Anda di halaman 1dari 7

EEAJ 3 (3) (2014)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA KANTOR PERPUSTAKAAN


UMUM DAN ARSIP DAERAH KOTA SEMARANG

Maskurotul Laili 

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan arsip dinamis, kendala apa saja yang
Diterima November 2014 dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis, dan bagaimana usaha dalam mengatasi kendala yang
Disetujui November 2014 dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis pada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah
Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini sebagai
Dipublikasikan
informan yaitu Pengelola Arsip, Kepala TU, dan Arsiparis Bagian Arsip Daerah. Teknik pengumpulan data
Desember 2014 dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisisi data
________________ meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian meliputi,
Keywords: penciptaan arsip berupa penerimaan dan pembuatan arsip. Penggunaan arsip meliputi kegiatan pelayanan
peminjaman dan temu kembali. Peminjaman arsip belum menggunakan kartu pinjam arsip. Pemeliharaan
Records Management
meliputi pemberkasan, penataan, penyimpanan, dan alih media. Penyusutan meliputi kegiatan pemindahan dan
____________________ pemusnahan arsip. Penyusutan arsip belum melakukan jadwal retensi arsip.
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study was to determine how the management of records , any obstacles encountered in the implementation
of records management , and how the effort to overcome the obstacles encountered in the implementation of records
management in the Office of Archives and Public Library in Semarang. It was a qualitative research. The data sources – as the
informant – were the Archive Manager, the Head of Administration, the Archivists of the Regional Archives section. The data
were collected by observation, interview, and documentation. The data analysis were performed by means of data collection,
data reduction, data presentation and conclusion. Based on this research, it can be concluded that the creation of the archive
consists of two forms; they are acceptance and archiving. The use of the archive includes lending and retrieval services, the
archives lending did not use the archive card yet, the maintenance of the archieves includes filing, organization, storage, and
transfer of media, the depreciation includes removal and disposal of archives. The archives retention schedule is not done in the
depreciation archival.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6544
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: g.nelil@yahoo.com

551
Maskurotul Laili /Economic Education Analysis Journal 3 (3) (2014)

PENDAHULUAN Arsip inaktif yaitu arsip dinamis yang sudah


selesai diproses tetapi kadang-kadang masih
Arsip merupakan kata yang sering digunakan.
didengar dan diucap oleh banyak orang. Basuki (2003:31) menyebutkan arsip
Siapapun baik perorangan atau lembaga, yang dinamis memiliki fungsi yaitu merupakan
berjalan dalam bidang apapun pasti memiliki memori badan korporasi, pengmbilan keputusan
sesuatu yang bernama arsip. Basuki (2003:13) manajemen, menunjang litigasi, mengurangi
“Arsip dinamis (record) artinya informasi biaya dan volume penggunaan kertas, efisiensi
terekam, termasuk data dalam sistem komputer, badan korporasi, ketentuan hukum, rujukan
yang dibuat atau diterima oleh badan korporasi historis. Jelaslah arsip dinamis merupakan
atau perorangan dalam transaksi kegiatan atau penunjang dalam setiap kegiatan organisasi yang
melakukan tindakan sebagai bukti aktivitas selalu harus siap dan cepat di temukan kembali,
tersebut”. Defenisi tersebut merujuk kepada kalau tidak demikian akan timbul kemacetan
mengapa arsip dinamis diciptakan dan alasan dalam proses administrasi tersebut.
mengapa arsip dinamis disimpan. Arsip dinamis Pasal 40 ayat (2) Undang-undang No 43
yang disimpan menunjang kegiatan sehingga tahun 2009 tentang kearsipan menerangkan
disimpan sebagai bukti aktivitas tersebut. bahwa pengelolaan arsip dinamis meliputi:
Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2009 penciptaan arsip, penggunaan dan pemeliharaan
dalam bukunya Mulyono dkk. (2011:105) arsip, penyusutan arsip. Basuki (2003:3)
menerangkan bahwa, arsip adalah: ”Arsip mengatakan bahwa ”informasi didahului oleh
adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam sebuah peristiwa. Peristiwa ini diwakili dalam
berbagai bentuk dan media sesuai dengan bentuk simbol. Simbol yang disusun menurut
perkembangan teknologi informasi dan peraturan dan konvensi yang mapan merupakan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh data”. “Ketersediaan dan autentisitas arsip
lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga dinamis menjadi tanggung jawab pencipta arsip”
pendidikan, perusahaan, organisasi politik, (PP No. 28 tahun 2012 pasal 37 ayat 2).
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan Pemeliharaan arsip dinamis dilakukan melalui
dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, kegiatan pemberkasan arsip aktif, penataan arsip
berbangsa, dan bernegara”. Arsip merupakan inaktif, penyimpanan arsip, alih media arsip.
informasi yang terekam dari peristiwa-peristiwa Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012
yang telah terjadi, dimana informasi tersebut tentang Kearsipan, pasal 52, menjelaskan bahwa
memiliki arti dan kegunaan yang penting bagi “penyusutan arsip dilakukan oleh pencipta arsip
kantor. The Liang Gie (2009:118) “Arsip adalah berdasrkan jadwal retensi arsip (JRA). Lembaga
kumpulan warkat yang disimpan secara negara, pemerintah daerah, perguruan tinggi
sistematis karena mempunyai kegunaan agar negeri, BUMN dan BUMD wajib memiliki
setiap kali diperlukan dapat secara cepat JRA”.
ditemukan kembali”. Hasil observasi awal diperoleh kendala-
Rico Rahmadeni (2012) menyatakan kendala dan masalah-masalah diantaranya,
ditinjau dari tingkat kepentingan dan belum diadakannya buku agenda dalam
kegunaannya, arsip dinamis dibedakan atas prosedur pencatatan, belum disimpannya
arsip dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif. konsep surat keluar, dan tidak diadakan kartu
Arsip Dinamis dapat dibagi menjadi dua macam pinjam arsip. Sebagai akibatnya kadang ada
yaitu: Arsip Aktif yaitu arsip dinamis yang arsip yang hilang, karena tidak dikembalikan.
masih berada dalam proses penyelesaian Kurang konsistennya antara sistem klasifikasi
sehingga masih sering diguanakan. Frekuensi yang ada di buku pedoman klasifikasi dengan
penggunaan arsip ini sedikitnya 10 kali setahun, keadaan yang sebenarnya, hal ini dapat dilihat
bila arsip tersebut digunakan kurang dari 10 dari penerapan kode penyimpanan arsip hanya
tahun maka arsip tersebut termasuk arsip inaktif. diterapkan pada arsipnya saja, sedangkan pada

552
Maskurotul Laili /Economic Education Analysis Journal 3 (3) (2014)

filing cabinet tidak diterapkan kode tersebut. Pada pengelola arsip serta arsiparis bagian kearsipan
filing cabinet satu laci dianggap satu tahun, karena
sehingga jumlah arsip satu laci melebihi Metode pengumpulan data yang
kapasitas laci, seharusnya laci-laci itu digunakan peneliti adalah metode penelitian
berlabelkan nomor klasifikasi. Pemberkasan kepustakaan dan studi lapangan yang meliputi
hanya tiga tahap seharusnya lima yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode
pemeriksaan, mengindeks, memberi tanda, observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
menyortir, kemudian menyimpan. Penyusutan melihat dan mengamati aspek-aspek yang
arsip dinamis belum menggunakan jadwal menjadi dasar penelitian ini. Metode wawancara
retensi. Penyusutan hanya dilakukan dengan digunakan untuk mencari data yang berkaitan
perkiraan. Selain itu terbatasnya tenaga dalam dengan rumusan masalah di dalam penelitian..
pengelolaan arsip, hanya satu orang yang Metode dokumentasi digunakan untuk
mengelola arsip dinamis, pengelola arsip tesebut mengumpulkan data jumlah pegawai, nama
tidak memiliki berlatar belakang kearsipan. pegawai dan jabatan, serta data-data lain yang
Kondisi tersebut mengakibatkan dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti
pengelolaan arsip menjadi tidak maksimal. Bagi menggunakan snowball sampling, yaitu teknik
suatu organisasi atau instansi arsip memegang pengambilan sampel sumber data, yang pada
peranan yang sangat penting. Penelitian yang awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi
dilakukan oleh Nanik Sri Haryati (2013) betapa besar.
besarnya peranan arsip dalam rangka Metode analisis data meliputi reduksi
mendukung tertip administrasi sehingga perlu data, display data, verifikasi. Reduksi data
dikelola dengan benar. Menurut Anwari adalah proses pemilihan pemusatan perhatian
(2005:98) “untuk dapat menyajikan informasi pada penyederhanaan, pengabstrakan,
yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada transformasi data kasar yang muncul dari
sistem dan prosedur kerja yang baik dibidang catatan dilapangan. Setelah data direduksi,
kearsipan”. Rico Rahmadeni (2012) menyatakan langkah selanjutnya adalah men-display data.
bahwa informasi didalam arsip akan sangat Tahap selanjutnya adalah penarikan
berguna untuk membantu membuat keputusan, kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini bersifat
menyediakan arsip yang mungkin berguna terbuka yaitu terbuka dari berbagai perubahan,
untuk masa mendatang, melengkapi informasi penyempurnaan dan perbaikan dari data-data
yang ada dalam memori kita, membantu yang baru masuk.
organisasi dalam komunikasi dengan organisasi
lain. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Proses pembuatan arsip pada kantor


Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
Penelitian ini termasuk jenis penelitian Semarang sebagai awal proses kegiatan
kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji pengelolaan arsip sudah dilaksanakan secara
permasalahan pengelolaan arsip dinamis yang baik dan telah sesuai dengan teori yang ada.
meliputi aspek penciptaan, penggunaan dan Semua konsep surat keluar dibuat oleh satuan
pemeliharaan, dan penyusutan di Kantor kerja pengolah. Pengolah sebagai pembuat arsip
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota langsung membuat arsip setelah adanya intruksi
Semarang. Peneliti ini mengambil lokasi di pembuatan arsip yang berupa surat tanggapan.
Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Penciptaan arsip tidak hanya berasal dari
Kota Semarang Jl. Pemuda 175 Semarang Lt.2 pembuatan arsip, akan tetapi juga berasal dari
Gd. Pandanaran Semarang. Waktu penelitian luar lembaga. Dalam hal ini berarti penerimaan
ini dilakukan pada tanggal 15 Mei s.d. 22 Juli arsip. Penerimaan arsip biasanya berhubungan
2014. Sebagai informan adalah kasubag TU dan dengan surat-surat masuk yang diterima oleh

553
Maskurotul Laili /Economic Education Analysis Journal 3 (3) (2014)

instansi. Penerimaan semua surat harus terlebih prosedur peminjaman dan penemuan kembali
dahulu masuk di bagian umum. masih belum benar dan belum sesuai dengan
Prosedur pencatatan dan pendistribusian aturan yang ada. Penemuan kembali sudah
surat adalah dengan menggunakan kartu kendali cukup baik dapat terlihat dari angka kecermatan
surat keluar. Kartu kendali surat yang dimiliki berikut:
kantor ini berjumlah dua yaitu kartu surat
masuk dan kartu surat keluar, masing-masing
rangkap tiga berwarna putih, kedua berwarna
kuning, yang ketiga berwarna merah jambu. Angka 0% menunjukkan bahwa sistem
Langkah dalam pencatatan dengan kartu kendali penyimpanan yang digunakan cukup memadai
adalah memeriksa surat, baik itu surat masuk sesuai dengan kebutuhan.
maupun surat keluar. Menentukan kode Kegiatan pemberkasan melalui tiga tahap
klasifikasi yang sesuai dengan surat, terdapat 10 yaitu memeriksa, mengindeks, menyimpan
kode pokok klasifikasi berdasarkan surat. Seharusnya disamping tiga prosedur
permasalahan, masing-masing kode pokok tersebut masih ada prosedur lain yang harusnya
klasifikasi terdapat sub-sub kode pokok lagi. dilakukan tapi malah tidak dilakukan.
Tahap berikutnya pencatatan pada kartu Seharusnya setelah memeriksa dan mengindeks
kendali. Kolom-kolom yang kosong harus diisi kemudian memberi tanda pada surat yang akan
berdasarkan isi surat. Surat yang akan dikirim disimpan, tanda ini diberikan denagn warna
keluar diberi setempel dari pimpinan, diberi yang mencolok pada kata tangkap yang
amplop kemudian dikirim. Surat yang masuk, dijadikan indeks. Dilanjutkan menyortir,
dilanjutkan kependistribusian. menyortir surat adalah mengelompokkan surat-
Pelayanan peminjaman arsip hanya surat agar mudah ketika menyimpan. Tahap
dengan ucapan lisan saja kepada pengelola arsip selanjutnya adalah menyimpan arsip. Ini
selanjutnya oleh pengelola arsip mencari arsip menunjukkan bahwa prosedur pemberkasan
yang dimaksud, jika ketemu maka langsung arsip dinamis pada kantor Perpustakaan Umum
diserahkan kepada yang meminjam. Pada dan Arsip Daerah Kota Semarang masih belum
prosedur yang dilakukan ini belum mengikuti aturan yang ada. Kecepatan tindakan
menggunakan kartu pinjam arsip pada yang dilakukan oleh pengeloah arsip cukup baik,
peminjaman arsip. Bukti telah mengembalikan dapat terlihat ketika ada surat yang datang
hanya ditulis di buku bantu yang dimiliki oleh untuk simpan maka langsung dikerjakan.
pengelola arsip. Arsip-arsip disini bersifat Kegiatan pemberkasan dimaksutkan
terbuka, yang berarti dapat dipinjam oleh untuk diperolehnya informasi arsip yang akan
pengguna yang membutuhkan, yang memiliki disimpan. Informasi arsip berbentuk daftar
akses terhadap arsip. Biasanya pengguna arsip berkas yang sekurang-kurangnya memuat data
atau peminjam arsip, meminjam untuk yaitu unit pengolah, nomor berkas, kode
menindak lanjuti surat yang kemarin-kemarin klasifikasi, uraian informasi berkas, tahun,
atau yang dulu, atau yang masih ada sangkutan jumlah dan keterangan. Di kantor Perpustakaan
atau hubungan atau keterkaitan dengan arsip- Umum dan Arsip Daerah Kota Semarang tidak
arsip yang dulu. mengadakan daftar berkas. Perintah untuk
Kegiatan temu kembali arsip juga belum melaporkan daftar berkas juga belum diadakan.
memanfaatkan kartu kendali arsip. Penggunaan Proses pemberkasan arsip pada kantor
kertu kendali masih belum optimal, kartu Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
kendali hanya disimpan pada kardek. Ini Semarang menggunakan petunjuk klasifikasi
menunjukkan bahwa penggunaan kartu kendali yang sudah disediakan oleh pemerintah.
masih belum dimanfaatkan secara optimal pada Klasifikasi ini menggunakan kode angka dan
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota huruf untuk membedakan masalah dalam
Semarang. Hal ini membuktikan bahwa penataan arsip, kode tersebut masih dapat

554
Maskurotul Laili /Economic Education Analysis Journal 3 (3) (2014)

diperinci lagi. Sistem klasifikasi ini dirasa sudah media arsip dapat memberikan efisien dan
nyaman dilaksanakan oleh pengolah, hal ini efektifitas untuk pengolah arsip. Alih media juga
terlihat dari cakatannya pengolah saat dapat memperluas tempat penyimpanan,
menentukan kode klasifikasi dalam dikarenakan sebagain arsip sudah berada pada
pemberkasan. memori komputer. Tahap selanjutnya kegiatan
Penataan didasarkan atas dasar kode adalah pemeliharaan, agar terhindar dari rayap
klasifikasi yang ada pada buku pedoman biasanya menggunakan semprotan anti rayap,
klasifikasi. Daftar arsip inaktif dibuat ketika kemudian tempat penyimpananya diasanya
akan melakukan pemindahan arsip ke depo secara rutin juga disemprot dengan cairan anti
arsip. Daftar arsip inaktif ini juga disimpan jamur. Kegiatan ini secara rutin dilaksanakan
kembali sebagai arsip, untuk mengantisipasi jika dua tahun sekali, karena kegiatan seperti ini
suatu hari ananti ada pihak yang membutuhkan waktu dan biaya yang tidak
mempertanyakan suatu arsip. Kegiatan-kegiatan sedikit. Pada saat penyemprotan itu
penataan yang dilaksnakan di instansi ini sudah membutuhkan waktu dua belas jam agar
cukup membuktikan bahwa kegiatan penataan ruangan penyimpanan arsip netral kembali.
pada kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Selama proses penyemprotan tersebut ruangan
Daerah Kota Semarang sudah cukup baik. penyimpanan ditutup, hanya pihak-pihak
Penyimpanan arsip yang ada pada kantor tertentu yang diperbolehkan masuk.
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Pemeliharaan yang baikpun belum tentu
Semarang sudah cukup baik mulai dari tempat memberikan hasil yang baik juga, masih ada saja
penyimpananya dan ruangan arsip yang rusak terkena rayap. Untuk
penyimpanannya. penanganan arsip yang rusak terdapat dua
Pengorganisasian arsip yang diterapkan penaganan pertama menambal bagaian yang
dalam penyimpanan adalah azaz sentralisasi, rusak dan hanya dibersihkan saja bagain yang
yaitu terpusat yang berada pada kantor bagian rusak. Untuk penambalan biasanya
TU. Ruang penyimpanan arsip bersih dan menggunakan lakban agar arsip yang rusak
terhindar dari debu jalan raya. Sudah adanya tersebut dapat kembali kebentuk semuala meski
berAC agar suhu dalam ruangan tetap setabil, tidak sempurna. Sedangkan untuk yang
tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembab. rusaknya sedikit maka bagian yang rusak
Pencahayaan juga cukup baik karena sinar dibersihkan atau dibuang kemudian disimpan
matahari tetap dapat masuk meskipun tetap lagi. Pemeliharaan untuk arsip yang rusak parah
manggunakan lampu sebagai pencahayaan akan dibuang atau dinggap hangus. Tahap
utama. Ruang penyimpanan juga terhindar dari selanjutnya penyusutan. Belum diadakannya
kemungkinan-kemungkinan serangan jadwal retensi arsip (JRA) dalam penyusutan
kebakaran, air seperti banjir, atap bocor, arsip dinamis. Pengelola arsip hanya membuang
serangga, bahaya manusia dan lain-lain. Tempat arsip yang tidak dibutuhkan lagi. Arsip-arsip
penyimpanan arsip kuat dan kering karena yang biasanya dibuang adalah seperti surat
menggunakan filling kabinet, meskipun sebagain undangan yang sudah berumur satu minggu dan
arsip ada yang disimpan dalam map penjepit sudah ditanggapi. Kegiatan ini dilakukan agar
dan ordner. Ruang penyimpanan yang baik juga tempat penyimpanan tidak penuh.
didukung oleh pengelola arsip cukup cekatan. Pemindahan arsip adalah kegiatan
Terlihat ketika ada surat yang datang untuk pemindahan arsip-arsip dari aktif kepada arsip
disimpan, langsung disimpan. Tempat inaktif, karena jarang sekali diperguanakan
penyimpanan menggunakan filing cabinet, satu dalam kegiatan sehari-hari. Pemindahan arsip
laci filing cabinet dianggap satu tahun. dapat juga berati kegiatan menindahkan arsip-
Alih media masih belum dibutuhkan oleh arsip yang telah mencapai jangka waktu atau
kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah umur tertentu. Pemindahan menjadikan filing
Kota Semarang. Padahal denagn adanya alih cabinet yang semula dipakai dalam pelaksanaan

555
Maskurotul Laili /Economic Education Analysis Journal 3 (3) (2014)

pekerjaan sehari-hari dapat dipergunakan untuk duplikatnya. Sistem penyimpanan yang


menyimpan arsip-arsip yang baru. Pemindahan diterapkan adalah sistem klasifikasi,
juga agar arsip dinamis yang frekuensi Alih media arsip juga belum dilaksanakan
penggunaannya masih tinggi atau sering oleh kantor Perpustakaan Umum dan Arsip
digunakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Daerah Kota Semarang. Meskipun dirasa belum
(dinamis aktif) mudah ditemukan kembali bila membutuhkan, tapi sudah ada persiapan untuk
diperlukan. Dan arsip yang frekuensi mangadakan alih media arsip. Penyusutan arsip,
penggunaannya sudah menurun (dinamis arsip dinamis aktif dipindahkan, maka semua
inaktif), dapat diselamatkan dengan cara arsip yang ada dalam kantor akan dipindahkan
memindahkannya ke pusat arsip sehingga dapat semua, tanpa mengalami proses seleksi terlebih
didayagunakan untuk berbagai kepentingan. dahulu, yang menyeleksi adalah depo arsip.
Alasan lain adalah agar kedua jenis arsip Seleksi ini biasanya dalam bentuk jadwal retensi.
tersebut tidak bercampur baur menjadi satu Cara pemusnahan arsip yang dilaksanakan di
sehingga dapat menyulitkan temu kembali arsip. kantor ini belum menggunakan alat bantu,
Setelah pemindahan ini dibuatkan laporan seperti penghancur kertas atau sejenisnya.
kegiatannya. Solusi yang telah diterapkan oleh kantor
Kegiatan pemusnahan dilakukan di depo Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
arsip. Pada depo arsip, pemusnahan Semarang secara garis besar masih kurang
dilaksanakan dengan baik dan benar arsip yang maksimal. Bentuk-bentuk dari usaha dalam
dikirim ke sini diseleksi dengan mengadakan mengatasi kendala yang dihadapi dalam
jadwal retensi arsip. Pengadaan jadwal retensi pelaksanaan pengelolaan arsip oleh kantor
arsip ini sebelumnya harus mengajukan proposal Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
kegiatan terlebih dahulu, yaitu satu tahun Semarang adalah sebagai berikut. Pertama pada
sebelum kegiatan dilaksanakan. Kegiatan pedoman yang digunakan dalam
selanjutnya setelah pembuatan jadwal retensi pengklasifikasian dan pembuatan jadwal retensi
arsip adalah penyeleksian arsip, arsip yang sudah diperbaiki atau direvisi ulang, dengan
masih harus disimpan dipisahkan dengan arsip adanya revisi ini diharapkan dapat membantu
yang akan dimusnahkan. Langkah selanjutnya meningkatkan kinerja pengelola arsip. Revisi
menyusun daftar arsip yang akan dihanguskan, arsip disahkan pada tahun 2013, secara garis
lalu pembuatan berita acara kegiatan besar isi pedonam yang baru masih sama berisi
pemusnahan arsip, dan mengundang saksi-saksi tata cara dan ketentuan-ketentuan yang benar.
untuk kegiatan. Pemusnahan arsip dilaksanakan Revisi ini yaitu, mengenai tata cara yang dibuat
setelah tahap-tahap ini selesai dilaksanakan. lebih jelas dan penambahan sedikit ketentuan-
Pelaksanaan pengelolaan arsip mengalami ketentuan baru yang dapat membantu pengelola
kendala-kendala yang dihadapi. Pertama, adalah arsip lebih faham.
kendala-kendala yang terjadi pada pencatatan Kedua, dalam bentuk pelatihan-pelatihan
dan pendistribusian. Penemuan kembali, ketika kearsipan, dengan adanya pelatihan kearsipan
arsip diambil dari map penyimpanan, tempat diharapkan pengelola arsip dapat menjalankan
dimana arsip yang diambil dibiarkan kosong, pekerjaanya dengan lebih baik lagi. Pelatihan
tidak digantikan oleh kartu pinjama arsip, kearsipan juga dapat menambah pengetahuan
karena tidak memiliki kartu pinjam arsip. Kartu dari pengelola arsip. Dengan adanya
pinjam arsip disini berfungsi sebagai penganti pengetahuan baru dan pengalaman yang baru
sementara arsip yang dipinjam. Pemberkasan maka diharapkan ada peningkatan dalam
arsip, pemberkasan masih hanya mengikuti apa kinerja pengelola arsip. Ketiga, dalam
yang dilaksanakan sebelumnya. Kendala yang perlengkapan, sebagaian perlengkapan sudah
terdapat dalam penyimpanan arsip. Arsip yang banyak yang diperbaiki, banyak juga yang
dikirim keluar belum dibuat rangkapnya atau diganti dengan yang baru. Seperti pengantian
map penyimpanan arsip dengan yang baru,

556
Maskurotul Laili /Economic Education Analysis Journal 3 (3) (2014)

merapikan arsip yang disimpan secara rutin oleh Pascasarjana Universitas Negeri Semarang”.
pengelola arsip. Sampai saat ini hanya langkah- Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES
langkah tersebut yang dilakukan oleh kantor Mulyono, Sularso, Partono, dan Agung Kuswantoro.
2011. Manajemen Kearsipan. Semarang: Unnes
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
Press.
Semarang dalam mengatasi kendala-kendala
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
yang dihadapi, demi menuju kinerja yang lebih Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
baik lagi, dan ketercapaian dari tujuan dari Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
organisasi. Rico, Rahmadeni. Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif DI
Kantor Cabang Perum Pegadaian Marapalam
SIMPULAN Padang. Dalam Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kerasipan Vol. 1,
Berdasarkan hasil pembahasan September 2012, Seri C. Padang: FBS
Universitas Negeri Padang
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai
The Liang Gie. 2009. Administrasi Perkantoran Modern.
berikut penciptaan arsip berupa penerimaan dan
Yogyakarta: Liberty.
pembuatan arsip. Penggunaan arsip meliputi Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
kegiatan pelayanan peminjaman dan temu 2009 tentang Kearsipan.
kembali. Peminjaman arsip belum Jakarta.
menggunakan kartu pinjam arsip. Pemeliharaan
meliputi pemberkasan, tahap, penataan,
penyimpanan, dan alih media. Tahap
pemberkasan hanya menerapkan tiga tahap,
yaitu memeriksa, mengindeks, dan menyimpan
arsip. Penyusutan meliputi kegiatan
pemindahan dan pemusnahan arsip. Penyusutan
arsip belum melakukan jadwal retensi arsip.
Peminjaman arsip hendaknya
mempergunakan lembar pengantar pinjam arsip,
jangan hanya secara lisan. Mengoptimalkan
penggunaan kartu kendali dengan
menggunakannya pada saat penemuan kembali.
Sebagai sumber data arsip saat pencatatan pada
kartu pinjam arsip. Surat atau arsip yang
dikirim keluar dibuat duplikatnya, untuk
dijadikan sebagai arsip. Mengadakan jadwal
retensi arsip (JRA) sebelum melaksanakan
kegiatan penyusutan, pemindahan, dan
pemusnahan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwari, Ahmad. 2005. Manajemen Kearsipan dalam


Penyelenggaraan Organisai Publik. Dalam Jurnal
Madani Edisi II/November. Bekasi:
Universitas Islam 45.
Basuki Sulistyo. 2003. Manajemen Arsip Dinamis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Haryati, Nanik Sri. 2013. “Pengelolaan Arsip Dalam
Mendukung Tertib Administrasi Di Program

557

Anda mungkin juga menyukai