Anda di halaman 1dari 1

Viva Cosmetics bisa dikatakan salah satu merek legendaris di negeri ini.

Dan, seperti legenda


lain yang mampu mengarungi tantangan zaman, salah satu strategi Viva hingga tetap unggul adalah
agility (kelincahan) produsennya, PT Vitapharm, dalam berselancar di atas perubahan.
Kelincahan itu kini adalah bagaimana memainkan aktivitas pemasaran digital. Danny
Wibisono, Manajer Pemasaran Vitapharm, menjelaskan, secara garis besar aktivitas pemasaran Viva
menggunakan sistem member dan dropshipper. Untuk menjadi member eksklusif, konsumen
mendaftar melalui website. Dia akan segera mendapatkan sejumlah keuntungan. Selain kemudahan
berbelanja dan info promo terbaru, juga bisa konsultasi online secara pribadi bersama ahli kecantikan.
Adapun dropshipper adalah pihak yang menjual produk Viva melalui media link afiliasi yang
dipromosikanmelalui kanal masing-masing. Untuk mendapatkan link tersebut ada uang pangkal
Rp 150 ribu. Seti yang di-share ke calon pembeli, dan menghasilkan transaksi di beliviva.com, akan
diganjar komisi secara otomatis. Saat ini ada sekitar 4.000 dropshipper.
Menyadari persaingan sangat ketat, terlebih karena dinamisnya dunia digital, Vitapharm
mengupayakan terjadinya customer engagement yang maksimal. Ada tiga strategi kunci yang
dimainkan. Pertama, pelayanan kepada member. Di setiap pembelian produk di website, diberikan
sampel gratis untuk produk baru berikut katalognya. Sementara untuk dropshipper, pihak Vitapharm
yang akan mengirim barang. Yang kedua, bebas ongkos kirim bagi pembeli produk Vitapharm minimal
Rp 100 ribu melalui website. Ketiga, kelengkapan produk itu sendiri agar kon- sumen memiliki banyak
pilihan. Kini Viva memiliki sekitar 500 stock keeping unit (SKU).
Itu di kanal website. Sementara di media sosial (Instagram, Facebook, dan YouTube),
Vitapharm mengaktifkannya untuk brand awareness Viva. Kampanye di medsos antara lain info paket
promo dan diskon yang dilakukan berkala per minggu, per bulan, atau flash sale (ketika tanggal cantik
Hari Belanja Online Nasional/ Harbolnas). Tak ketinggalan, kampanye berupa video singkat seperti
cara pemakaian produk.
Saking seriusnya urusan ini, Danny menjelaskan, sejak 2011 di divisi pemasaran terdapat
satu unit khusus untuk menangani media online. "Di unit media online ada sekitar enam orang.
Berusia muda. Kamijuga merekrut orang-orang yang ahli di media sosial, kreatif desain, dan tentunya
yang mengerti dunia marketing," katanya.
Agar Viva kian berkibar, Vitapharm juga membuat ko- munitas dengan melakukan meet and
greet di sejumlah kota seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Solo, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
Mereka dikumpulkan hari Sabtu dan Minggu. Berjumlah sekitar 100 orang, mereka diajari oleh
Vitapharm pengetahuan mengenai produk Viva dan merias diri. Selain itu, ada juga talkshow dari para
narasumber mengenai cara selfie, foto produk, dan product review.
Menurut Danny, hasilnya sejauh ini memuaskan. Banyak influencer yang secara sukarela
mengulas produk-produk Viva. "Kami tidak pernah membayar mereka sehingga review-nya lebih real
mengulas kelebihan dan kekurangannya," ujarnya. Sekalipun jalur pemasaran dan promosi sangat
penting untuk menjaga ekuitas merek, Danny menekankan bahwa pada akhirnya keberhasilan upaya
pemasaran selalu kembali berpulang pada kualitas produk itu sendiri. Di sini, Vitapharm sangat
menjaga kualitas produknya. Di luar itu, mereka pun menjaga aspeklain, mulai dari ketersediaan
produk, keterjangkauan harga, hingga inovasi.
Saat ini pangsa pasar Viva Cosmetics di kategori cairan penyegar wajah dan susu pembersih
muka kurang lebih sebesar 50%. Rencananya, tahun depan Viva akan meluncurkan produk baru
dekoratif (produk bibir). "Setiap tahun kami harus mengeluarkan produk baru untuk mengikuti
perkembangan zaman. Setiap tahun biasanya kami mengeluarkan 4-6 produk baru," Danny
menjelaskan.

Anda mungkin juga menyukai