Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Masyarakat Madani dalam Konstelasi Reformasi Sistem Pemerintahan

Wacana tentang masyarakat madani semakin marak seiring berlangsungnya


reformasi. Proses dimaksud diindikasikan dengan ,emguatnya tuntutan kaum
reformis untuk menggantikan Orde Baru dengan suatu tatanan “masyarakat madani”
yang sejajar dengan konsep “civil society” di negara lain.

Dilihat dari sejarah Civil Society yang lahir di Eropa pada abad ke-18 dengan
tokohnya antara lain John Locke dengan Montesquieu bertujuan untuk menghindari
pemerintahan yang absolut. Sebelumnya, pada zaman Yunani Kuno sudah dikenal
dengan societies civilis, namun pengertian yang identik dengan negara. Masyarakat
islam yang dipimpin Nabi Muhammad di Madinah dianggap sebagai prot-masyarakat
modern.

Konsep Masyarakat madani di populerkan pada era reformasi. Pada era


reformasi Preside Habibie, pemerintah mengeluarkan Keppres No. 198 Tahun 1998
tanggal 27 Februari 1999 untuk membentuk suatu lembaga dengan tugas untuk
merumuskan, mensosialisasikan, dan mengembangkan konsep masyarakat madani.
Konsep ini dikembangkan untuk menggantikan konsep stabilitas dan keamanan pada
era Orde Baru, yang terbukti tidak mampu mencapai tujuan negara sesuai dengan
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.

Konsep Masyarakat madani ini bisa terwujud apabila masyarakat sudah


berpengalaman dalam melaksanakan demokrasi. Karna demokrasi dianggap sebagai
distribusi kekuasaan bukan pada sistem huum dan aturan main lainnya. Untuk
menghindari itu, diperlukan pengembangan lembaga-lembaga pro-demokrasi,
terutama pelembagaan politik, disamoping birokrasi yang efektif, yang menjamin
keberlanjutan proses pemerintahan yang transparan, responsibel, dan partisipatoris.

B. Posisi Masyarakat Madani dari Perspektif Ilmu Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai