Anda di halaman 1dari 10

“KINETIK BAHAN PENCEMAR DI LINGKUNGAN”

DOSEN PENGAMPU:

H. SUBAKIR, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. NEFA REPILDA 1813201008


2. ICA RAMADHANTY 1813201009
3. CINDY APRIYANA 1813201010
4. YUSFRINI DESILVA A. 1813201011
5. PUTRI WULANDARI 1813201012
6. MILA MUSTIKA 1813201013
7. DWI ROHMAWATI 1813201014

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN IBU JAMBI
2020
1. Sumber Pencemaran Lingkungan

Secara umum sumber pencemaran dapat dikelompokkan dalam 2 golongan


besar, yaitu sumber polutan yang berupa kegiatan/hasil kegiatan manusia dan sumber
polutan yang berupa kejadian alamiah.
1. Pencemaran yang berasal dari hasil kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari selalu menghasilkan limbah/hasil samping yang tidak dikehendaki.
Termasuk dalam kelompok pencemaran dari kegiatan manusia adalah:
a. Kegiatan manusia yang dilakukan di lingkungan rumah tangga sehari-hari,
misalnya memasak, mandi, mencuci, menyapu, mengepel, menggunakan
racun serangga (obat nyamuk pada malam hari). Menghasilkan limbah
domestik, baik limbah cair, limbah gas, limbah padat maupun bahaya radiasi
bahan radioaktif yang mengganggu kehidupan manusia itu sendiri.
b. Kegiatan yang dilakukan manusia untuk meningkatkan produksi di areal
pertanian atau perkebunannya, misalnya kegiatan-kegiatan berupa
penggunaan pestisida dan penggunaan pupuk buatan, dapat menghasilkan
residu di lahan pertanian atau perkebunan yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas tanah tersebut.
c. Kegiatan manusia memanfaatkan zat radioaktif sebagai irradiator dengan
proteksi yang memadai. Pemanfaatan untuk kepentingan kedokteran di rumah
sakit (irradiator 60Co dan 137Cs), di industri (irradiator 60Co, 192Ir, dan
170Ta), sedangkan 137Cs melalui proses pembelahan 235U. Juga penggunaan
arus listrik sebagai radiasi Sinar X (yang ditemukan Wilhelm Roentgen, 1895)
di bidang radiografi industri maupun kedokteran, dapat menghasilkan limbah
yang apabila tidak dikelola dengan baik akan membahayakan lingkungan.
d. Penggunaan alat transportasi dalam mobilitasnya sehari-hari, misalnya
penggunaan kendaraan bermotor yang menggunakan BBM, kereta api,
pesawat udara, kapal laut, dan kapal motor yang menggunakan mesin disel
BBM. Bahan pencemar bukan hanya berasal dari BBM itu saja, tetapi juga
dari proses lain dari alat transportasi tersebut, misalnya alat transportasi mobil
(Gambar 1.4). Alat transportasi menghasilkan bahan gas, partikel debu, dan
bising yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
e. Kegiatan yang dilakukan di lahan pertambangan untuk memperoleh bahan
tambang. Tambang emas, tambang aluminium, dan tambang bijih besi dalam
prosesnya selalu menimbulkan limbah yang tidak dikehendaki yang
membahayakan kehidupan manusia. Tambang emas dalam prosesnya
menggunakan air raksa (Hg) sehingga limbahnya proses penambangan emas
mengandung Hg.
f. Proses Industri dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya
akan barang yang dihasilkan oleh industri, misalnya pabrik bahan kimia,
otomotif, atau pabrik makanan dan minuman. Proses pembuatan bahan jadi
dari bahan baku ini selalu menghasilkan limbah baik cair maupun padat yang
tidak dikehendaki oleh manusia.
2. Pencemaran yang berasal dari proses perubahan yang terjadi secara alamiah di
alam raya. Proses tersebut berada di luar kemampuan manusia untuk
mengendalikannya. Termasuk dalam jenis pencemaran tersebut antara lain adalah:
a. Pencemaran dari kejadian gunung berapi yang meletus. Gas beracun, abu,
pasir, lava, dan panas dikeluarkan oleh letusan gunung berapi yang dapat
mencemari lingkungan sekitarnya. Sumber gas alam yang beracun juga
dihasilkan oleh perut bumi di beberapa daerah tertentu, misalnya Gunung
Dieng.
b. Terjadinya pencemaran akibat bencana alam banjir (Gambar 1.6).
Berbagai macam limbah mencemari sumber-sumber air bersih/air minum,
rumah permukiman, dan semua sarana kehidupan di daerah tersebut.
c. Terjadinya pencemaran akibat bencana alam gempa bumi dan gelombang
tsunami di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Gambar 1.7). Limbah padat,
air kotor dan mayat (terutama mayat satwa yang tidak terurus), mencemari
sumber-sumber air bersih/air minum di daerah tersebut.
2. Karakteristik Bahan Pencemar

Setelah Perang Dunia ke II telah terjadi pertumbuhan yang mengejutkan dalam


dunia industri yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetik. Banyak dari bahan-
bahan kimia ini telah menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan air. Seperti
limpasan (run of ) dari pestisida dan herbisida yang berasal dari daerah pertanian atau
perkebunan dan buangan limbah industry kepermukaan air. Yang lebih serius lagi
adalah terjadinya rembesan kedalam air tanah dari bahan-bahan pencemar yang
berasal dari penampungan limbah kimia dan “landfills”, kolam penampungan atau
kolam pengolahan limbah dan fasilitas-fasilitas lainnya. Limbah cair adalah bahan
sisa dari kegiatan perumahan maupun industri yang memakai bahan baku air dan
mempunyai suatu karakteristik yang ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi
limbah. Dalam air limbah ditemui dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam
dan molekul organik, zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat, Kelompok
zat terlarut dan zat padat tersuspensi dan koloidal juga dapat ditemukan dari bahan
buangan limbah cair Rumah Sakit. Kelompok zat tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.

1. Bahan buangan padat.


Bahan buangan padat yang dimaksud adalah bahan yang berbentuk padat,
baik yang kasar (butiran besar) maupun yang halus butiran kecil (Mason,
C..F, 1981). Apabila bahan buangan padat larut di dalam air, maka kepekatan
air atau berat jenis cairan akan buruk dan disertai perubahan warna (Touray,
2008). Bahan buangan padat yang berbentuk halus sebagian ada yang larut
dan sebagian lagi tidak dapat larut akan terbentuk koloidal yang melayang
dalam air (Chiras dan Daniel, 1995).
2. Bahan buangan organik
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk
atau terdegradasi oleh mikroorganisme (Gunawan, 2000}. Menurut Proowse
(1996) bahan buangan organik akan dapat meningkatkan populasi
mikroorganisme di dalam air sehingga memungkinkan untuk ikut
berkembangnya bakteri patogen.
3. Bahan Buangan Anorganik.
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat
membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Menurut Palar (1994)
menyatakan Bahan buangan anorganik biasanya berasal dari industri yang
melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti Timbal (Pb) Arsen (Ar),
Kadmium (Cd), Air raksa (Hg), Krom (Cr), Nikel (Ni), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Kobalt (Co). Menurut Arya (1995) kandungan ion Kalsium
(Ca) dan ion Magnesium (Mg) dalam air menyebabkan air bersifat sadah dan
akan menghambat proses degradasi. Kesadahan air yang tinggi dapat
merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari besi. (Schuler,
Pinky, Nasir and Vogtman, 1993).
4. Bahan Buangan Olahan Bahan Makanan.
Air lingkungan yang mengandung bahan buangan olahan bahan makanan
akan banyak mengandung mikroorganisme, termasuk di dalamnya bakteri
pathogen (Barnum, 2005). Bahan buangan olahan bahan makanan
mengandung protein gugus Amin yang apabila di degradasi oleh
mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan
berbau busuk (Diaz, 2008).
5. Bahan Buangan Cairan Berminyak
Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas
permukaan air. Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke air
lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air (Bence et al., 1996 dan
Martin, Lapisan minyak di permukaan akan menghalangi difusi oksigen,
menghalangi sinar matahari sehingga kandungan oksigen dalam air jadi
semakin menurun.
6. Bahan Buangan Zat Kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi yang dimaksud adalah
bahan pencemar air yang berupa sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih
lainnya), zat warna kimia dan bahan pemberantas hama (insektisida). Adanya
bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo dan bahan
pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan timbulnya
buih-buih sabun pada permukaan air. Bahan buangan berupa sabun dan
deterjen di dalam air lingkungan dapat menaikkan pH lingkungan air.

3. Perubahan Bentuk Zat Polutan

Polutan adalah suatu zat atau bahan yang menyebabkan terjadinya polusi,
dimana keberadaanya di suatu lingkungan dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup.zat pencemar udara dapat dibedakan atas partikular (aerosol) dan zat
pencemar dalam bentuk gas.dalam prosesnya zat pencemar dalam bentuk gas atau
partikular dapat tersusun dari senyawa anorganik dan organik. Beberapa zat yang
terdapat pada polutan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara, diantaranya:
karbon monoksida, karbondioksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, partikular,
hidrokarbon, CFC,dan timbal.

Polutan sebagai pencemar udara, udara adalah salah satu sumber kehidupan
untuk makhluk hidup.manusia memerlukan udara yang bersih untuk pernapasan.
Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak
tetap,tergantung pada keadaan suhu udara,tekanan udara dan keadaan lingkungan
sekitar.udara bersih adalah udara yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna dan
berasa.pencemaran udara adalah salah satu masalah utama dalam ilmu lingkungan
yang perlu evaluasi dampak terhadap lingkungan dari proyek-proyek yang dilakukan
untuk mencegah dampak buruk terhadap lingkungan(apiratikul,2015). Berdasarkan
undang-undang pokok pengolahan lingkungan hidup no. 4 tahun 1982, pencemaran
lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup,zat
energi, dana tau komponen lain ke dalam lingkungan , atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkanya.
Adanya zat pencemar di udara ambiem bersal dari sumber emisi gas buang,baik alami
maupun sumber emisi butan manusia atau aktivitas kegiatan manusia.pencemaran
udara merupakan proses masuknya polutan ke dalam lingkungan sehigga dapat
menurunkan kualitas udara di lingkungan tersebut.

4. Mekanisme Pergerakan Bahan Pemcemar di Tanah

Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana adanya berbagai bahan substansi


kimia yang masuk ke dalam lapisan tanah sehingga mengubah struktur dan
lingkungan di dalam tanah. Terjadinya pencemaran tanah disebabkan oleh masuknya
komponen pencemar yang melebihi daya dukung tanah. Pencemaran dapat terjadi
melalui air. Air yang mengandung bahan pencemaran (polutan) akan mengubah
susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di
permukaan tanah. Pencemaran juga dapat melalui udara. Udara yang tercemar akan
menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan
tercemar juga. Sebagian besar pencemaran tanah dikarenakan adanya kebocoran
bahan kimia baik itu yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja baik dalam
skala besar ataupun skala kecil. Penggunaan pestisida pada lahan pertanian,
masuknya bahan kimia yang terdapat di dalam air ke dalam permukaan tanah, adanya
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak yang masuk ke dalam tanah juga mampu
menimbulkan pencemaran tanah. ketika bahan kimia sudah ada di dalam tanah maka
bahan kimia tersebut dapat larut ke dalam air, terbawa air hujan dan juga mampu
menguap ke dalam udara sehingga efeknya akan menjadi efek domino dimana yang
berbahaya bukan hanya pada tanah saja melainkan juga di dalam air dan udara.

Menurut Suprihanto Notoatmojo (2005), Jenis pencemaran tanah diantaranya :

1. Pencemar Organik
Pencemaran organik pada umumnya senyawa kimia buatan manusia seperti
pestisida atau bahan industri lainnya yang kemungkinan sulit atau tidak terurai
oleh kegiatan mikroorganisme tanah. Pencemaran akan terjadi pada tanah jika
bahan-bahan organik masuk kedalam tanah melebihi atau berlebihan yang
menyebabkan tanah tidak dapat berfungsi seperti biasanya. Untuk melindungi
tanah dalam waktu panjang, penggunaan limbah harus diusahakan agar tidak
mempengaruhi kehidupan organisme tanah yang secara tidak lengsung
menentukan kesuburan tanah. Jumlah dan frekuensi pemakaian limbah
sebagai pupuk untuk membangun kesuburan tanah diusahakan tidak
menimbulkan pencemaran tanah.
2. Pencemar Anorganik
Pencemar anorganik terutama logam berat cenderung berada di dalam tanah
dalam waktu yang lama, meskipun status kimianya kemungkinan berubah
menurut waktu.
3. Pencemar Radioaktif
Material radioaktif merupakan material yang memancarkan sinar radioaktif,
yaitu partikel α, partikel β dan sunar γ. Pencemaran tanah oleh limbah
radioaktif umumnya disebabkan oleh limbah dan aktivitas pertambangan
bahan radioaktif, limbah tumpahan atau kebocoran tempat penyimpanan
limbah radioaktif yang biasanya dikubur dalam tanah, misalnya berasal dari
PLTN, reaktor nuklir dan Rumah sakit serta Laboratoriumyang mengunakan
bahan radioaktif. Pencemaran tanah dan air tanah oleh limbah nuklir atau
limbah radioaktif banyak terjadi di negara maju dan yang mengunakan energi
nuklir.
4. Pencemar Mikrobiologis Tanah
secara alamiah terkandung mikroorganisme di dalamnya. Variasi jenis dan
jumlahnya sangat beragam, hal ini dikarenakan tanah merupakan lingkungan
hidup bagi mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, protozoa dan
nematoda. Penyebab pencemaran mikroorganisme pada tanah adalah air
buangan domestik, tangki septik, pipa riol (sewer) atau efluent pengolahan
limbah yang tidak sempurna. Sedangkan mikroorganisme patogen berasal
ekskreta manusia atau mahluk hidup lainnya yang menderita atau membawa
penyakit (carrier). Sumber lainnya adalah buangan dari tempat pemotongan
hewan dan tumbuhan yang tumbuh di daerah atau tanah yang telah tercemar
oleh mikroorganisme tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Subardan Rochmad, Dipl. EST., M.Si. Ruang Lingkup Pencemaran

http://repository.ut.ac.id/4450/1/BIOL4420-M1.pdf

Ir. I. Ketut Irianto M. Si. Pencemaran Lingkungan. Universitas MARMADEWA.


2015.
https://repository.warmadewa.ac.id/231/1/BUKU%20AJAR%20PENCEMARAN
%20LINGKUNGAN_final.pdf

Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan


Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Penyehatan-
Tanah_SC.pdf&ved=2ahUKEwjMlsrgwqHoAhVBb30KHezWATkQFjAOeg
QIAxAB&usg=AOvVaw0WJLuhydm4D1vRj9to98Zs&cshid=158445737069
6

patmasari, S. 2018. Model matematika dari penyebaran polutan


di udara dengan model Gaussian plume,MATHunesa jurnal
ilmiah matematika, 6(2), ISSN 2301-911.

Anda mungkin juga menyukai