.000,-

Jumlah            = Rp.16.982.000,-

1. Panen, penyortiran dan pengepakan :


 200 HKW @ Rp. 17.000,-                                  = Rp. 3.400.000,-
 40 HKP @ Rp. 25.000,-                                                 = Rp. 1.000.000,-

Jumlah            = Rp. 4.400.000,-

     Grand total biaya : Rp. 36.386.000,-

C. Keuntungan

25.000 pohon x 2 kg/phn = 50.000 kg @ Rp. 1.500,- = Rp. 75.000.000,-

(harga timun saat ini)

Jadi keuntungan bersihnya yaitu :

Rp. 75.000.000,- – Rp. 36.386.000,- = Rp. 38.614.000,-

4.5 Margin Pemasaran

Tabel 3. Margin Produsen – Pedagang Pengumpul

Mentimun di Pasar labuha,Bacan

Harga Produsen

Harga Pedagang Pengumpul

MARGIN

3.000,-

5.000,-

2.000,-

Data primer setelah diolah,2014

Tabel 4. Margin Pedagang Pengumpul – pedagang pengecer

Mentimun di Pasar labuha,Bacan

Harga Pedagang Pengumpul


Harga Pedagang

Pengecer

MARGIN

5.000,-

10.000,-

5.000,-

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam laporan ini adalah :

 Pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang di tujukan untuk memberi kepuasan dari
barang atau jasa yang di pertukarakan kepada konsumen atau pemakai
 saluranpemasaran adalah sekelompok pedagang dan agen yang mengkombinasikan
antarapemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan
bagipasar tertentu
 Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat
rantai pemasaran
 Dari hasil praktikum, saluran pemasaran yang umum di gunakan dalam tataniaga hasil
pertanian produk pertanian, yaitu dari produsen ke konsumen dan dari produsen ke
pedagang pengecer kemudian di jual ke konsumen

4.2 Saran

Dengan melihat tabel identitas dan kegiatan usaha tani responden, hasil   yang di dapatkan petani
dan pedagang, produksi mentimun di kecamatan semakin bertambah banyak, sehingga di
butuhkan peran tataniaga untuk hasil pertanian yang baik untuk memaksimalkan hasilnya dengan
marjin pemasarannya.
 

DAFTAR PUSTAKA

Said – Gumbira E. Intan Harizt A . 2001. Manajemen agribisnis. Jakarta. Ebalia Indonesia

Abu mutsanna. 2008. Analisa Usaha Tani Timun .


http://abumutsanna.wordpress.com/2008/09/23/analisa-usaha-tani-mentimun/ . Diakses pada
tanggal 23/januari/2014

Diyas. 2013. Pemasaran Pertanian. http://diyazzarvareza.blogspot.com/2013/04/v-


behaviorurldefaultvmlo.html. Diaskses pada tanggal 23/januari/2014

Sadly ashari. 2013. Laporan Praktikum Manajemen Pemasaran.

http://sadlyasharisaid.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-manajemen-pemasaran_9.html.
Diakses pada tanggal 23/januari/2014

Anda mungkin juga menyukai