Anda di halaman 1dari 28

1.

Jelaskan apa yang dimaksud metode penelitian dan sebutkan dua jenis penelitian
Jawaban:

Metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang dipilih secara spesifik untuk
menyelesaikan masalah yang diajukan dalam sebuah riset dan suatu langkah yang dimiliki &
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta
melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian juga
memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur dan
langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan langkah
apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan dianalisis.

2 Jenis penelitian:

1) Metode Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada pemahaman terhadap
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Pada metode penelitian ini, peneliti
menggunakan perspektif dari partisipan sebagai gambaran yang diutamakan dalam
memperoleh hasil penelitian.

2) Metode Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang bersifat sistematis dan menggunakan
model-model yang bersifat matematis. Teori-teori yang digunakan serta hipotesa yang
diajukan juga biasanya berkaitan dengan fenomena alam. Berikut ini adalah beberapa
perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan latar belakang penelitian, fenomena dan
masalah dalam penelitian, lengkap dengan contohnya
Jawaban:

Latar Belakang penelitian adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik harus
disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang
mendukung. Latar belakang juga merupakan gambaran yang jelas mengenai pemikiran
ilmiah, dengan cara mengemukakan masalah dan menghadapkan pada beberapa pustaka
yang relevan yang dapat menuntun pembaca menuju kepada pemikiran logis.

Fenomena adalah segala sesuatu yang dapat dilihat atau dirasakan. Fenomena yang layak
untuk diteliti adalah yang terdapat kesenjangan antara teori dengan fakta yang terjadi.
Gambaran fenomena/masalah akan menjadi alasan kenapa penelitian tersebut harus
dilakukan, dan juga untuk dijadikan acuan dalam menyusun Bab-Bab selanjutnya dalam
penelitian.

Terdapat kriteria fenomena yang baik untuk dilakukan penelitian:

1) Terdapat kesenjangan antara teori dan fakta


2) Tedapat lebih dari satu alternatif jawaban atas permasalahan tersebut
3) Sedang terjadi di masyarakat dan dibutuhkan jawaban atas permasalahan tersebut
4) Memiliki nilai penemuan/manfaat yang tinggi
5) Bukan merupakan replikasi atau pengulangan dari penelitian yang sudah pernah
dilakukan
6) Memiliki relevans/justifikasi teori yang jelas
7) Penelitian atas permasalahan tersebut dapat dilaksanakan
8) Berdasarkan fakta
Contoh:

BAB I

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pajak adalah iuran wajib dari rakyat ke kas negara berdasarkan

undang-undang ( yang dapat dipaksakan dan tidak menerima jasa kembali

yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pajak sendiri mempunyai

peranan penting untuk keperluan negara, seperti membayar gaji pegawai

maupun membangun infrastruktur.

Dalam sistem pemungutan,terdapat dua jenis sistem pemungutan

pajak yaitu official assessment system dan self assessment system yaitu

suatu sistem diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri besarnya pajak

yang terutasng,memperhitungkan besarnya pajak yang sudah

dipotong,membayar pajak yang harus dibayar dan melaporkan ke kantor

pajak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang

berlaku (Diana Sari,2013).

Supaya sistem tersebut berjalan dengan baik, dibutuhkan kesadaran,

dan kepatuhan yang tinggi untuk membayar pajaknya,sehingga wajib pajak

tersebut dapat memahami peranan pajak terhadap negara. Akan tetapi

dalam kenyataannya,kewajiban wajib pajak untuk membayar iuran ke kas

negara masih tergolong rendah menurut menteri keuangan melalui

Direktorat jenderal pajak. Wajib pajak yang terdaftar sebanyak 20 juta

namun yang menyampaikan pajaknya sekitar 10 juta wajib pajak. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Direktorat

Jenderal Pajak melakukan berbagai terobosan yang terkait dengan

aplikasi teknologi informatika dalam kegiatan perpajakan pun terus


dilakukan salah satunya dengan melakukan reformasi perpajakan.

Gunadi dalam Abdul Rahman (2010:210) menyatakan bahwa, “

reformasi perpajakan meliputi dua area, yaitu reformasi kebijakan

pajak berupa regulasi atau peraturan perpajakan seperti undang-

undang perpajakan dan reformasi administrasi perpajakan. Reformasi

administrasi perpajakan memiliki beberapa tujuan.”

Pertama, memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya Kedua, mengadministrasikan

penerimaan pajak sehingga transparansi dan akuntabilitas penerimaan

sekaligus pengeluaran pembayaran dana dari pajak setiap saat

dapat diketahui. Ketiga, memberikan suatu pengawasan terhadap

pelaksanaan pemungutan pajak,terutama adalah kepada aparat

pengumpul pajak, kepada Wajib Pajak, ataupun kepada masyarakat

pembayar pajak guna memudahkan, meningkatkan, serta

mengoptimalisasikan pelayanan kepada wajib pajak.

