Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepala baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti niatkan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Biomedik Dasar yang berjudul Sistem
Integumen.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak
keselahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
biomedik dasar kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat Terima kasih.

Samarinda, 19
Agustus 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………....……….. i

Daftar Isi………...………………………………………………………….........………… ii

Bab I Pendahuluan….………………………………………………………..........………... 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………….........….... 2

B. Rumusan Masalah………………………………………………….........…………. 2

C. Tujuan ………………………………………………………..…..........…..……. 2

D. Manfaat …………………………………………………........…………2

Bab II Pembahasan……………………………………........…………………3

A. Pengertian Sistem Integumen ……………......…………………… 4

B. Struktur Kulit…………………..........……………………………. 4

C. Jaringan Kulit……………………………………………………………. 5

D. Fungsi Kulit Dalam Pengatur Keseimbangan Cairan…………………………………….5

Bab III Penutup

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 7

B. Saran ……………………………………………………………………………….. 7

Daftar Pustaka………………………………………………………………. 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup". Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang
terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi
permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus
seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta
menjaga keseimbangan tubuh. misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-merahan
atau suhu kulit meningkat. Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan
pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan
pada kulit wajah.

B. RUMUSAN MASALAH

1). Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?


2). Apa yang dimaksud struktur kulit ?
3). Apa fungsi jaringan kulit ?
4). Apa fungsi kulit dalam pengaturan keseimbangan cairan?
5). Apa fungsi kulit dalam pengatur keseimbangan temperature?

C. TUJUAN

1). Untuk mengetahui sistem integumen beserta fungsinya.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Integumen

Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir).
1. Kulit Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Pada vertebrata struktur kulit dibagi
menjadi 2 bagian, bagian terluar disebut epidermis, dan bagian dalam dermis.

a) Epidermis merupakan lapisan luar yang selalu terdiri dari jaringan epitel berlapis banyak dan
berasal dari derivat ectoderm.
b) Dermis atau torium. Di dalam dermis terdapat kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh
darah, ujung-ujung saraf dan kantung rambut.

Kulit dibagi kedalam dua kategori :


- Kulit tebal Dapat dijumpai pada telapak tangan dan telapak kaki. Menurut seorang bangsa
scot : Henry Faudlus (1880), kulit dari telapak tangan mempunyai alur yang selalu konstan
polanya yang digunakan dalam dactiloscopy atau ilmu merajah tangan (astrologi).dilihat dari
penampang meintangnya tampak tidak merata karena adanya papilla dermis yang menonjol ke
epidermis. Terbentuknya kulit teba antara lain : v Mula-mula terjadi pembelahan mitos pada
stratum germinativum v Dilanjutkan denga pedorongan sel-sel hasil pembelahan mitosis ini
keluar v Sel-sel yang terdorong keluar ini akan mengalami proses penandukan (kornivikasi) v
Kemudian sel-sel yang telah mengalami penandukan akan terlepaskan Lapisan epidermis kulit
tebal :

a) Stratum germinativum, lapisan terdiri 2 lapisan :


Lapisan basal
Stratum granulosum

b) stratum granulosum
c) stratum lusidum
d) stratum corneum

Lapisan dermis kulit tebal :


a) Stratum papilare, lapisan ini membentuk penjorokan-penjorokan ke
epidermis yang disebut papilla dermis. b)
Stratum retikulare , sifatnya lebih padat daripada stratum papillare, elemen seluler lebih
sedikit di bandingkan lapisan di atasnnya .

- Kulit tipis

Kulit tipis meliput semua permukaan kulit kecuali pada telapak tangan dan kaki, kulit
yang paling tipis terdapat pada kelopak mata ± 0,5 mm, sedangkan yang tertebal di
bagian punggung yaitu ± 5 mm.

pada kulit tipis dapat di jumpai : kelenjar keringat, kelenjar keringat , kelenjar lemak
atau minyak yang berhubungan dan tidak berhubungan dengan akar rambut .

