Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia Pada Ibu Hamil
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia dan tak lupa
pula penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai penyakit yang biasa
bahkan sering kali dijumpai pada kehidupan sehari hari khususnya pada ibu hamil
yaitu penyakit anemia serta membahas tentang penyebab,proses perjalanan
penyakit tersebut serta cara mengurangi resiko dari anemia tersebut khususnya
pada ibu hamil
Harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca
sehingga dapat membantu menunjang proses belajar para pembaca dan menjadi
referensi bagi pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga tercipta pendidikan yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat
membutuhkan asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani
maupun rohani (selalu rileks dan tidak stress). Di masa-masa ini
pula, wanita hamil sangat rentan terhadap menurunnya
kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil
biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak
nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua
keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil
tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan.
Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin
dalam tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana
dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah merah di
dalam darah daripada biasanya.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan
angka nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi
berbeda. Anemia gangguan medis yang paling umum ditemui
pada masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20%
wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal
yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan
nilai hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk
membawa oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini
dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini meningkatkan
kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular.
Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain
(misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung
kongestif.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil,
kehilangan darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun
minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko membutuhkan
transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil
merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh
persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan
berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi
asam folat, anemia sel sabit dan talasemia.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana cara mengatasi ibu hamil
dengan kasus anemia selama kehamilan sehingga dapat
menekan terjadinya komplikasi lebih lanjut
b. Tujuan Khusus
· Mengetahui apa itu anemia dalam kehamilan
· Mengetahui tanda dan gejala anemia dalam kehamilan
· Mengetahui epidemiologi anemia dalam kehamilan
· Mengetahui etiologi anemia dalam kehamilan
· Mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan
· Mengetahui klasifikasi anemi dalam kehamilan
· Mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan
C. MANFAAT
· Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam memberikan asuhan kebidanan.
· Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
BAB II
KONSEP ANEMIA PADA IBU HAMIL
A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit
yang beredar atau konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai
akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke
jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan
biasanya disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap
kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang tidak a
jarang dekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia
dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,
jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12
g/dl pada wanita yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada
wanita hamil.
B. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar
(1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid
dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus,
malaria dan lain-lain
.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi
terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja
atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang
tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan
kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur
lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia :
abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik
(DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane
mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai
keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau
kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara
(DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke
kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah,
berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering,
mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4. Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar,
melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine Tanda :
distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau
lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak
pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung
jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).Tanda : lidah
tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit :
buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan
glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki
goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi
dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur,
apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan
dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia,
penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif,
paralysis (AP).
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,.
Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau
kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
D. EVALUASI
1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi,
pernapasan, dan TD masih dalamrentang normal pasien.
2. Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi. Klien menunjukan
perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
3. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat
diidentifikasi.
4. Fungsi usus mulai kembali normal.
DAFTAR PUSTAKA