Agar tujuan tersebut tercapai, program reformasi administrasi

perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan Secara menyeluruh melalui

perubahan dalam bidang organisasi, teknologi informasi, dan

komunikasi, dan pelaksanaan corporate governance (Diana Sari,2013).

Pada tanggal 24 januari 2005 bertempat di kantor

kepresidenan,Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat

Jenderal Pajak meluncurkan produk E-fiiling atau Electronic-Filling yaitu

system pelaporan/penyampaian pajak dengan surat pemberitahuan (SPT)

Secara elektronik (e-filling) yang dilakukan melalui sistem on-line yang real

time.
Dalam keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut dinyatakan

bahwa penyampaian surat pemberitahuan Secara elektronik (e-spt)

dilakukan melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi (Applcation service

provider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak .untuk

pengaturannya lebih lanjut maka dikeluarkanlah peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor KEP - 05/PJ./2005 Tentang tata cara

pemberitahuan Secara elektronik (e-filling) melalui perusahaan penyeda

jasa aplikasi (ASP).

Dengan Adanya system ini,para wajib pajak akan lebih mudah

menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di kantor-kantor

pelayanan pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Dengan

diterapkannya sistem E-filling, pengiriman data surat pemberitahuan (SPT)

dapat dillakukan dimana saja dan kapan saja baik diluar maupun

didalam negeri, tidak tergantung pada jam kantor dan dapat pula

dilakukan di hari libur dan tanpa kehadiran petugas pajak (24 jam dalam

7 hari), dimana data akan dikirim Penerapan sistem e-filling diharapkan

dapat memudahkan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT. Namun

dalam kenyataannya, masih banyak Wajib Pajak yang belum

menggunakan fasilitas tersebut.Berikut ini rasio penggunaan sistem e-

filling oleh Wajib Pajak :

Rasio Penggunaan Sistem E-Filling oleh WP dari Tahun 2014-2012

Tahun
Keterangan
2014 2013 2012

WP yang terdaftar 20.044.136 24.062.633 12.063.117

WP yang 10.181.683 9.001.092 8.047.015


menyampaikan

kewajiban kepada

negara

Rasio Tingkat 12,45%% 18,05% 11,09%

kepatuhan WP

Sumber:Data Diolah Sendiri 2017

Berdasarkan tabel diatas diketahui sampai tahun 2014 atau selama 12

tahun E-filling diterapkan. Belum banyak yang sudah menggunakan

sistem tersebut dan masih jauh dari harapan yang telah ditetapkan.

Penggunaan E-filling memanfaatkan jaringan internet,maka untuk dapat

menggunakan e-filling wajib pajak dituntut untuk dapat mengoperasikan

internet. Di sisi lain masyarakat dapat dikatakan sudah banyak.Hal tersebut

data statistic di Indonesia.


Sumber : Hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

2016

Berdasarkan peneliti juga ingin meneliti apakah pemahaman

terhadap internet dapat memoderasi hubungan antara penerapan

system e-filling dengan kepatuhan Wajib Pajak karena untuk dapat

menggunakan e-filling Wajib Pajak harus dapat mengoperasikan internet.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka dengan ini

peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul

“ Pengaruh Penerapan Ssistem E-Filling Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak dengan pemahaman Sebagai Varibael pemoderasi”

3. Jelaskan yang dimaksud dengan tinjauan pustaka, berikan contohnya


Jawaban:

Tinjauan pustaka adalah ulasan mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang ada kemiripan
obyek atau permasalahan, yang sangat boleh jadi ada kaitannya dengan penelitian yang
sedang dilakukan. Penelitian tersebut dapat berupa laporan penelitian, jurnal, skripsi, tesis
atau disertasi. Tinjauan pustaka diperlukan untuk menjamin agar penelitian tersebut benar-
benar original, bukan plagiasi, bahkan sekedar pengulangan atas apa yang sudah diteliti oleh
orang lain. Kalaupun bersifat pengulangan, penelitian dapat ditempatkan sebagai pengujian
kembali terhadap hasil penelitian terdahulu.

Contoh:

BAB 5

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

1.1 Tinjauan Pustaka

Definisi Pajak
Terdapat jenis-jenis atau Definisi pajak,Namun pada hakekatnya

tujuan dan maksud pajak itu seragam. Menurut pasal 1 Undang-Undang

Nomor 16 tahun 2009 tentang KUP berbunyi:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”.