Struktur yang membangun epidermis tipis, terdiri dari : v


Stratum germinativum v
Stratum spinosum, tipis saja v
Stratum granulosum, yangtidak kontinyu v Stratum
korneum juga tipis, stratum lusidum tidak ada.

B. STUKTUR KULIT
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang
paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah
kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang
dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

 Kulit Ari (epidermis)


Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan
dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1
milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran
0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut
keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui
dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:

Macam-Macam Gangguan pada Kulit

a. Lapisan tanduk (stratum corneum)


Lapisan tanduk merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua
lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak
memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih
banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian
besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten
terhadap bahan-bahan kimia.

Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya
hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul
lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri.
Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.

Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan


waktu sekitar 45 – 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar,
lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja
dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan
tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat
efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis kulit lebih dalam sehingga
mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap
air yang cukup besar.

b. Lapisan bening (stratum lucidum)

Lapisan bening disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan
dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening
terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen
sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada
telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.

c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)

Lapisan berbutir tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung
butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini
tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)

Lapisan bertaju disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan
dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan
saling berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil
yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi
beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin
ke arah permukaan kulit makin besar ukurannya.

Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan
jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang
lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan lapisan taju
mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung
kolesterol, asam amino dan glutation.

e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)

Lapisan benih merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak
(silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini
bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur
halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar
terhadap pengaturan metabolisme demo epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke
lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat
pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

2. Kulit Jangat (dermis)

Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah
dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut
yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang
rambut.

Sistem Eksresi pada Manusia

Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang
mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut
kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata
kulit jangat diperkirakan antara 1 – 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata
serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit
jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-
sel.Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan
berbagai rangsangan dari luar. Masing – masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu,
seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin.
Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan
diri kita.Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut
yang menempel dikandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu
kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak
untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan
melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.Di permukaan kulit, minyak dan
keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan
nilai pH sekitar 5,5. Sawar asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam
menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik lainnya di
permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus
dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.

Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen.
Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam
membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.

Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu
faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran
penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di
kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak
memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam
lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar, yaitu:

a. Kelenjar keringat

Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua
bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu
badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.

Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu: 1) Kelenjar keringat
ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 –
97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula
minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di
seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya
di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam
pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan
salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambut.
2) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat
di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital)
menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada
setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan
bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.
Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan
aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b. Kelenjar palit

Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama
pada bagian muka. Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar
palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambutPada kulit kepala,
kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan
kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar
sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh
dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk
kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.

Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal
di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja
liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.

Struktur Kulit

Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang
paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah
kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang
dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Kulit Ari (epidermis)

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam
perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-
beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak
mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada
dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada
epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:

Baca Juga Mengenal Macam-Macam Gangguan pada Kulit

a. Lapisan tanduk (stratum corneum)

Lapisan tanduk merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan
epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada
telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini
lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu
sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.
Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan
digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari.
Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses
pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self
repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan
proses keratinisasi berjalan lebih lambat

Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 –
50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal,
timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi
merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada
lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air
dari lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan
tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

b. Lapisan bening (stratum lucidum)

Lapisan bening disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari
protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati
sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.
Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.

c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)

Lapisan berbutir tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-
butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling
jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.

d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)

Lapisan bertaju disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan
perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri
atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk
sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya.

Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan
ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam,
banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan lapisan taju mempunyai susunan
kimiawi yang khas; inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino
dan glutation.

e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)

Lapisan benih merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak
(silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini
bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus
yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-
sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih
atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear
cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

2. Kulit Jangat (dermis)

Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah
bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di
dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut.

Baca Juga Mengamati Sistem Eksresi pada Manusia

Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan
95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara
1 – 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di
telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan
berbagai rangsangan dari luar. Masing – masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu,
seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin.
Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan
diri kita.

Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang
menempel dikandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk
berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk
melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui
muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan
ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.Di permukaan kulit, minyak dan keringat
membentuk lapisan pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH
sekitar 5,5. Sawar asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam menangkal
berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit.
Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga
agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.

Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen.
Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam
membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan
kulit.Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu
faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai
peran penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang
terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat
tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di
dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar, yaitu:

a. Kelenjar keringat

Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran
semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat.
Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat
dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat
mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari
tubuh.Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat
tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu:
1) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam,
sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler.
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki
sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14
liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin
langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit
yang tidak ada rambutnya.

2) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak
kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan
dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin
jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar
ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini
dipengaruhi oleh hormon.

b. Kelenjar palit

Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut
(folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama
pada bagian muka. Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar
palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.Pada kulit kepala,
kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan
kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar
sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada
bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh
dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk
kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak
bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di
kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga
menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang
sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

C. JARINGAN KULIT
1. Jaringan Ektoderm
Baca juga: Gambar Anatomi Kulit Berbahasa Indonesia
Jaringan ektoderm adalah jaringan yang menyusun epidermis, yakni lapisan terluar kulit.
Jaringan ini merupakan salah satu jaringan awal pada awal pembentukan embrio.
2. Jaringan Parut
Jaringan parut adalah jaringan yang muncul di kulit akibat pembentukan jaringan fibrin
(fibrosis). Jaringan ini biasa terdapat di bekas luka dan terbentuk selama proses
penyembuhan luka. Warna jaringan ini biasanya lebih gelap/coklat dibandingkan bagian
kulit yang lain.

3. Jaringan Ikat
Jaringan ikat adalah jaringan yang mendukung, mengikat, atau memisahkan jaringan lain
yang berbeda. Jaringan ikat pada kulit banyak terdapat serat elastin yang membuat kulit
menjadi elastis. Jaringan ikat mengikat lapisan epidermis dan dermis.
4. Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar (jaringan ikat areolar) adalah jaringan ikat yang berisi jaringan
areolar, jaringan retikuler, dan jaringan adiposa. Jaringan ini membentuk lekukan (papila)
pada kulit dan sidik jari.
5. Jaringan Subkutaneus
Jaringan subkutan atau hipodermis adalah salah satu dari tiga lapisan utama kulit. Pada
jaringan ini terdapat beberapa jenis sel seperti fibroblas, adiposa, lemak, dan makrofag.
Pada jaringan ini terdapat banyak lemak dan pembuluh darah. Pada jaringan inilah lemak
ditimbun dalam tubuh.
6. Jaringan Lunak
Jaringan lunak adalah jaringan yang memberikan dukungan mekanik pada kulit ketika
diregangkan. Jaringan ini membuat kulit menjadi seperti “pakaian renang” yang melekat
pas pada tubuh dan dapat mengikuti gerakan dan regangan tubuh.

