Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATAKULIAH ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

KELAS E BTE 14

“PASAR BEBAS GLOBAL DALAM HUKUM”

DISUSUN OLEH :

JHEYZHEN MANIA
C30117240

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Berkat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang Pasar Bebas
Global Dalam Hukum tepat pada waktu yang telah ditentukan, yang akan
digunakan untuk memenuhi tugas matakuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis.
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan Tugas ini. Semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya.
Namun Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk masa yang akan datang.

Palu, 27 November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan .....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Bebas ..........................................................................5
B. Pelaku Ekonomi Yang Terlibat dalam Pasar Bebas ..............................5
C. Dampak Pasar Bebas bagi Undonesia ...................................................6
D. Peran Hukum dalam Menghadapi Pasar Bebas ASEAN ........................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................9
Daftar Pustaka .......................................................................................................10

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perekonomian Indonesia pada saat ini dihadapkan dengan sistem
perdagangan bebas. Padahal Indonesia belum siap menghadapi perdagangan
bebas, sebab nilai-nilai dasar seperti kejujuran, disiplin, visioner, kerjasama,
tanggung jawab, peduli dan adil, belum menjadi landasan para pelaku industri
atau ekonomi. Jadi rakyat, para pelaku industri dan ekonomi di Indonesia tidak
siap untuk menerima perdagangan bebas.
Perdagangan bebas berpengaruh pada produk lokal yang harus
menghadapi serbuan produk negara lain yang mungkin lebih berkualitas dan
murah. Ketika produk lokal suatu negara tidak bernilai tambah, konsekuensinya
akan tergilas oleh produk asing. Kondisi semacam inilah yang dicemaskan Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Oleh sebab itu, pada pertengahan
September 2009 dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kadin Indonesia
Bidang Perdagangan dan Distribusi 2008. Lembaga ini mencoba mengusung
kembali isu nasionalisme yang dikaitkan dalam era perdagangan bebas. Bagi
Kadin, hal itu sangat penting agar Indonesia bisa menghadapi tantangan aktual
pada saat ini dan di masa depan. Sejatinya, slogan "cinta produk dalam negeri"
sudah sejak lama dikampanyekan. Namun, slogan itu hingga kini masih sebatas
"kata manis di bibir" saja. Isu ini pun dianggap penting karena untuk wilayah
ASEAN saja, produk Indonesia dianggap belum mampu bersaing. Sebab, bagi
negara yang sudah siap pun, kebijakan tersebut merupakan prasyarat utama
keberhasilan mereka dalam perdagangan bebas. Mereka terlebih dahulu
memproteksi produk dalam negeri, baru kemudian bermain di pasar dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pasar Bebas Global?
2. Apa Peran Hukum dalam Menghadapi Pasar Bebas ASEAN ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini di buat untuk membahas masalah Pasar Bebas Global dan Peran
Hukum dalam Menghadapi Pasar Bebas.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN PASAR BEBAS


Pasar bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu penjualan produk
antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Pasar
bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan
yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan
perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Pasar Bebas Global sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya
tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif
pada barang impor. Secara teori, semuha hambatan-hambatan inilah yang ditolak
oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian
perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru
sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas.
Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan
perusahaan-perusahaan besar.

B.       PELAKU EKONOMI YANG TERLIBAT DALAM PASAR BEBAS


Dalam setiap kegiatan ekonomi pasti ada pihak-pihak yang terlibat sebagai
pelaku ekonomi, dalam kasus pasar bebas ini pihak-pihak yang terlibat baik dari
pihak internal maupun eksternal diantaranya, yaitu:
 Pemerintah
 Eksportir dari negara lain
 Importir Indonesia
 Produsen barang lokal
 Pedagang barang impor
 Pedagang barang ekspor
 Konsumen
Para pelaku ini nantinya akan memiliki peran tersendiri dalam hubungan
pasar bebas dengan Indonesia beserta dampak yang terjadi di dalamnya.

5
C.       DAMPAK PASAR BEBAS BAGI INDONESIA
Pasar bebas memiliki dampak bagi Indonesia, dampak positif maupun
dampak negatif. Dampak positifnya adalah masyarakat Indonesia dapat
mengikuti trend pasar dunia dan masyarakat Indonesia dapat dengan mudah
memperoleh produk-produk luar yang ingin mereka miliki. Akan tetapi terdapat
pula dampak negatif bagi Indonesia, di antara lain:
a) Produsen produk dalam negeri
 Dengan adanya pasar bebas yang mempermudah para importir membawa
semakin banyak aneka ragam pilihan barang impor dari berbagai negara ke
Indonesia maka hal ini menyebabkan terdesaknya posisi para produsen- produsen
barang lokal terutama indurtri-industri kecil,UKM, dan industri rumah tangga.
 Terdesaknya para produsen dalam negeri disebabkan oleh berpindah
seleranya masyarakat yang kemudian mengurangi quantity produksi dan akhirnya
berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh. Efek lebih lanjutnya adalah
keterdesakan produsen dalam hal pendapatan yang pada akhirnya mungkin akan
beresiko pada kelangsungan usaha tersebut.
b) Negara Indonesia
 Dengan melihat data yang ada, angka impor yang terus menerus
meningkat dari tahun ke tahun berarti membuktikan bahwa dengan adanya pasar
bebas di Indonesia menjadikan negara Indonesia sebagi negara defisit. Mengapa
disebut demikian? Hal ini dikarenakan devisa negara yang terus menerus
digunakan untuk melakukan pembayaran impor yang semakin tahunnya jumlah
barang impor yang masuk selalu bertambah, sedangkan angka barang Indonesia
yang di ekspor tidak sebanding bahkan tidak mencapai 50% dari angka barang
impor yang diterima Indonesia.
 Hal lainnya yang membuktikan dmapak negatif bagi negara Indonesia
adalah kenyataan bahwa dengan adanya pasar bebas maka banyak produsen
dalam negeri yang takut bersaing dengan produk luar dikarenakan ketakutan
untuk kalah dan mengalami kerugian. Hal ini menyebabkan tertekannya kreatifitas
anak bangsa dan para wirausahawan/wirausahawati untuk berinovasi dan menjual
sesuatu di pasaran.
c) Tenaga kerja
 Dengan banyaknya produsen dalam negeri yang takut berinovasi dan
banyaknya produsen dalam negeri yang kalah bersaing dengan pasar bebas
6
menyebabkan berkurangnya lapangan kerja bagi para tenaga kerja Indonesia yang
menyebabkan meningkatnya angka pengangguran.

D.       PERAN HUKUM DALAM MENGHADAPI PASAR BEBAS


Pasar Bebas adalah pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal di mana
terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta
arus modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN. Dibentuknya pasar
bebas ASEAN tersebut sebenarnya memiliki tujuan yang baik,
yaitumeningkatkan daya saingAsean sebagai basis produksi dalam pasar
dunia. Akan tetapi tidakberarti tujuan yang baik seluruhnya berdampak
positif, dampak negatif tentu akan ada jugatermasuk dengan akan
diberlakukannya pasar bebas ASEAN .
Banyak para ahli dalam tulisan-tulisan yang ada mengkhawatirkan
kemampuan Indonesiadalam bersaing di pasar bebas ASEAN. Karena itu perlu
diusahakan mencari solusi menghadapidampak negatif yang mungkin akan
dihadapi Indonesia. Pasar bebas tidak berarti segalanya bebas tanpa ada
aturan yang dapat dikenakan. Kebebasan terutama pada jumlah kuota, pajak,
dan tenaga terampil, tetapi barang yang masuk(import) harus tetap mengikuti
aturan negara yang bersangkutan. Karena itu pemerintah perlu memanfaatkan
hukum dalam upayanya melindungi kepentingan negara.
Bagaimana hal itu dapat dilakukan? Dapat dipahami dari apa itu hukum
dan materi yangharus dimuat dalam suatu peraturan perundang-undangan
sebagaimana yang diatur pada pasal6 UU No. 10 Tahun 2004. Dari sinilah
kira-kira peran apa yang dapat diambiloleh hukum Indonesia untuk
menghadapi tantangan pasar bebas ASEAN . Sebagaimana apa yang telah
dikemukakan di depan, kekhawatiran Indonesia dalam menghadapi pasar
bebas Asean adalah kemampuan pemerintah dalam mengatasi derasnya arus
barang dan jasa yang masuk karena hal ini sangat berkaitan dengan
ketahanan ekonomi nasional dan budaya bangsa. Kerja keras disertai sifat
optimis adalah hal yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan,dan akan
menjadi sempurna jika dibarengi dengan kesiapan peraturan perundang-
undangan yang ada. Sebagaimana diuraikan di muka, pasar bebas tidak
berarti bebas dalam segala hal, kebebasan hanya diberikan untuk jumlah
impor-ekspor barang, jasa, dan pajak, tetapi dalam memasukkan barang ke
7
pasar bebas tetap harus mengindahkan aturan negara yang bersangkutan.
Maka disinilah hukum dapat mengambil perannya untuk memberikan
perlindungan kepada para produsen barang dan jasa menghadapi pasar bebas
ASEAN yang segera menjelang. Sebagaimana apa yang disampaikan para pakar
hukum bahwa hukum bukan hanya merupakan kumpulan yang harus ditaati
melainkan hukum juga berperan untuk mengarahkan masyarakat. Dalam
mengarahkan tentu saja setiap peraturan perundang-undangan (hukum)
materi muatannya harus dapat memberikan perlindungan terhadap seluruh
kepentingan bangsa dan negara yang penuh dengan kebhinekaan (kebijakan
yang pro-rakyat) sebagaimana diatur pada pasal 6 Undang-Undang No. 10
Tahun 2004.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar bebas ASEAN menjadikan wilayah Asia Tenggara sebagai kawasan
pasar tunggal baginegara anggota yang akan mulai berlaku pada 31 Desember
8
2015 atau awal tahun 2016. Dalam pasar bebas ini semua anggota ASEAN
bebas melakukan ekspor-impor barang dan jasa tanpa pembatasan. Keadaan
inilah yang membuat banyak para ahli pesimis akan kemampuan
Indonesia bersaing dengan negara anggota lain. Memang berlakunya pasar
bebas tidak selalu membawa dampak negatif bagi Indonesia, akan tetapi
dampak negatif dari pasar bebas ASEAN ini nampaknya jauh lebih besar
atau lebih berbahaya dibandingkan dampak positifnya.
Untuk mengantisipasi keadaan tersebut pemerintah perlu membuat
kebijakan yang prorakyat untuk melindungi produsen Indonesia. Salah
satunya adalah dengan membuat aturan hukum yang pro Indonesia dan
tentunya dapat melindungi kepentingan para produsen karena kebebasan
dalam pasar bebas tidak berarti memberikan kebebasan yang sebebas-
bebasnya akan tetapi tetap mengikuti aturan hukum negara bersangkutan.
Kebebasan hanya pada jumlah/kuota dan pajak. Peran pemerintah dapat
dilakukan dengan membuat regulasi melalui peraturanperundang-undangan
yang pro rakyat Indonesia, yaitu sebagaimana fungsi hukum dan asas yang
dimuat dalam suatu materi perundang-undangan (pasal 6 UU No.10 Tahun 2004).
Hukum sebagai pedoman tingkah laku diharapkan mampu mengendalikan
kebebasan yang telah diberikan oleh pasar bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-Undangan,Indraronto.


blogspot.com/2014/03

Legal Drafting & Kontrak, Makalah Workshop, Jakarta, 22 dan 23


Februari 2011

Strategi Media Menghadapi MEA, Kompas, 1 Juni 2015


9
www.ikaunair.org/.../98-seminar-peluang-dan-tantangan-indon

www.tempokini.com/.../kebijakan-pro-indonesia-untuk-melindungi-lapa.

Abu. 2011. “Perdagangan Bebas Rugikan Indonesia”. TEMPO. 23


November. 2012

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/05/120513_asiafreetrade.shtm
l.2012

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2177390-ilmu-ekonomi-
sistem-ekonomi-pasar/#ixzz1sJGlzQuW

10

Anda mungkin juga menyukai