Menurut Dr.soeparno soemahadidjaja dalam erly suandy (2005).

merupakan iuran bersifat wajib,berupa uang atau barangmenurut Dr.

Soeparno Soemahamidjaja dalam Erly Suandy (2005) pajak merupakan

iuran yang bersifat wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut

oleh pemerintah berdasarkan norma-norma hukum, yang digunakan untuk

menutupi biaya produksi barang-barangdan jasa-jasa kolektif untuk

mencapai kesejahteraan umum.

Sedangkan menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani, dalam abdul Rahman

(2010) Pajak adalah iuran dari masyarakat kepada negara yang dapat

dipaksakan dan terutang oleh pihak yang wajib

membayarnya.berdasarkan perundang-undangan dengan tidak mendapat

prestasi kembali Secara langsung yang digunakan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas

negara dalam menyelenggarakan pemerintahan.

Berdasarkan beberapa Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pajak adalah kontribusi wajib ,berupa uang badan kepada negara

terutang oleh orang pribadi atau badan. yang dapat dipaksakan sesuai

peraturan perundang-undangan dengan tidak mendapat imbalan Secara


langsung yang digunakan untuk membiayai keperluan negara dalam

menyelenggarakan pemerintahan untuk mencapai kesejahteraan umum.

Pajak mempunyai beberapa fungsi seperti yang diungkapkan oleh

Abdulrahman (2010,21-22),yaitu:

a) Fungsi Anggaran;sebagai sumber pendapatan negara,pajak

berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.Biaya

tersebut digunakan untuk menjalankan tugas rutin negara dan untuk

melaksanakan pembangunan negara.

b) Fungsi mengatur;melalui kebijaksanaan pajak,pemerintah dapat

mengatur pertumbuhan ekonomi.dengan fungsi mengatur,pajak dapat

digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

c) Fungsi Stabilitas;pemerintah memiliki dana yang berasal dari pajak

untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga

sehingga inflasi dapat dikendalikan.

d) Fungsi Redistribusi Perpajakan; Pajak yang sudah dipungut oleh

negara dari masyarakat akan digunakan untuk membiayai semua

kepentinngan umum,termasuk juga untuk membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka kesempatan kerja,yang pada akhirnya,akan

meningkatkan pendapatan masyarakat.

2.2 Penerapan Sistem E-Filling

2.2.1 Pengertian E-filling

Bedasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-

1/PJ/2014,E-filling adalah suatu cara untuk menyampaikan SPT atau

pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan yang dilakukan Secara on-

line yang Realtime melalui website Direktorat Jenderal Pajak atau

Penyedia jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) dengan


memanfaatan jalur komunikasi internet secara online realtime,sehingga

dapat melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan kapan saja,

sedangkan Realtime berarti bahwa konfirmasi dari Direktorat Jenderal

Pajak dapat diperoleh sat itu juga apabila data-data surat

pemberitahuan yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai

dikirim Secara elektronik.

Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PL/2004

tentang penyampaian surat pemberitahuan Secara elektronik dalam

pasal 1 Direktorat Jenderal Pajak memutuskan bahwa “wajib pajak dapat

menyampaikan surat pemberitahuan Secara elektronik melalui

perusahaan penyedia jasa aplikasi (Aplication server Provider) yang

ditunjuk oleh direktorat jenderal pajak.” Dalam pasal 2 dijelaskan

persyaratan sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi (ASP) yaitu:

1. Berbentuk badan

Peusahaan penyedia jasa harus berbentuk badan,yaitu

sekumpulan orang ataupun modal yang melakukan usaha ataupun tidak

melakukan usaha yang berorientasi pada laba dan non laba. 25

ataupun tidak melakukan usaha yang berorientasi pada laba atau non

laba.

2. Memiliki izin usaha penyedia jasa a plikasi (ASP).

Penyedia jasa aplikasi merupakan perusahaan yang sudah

memiliki ijin dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang

dapat menyalurkan penyampaian SPT Secara online yang real time.

3. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Perusahaan penyedia jasa aplikasi harus mengukuhkan Nomor Pokok

Wajib Pajaknya sebagai Pengusaha Kena Pajak.


4. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Perusahaan yang ingin menjadi perusahaan penyedia jasa aplikasi

harus menandatangani perjanjuan dengan Direktorat Jenderal

Pajak.Beberapa perusahaan penyedia jasa aplikasi yang telah ditunjuk

oleh DJP menurut Fidel (2010) adalah sebagai berikut :

1) http://www.pajakku.com

2) http://www.laporpajak.com

3) http://www.taxreport.web.id

4) http://www.layananpajak.com

5) http://www.onlinepajak.com

6) http://www.setorpajak.com

7) http://www.pajakmandiri.com

8) http://www.spt.co.id

Menurut Gita (2010) E-filling ini sengaja dibuat agar tidak ada

persinggungan antara wajib pajak dan apparat pajak dan control wajib

pajak bisa tinggi karena mereka mengisi sendiri E-SPT nya. E-filling

bertujuan untuk mencapai transparansi dan bisa menghilangkan

praktek-praktek korupsi,kolusi,dan nepotisme (KKN).Diterapkannya E-filling

Diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat Wajib Pajak dalam

menyampaikan SPT,karena wajib tidak perlu datang ke Kantor Pelayan

Pajak Untuk pengiriman data SPT,Dengan kemudahan dan sederhananya

dalam administrasi diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan wajib

pajak.E-filling Juga dirasakan manfaatnya oleh kantor pajak yaitu lebih

cepatnya penerimaan laporan SPT dan lebih mudahnya kegiatan

administrasi,pendataan,distribusi,dan pengarsipan laporan SPT.

Berikut ini proses untuk melakukan E-filling dan tata cara penyampaian

SPT Tahunan Secara E-filling:


1. Mengajukan permohonan Elektronik Filling Identification Number (e-

FIN) Secara tertulis. E-FIN merupakan nomor identitas wajib pajak bagi

pengguna e-filling. E-FIN merupakan nomor identitas wajib pajak bagi

pengguna E-filling. Pengajuan permohonan E-FIN dapat dilakukan melalui

situs DJP atau KPP terdekat.

2. Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak akan memperoleh username

dan password,tautan aktivitas akun e-filling melalui email yang telah

didaftarkan oleh wajib pajak, dan digital certificate yang berfungsi

sebagai pengaman data wajib pajak dalam bentuk formulir elektronik

(compact disk).yang merupakan pengganti lembar manual SPT.

3. Mengirim SPT Secara online dengan mengisikan kode verifikasi.

4. Notifikasi status e-SPT akan diberikan kepada wajib pajak melalui

email.bukti penerimaan E-filling terdiri dari NPWP (Nomor Wajib Pajak_,

tanggal transaksi, jam transaksi, Nomor Transaksi Penyampaian ASP

(NTPS),Nomor Transaksi pengiriman ( nama penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

Sistem e-filling melalui website Direktorat Jnederal Pajak dapat

digunakan untuk:

1. Melayani penyampaian SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi formulir

1770S. SPT ini digunakan bagi Wajib Pajak yang sumber penghasilannya

diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan

lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerja bebas.

2. Melayani penyampaian SPT Tahunan WP OP Orang Pribadi Formulir

1770SS. SPT ini digunakan bagi Orang Pribadi yang sumber

penghasilannya dari satu pemberi kerja (sebgaia karyawan) dan jumlah

penghasilan brutonya tidak melebihi Rp.60.000,000,. (enam puluh juta

rupiah setahun serta tidak terdapat penghasilan dari bunga bank dan

bunga kopera. (www.pajak.go.id)


2.2.2 Penerapan Sistem E-Filling

Pengertian Penerapan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah proses, cara, perbuatan menerapkan; pemsangan; pemanfaatan.

E-filling merupakan bagian dari system dalam administrasi pajak yang

digunakan untuk menyampaikan SPT Secara online yang realtime yand

diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui situs DJP yaitu:

1. Penyampaian SPT lebih cepat karena dapat dilakukan dimana

saja dan kapan saja yaitu 24 jam sehari,7 hari dalam seminggu,karena

memanfaatkan jaringan internet.

2. Biaya pelaporan SPT lebih murah karena untuk mengakses situs

DJP tidak dipungut biaya.

3. Penghitungan dilakukan Secara cepat karena menggunakan

system computer.

4. Lebih mudah karena pengisian SPT dalam bentuk wizard

5. Data yag disampaikan wajib pajak selalu lengkap karena terdapat

validasi pengisian SPT

6. Lebih ramah lingkungan karena meminimalisir penggunaan kertas.

7. Dokumen pelengkap (Fotokopi formulir 1721 A!/A2 atau bukti

potong PPh terutang bagi wajib pajak kawin pisah harta dan/atau

mempunyai NPWP sendiri,fotokopi bukti pembayaran zakat) tidak perlu

dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui Account Representative.

(www,pajak.go.id)

2.2.3 Latar belakang E-Filling

Untuk menjawab dan menyikapi meningkatnya kebutuhan

komunitas wajib pajak yang tersebar di seluruh Indonesia akan tingkat

pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya


pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk memngurangi beban

proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas,berdasarkan

keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Surat Keputusan No.88

mengenai pelaporan SPT Secara elektronik pada bulain mei 2004.