D. FUNGSI KULIT DALAM PENGATUR KESEIMBANGAN CAIRAN


Pengaturan keseimbangan cairan terjadi melalui mekanisme haus, hormone antidiuretik
(ADH), hormone aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.
1. Rasa haus. Rasa haus adalah keinginan yang disadari erhadap kebutuhan akan cairan.
Rasa haus biasanya muncul apabila osmolaritas plsma mencapai 295 mOsm/kg.
Osmoreseptor yang terletak di pusat rasa haus hipotalamus sensitif terhadap perubahann
osmolaritas pada cairan ekstrasel. Bila osmolaritas meningkat, sel akan mengerut dan
sensai rasa haus akan muncul akibat kondisi dehidrasi. Mekanismenya adalah sebagai
berikut.
a.       Penurunan perfusi ginjal merangasang pelepasan rennin, yang akan menghasilkan
angiotensin II. Angiotensin II merangsang hipotalamus untuk melaksanakan substrat
neuron yang bertanggung jawab meneruskan sensasi haus.
b.      Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tejanan osmotik dan
mengaktivasi jaringan saraf sehingga menghasilkan sensasi haus.
c.       Rasa haus dapat diinduksi oleh kekeringan local pada mulut akibat status
hiperosmolar. Selain itu, rasa haus bisa juga muncul untuk menghilangkan sensasi kering
yang tidak nyaman akibat penurunan saliva.
2.      Pengaruh hormonal
a.       Hormon ADH. Hormon ini di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam
neurohipofisis pada hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah
peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Selain itu, sekresi juga dapat
terjadi pada kondisi stress, trauma, pembedahan, nyeri, dan pada penggunaan beberapa
jenis anestesi dan obat-obatan. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus
pengumpul sehingga dapat menahan air dan mempertahankan volume cairan ekstrasel.
ADH juga disebut sebagai vasopressin karena mempunyai efek vasokonstriksi minor
pada arteriol yang dapat meningkatkan tekanan darah.
b.      Hormon aldosteron. Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal dan bekerja pada
tubuh ginjal untuk meningkatkan absorpsi natrium. Retensi natrium mengakibatkan
retensi air. Pelepasan adosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasikalium, kadar
natrium serum, dan sistem rennin-angiotensin I. Angiotensin I selanjutnya akan diubah
menjadi angiontensin II. Sekresi aldosteron juga distimulasikan oleh peningkatan
potassium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial dan
adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang diproduksi oleh pituitari anterior. Ketika
menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan darah
arteripada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan  otot arteri aferen
ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi aldosteron yng berefek
pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar melalui ginjal.
3.      Prostaglandin. Prostaglandin merupakan asam lemak alami yang terdapt di banyak
jaringan dan berperan dalam respon radang, pengontrolan tekanan darah, kontraksi
uterus, dan motilitas gastrointestinal. Di ginjal, prostaglandin berperan mengatur sirkulasi
ginjal, resorpsi natrium.
4.      Glukokortikoid. Glukokortikoid meningkatkan resorpsi natrium dan airnsehingga
memperbesar volume darah dan mengakibatkan retensi natrium. Oleh karena itu,
perubahan kadar glukokortikoid mengakibatkan perubahan pada keseimbangan volume
darah (Tambayong, 2000).
5.      Sistem limpatik. Plasma protein dan cairan dari jaringan tidak secara langsung
direabsorpsi ke dalam pembuluh darah. Sistem limpatik berperan penting dalam
kelebihan cairan dan protein sebelum masuk dalam darah.
6.      Ginjal. Ginjal mempertahankan volume dan konsentrasi cairan dengan filtrasi CES
di glumerulus, sedangkan sekresi dan reabsorpsi cairan terjadi di tubulus ginjal.
7.      Persarafan. Mekanisme persarafan juga berkontribusi dalam keseimbangan cairan
dan sodium. Ketika terjadi peningkatan volume cairan CES, mekanoreseptor merespon
pada dinding atrium kiri untuk distensi atrial dengan meningkatkan stroke volume dan
memicu respon simpatetik pada ginjal untuk pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal.

Asupan cairan pada individu dewasa berkisar 1.500-3.500 ml/hari. Sementara haluaran
cairannya adalah 2.300 ml/hari. Pengeluaran cairan dapat terjadi melalui beberapa organ,
yakni kulit, paru-paru, pencernaan dan ginjal.
1.      Kulit. Pengeluaran cairan melalui kulit diatur oleh kerja saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan pada kelenjar keringat ini
disebabkan oleh aktivitas otot, temperature lingkungan yang tinggi, dan kondisi demam.
Pengeluaran cairan melalui kulit dikenal dengan istilah insensible water loss (IWL). Hal
yang sama juga berlaku pada paru-paru. Sementara itu, pengeluaran cairan melalui kulit
berkisar 15-20 ml/24 jam.
2.      Patru-paru.meningkatnya jumlah cairan yang keluar melalui paru merupakan suatu
bentuk respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas karena pergerakan
atau kondisi demam. IWL untuk paru adalah 350-400 ml/hari.
3.      Pencernaan. Dalam kondisi normal, jumlah cairan yang hilang melalui system
pencernaan setiap harinya berkisar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan
adalah 10-15 ml/kg BB/24 jam, dengan penambahan 10% dari IWL normal setiap
kenaikan suhu 1oC.
4.      Ginjal. Ginjal merupakan organ pengekskresi cairan yang utama pada tubuh. Pada
individu dewasa, ginjal mengekskresikan sekitar 1.500 ml/hari.

