Makalah PKN Rule of Law PDF
Makalah PKN Rule of Law PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makhluk sosial kini tidak luput dari banyaknya aturan yang memang wajib ditaati.
Tujuannya agar manusia dapat hidup tertib, nyaman, aman, dan tenteram. Selain
itu, adanya aturan atau hukum juga dapat dijadikan batasan dari berbagai perilaku
manusia. Tentunya apabila dalam suatu kehidupan tidak ada hukum yang berlaku,
kehidupan tersebut akan menjadi kacau karena manusia akan berbuat semuanya
hukum yang tak jarang justru dilakukan oleh para aparat yang dianggap penegak
hukum.
Adalah sifat alami makhluk hidup (termasuk manusia) di mana yang kuat
atau mayoritas cendrung melanggar hak pihak yang lemah atau minoritas. Kalimat
“siapa yang kuat, dia yang menang dan berkuasa” bukan hanya diterapkan oleh
binatang di rimba belantara namun sudah sejak dahulu manusia pun menganut
Maka, antara lain untuk memberikan perlindungan kepada pihak yang lemah
untuk menindas kaum tak berdaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam suatu
negara hukum, semua orang harus tunduk kepada hukum secara sama, yakni
tunduk kepada hukum yang adil. Untuk lebih dapat memahaminya bisa dibaca
B. Rumusan Masalah
permasalahan adalah :
C. Tujuan
berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke-19, seiring
dengan negara konstitusi dan demokrasi. The rule of law dikemukakan oleh
seorang Albert Venn Dicey pada tahun 1885 yang dituangkannya dalam sebuah
itulah the rule of law mulai menjadi bahan kajian dalam pengembangan negara
Idealisme konsep rule of law yang berbasis pada common law seperti yang
pengertian yang sama dengan negara hukum. Demikian juga dalam kepustakaan
dirumuskan dalam konstitusi-konstitusi dari abad IX itu, maka timbul juga istilah
negara hukum (rechtstaat).” “Yang sudah kita kenal lebih lama adalah
Dari dua pendapat tersebut dapat dijadikan acuan bahwa Rechstaat sama artinya
dengan negara hukum. Begitu juga dengan apa yang dinamakan rule of
Rule of law adalah konsep tentang common law, yaitu seluruh aspek
keadilan dan egalitarian. Pendapat yang sangat intens dapat dilihat dari apa yang
dikemukakan oleh Moch. Kusnardi, yakni: “Lain dari pada negara Eropa Barat, di
Maksudnya adalah bahwa hukum menjadi petunjuk bagi praktek kenegaraan suatu
negara. Dengan kata lain, hukumlah yang tertinggi dan bukan pemerintah. Rule of
pemerintahan negara.
hukum.
Friedman bahwa kata “rule of law” dapat dipakai dalam arti formil (in the formal
sense) dan dalam arti materil (ideological sense). Dalam arti formil ini, maka the
rule of law adalah “organized public power” atau kekuasaan umum yang
5
terorganisir, misalnya negara. Sedangkan dalam arti materil, the rule of law adalah
the rule of law yang berarti negara tersebut tidak hanya memiliki suatu peradilan
yang sempurna di atas kertas saja, akan tetapi ada atau tidaknya the rule of law
dapat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik dari sesama warga
aturan-aturan yang ditetapkan negara yang dikenakan sanksi atau konsekuensi bila
negara hukum.
menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law
dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat objektif,
hukum. Dengan demikian sejak kelahirannya konsep negara hukum atau rule of
Karena itu, yang dimaksudkan dengan negara hukum adalah suatu sistem
kenegaraan yang diatur berdasarkan hukum yang berlaku yang berkeadilan yang
tersususn dalam suatu konstitusi, di mana semua orang dalam negara tersebut,
baik yang diperintah maupun yang memerintah, harus tunduk pada hukum yang
sama sehingga setiap orang yang sama diperlakukan sama dan setiap orang
memandang perbedaan warna kulit, ras, gender, agama, daerah, dan kepercayaan
hak rakyat, karenanya kepada rakyat diberikan peran sesuai kemampuan dan
Jadi, kehidupan manusia harus teratur, dan oleh karenanya agar timbul
keteraturan, hidup manusia harus diatur oleh hukum. Karena itu pula, seperti yang
dikatakan oleh Dicey, bahwa ada tiga arti dari rule of law, yaitu sebagai berikut :
1. Supremacy of law
law), di mana semua orang harus tunduk kepada hukum dan tidak
seorangpun yang berada di atas hukum (above the law). Jadi setiap warga
dilatar belakangi adanya suatu realitas pada saat itu di Inggris, yang dia
lihat sangat baik dan ia bermaksud memberikan kritikan pada situasi saat
Peradilan Tata Usaha Negara. Pandangan rakyat Inggris (tak terkecuali the
man in the street), Common law adalah suatu kebanggaan. Sifat yang
Secara harfiah dapat dikatakan bahwa apa yang telah dituangkan ke dalam
2) Pembagian Kekuasaan;
peraturan-peraturan);
maupun rumusan tentang unsur-unsur the rule of law yang dikemukakan oleh A.
Dari rumusan konsep rule of law baik yang klasik maupun yang dinamis
hasil Konres ICJ tahun 1965 di Bangkok, dikatakan bahwa konsep rule of
law dalam kaitannya dengan negara hukum memang sangat identik dan tak dapat
dipisahkan karena maksud dasar dari rule of law itu sendiri adalah
menjadi 3 dan dilaksanakan oleh 3 lembaga negara, yang dikenal dengan Trias
Politica, yaitu :
Montesquieu tidak secara tegas dianut dalam konstitusi Indonesia. Menurut Prof.
Dr. Ismail Sunny, bahwa: “Pemisahan kekuasaan dalam arti material tidak
terdapat dan tidak pernah dilaksanakan di Indonesia, yang ada dan dilaksanakan
ialah pemisahan kekuasaan dalam arti formil. Atau dengan perkataan lain, di
Dengan demikian UUD 1945 tidak menganut paham atau teori pemisahan
2003) :
1. Pasal 2 ayat 1, adanya susunan keanggotaan MPR yang terdiri dari angota-
pemerintah.
kekuasaan.
6. UUD 1945 bukan saja tidak menganut paham Trias Politica dalam arti
fungsi atau tugas-tugas, tetapi juga dalam arti organ, karena dalam UUD
1945 ada lebih dari tiga lembaga tinggi negara, yaitu satu lembaga
diatur secara tegas, artinya secara harafiah tidak ditemukan, namun tidak berarti
bahwa UUD 1945 tidak mengatur hal ini. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
Dasar yang menjamin bangsa dan negara Indonesia hidup sejahtera. Selain itu
Supremasi hukum adalah unsur pertama dari rule of law seperti yang
dikemukakan oleh Dicey. UUD 1945 cukup jelas menyatakan Negara Republik
Indonesia menempatkan hukum pada tempat yang utama sebagai pusat kekuasaan
13
yang ada di dalam negara. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, dalam
Batang Tubuh, Pasal 3, Pasal 4 ayat 1, juga dalam penjelasan, yaitu pada kalimat :
Dalam UUD 1945 hal ini dirumuskan dalam Pasal 27 ayat 1, yang
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya”. Ketentuan ini telah mencerminkan asas demokrasi, dan bukan
saja hanya menjamin persamaan kedudukan dalam hukum, tetapi juga persamaan
hak dan kewajiban dalam politik, sosial dan budaya. Unsur ini menunjukkan lebih
2. Berkedaulatan rakyat;
3. Sistem konstitusi;
negara;
unsur negara hukum baik menurut konsep Eropa Kontinental maupun Anglo
Saxon, dengan beberapa kriteria yang didasarkan pada pandangan hidup dan
unsur-unsur negara yakni Cita Pancasila dan penamaan yang khas “Negara
berdasar atas hukum” secara fakta bahwa Indonesia menciptakan sendiri konsep
tidak juga membelakangi konsep umum yang ada di sistem hukum Eropa
masing-masing bangsa;
2. Rule of law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar
(Satjipto Rahardjo, 2004), yang memihak hanya kepada keadilan itu sendiri,
bukan sebagai alat politik yang memihak kepada kekuasaan seperti seperti yang
bermakna. Asumsi dasar hukum progresif bahwa hukum adalah untuk manusia,
bukan sebaliknya, hukum bukan merupakan institusi yang absolut dan final,
hukum selalu berada dalam proses untuk terus menerus menjadi (law as process,
law in the making). Hukum progresif memuat kandungan moral yang sangat kuat,
karena tidak ingin menjadikan hukum sebagai teknologi yang tidak bernurani,
rakyat untuk menuju ideal hukum. Hukum progresif menolak keadaan status quo,
ia merasa bebas untuk mencari format, pikiran, asas serta aksi-aksi, karena hukum
untuk manusia.
Arah dan watak hukum yang dibangun harus berada dalam hubungan yang
sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia, atau “back to law and
dapat menjadi “Rule of Moral” atau “Rule of Justice” yang bersifat “ke-Indonesia-
an” yang lebih mengedepankan olah hati nurani daripada olah otak, atau lebih
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
negara hukum dapat disamakan dengan Rechtstaat ataupun Rule Of Law, karena
ketiga istilah ini memiliki arah dan tujuan yang sama menghindari adanya
ahli-ahli hukum Eropa Kontinental seperti Immanuel Kant dan Friedrich Julius
Dicey memakai istilah Rule Of Law. Mungkin penyebutan ini hanyalah bersifat
teknis juridis untuk mengungkapkan suatu kajian ilmu bidang hukum yang
tidak dapat campur tangan dalam urusan warganya, terkecuali dalam hal yang
B. Saran
jauh dari apa yang semestinya dilaksanakan. Untuk itulah, sebagai warga negara
yang baik, masyarakat semestinya mentaati setiap aturan atau hukum yang telah
menganut negara hukum, kita juga semestinya menunjukkan hal tersebut kepada
dunia internasional bahwa bangsa yang baik adalah bangsa yang taat kepada
hukum.