Tujuan utama layanan pelaporan pajak Secara e-filling :

1) membantu para wajib pajak untuk menyediakan fasilitas

pelaporan SPT Secara elektronik (via Internet) kepada wajib pajak,

sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukannya dari rumah

atau tempatnya bekerja,sedangkan wajib pajak badan dapat

melakukannya dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini akan dapat

membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh wajib

pajak untuk mempersiapkan,memproses dan melaporkan SPT ke kantor

pajak Secara benar dan tepat waktu.

a. Dengan cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berarti juga

akan memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan

penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi,

pendataan, (juga akurasi data), distribusi dan pengarsipan laporan SPT.

b. Saat ini tercatat lebi dari 10 juta wajib pajak di Indonesia,

dengan cara pelaporan yang manual tidak mungkin akan dapat

ditingkatkan pelayanan terhadap para WP tersebut. Maka dengan e-

filling dimana system pelaporan menjadi mudah dan cepat, diharapkan

jumlah wajib pajakdapat meningkat lagi dan penerimaan negara

tercapai.

2.3 Kepatuhan Wajib Pajak

2.3.1 Pengertian Wajib Pajak


Pengertian Wajib Pajak menurut UU No 16 tahun 2009 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Berbunyi:

“ Wajib Pajak Adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak

dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan.” Menurut, Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya

Mardiasmo (2011 : 1) : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Menurut

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

wajib pajak adalah subyek pajak yang terdiri atas orang pribadi atau

badan yang memenuhi syarat-syarat objektif yang idtentukan oleh

undang-undang, yaitu menerima atau memperoleh penghasilan kena

pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Subyek pajak adalah orang atau badan

yang bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia.menurut

mardiasmo (2011:136) subjek pajak dibedakan menjadi:

1. Subjek pajak dalam negeri yang terdiri dari:

a. Subjek pajak orang pribadi, yaitu:

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia

lebih dari 183 (serarus delapan puluh tiga) hari ( tidak harus berturut-

turut) dalam jangka waktu 12 (dua belas) bualan, atau

2) Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia

dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.

b. Subjek pajak badan,yaitu:


Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali

unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

1) Pembentukkannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

2) Pembiayaan bersumber dari anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat

atau Pemerintah Daerah; dan

4) Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional

negara ;

c. Subjek pajak warisan,yaitu:

Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang

berhak.

2. Subjek pajak luar negara yang terdiri dari:

a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (serratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan,dan

badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia, yang menjalankan usaha tetap di Indonesia;dan

b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia,orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 ( serratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu (dua belas ) bulan, dan

badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia. yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan di

Indonesia, tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

2.3.2 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak


Menurut Norman D. Nowak (Moh. Zain: 2004), Kepatuhan Wajib Pajak

memiliki pengertian yaitu: “Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran

pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana”:

1. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas

3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar

4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.”

Menurut Erard dan Feinstein yang di kutip oleh Chaizi Nasucha dan

di kemukakan kembali oleh Siti Kurnia (2006:111) pengertian kepatuhan

wajib pajak adalah rasa bersalah dan rasa malu, persepsi wajib pajak atas

kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka tanggung, dan pengaruh

kepuasan terhadap pelayanan pemerintah. Jadi,kepatuhan wajib pajak

adalah ketika waib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan perpajakannya,kewajiban perpajakannya meliputi

mendaftarkan diri,menghitung,dan membayar pajak terutang,membayar

tunggakan dan menyetorkan kembali surat pemberitahuan.

Terdapat dua macam kepatuhan yaitu:

1. Kepatuhan Formal; suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban wajib perpajakan Secara formal dalam undang-undang

perpajakan

2. Kepatuhan material; suatu keadaan dimana wajib pajak Secara

substansive / hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan,

yakni sesuai dengan isi dan jiwa undang-undang perpajakan.

2.3.3 Syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

192/PMK/.03/2007 tentang Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dalam

rangka pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, Wajib

Pajak dengan kriteria tertentu disebut sebagai wajib pajak patu apabila

mmenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan; tepat

waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan dalam tiga

tahun terakhir yaitu akhir bulan ketiga setelah tahun pajak .

2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untukk semua jenis pajak,

kecuali tunggakan pajakyang telah memperoleh izin menganggur atau

menunda pembayaran pajak, Tunggakan pajak adalah angsuran pajak

yang belum dilunasi pada saat atau setelah tanggal pengenaan denda.

3) Laporan keuangan harus diaudit oleh akuntan Publik atau

lembaga pengawas keungan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian selama tiga tahun berturut-turut Pendapat wajar tanpa

pengecualian diberikan oleh auditor apabila tidak ditemukan kesalahan

material Secara menyeluruh dalam laporan keuangan yang disajikan,

dengan kata lain laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan

Standar akuntansi Keuangan (SAK).

4) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang

perpajakan berdasarkan keputusan pengauditan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangkawaktu lima tahun terakhir.

Keuntungan yang diterima apabila menjadi Wajib Pajak patuh adalah

mendapatkan pelayanan khusus dalam restitusi pajak penghasilan dan

pajak pertambahan nilai yaitu pengembalian pendahuluan kelebihan

pajak tanpa harus dilakukan pemeriksaan kepada pengusaha kena

pajak.
2.3.4 Upaya meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Peningkatan kepatuhan merupakan tujuan utama diadakannya

reformasi perpajakan seperti yang diungkapkan Gulilermo perry dan

john whalley dalam Marcus Taufan sofyan (2005) menyatakan terdapat

tiga strategi dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui

administrasi perpajakan,yaitu:

1) Mmbuat program dan kegiatan yang dapat menyadarkan dan

meningkatkan kepatuhan Secara sukarela.

2) Meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak yang sudah patuh

supaya dapat mempertahankan atau meningkatkan kepatuhannya.

3) Dengan menggunakan program atau kegiatan yang dapat

memerangi ketidakpatuhan.

2.4 Pemahaman media internet

2.4.1 Pengertian Internet

Internet merupakan ( interconnected-networking ) merupakan

rangkaian computer yang terhubung didalam berbagai rangkaian.

Menurut Purbo (dalam Prihatna, 2005) mendefinisikan internet adalah:

“bahwa Internet pada dasarnya

merupakan sebuah media yang digunakan untuk mengefesiensikan sebuah

proses komunikasi yang disambungkan dengan berbagai aplikasi, seperti

Web, VoIP, E-mai.” Menurut Kayo, Mori, dan Takano (1996) memberikan

pendapat bahwa internet merupakan jarngan yang memiliki 3 keistimewaan.

Keistimewaan pertama, yang terdapat dalam internet adalah kebebasan

internet. Internet dan memberikan penggunanya semacam kuasa untuk

saling memberi dan menerima informasi secara bebas.


Kedua, internet memiliki keistimewaan, yaitu lebih dinamik serta

dinilai sangat mengikuti perkembagan waktu. Kebanyakan informasi dalam

internet yang biasa diakses adalah informasi – informasi yang paling baru

apabila dibandingkan dengan informasi dalam media cetak

Ketiga, internet merupakan sebuah jaringan yang bersifat interaktif.

Hal ini dikarekan melalui internet, setiap penggunanya dimungkinkan untuk

dapat berinteraksi dengan pengguna lain di dunia ini setiap saat.

Di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) dijelaskan pemahaman memiliki kata dasar

paham yang berarti pandai dan mengerti benar proses, cara,

perbuatan (tentang suatu hal). Berdasarkan

penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan pemahaman internet adalah

mengerti benar tentang apa itu internet dan mengetahui bagaimana cara

menggunakan internet.

Andrew S.Tannebaum ( 5 edition 1994 ) manfaat internet:

1. Akses internet memberikan pengguna rumahan dengan

konektivitas ke remote computer. Seperti dengan perusahaan,

pengguna rumahan dapat mengakss informasi, berkomunikasi dengan

orang lain, dan membeli produk dan jasa dengan e-commerce.

2. Komunikasi antara orang-orang dan informasi mengakses aplikasi

jaringan social.

3.E-commerce Secara luas digunakan adalah akses ke lembaga

keuangan dan digunakan pemerintah untuk mendistribusikan formulir

pajak elektronik, banyak orang yang sudah membayar tagihan mereka,

dan menangani investasi mereka Secara elektronik. Tren ini pasti akan

berlanjut seiring dengan jaringan akan menjadi lebih aman.


Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas, maka wajib pajak dituntut

untuk mengerti atau paham dengan internet, Apabila wajib pajak tidap

dapat mengoperasikan internet, penerapan system tersebut tidak

berpengaruh apa-apa terhadap kenyamanan dan kemudahan dalam

penyampaian SPT kepada kantor pajak yang diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan waib pajak.

4. Jelaskan yang dimaksud dengan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian,


lengkap dengan contoh
Jawaban:

Kerangka pemikiran merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat
mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi
jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel
berdasarkan pembahasan teoritis. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antara variabel independen dan dependen.

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis sifatnya
yang hampir menyerupai suatu ramalan, namun hipotesis bukan sekadar “ramalan” tetapi
ramalan yang berdasarkan suatu hasil serta problematik yang timbul dari penelitian
pendahuluan, hasil renungan pemikiran yang logis dan rasional, atau atas dasar suatu teori
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal yang sangat perlu
diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa ia tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar
hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu
memenuhi keinginannya, atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah
keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul.

Contoh:

1.2 Kerangka pemikiran

2.5.1 Pengaruh penerapan system E-filling terhadap kepatuhan

wajib pajak

Pajak merupan sumber utama dalam penerimaan negara yang

dikelola kementerian keuangan melalui institusi Direktorat jenderal

Pajak untuk dapat memaksimalkan sumber penerimaan negara, untuk

itu dibutuhkan wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya yaitu


membayarkan pajaknya kepada negara. Maka dari itu, Diektorat

Jenderal Pajak selalu berupaya untuk memaksimalkan sumber

penerimaan negara, dibutuhkan wajib pajak yang patuh melaksanakan

kewajibannya yaitu membayarkan pajaknya kepada negara.Maka dari itu

direktorat wajib pajak berupaya mengoptimalkan agar wajib pajak tidak

enggan membayar kewajibannya. Salah satu cara mengoptimalkan

pelayanan tersebut adalah dengan memperbarui atau menyempurnakan

sistem administrasi perpajakan atau sistem pembayaran pajak modern

yang dilakukan melalui reformasi administrasi perpajakan yang diharapkan

dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam pelayanannya

kepada wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya.

Sistem E-Filling merupakan bagian dari reformasi administrasi

pembayaran pajak modern yang memiliki tujuan untuk mempermudah

dalam pembuatan dan penyerahan laporan SPT kepada Direktorat jenderal

pajak,sehingga wajib pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak

2.5.2 Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak dengan Pemahaman Internet sebagai Variabel

Pemoderasi

E-Filling merupakan layanan pengisian dan penyampaian SPT wajib

pajak Secara elektronik kepada Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan

untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi wajib pajak dalam

penyampaian SPT dengan memnfaatlan jaringan komunikasi internet..Untuk

menggunakan sistem tersebut,wajib pajak dituntut untuk mengerti atau

paham terhadap internet yaitu mengetahui bagaimana cara megoperasikan

internet,penerapan sistem tersebut tidak berpengaruh terhadap

kenyamanan dan kemudahan dalam penyampaian SPT kepada kantor pajak

yang diharapkan dapat meningkatkan kepada wajib pajak


Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran yang dipaparkan

sebelumnya,maka dapat dibuat sebuah kerangka pemikiran mengenai

penelitian ini sebagai berikut:

Pemahaman Internet

H2

Penerapan Sistem e- Kepatuhan Wajib


filling Pajak
H1
X Y

1.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pemaparan kerangka pemikiran dan paradigm penelitian

sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Penerapan sistem E-filling berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

yang terdaftar di KPP Pratama Cicadas

H2: Pemahaman internet memoderasi pengaruh Penerapan Sistem E-Filling

terhadap kepatuhan Waji Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Cicadas.

5. Jelaskan yang dimaksud dengan populasi dan sampel, lengkap dengan contoh
Jawaban:

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi atau studi populasi atau study sensus. Populasi bukan hanya orang tapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek
atau obyek itu.

Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu
secara representative dapat mewakili populasinya. Sampel juga merupakan bagian atau
jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti akan mengambil
sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative.

Contoh:

Populasi penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar sebagai Wajib Pajak
e-filling di KPP Pratama Cicadas. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 103
responden. Kuesioner di uji validitas dan uji reliabilitas sebelum penelitian.

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan instrument dan skala pengukuran, lengkap
dengan contohnya
Jawaban:

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan
demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada
jumlah variabel yang akan diteliti. Instrumen Penelitian digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen
harus mempunyai skala.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur.sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Contoh:

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang

akan diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen kuesioner untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak, variabel


Pemahaman Internet dan variabel Penerapan Sistem E-Filling.

Penelitian ini menggunakan model uji coba terpakai yang berarti

apabila hasil uji coba instrumen yang dilakukan valid dan reliabel maka

instrumen tersebut digunakan kembali sebagai instrumen

penelitian.Instrumen kuesioner yang digunakan sebagai uji coba

terpakai sebanyak 30 responden.

Instrumen kuesioner untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak

memodifikasi instrumen yang digunakan Sri dan Ita (2009). Instrumen

ini menggunakan 9 pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang kejadian atau gejala sosial (Moch. Idochi Anwar, 2007:

12). Pernyataan yang digunakan merupakan pernyataan positif dengan

kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju

dengan rentang nilai 1-4.

Instrumen kuisioner untuk variabel Penerapan Sistem E-filling

yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada keuntungan

diterapkannya sistem e-filling yang digunakan sebagai indikator

penelitian. Instrumen ini menggunakan 15 pertanyaan. Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Pernyataan yang

digunakan merupakan pernyataan positif dengan kriteria sangat tidak

setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju dengan rentang nilai 1-4.

Instrumen kuisioner untuk variabel Pemahaman Internet yang

digunakan dalam penelitian ini mengacu pada manfaat internet dalam


kehidupan sehari-hari yang digunakan sebagai indikator penelitian.

Instrumen ini menggunakan 6 pertanyaan. Skala pengukuran yang

digunakan untuk mengukur jawaban responden adalah skala likert 1-4,

berupa pernyataan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat

setuju.

Tabel 3. Kisi-kisi kuesioner:

No. Variabel Indikator No.


Butir
a. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri 1,2,
b. Kepatuhan untuk menyetorkan 3,4,5
Kepatuhan Wajib kembali Surat Pemberitahuan (SPT)
1 Pajak (Sri & Ita, c. Kepatuhan dalam penghitungan dan 6,7
2009) pembayaran pajak terutang
d. Kepatuhan dalam pembayaran 8,9
tunggakan
a. Kecepatan pelaporan SPT 1,2
b. Lebih hemat 3,4
Penerapan Sistem c. Penghitungan lebih cepat 5,6
2 E-Filling d. Kemudahan pengisian SPT 7,8,9
(www.pajak.go.id) e. Kelengkapan data pengisian SPT 10,11
f. Lebih ramah lingkungan 12,13
g. Tidak merepotkan 14,15
a. Memperoleh informasi 1,2
Pemahaman b. Menambah pengetahuan 3,4
3
Internet c. Kecepatan akses 4,5
Dalam skala likert, untuk mengukur data kualitatif menjadi

kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor seperti berikut ini:

Tabel 4. Skor skala likert

No Uraian Skor
1. Sangat setuju 4
2. Setuju 3
3. Tidak setuju 2
4. Sangat tidak setuju 1
Sumber : Imam Ghozali (2011: 47)
7. Berikan contoh paradigma penelitian lengkap dengan gambar keterkaitan
variable (minimal 2 paradigma)
Jawaban:

Paradigma Penelitian

Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat sebuah paradigma

penelitian mengenai penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 1. Paradigma Penelitian

8. Apa yang dimaksud dengan variable penelitian, berikan contoh


Jawaban:

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berupa apa saja yang telah ditetapkan oleh
seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut dan bisa ditarik sebuah kesimpulan. Dalam sebuah penelitian, variabel
merupakan hal yang sangat penting, hal itu karena seorang peneliti tidak akan mungkin
dapat melakukan sebuah penelitian tanpa adanya variabel. Variabel juga dapat dikatakan
sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Dengan demikian, maka
variabel adalah sesuatu yang bervariasi.

Contoh:

Variabel penelitian

Variabel Dimensi/sub Indikator Skala

variabel
Sistem E-Filling Bentuk a. Pengetahua Ordinal

(X) tindakan n Wajib

patuh Pajak
terhadap terhadap

program Sistem E- Ordinal

penerapan Filling

Penerapan b. Pemahaman

Sistem E-Flling Wajib Pajak

Mengenai

penerapan

Sitem E-

Filling

bertujuan

memoderasi

internet

Kepatuhan berhubunga Ordinal

Wajib Pajak (Y) n dengan

Bentuk Wajib Pajak

tindakan a. Pengetahuan Ordinal


Wajib Pajak
kepatuhan terhadap cara
yang sesuai
Wajib Pajak prosedur dalam
Wajib Pajak
b. Pemahaman
pentingnya
Wajib Pajak
untuk
melaksanakan
kewajibannya
dalam
membayar
pajak dan
mengapresiasik
an nya dalam
kehidupan
Wajib Pajak
9. Apa yang dimaksud dengan objek penelitian
Jawaban:

Objek penelitian adalah isu, problem, atau permasalahan yang dibahas, dikaji, diteliti
dalam riset. Jadi pada dasarnya adalah topik dari masalah yang dipelajari dalam
penelitian. Objek penelitian juga menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
subyek penelitian.

10. Rumusan deskriptif dan verifikatif , jelaskan


Jawaban:

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau
lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu
dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif.

Rumusan verifikatif adalah jenis penelitian untuk menguji suatu teori atau hasil penelitian
sebelumnya, sehingga diperoleh hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau
hasil penelitian sebelumnya. Rumusan ini bertujuan untuk menguji secara matematis
dugaan mengenai adanya hubungan antar variabel dari masalah yang sedang diselidiki di
dalam hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai