Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KARYA TULIS ILMIAH

Di tujukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Sulistiyo Winarni (1656200236)

Dosen Pengampu : ARISALYATI M.Pd

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan
tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh
masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung
komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan
penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan,
dan adanya hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan,
kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena
sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait.
Oleh karena itu, menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian,
karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian
yang sama antara penulis dan pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di
setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya
belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya
penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah
dipahami oleh pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai
bahan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2. Bagaimana sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah?
3. Bagaimana cara penulisan karya ilmiah yang baik?
4. Jenis dan bentuk – bentuk apa saja yang termasuk karya ilmiah?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini untuk memaparkan bagaimana cara penulisan karya
ilmiah yang baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Menjelaskan tentang perbedaan
antara karya ilmiah dan karya non-ilmiah. Yang mencangkup tahap – tahap pelaksanaan dan
cara penulisan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan supaya dapat dikomunikasikan
dengan baik pada sasaran serta menunjukan jenis – jenis dari karya atau penulisan ilmiah.
Manfaat penulisan ini supaya pembaca makalah ini dapat bertambah wawasan.
2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memeparkan suatu
pembahasan secara ilmiah, dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Istilah karya ilmiah
disini yaitu mengacu pada karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah.1

Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, hasil pengamatan,
penenlitian atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode atau sistematika
tertentu. Selain itu, isi serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.2

Jadi, karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulis yang memaparkan ide atau gagasan,
pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan segala kegiatan
keilmuan dan menggunakan ragam bahasa keilmuan.

Karya ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya, bukan hasil rekaan atau pemikiran seseorang tanpa
adanya penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi persyaratan-
persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah lebih didasarkan pada
pertanggungjawaban ilmiahnya.3

B. Prinsip-prinsip yang Mendasari Penulisan Sebuah Karya Ilmiah.


1. Objektif, artinya setiap pernyataan karya ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada
data dan fakta. Kegiatan ini disebut studi empiris. Objektif dan empiris merupakan dua
hal yang bertautan.
2. Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan dedultif.
3. Rasional dalam pembahasan data. Seorang penulis karya ilmiah dalam menganalisis data
harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.4

1
Idawati, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Palembang: Rafah Press, 2013) h. 191.
2
Safarina HD. Abdullah, Bahasa Indonesia: Belajar Bahasa Indonesia dengan Praktis, (Palembang:
NoerFikri, 2015) h. 20.
3
Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta:Rineka Cipta, 2011), h.181-187
4
Idawati, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Palembang: Rafah Press, 2013) h. 192.

3
C. Ciri-ciri Karya Ilmiah.
1. Logis, artinya tulisan harus mempunya alasan yang dapat diterima oleh akal.
2. Sistematis, artinya tulisan disusun dalam urutan yang berkesinambungan.
3. Fakta, tulisan harus berdasarkan apa yang benar-benar ada.
4. Objektif, artinya segala yang dikemukakan menurut apa adanya.
5. Lugas, artinya pembicara langsung ke hal pokok.
6. Empiris, artinya kebenarannya dapat diuji.
7. Tuntas, artinya segi masalah yang dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.5

Pada dasarnya, metode ilmiah menggunakan dua pendekatan yaitu:

1. Pedekatan rasional, berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan kajian data yang


diperoleh dari berbagai rujukan (literatur).
2. Pendekatan empiris, berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan fakta yang diperoleh
dari lapangan atau hasil percobaan (laboratorium).6

Jadi, hakikatnya karya tulis itu merupakan dokumen tentang segala temuan manusia yang
diperoleh dengan metode ilmiah dan disajikan dengan bahasa khas serta menurut konvensi
tertentu. Yang dimaksud dengan bahasa khas ilmiah yaitu bahasa yang ringkas (hemat), jelas,
cermat, baku, lugas, dan runtun. Adapun karangan ilmiah itu memiliki beberapa tujuan antara
lain:

a. Memberi penjelasan,
b. Memberi komentar atau penilaian,
c. Memberi saran,
d. Menyampaikan sanggahan, dan
e. Membuktikan hipotesis.7

Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah sebagai berikut:

1. Mengandung masalah dan solusi,


2. Disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan serta terkendali, konseptual, dan
procedural.

Safarina HD. Abdullah, Bahasa Indonesia: Belajar Bahasa Indonesia dengan Praktis, (Palembang:
5

NoerFikri, 2015), h. 20.


6
Idawati, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Palembang: Rafah Press, 2013), h. 193.
7
Ibid, h. 194.

4
3. Menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang induktif yang
mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
4. Bersifat cermat, tepat, benar jujur, dan tidak bersifat terkaan.8

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:

1. Melatih untuk mengembangkan membaca yang efektif,


2. Meletih untuk menggebungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan,
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis,
5. Memperoleh keputusan intelektual,
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Tujuan sikap ilmiah bagi penulis adalah sebagai berikut:

1. Sikap ingin tahu bertanya mengapa, apa, dan bagaimana/,


2. Sikap kritis untuk mencari tahu informasi sebanyak mungkin,
3. Sikap terbuka menerima pendapat oran lain,
4. Sikap objektif menyatakan apa adanya,
5. Sikap menghargai orang lain, mengutip karangan orang lain dengan mencantumkan nama
pengerangnya,
6. Sikap berani mempertahankan hasil penelitian,
7. Sikap futuristik mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.9

Persyaratan menulis ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Menguasai materi,
2. Memiliki pengalaman,
3. Bersifat terbuka,
4. Bersifat objektif,
5. Memiliki kemampuan berbahasa.10

8
Safarina HD. Abdullah, Bahasa Indonesia: Belajar Bahasa Indonesia dengan Praktis, (Palembang:
NoerFikri, 2015), h. 20.
9
Idawati, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Palembang: Rafah Press, 2013), h. 195.
10
Ibid, h. 196.

5
Langkah-langkah penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut:

a. Pemilihan topik,
b. Topik itu sudah dikuasai,
c. Topik itu paling menarik perhatian,
d. Topik itu ruang lingkupnya terbatas,
e. Data itu objektif,
f. Memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori),
g. Memiliki sumber acuan,
h. Penentuan judul,
i. Harus berbentuk frasa,
j. Tanpa ada singkatan dan akronim,
k. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
l. Tanpa tanda baca diakhir judul karangan,
m. Menarik perhatian,
n. Logis, dan
o. Sesuai dengan isi.11
D. Bahasa Karya Ilmiah.

Bahasa adalah alat berfikir dan bernalar yang merupakan pengantar untuk
mengungkapkan apa yang kita fikirkan dan rasakan. Pernyataan ini mengisyaratkan fungsi
bahasa yang penting, yakni tidak hanya sebagai alat komunikasi, melainkan juga alat untuk
berfikir dan sekaligus menghasilkan buah pikiran. Bahasa yang tumbuh tanpa perncanaan
dapat menghalangi sistem berkomunikasi secara lancar, dapat menyulitkan konseptualisasi
dan juga perwujudan konsep-konsep hasil pemikiran.12

Bertolak dari pendapat tersebut, pengembangan bahasa dalam konteks keilmuan


mengarah pada rancangan bahasa secara terencana agar mewadahi kesanggupan mewadahi
gagasan-gagasan yang merupakan buah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
manusia. Selain itu pengembangannya ditunjukkan pula untuk mewujudkan komunikasi
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah dalam konteks ini ditandai olah penggunaan ragam
yang sesuai serta pemanfaatan dan pemekaran kosa-kata yang diperlukan untuk
mengabstraksikan dan mengkomunikasikan konsep-konsep keilmuan yang semula terdapat
dalam fikiran.
11
Margareta Erika, Kreatif Berbahasa Indonesia, (Palembang: Noer Fikri, 2012), h. 119.
12
Idawati, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Palembang: Rafah Press, 2013), h. 197.

6
Tujuh ciri bahasa yang baik dan benar untuk keperluan komunikasi yang resmi yaitu
sebagai berikut:

1. Logis,
2. Lugas,
3. Bermakna tunggal,
4. Kuantitatif,
5. Denotatif,
6. Baku, dan
7. Runtun.

Berdasarkan dari segi bahasa dapat dikatakan bahwa karya ilmiah memiliki tiga ciri
yaitu:

1. Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar dan mendua makna.
2. Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan
agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan.
3. Harus singkat berlandaskan ekonomi bahasa.13
E. Sistematika atau Kerangka Penulisan Karya Ilmiah
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah. Oleh
karena itu, penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka penulisan tertentu. Aturan
penulisan tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga yang bersangkutan. Secara
umum, kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan,
isi, dan penutup.14
1. Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi : halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
a. Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf kapital,
biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.
b. Halaman Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang bersangkutan.
c. Kata Pengantar
Alek A.H, dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada
13

Media, 2010), h. 166-174.


14
Drs.Hermawan Wasito,Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1997), h. 103-106

7
Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan penelitian, dan ucapan
terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
d. Halaman Abstrak
Berisi masalah pokok pada skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak memerlukan halaman
ini.
e. Daftar Isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan, sehingga harus
mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab, serta seluruh lampiran yang ada dengan
nomor halaman masing-masing.
f. Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi laporan, maka
harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.
2. Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri dari:
a. Pendahuluan
Memaparkan: latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
hipotesis, penjelasan, dan metode penelitian.
b. Landasan teori
Berisi: uraian teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang
mendasari perumusan hipotesis.
c. Hasil penelitian
Menguraikan: pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.
d. Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan kepada
landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan beberapa saran.
3. Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari:
a. Daftar Kepustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang
digunakan dalam penulisan laporan.

b. Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik, tabel, dan lain-
lain.
8
c. Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun menurut abjad.
F. Cara atau Syarat Penulisan Karya Ilmiah yang Baik
Secara umum, penulisan karya tulis ilmiah harus memenuhi beberapa syarat tertentu,
hasil penulisan karya ilmiah harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya karena karya
ilmiah bukanlah suatu karangan bebas yang dapat di buat berdasarkan imajinasi ataupun
khayalan penulis.
Suatu karya ilmiah harus apa adanya sesuai dengan kenyataan adapun syarat – syarat
penulisan karya ilmiah adalah prinsip ilmiah dan sesuai dengan tatatulis baku (EYD). Syarat
penulisan karya ilmiah mencakup bebarapa hal sebagai berikut :15
1. Objektivitas
Objektivitas berhubungan dengan sikap penulis. Dalam hal ini, penulis harus bersikap
objektif dalam mengemukan pendapatannya, apa adanya, tidak dibuat-buat. Sehingga hasil
tulisannya dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan data yang ada.
2. Pola berfikir deduktif-induktif
Dalam mengemukakan atau menarik kesimpulan, penulis harus menggunakan pola
berfikir yang logis (runtut dan sesuai dengan nalar) ada dua pola berfikir logis yaitu :
dedukatif dan indukatif. Pola berfikir deduktif bertolak dari teori atau hal yang umum untuk
menarik kesimpulan yang khusus.
Contoh : Secara umum dikatakan semua dokter tulisannya jelek, lalu fakta khusus ayahku
seorang dokter, maka dapat ditarik kesimpulan ayahku tulisannya jelek.

Sedangkan pola berfikir induktif yaitu cara berfikir atau menarik kesimpulan dari fakta
– fakta khusus kepada fakta umum atau kalimat utamanya berupa kalimat yang bersifat
umum.
Contoh : Fakta-fakta khusus menyatakan manusia membutuhkan oksigen. Hewan
membutuhkan oksigen. Tumbuhan membutuhkan oksigen, maka dapat
disimpulkan bahwa “semua mahluk hidup membutuhkan oksigen”
3. Sistematika
Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematika, artinya menuruti alur pemahaman
yang runtut dari masalah sampai pada kesimpulan. Tata tulis baku berhubungan dengan
sistematika penulisan karya tulis ilmiah, biasanya masing – masing lembaga mempunyai

15
Hermawan Wasito, Pengantar Metodology Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1997),
h.99.

9
peraturan tata tulis yang berbeda. Akan tetapi, pada dasarnya peraturan tersebut mempunyai
patokan yang sama. Tata tulis baku ini diperlukan karena :
a. Dapat memperlancar komunikasi hasil penelitian.
b. Memudahkan penilaian atau pertanggungjawabannya.
c. Mempercepat penyebarluasan tanpa membutuhkan penyusunan kembali.

G. Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan


1. Cara Merujuk
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun di antara tanda
kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir kedua
penulis. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara
menulis nama penulis pertama dari penulis tersebut, kemudian diikuti dengan dkk (dan
kawan-kawan) atau et al. (et alili). Pilih salah satu, yang penting konsisten dalam satu karya
ilmiah. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama
lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya
terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan
dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda, dicantumkan dalam satu
tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.
a. Cara Merujuk Kutipan Langsung
a) Kutipan kurang dari 40 kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata, ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai
bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti dengan nama penulis, tahun dan nomor
halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan
tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung. Jika ada tanda kutip dalam kutipan,
digunakan tanda kutip tunggal (‘…’).
b) Kutipan 40 kata atau lebih
Kutipan  yang berisi 40 kata atau lebih, ditulis secara terpisah dari teks yang
mendahuluinya (tanpa tanda kutip), ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan
diketik dengan jarak spasi tunggal. Nomor halaman juga ditulis. Jika dalam kutipan terdapat
paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri garis teks  kutipan.
b. Kutipan yang sebagian dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, kata-kata
yang dibuang diganti dengan tiga titik. Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang
dibuang diganti dengan empat titik.
10
c. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tidak lansung atau dikemukakan dengan penulis sendiri
ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut
terpadu dalam teks atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika
memungkinkan nomor halaman disebutkan.
d. Catatan Kaki (Footnotes)
Catatan kaki atau footnotes berguna untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat,
buah pikiran, fakta-fakta atau ikhtiar. Juga komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan
dalam teks. Nomor footnotes disesuaikan dengan nomor kutipan. Tiap bab dimulai dengan
nomor 1.
Dalam footnotes, istilah-istilah seperti ibid., op.cit., dan loc. cit., sebenarnya tidak perlu
digunakan dalam karangan ilmiah (termasuk skripsi, tesis, dan disertasi) karena pembaca
tidak akan langsung mengetahui siapa yang membuat isi pernyataan itu. Perlu diingat,
menempatkan footnotes pada halaman berikutnya tidak diperbolehkan. Footnotes harus pada
halaman yang sama dengan kutipannya.
2. Cara Menulis Daftar Rujukan
Daftar  rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya
yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan
tetapi tidak dikutip, tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan  semua bahan yang
dikutip secara langsung maupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar
rujukan.
Semua rujukan yang dicantumkan dalam daftar rujukan itu disusun menurut abjad
nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya, baik ke bawah maupun ke kanan.
Jadi, Daftar Rujukan tidak diberi nomor urut 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya, atau diberi huruf a,
b, c, d, e, dan seterusnya. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan itu tidak
ada, penyusunan Daftar Rujukan didasarkan pada judul pustaka acuan tersebut.
Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan itu secara berturut-turut
meliputi;
(1) nama penulis, ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik,
(2) tahun penerbitan,
(3) judul, termasuk sub judul,
(4) kota tempat penerbitan, dan
(5) nama penerbit.
11
Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung jenis sumber pustakanya. Jika
penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama.
Nama penulis yang terdiri atas dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti
koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya
ilmiah), diakhiri dengan titik. Jika sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama
penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
a) Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis
dengan huruf miring (italic), dengan hurup kapital pada setiap awal kata, kecuali kata hubung
atau kata tugas. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti dengan lambang huruf
a, b, c, dan seterusnya, yang urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad
judul buku-bukunya.
b) Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Penulisannya seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) baik
untuk satu maupun lebih editor, di antara nama penulis dan tahun penerbitan.
c) Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel
diapit tanda kutip (“…”) tanpa cetak miring (italic). Nama editor ditulis seperti menulis nama
biasa, diberi keterangan (Ed.) baik untuk satu editor maupun lebih. Judul buku kumpulannya
ditulis dengan huruf miring (italic), dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
d) Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun dan judul artikel diapit tanda
kutip, dan huruf kapital pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan
huruf awal dari setiap katanya dengan huruf kapital kecuali kata tugas. Bagian akhir berturut-
turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam kurung), dan nomor halaman dari
artikel tersebut.
e) Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya dalam daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak,
ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.
f) Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada).
Judul artikel diapit tanda kutip, dan huruf kapital pada setiap huruf awal kata, kecuali kata
12
tugas atau kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap
kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
g) Rujukan dari Koran Tanpa Penulis
Nama Koran ditulis pada bagian awal dicetak miring. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis
setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil diapit tanda kutip dan
diikuti dengan nomor halaman.
h) Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit tanpa
Penulis dan tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti oleh
tahun penerbitan, kota penerbit, dan nama penerbit.
i) Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun,
judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang
bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
j) Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan, nama penerjemah, tahun penerjemah, nama tempat penerbitan dan nama penerbit
terjemahan. Jika tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa
tahun.
k) Rujukan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul,
judul skripsi, tesis, atau disertasi diapit tanda kutip diikuti dengan pernyataan skripsi, tesis,
atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta
nama perguruan tinggi.
l) Rujukan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah diapit
tanda kutip, kemudian diikuti dengan pernyataan “Makalah disajikan dalam ….”, nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
m)Rujukan dari Internet Berupa Karya Individu
Nama penulis ditulis seperti rujuakan dari bahan cetak, diikuti secara berturut –turut
tahun, judul karya tersebut (diapit tanda kutip) dengan diberi keterangan dalam kurung
(Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan
kapan diakses, diantara tanda kurung.
n) Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal
13
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut –turut
tahun, judul artikel, nama jurnal (diapit tanda kutip) dengan diberi keterangan dalam kurung
(Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai
dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
o) Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut –turut oelh
tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi (diapit tanda kutip) dengan
diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan
tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
p) Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail
pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (diapit
tanda kutip), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang
dikirim).
H. Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah
Dilihat dari bobot dan kedalaman analisisnya bisa dibedakan adanya beberapa karangan
ilmiah, yaitu karya tulis, makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan hasil penelitian. Pada
prinsipnya semua karangan ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang
membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah
tersebut.
1) Karya Tulis
Karya tulis adalah karangan ilmiah yang lazim diberikan kepada siswa sekolah
menengah mengenai salah satu aspek satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat komponen
masalah, tujuan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan. Panjangnya kurang lebih sepuluh
halaman ketikan dua spasi pada “kertas ukuran A4”.16
2) Makalah
Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk disajikan dalam seminar atau
simposium. Tebalnya sekitar 15 halaman diketik satu setengah spasi pada kertas ukuran A4,
termasuk abstrak dan daftar pustaka.
Makalah juga harus disusun berdasarkan hasil penelitian, entah penelitian lapangan
maupun penelitian pustaka. Jadi, semua komponen penelitian ada tercakup di dalamnya.
Namun, format susunannya tidak perlu formal seperti pada skripsi, tesis, dan disertasi.

16
Abdul Chaer, Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta. 2011), h. 185.

14
Abstrak yang diletakkan pada awal makalah, biasanya berisi tujuan penulisan, masalah
penulisan, dan hasil atau kesimpulan. Abstrak lazim berisi kata kunci dari abstrak itu.
Kemajuan teknologi dewasa ini tidak menuntut penyaji makalah membacakan
makalahnya melainkan hanya menjelaskan makalah dari power point yang ditayangkan.17
3) Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain yang ditulis untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan strata satu
(S1). Masalah yang diajukan berkenaan dengan salah satu aspek yang menjadi substansi
bidang keilmuan yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari sebuah karya
tulis. Semua komponen penelitian yang dikemukakan pada subbab 8.1 harus jelas tampak
dalam sebuah skripsi.18
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif
baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung
(study kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran
ilmiah yaitu logis dan emperis. Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman. Kalau
karya tulis tidak diujikan, dan makalah disajikan dalam suatu seminar atau suatu pertemuan
ilmiah, maka skripsi diujikan di muka suatu sidang ujian skripsi.
4) Tesis
Tesis adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata dua. Isinya
merupakan pendalaman dari salah satu aspek atau segi program studi yang diikuti. Tesis juga
diujikan dalam satu sidang ujian tesis.19
Penulisan tesis bertujuan mensintesikan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna
memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini
terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang
suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman.
5) Disertasi
Disertasi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam pendidikan strata tiga.
Isinya merupakan tinjauan filosofis terhadap satu aspek atau segi dari bidang ilmu yang
diteliti. Penekanan pada aspek filosofis ini menjadi ciri pada pendidikan strata tiga.
Mengapa? Karena induk dari segala ilmu adalah filsafat. Mereka yang sudah menyelesaikan
pendidikan strata tiga atau yang telah menyelesaikan disertasi dikatakan pengetahuannya

17
Ibid., h. 185-186.
18
Ibid., h. 186.
19
Ibid., h. 186

15
telah sampai pada tingkat filsafat. Maka itu, di Inggris atau di negara lain, mereka yang telah
lulus dalam pendidikan strata tiga diberi gelar Ph.D (=Philosophy Degree). Artinya, telah
mencapai derajat filosof.20
Disertasi merupakan suatu karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang
dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru
besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-
penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal
yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis
sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi
minimal 250 halaman.
6) Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian adalah laporan yang dibuat setelah suatu penelitian dilakukan.
Laporan penelitian juga berisi komponen masalah, metode penelitian, objek penelitian,
instrumen penelitian, hasil yang dicapai. Lalu rekomendasi untuk melakukan sesuatu yang
lain berdasarkan hasil penelitian itu.21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
20
Ibid., h. 186-187.
21
Ibid., h. 187.

16
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu
sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik.
Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian
teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah
yang baik adalah:
- Objektif
- Pola berfikir deduktif – induktif
- Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar
pustaka (rujukan).
Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :
- Karya tulis
- Makalah
- Skripsi
- Tesis
- Disertasi
- Laporan hasil peneliti

B. Saran

Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari
berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami
sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan
dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media.
2010.

17
Chaer, Abdul. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Idawati. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Palembang: Rafah Press. 2013.

Margareta Erika. Kreatif Berbahasa Indonesia. Palembang: Noer Fikri. 2012.

Safarina HD. Abdullah. Bahasa Indonesia: Belajar Bahasa Indonesia dengan Praktis.
Palembang: NoerFikri. 2015.

Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama. 1997.
http://edisibelajarnulis.blogspot.com/2015/12/contoh-makalah-tentang-karya-tulis.html

18

Anda mungkin juga menyukai