TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Penyakit tuberkulosis pada bayi dan anak disebut juga tuberkulosis primer
nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari
B. Epidemiologi
Amerika Serikat adalah 9,4 per 100.000 penduduk pada tahun 1994 (lebih
dari 24.000 kasus dilaporkan). Anak yang pernah terinfeksi TBC memiliki
tertinggi di dunia berasal dari negara Afrika, Asia, Amerika, dan Brazil.
Singapura dan Malaysia. Penyakit ini menyerang semua golongan usia dan
jenis kelamin, serta merambah tidak hanya pada golongan sosial ekonomi
penderita TBC terbesar adalah usia 25-34 tahun (23,67%) dan terendah
Berdasarkan data badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2015 terdapat 9
juta kasus tuberkulosis baru di dunia, dan dari 9 juta kasus tuberkuosis
Indonesia sekitar 528.000. Pada Global Report WHO tahun 2010, jumlah
169.2213 merupakan kasus TBC baru BTA positif, 108.616 kasus TBC
BTA negatif, 11.215 TBC ekstra paru, 3709 kasus TBC yang kambuh, dan
1. Mycobacterium tuberculosa
dengan ukuran panjang 1-4 um dan tebal 0,3-0,6 um. Kuman ini terdiri
dari asam lemak. Sehingga, kuman ini lebih tahan terhadap asam,
2. Herediter
genetik.
3. Jenis kelamin
Pada akhir masa anak-anak, angka kematian lebih banyak terjadi pada
anak perempuan.
4. Usia
lebih mudah
D. Manifestasi Klinis
1. Gejala Sistemik
a. Demam
b. Malaise
a. Batuk
atau purulen.
b. Batuk darah
pembuluh darah yang pecah. Batuk darah tidak selalu timbul akibat
c. Sesak nafas
paru yang cukup luas. Pada awal penyakit, gejala ini tidak
ditemukan.
d. Nyeri dada
jalan nafas ke alveoli. Didalam alveoli, mereka akan berkumpul dan mulai
untuk memperbanyak diri. Selain itu, bakteri juga dapat berpindah ke sistem
limfe dan cairan darah ke bagian tubuh yang lain. Ketika kuman masuk
kedalam tubuh, sistem imun tubuh akan berespon dengan cara melakukan
yang nantinya akan diubah menjadi jaringan fibrosa bagian sentral yang
awal, individu dapat mengalami penyakit taktif karena sistem imun tubuh
yang tidak adekuat. Penyakit aktif juga dapat terjadi karna aktifitas bakteri
dan infeksi ulang. Tuberkel akan pecah dan melepaskan bahan seperti keju
kedalam bronchi. Tuberkel yang pecah ini akan sembuh dan membentuk
d. Terdapat klasifikasi
penyakit. Pada lesi baru diparu yang berupa sarang pneumonia, terdapat
Kemudian, pada fase berikutnya bayangan akan lebih padat dan batas
lebih jelas. Apabila lesi diliputi oleh jaringan ikat, maka akan terlihat
paru, yaitu :
a. Pemeriksaan darah
b. Sputum BTA
0,1 cc. Lokasi penyuntikan umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah
anak yang mendapat BCG langsung terjadi reaksi lokal dalam waktu
G. Penatalaksanaan
anak adalah :
1. Rifampisin
melalui oral dan IV. Diminum dalam keadaan lambung kosong dan
2. Isoniazide (INH)
Diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg BB/hari melalui oral dan IM.
3. Streptomisin (STM)
Diberikan setiap hari selama 1-3 bulan. Dilanjutkan 2-3 kali seminggu
4. Pirazinamid
5. Kortikosteroid
H. Komplikasi
1. Meningitis
2. Spondilitis
3. Pleuritis
(Suriadi, 2010).
4. Bronkopneumonia
dkk, 2013).
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
produktif
b. Data Obyektif
menurun
timpani
6) Auskultasi suara nafas tambahan: ronchi basah, kasar, dan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d infeksi bakteri pada paru,
pernafasan, keletihan
3. Intervensi
Kriteria Hasil : sekret (-), bunyi nafas vesikuler, reflek batuk (+),
TTV normal
Intervensi :
1) Kaji dan catat frekuensi nafas, suara nafas, suhu, jumlah dan
karakteristik sekret
BB, porsi makan kembali normal, turgor kulit elastis dan kenyal
Intervensi :
1) Timbang dan catat berat badan klien di jam yang sama setiap
hari
Intervensi :
anggota gerak
diderita anak
Intervensi :
penyakit anak
dilakukan penyuluhan
baru
3) Berikan informasi tentang tuberkulosis kepada orang tua
Intervensi :
berulang tuberkulosis
secara bertahap
penularan infeksi
seimbang
secara bertahap
4. Implementasi
keperawatan yang berorientasi pada tujuan. Pada fase ini data yang
reaksi klien.
a. Independen
c. Dependen
5. Evaluasi
a. Evaluasi formatif
b. Evaluasi sumatif
Dilakukan setelah seluruh aktivitas proses keperawatan selesai
dilakukan. Bertujuan untuk menilai dan memonitor kualitas
pelayanan asuhan keperawatan.
Mycobacterium Tuberculosa
Ketidak
Peningkatan Penumpukan seimbangan
Penumpukan
produksi sekret bakteri & nutrisi:
eksudat pd alveoli
Batuk makrofag kurang dari
kebutuhan
tubuh
Bersihan
Efusi pleura jalan nafas Nekrosis
tidak kaseosa
Pembentukan efektif
granuloma
Perkejuan
Berubah menjadi
jar. fibrosa: tuberkel
Tuberkel pecah
Membentuk jar.
parut yg terinfeksi
Tuberkel pecah
bronkopneuomonia
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.