secara biologis yang ada di dalam tubuh manusia dengan tujuan untuk menangkal
radikal bebas yang menyerang sehingga seorang individu akan terhindar dari
penyakit. Apabila sistem ini dapat bekerja dengan baik, maka seseorang akan
terhindar dari serangan virus ataupun bakteri, bahkan dapat mencegah dari serangan
kanker.
Akan tetapi, apabila sistem ini tidak bekerja dengan baik atau dalam kondisi yang
lemah, maka kekebalan tubuh individu tersebut akan mudah terserang penyakit. Hal
yang ditakutkan ketika sistem ini melemah adalah dapat meingkatkan resiko terserang
penyakit kanker.
Fungsi Sistem Imun
Suatu sistem dalam tubuh tentu memiliki fungsi masing masing, sama halnya dengan
sistem hormon pada manusia. Dan berikut adalah fungsi dari sistem imunitas tersebut:
Sistem Pertahanan
Fungsi utama dari sistem ini adalah sebagai sistem pertahanan tubuh, baik itu
penyakit yang dapat menular atau yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Keseimbangan Homeostatis
Homeostatis adalah keseimbangan yang ideal dalam tubuh yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan tubuh dengan cara berinteraksi dengan seluruh sistem yang
terdapat dalam tubuh. Sehingga imunitas ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan
Fungsi ketiga adalah untuk memperbaiki jaringan dengan cara mengeliminasi jaringan
sel yang sudah mati atau rusak dalam tubuh. Selain itu juga untuk mengeliminasi sel
Sistem kekebalan tubuh pada manusia terbagi atas 2 macam, diantaranya adalah
didasarkan pada pertahanan non spesifik dan pertahanan spesifik. Berikut adalah
Pengertian dari sistem pertahanan non spesifik adalah sistem pertahanan tubuh dengan
tidak membedakan antara mikorbia patogen satu dengan yang lain. Pertahanan non
spesifik ini terdiri atas pertahanan fisik, mekanis, kimiawi dan biologi. Adapun ciri
1. Pertahanan Fisik
Pertahanan fisik merupakan pertahanan yang terdapat diluar tubuh seperti kulit dan
membran moksa yang bertugas sebagai benteng utama mencegah masuknya patogen
ke dalam tubuh. Dimana seperti yang telah kita ketahui bahwa kulit terdiri atas sel sel
yang sangat rapat sehingga sangat menyulitkan bagi patogen untuk masuk
kedalamnya.
Di kulit juga terdapat keratin dan sedikit air untuk menghambat pertumbuhan dan
pencernaan dan kelamin. Membran ini bertugas untuk menjadi benteng pertahanan
kedua agar patogen tidak masuk ke dalam tubuh. Artikel terkait : Bagian Bagian Kulit
2. Pertahanan Mekanis
Pertahanan mekanis adalah pertahanan yang dapat ditemukan di bagian hidung dan
trakea kita, yaitu rambut dan silia. Rambut rambut halus yang terdapat pada hidung
berfungsi sebagai filter atau penyaring udara yang masuk dari luar menuju dalam
tubuh, sedangkan silia berfungsi sebagai sapu untuk menangkap partikel yang
3. Pertahanan Kimiawi
Pertahanan kimiawi adalah pertahanan yang berasal dari membran moksa dan kulit
dengan menghasilkan senyawa sekret. Sekret merupakan zat yang tersusun atas
senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Dalam hal ini, kulit
kita yang menghasilkan minyak dan keringat akan memberikan pH 3-5 yang dapat
Kemudian, air lur, air mata dan sekresi mukosa yang mengandung enzim lisozim ini
memiliki fungsi untuk memberantas bakteri dengan cara hidrolosis dinding selnya
4. Pertahanan Biologis
yang hidup di kulit akan tetapi tidak berbahaya. Adanya bakteri dalam kulit tersebut
dapat memberikan benteng pertahanan agar bakteri patogen tidak masuk dan tidak
Sistem pertahanan spesifik adalah sistem pertahanan tubuh yang peka terhadap
patogen tertentu yang sudah masuk kedalam tubuh manusia setelah melewati sistem
Sangat selektif
1. Limfosit
Salah satu bagian dari sistem pertahanan spesifik adalah limfosit. Limfosit pada
sistem ini terbagi atas 2 macam, yaitu limfosit B atau sering disebut sebagai sel B dan
limfosit T atau sel T. Berbeda dengan sel B yang proses pembentukan dan
Sel Darah )
Sel B yang memiliki fungsi sebagai pembentuk antibodi ini ternyata terbagi atas 3
macam, yaitu:
Jika sel B memiliki tugas sebagai pembentuk antibodi, maka sel T bertugas sebagai
pembentuk kekebalan seluler, selain itu terdapat tugas lain seperti ikut membantu
dalam proses produksi antibodi bersamaan dengan sel B plasma. Sel T sendiri terbagi
yang sudah masuk dalam tubuh, sel kanker serta sel tubuh yang sudah
2. Antibodi
Antibodi atau immuniglobulin adalah sistem pertahanan yang akan dibentuk ketika
ada antigen yang masuk atau dapat disebut sebagai serumnya antigen. Apa itu
antigen ? Antigen merupakan sejenis patogen, mereka sama sama berbahaya apabila
tidak dicegah. Antigen adalah senyawa kimia berupa protein yang dapat ditemukan di
sel kanker atau sel asing yang masuk. ( baca : Sintesis Protein )
Cara kerja dari antibodi adalah dengan mengikat langsung antigen tersebut, lalu akan
diproses lebih lanjut oleh makrofag untuk dihancurkan. Karena antibodi tertentu akan
bekerja pada penyakit spesifik, maka perlu banyak antibodi untuk menangani
Antibodi sendiri tersusun atas 2 gugus rantai polipeptida, yaitu 2 rantai berat dan 2
rantai ringan. Masing masing rantai tersebut nantinya akan saling berhubungan satu
sama lain dan membentuk kromosom Y. Dimana disetiap lengan yang terdapat pada
BAB II PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme
sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar,
sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat
pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan
a)Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke
dalam tubuh.
b)Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan
jaringan.
2.3.1Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikrobia patogen satu dengan
Tidak selektif
Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh
a.Pertahanan Fisik Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu
kulit dan membran mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen ke
dalam tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun rapat
sehingga sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit mengandung keratin dan
mukosa yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran
terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun rapat sehingga sulit ditembus oleh
patogen. Lapisan terluar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga dapat
b. Pertahanan Mekanis Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan
silia pada trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari
partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir untuk kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh.
dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia
yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah
minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana asam (pH 3-5)
sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur
(saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat
membunuh bakteri dengan cara menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah
tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut
memperoleh nutrisi.
kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores atau benturan keras. Proses inflamasi
berfungsi mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Reaksi
inflamasi juga berfungsi sebagai sinyal bahaya dan sebagai perintah agar sel darah
4. Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang
terinfeksi.
5. Sel-sel fagosit memakan patogen.
fagosit dengan cara mencerna mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari dua
mononuklear adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi ke jaringan akan
neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell mast (mastosit). Sel-sel fagosit akan bekerja sama
setelah memperoleh sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen. Berikut ini
fagosit. 2. Pergerakan ( chemotaxis ), pergerakan sel fagosit menuju patogen yang telah
terdeteksi. Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat yang dihasilkan oleh patogen.
3.Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membran sel fagosit.
hancur. Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati bersama dengan sel tubuh dan
6. Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak dicerna akan dikeluarkan
Protein Antimikrobia Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non
patogen dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma
bakteri tersebut. Hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan
garam-garam dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya
sel bakteri tersebut. Interferon dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon
dihasilkan saat virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya,
interferon akan berikatan dengan sel yang tidak terinfeksi. Sel yang berikatan ini
kemudian membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan
merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh.
Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh
Bersifat selektif
Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing Mampu
dan zat kimia (antibodi) Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal
A. Limfosit
2. Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh
Limfosit T (Sel T) Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan
kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil antigen secara
langsung. Sel T juga membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat
dibedakan menjadi :
1. Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel tubuh
3. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara
Antibodi (Immunoglobulin/Ig) Antibodi akan dibentuk saat ada antigen yang masuk
ke dalam tubuh. Antigen adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel asing atau
sel kanker. Antibodi disebut juga immunoglobulin atau serum protein globulin, karena
merupakan senyawa
protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya
ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik
untuk antigen tertentu. Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat
spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari
berbagai kuman penyakit. Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik,
yaitu dua rantai ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu
sama lain oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan
dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja
opsonisasi)
Tabel 2.3.1
1. IgM Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang pertama
2. IgG Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua
3. IgA Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan membran mukosa.
yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan
5. IgE Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah dan cell mast (mastosit)
di dalam jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk melepaskan histamin dan
terlibat dalam reaksi alergi. Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
sistem kekebalan tubuh berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terdiri
Tabel 2.3.2
spesifik
Pertahana pertama Pertahanan Pertahanan ketiga
kedua
kulit inflamasi limposif
Membran mukosa Sel-sel fagosit Anti body
Rambut hidung Protein anti
trakea
Cairan skresi dan
membran nukosa
yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh
untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B
plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga
berakhir, sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini
disebut respons kekebalan primer. Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam
plasma yang akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons
kekebalan sekunder. Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi
antibodi yang dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer. Hal ini
sel asing atau jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh
terkena antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan
menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi
berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons kekebalan dengan cara
1) Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat infeksi
suatu kuman penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi kebal terhadap
penyakit itu. Misalnya, seseorang yang pernah sakit campak tidak akan terkena
Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksinasi adalah
proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang
dierikan secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang
toksoid atau ekstrak antigen dari suatu patogen yang telah dilemahkan. Vaksin yang
permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena
jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga
menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain
cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, dan
demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar
sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat. Secara garis besar, vaksin
1.Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini
2.Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang
telah dimatikan.
3.Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun)
2) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan pasif diperoleh
setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun buatan.
Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima antibodi dari
ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan. Kekebalan ini juga
banyak antibodi.
Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi yang diekstrak
dari suatu individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan ini berlangsung
Alergi
Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa
yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat
berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan
tertentu, misalnya udang. Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen
antibod IgE. Alergen yang pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan
menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk akan berikatan dengan mastosit.
Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan
terikat pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan
histamin yang berperan dalam proses inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan
timbulnya gejala alergi seperti bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir,
antihistamin.
b) Autoimunitas
Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang
diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan
sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya
kelainan, yaitu :
1. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas
2.Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot
3.Addison’s disease
antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan
menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.
4. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita lupus,
kompleks imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh
antibodi selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun,
pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit
dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin bertambah sambil mengeluarkan
senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan menimbulkan
berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh
akan terganggu.
dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan
ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur sendi, atrofi otot, serta
penipisan tulang.
c) AIDS
penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T
pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan jenis sel T
berbagai kuman penyakit. Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada
permukaan sel tersebut terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika
permukaan sel T pembantu. Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu secara
endositosis dan mulai memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel
T yang terinfeksi secara eksositosis atau melisiskan sel Jumlah sel T pada orang
normal sekitar 1.000 sel/mm 3 darah, sedangkan pada penderita AIDS, jumlah sel T-
nya hanya sekitar 200 sel/mm 3 Kondisi ini menyebabkan penderita AIDS mudah
terserang berbagai penyakit seperti TBC, meningitis, kanker darah, dan melemahnya
ingatan. Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan
tampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita
HIV positif yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan
seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu antara
5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi
penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV di dalam tubuh membutuhkan
kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala
penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS
umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun. Gejala-gejala penyakit
AIDS yaitu :
Penurunan libido
Sakit kepala
Demam
Diare
Terjadi penurunan berat badan secara drastis Cara penularan virus HIV/AIDS :
Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu
1. Nutrisi yang sempurna Setiap makanan yang kita makan harus mencakup berbagai
nutrisi untuk tubuh kita karena nutrisi dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena
antibodi. Protein dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
Vitamin dan mineral Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari berbagai jenis
Teh hijau Teh hijau mengandung antioksidan flavonoid yang dapat membantu
theanine pada daun teh dapat membantu sel imun badan dalam melawan bakteri
dan virus.
Aloevera Aloevera mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang
2. Olahraga yang sesuai Olahraga minimal 15 menit setiap hari secara berkelanjutan