Pengeluaran cairan dalam tubuh manusia berlangsung dalam tiga cara. Cara pertama
melalui insensible water loss (IWL). Pada proses ini, cairan keluar melalui penguapan di
paru-paru. Cara kedua melalui noteceble water loss (NWL); cairan di ekskresikan melalui
keringat. Cara ketiga melalui feses, tetapi dengan jumlah yang sangat sedikit (Taylor,
dkk.,1989). Sementara menurut Price dan Wilson (1995), pengeluaran cairan pada orang
dewasa berlangsung dalam empat cara, yakni melalui urine (1.500 ml), feses (200 ml),
udara ekspirasi (400 ml), dan keringat (400 ml). jadi, total pengeluaran cairan tubuh
adalah 2.500 ml.
Ginjal merupakan organ pengatur keseimbangan cairan yang utama. Setiap harinya,
ginjal menerima hampir 170 L darah untuk di saring menjadi urine. Produksi urine untuk
Semua kelompok usia adalah 1 ml/kg/jam. Pada individu dewasa, produksi urine sekitar
1,51/hari. Jumlh urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosterone (Tarwoto dan Wartonah, 2003)
  Dalam pengaruh keseimbangan cairan, dikenal dengan istilah obliogatory
loss. obliogatory loss adalah meanisme pengeluaran cairan yang mutlat terjadi untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh (misalnya pengeluaran keringat). Selain melalui
kulit, paru-paru, system pencernaan, dan ginjal, keseimbangan cairan juga diatur melalui
system kardiovskular, endokrin, dan pernafasan.

E. FUNGSI KULIT DALAM MENGATUR KESEIMBANGAN Kulit Sebagai Pengatur


Suhu Tubuh.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot.
Kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh. Di samping
itu di dalam kulit juga terdapat reseptor berbagai macamsensasi, satu di antaranya oleh
termoreseptor.
Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan kehilangan panas ke
lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecendrungannya menurunkan kehilangan
panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi – konveksi
sangat di tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkar
A. PENGATURAN SUHU TUBUH
Kulit adalah salah satu organ ekskresi manusia yang salah satu fungsinya adalah
mengatur suhu tubuh. Saat tubuh kita dalam keadaan panas maka pembuluh darah pada
kulit akan melebar sehingga panas akan dikeluarkan/dilepaskan ke udara. 

Sementara itu, dalam kondisi dingin, kulit menjaga suhu tubuh dengan cara mencegah
keluarnya keringat, otot pada bagian bawah kulit mengalami kontraksi sehingga rambut
akan berdiri tegak dan menangkap panas (merinding). 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu.Anatomi Sistem Integumen pada Manusia kulit
tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis, Dermis, Skin Appendages atau /Struktur
asesoris kulit dan Warna Kulit.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia diantaranya yaitu Kanker Kulit, penyakit
pupus, Rubeola atau Penyakit Campak, Jerawat, Hemangioma, Cold Sore (Herpes
Simplex Virus), Psoriasis, Rosacea, Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic), dan Hives /
Urticaria (Gatal Alergi).

B. Saran
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem Integumen sehingga masih
diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah maupun pembuatan tugas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2016.Kelenjar Pada Kulit. http://www.scribd.com/doc/52471266/8/Kelenjar-


pada-kulit. ( Diakses 15 September 2017)
Anonim.2015. Anatomi dan Fisiologi Sistem
Integumen.http://www.docstoc.com/docs/58180799/Anatomi-dan-fisiologi-sistem-
integumen-(kulit). (Diakses 15 September 2017)
Ethel, Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula..Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
Guyton, Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai