Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK I
“DIARE”

Dosen Pengampu:
Fadliyana Ekawaty, S.Kep.,Ners.M.Kep.,Sp.Kep.An

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
Rani Alfiyyah Az-Zahra G1B118012
Etia Zaria Amna G1B118007
Chantika Septidianti G1B118010
Elprida Sihombing G1B118015
Intan Syafika G1B118013
Heidy Regina Nova G1B118045
M. Hidayat Tamila G1B118049
Nurul Mellinia Ramadana G1B118059
Alda Afrila Gani G1B118060
Eka Putri G1B118034
Andi Riani Sapitri G1B118035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kami sampaikan kehadiran


ALLAH SWT, Tuhan yang Maha Esa dengan rahmat dan ridho-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
”Diare”disusun berdasarkan materi yang telah ditentukan, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu, sehingga penulis lebih mudah dalam membuat makalah ini
karena atas bimbingan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa
makalah ini memang masih minim, karena itu penulis berharap mahasiswa
dapat mengadakan pengembangan diri untuk mencari lagi materi-materi
yang belum lengkap. penulis bertujuan dengan laporan ini dapat membantu
kita untuk belajar mandiri dan juga membuat mahasiswa lebih aktif dan giat
dalam belajar.

  Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangandan kelemahan baik
dari segi penulisan, penyusunan kata demi kata maupun dalam penyusunan
bahasa. Oleh karena itu, penulis berharap semua pihak memberi sumbangan
pemikiran berupa kritik dan sarandari pembaca yang sifatnya membangun
yang akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya
tulis ini dimasa yang akan datang.

Jambi, 20 Maret 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................2
D. Manfaat Penulisan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi.............................................................................................3
B. Etiologi.............................................................................................3
C. Patofisiologi......................................................................................5
D. Manifestasi Klinis.............................................................................7
E. Pemeriksaan diagnostik....................................................................8
F. Pencegahan.......................................................................................8
G. penatalaksanaan................................................................................9
H. Asuhan Keperawatan......................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................16
B. Saran...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap
sepele penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan
sistem ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita.
Beberapa di antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
shock hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani
dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian menjadi penting
bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative
yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.

Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan


elektrolit, sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga
tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi pasien, dan
ternyata  banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis gunakan meliputi :
1. Apa itu diare ?
2. Apa etiologi diare ?
3. Apa patofisiologi diare ?
4. Apa manifestasi klinik diare ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?
6. Bagaimana cara pencegahannya diare ?
7. Bagaimana penatalaksanaan diare ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan diare?

4
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan di atas penulisan makalah ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian diare.
2. Mengetahui etiologi diare.
3. Mengetahui patofisiologi diare.
4. Mengetahui manifestasi klinik diare.
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik diare.
6. Mengetahui cara pencegahannya diare.
7. Mengetahui penatalaksanaan diare.
8. Mengetahui asuhan keperawatan diare.

D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini diantaranya yaitu  :
1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian diare.
2. Memberikan pengetahuan tentang etiologi diare.
3. Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi diare.
4. Memberikan pengetahuan tentang manifestasi klinik diare.
5. Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik diare.
6. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahannya diare.
7. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare.
8. Memberikan pengetahuan tentang asuhan keperawatan diare.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diare
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi
perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan
tiga  kali atau lebih per hari (Ramaiah, 2007:13). Diare tejadi akibat
pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini sangat senang
berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk
mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus
hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih
(Widjaja. 2005:26).

Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare


adalah kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuiensi satu kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau
cair. Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan
konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung
dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui,
pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali
dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari
terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

B. Etiologi Diare
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat
diklasifikasikan menjadi enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.

6
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam
makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.

        Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML),


Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
(P2MPL) Depkes yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang
disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui pemeriksaan
laboratorium, sumber penularannya berasal dari makanan atau minuman
yang tercemar virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan dengan masalah
lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau ke musim
penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan
kondisi lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya
kasus diare. Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata
tinggal di kawasan kurang bersih dan tidak sehat.

Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas


menggunakan air sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan
menjadi tempat buang air besar. Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan
heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena
menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia
yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa menyebabkan
seseorang mengalami diare. Misalnya, mengkonsumsi makanan atau
minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit
penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.

Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu


makanan. Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri
atau virus penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat
dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga

7
dapat menyebabkan diare. Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab
diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus.
Peradangan atau infeksi  usus oleh agen penyebab :
1. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandida
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi
pada anak-anak)
3. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran yang dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas

C. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi
secara langsung, seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering
memasukkan tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus
ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak
air dengan air yang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air
besar.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,


Adenovirus enteris, VirusNorwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau
Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut.

8
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya
peningkatan bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk
mengeluarkan agen iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air serta
elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat dari
masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya untuk segera
mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus dan
HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu
sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan
sirkulasi darah.
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh
berbagaikemungkinan faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime
(kuman)yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian
berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya
toksin bakteri akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus
halus, sel di dalam mukosa intestinalmengalami iritasi dan
meningkatnya cairan dan elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk
akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan area
permukaan intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi
gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan
absorbsiyang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.

9
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
mampudiserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan
peristaltic usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
peristalticusus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan
makanan yangdapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis,
2006).

D. Manifestasi Klinik
1. Bising usus meningkat, sakit perut atau mules
2. Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
3. Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
4. Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada
disentri amuba)
6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas
kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa
kering
8. Kram abdominal
9. Demam
10. Mual dan muntah
11. Anoreksia
12. Lemah
13. Pucat
14. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
15. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,


tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat
paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang

10
adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan
hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang
berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat
badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih
menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan
gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya


dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah
yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan
meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul). Gangguan
kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral
dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada
diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah
akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria.
Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus
ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

F. Pencegahan
Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )
1. Menggunakan air bersih
Tanda-tanda air bersih :
 Tidak berwarna
 Tidak berbau

11
 Tidak berasa
2. Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan
sebagian besar kuman penyakit.
3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan
yang bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh
makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi
standar di lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar
mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan
muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di
sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat
ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat
tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar.
Misalnya, jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan
sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak
terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air
bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan
sebagainya.

G. Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama
dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan
banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus
cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai

12
timbul dan kita dapat melakukannya sendiri di rumah. Kesalahan yang
sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala
dehidrasi nampak.

Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan


elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti
cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul
karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan
penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam
menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain.
Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk
mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan
kondisi pasien kearah yang fatal.

Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain


selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab
infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited
disease). Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp,
Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik
yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak
memerlukan antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan
laboratorius perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada
kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan
terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi
sudah membaik.
Adapun  penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Banyak minum
2. Rehidrasi perinfus
3. Antibiotika yang sesuai
4. Diit tinggi protein dan rendah residu
5. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang  abdomen

13
6. Tintura opium dan paregorik  untuk mengatasi diare (atau obat lain)
7. Transfusi bila terjadi perdarahan
8. Pembedahan bila terjadi perforasi
9. Observasi keseimbangan cairan
10. Cegah komplikasi

H. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan
verifikasi atau komunikasi data tentang klien selama pengkajian
perawat mendapatkan dua tipe data yaitu :
a) Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/ klien)
merupakan persepsi klien tentang masalah kesehatannya biasanya
mencangkup perasaan ansietas, ketidaknyamanan fisik atau stress
mental.
-Pasien mengeluh diare terus menerus
-Pasien mengatakan feses encer/cair
-Pasien mengeluh mulas
b) Data objektif: (pengumpulan data dari sumber sekunder)
merupakan pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh
pengumpul data.
-Pasien terlihat tampak lemas
-Pasien terlihat memegangi area perutnya

Pola kesehatan fungsional


a.   Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang : kebiasaan memelihara kuku, cuci
tangan sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak
tertutup, makanan basi.

14
b.   Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia,
muntah.
c.   Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari > dari 3 sampai 8 kali per
hari.
d.   Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen.

Pemeriksaan Fisik
a.   Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan.
b.   Tanda vital
Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
TD menurun karena dehidrasi
RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam
(kusmoul)
Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi
Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c.   Mata: cekung
d.   Mulut: mukosa kering
e.   Abdomen: turgor jelek
f.   Kulit: kering, kapilari refil > 2’

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri.

15
B. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang
air besar dan encer.
C. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan
dan cairan.

3. INTERVENSI
A. Diagnosa : Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri
Tujuan : Diare dapat teratasi dalam jangka waktu secepatnya
Hasil yang diharapkan :
a. Konsistensi feses berbentuk
b. Tidak ada keluhan mengenai diare
c. Tidak terjadi lemas

B. Diagnosa     : Kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan


dengan seringnya buang air besar dan encer.
Tujuan        :  Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam
batas normal.
Hasil yang diharapkan :
1. Pengisien kembali kapiler < dari 2 detik
2. Turgor elastik
3. Membran mukosa lembab
4. Berat badan tidak menunjukkan penurunan.

Intervensi :   
- Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi,
karakteristik, jumlah dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
- Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan
membran mukosa.

16
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
- Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah
pemberian nutrisi.
- Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
- Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.
- Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik
sesuai program.
Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.

C. Diagnosa     : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan menurunnya intake absorbsi makanan.
Tujuan        :  Anak-anak toleran diet yang sesuai.
Hasil yang diharapkan :
- BB dalam batas normal
- Tidak terjadi kekambuhan diare.
Intervensi :   
- Timbang BB tiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan dalam pemberian nutrisi.
- Pembatasan aktifitas selama fase sakit akut
Rasional : mengurangi reyurtasi.
- Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
- Monitor intake dan output
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi.

5. PELAKSANAAN
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilakukan
sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan tindakan yang lebih dibuat, dimana

17
tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi.

6. EVALUASI
1) Pasien tidak diare lagi
2) Konsistensi feces berbentuk dan tidak cair
3) Pasien tidak merasa mulas

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus
sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus
besar, maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini,
diantaranya adalah adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit;
kurang daru kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan,
diantaranya : Banyak minum (oralit), Rehidrasi perinfus (jenis isotonis
kristaloid), Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan
metronidazole), Diit tinggi protein dan rendah residu, Obat anti kolinergik
untuk menghilangkan kejang  abdomen, Tintura opium dan paregorik 
untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal carboadsorben, Observasi
keseimbangan cairan dan level elektrolit, Cegah komplikasi.

B. Saran
Biasakanlah  untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena  diare,
Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak
terserang penyakit, Masaklah air minum sampai mendidih, Cucilah tangan
sebelum dan sesudah makan, Buang Air Besar(BAB) dan Buang Air Kecil
(BAK) di kakus (WC).

19
DAFTAR PUSTAKA

 Ramaiah, safitri, 2007.  All You Wanted To Know About Diare. Jakarta:
Bhuana Ilmu Popular.
 Suryadi, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:percetakan
penebar swadaya.
 Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
Dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
 Widoyono,  2005.  Penyakit  Tropis,  Epidemiologi,   Penularan,  Penceg
ahan,  dan Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.
 Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
 Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.
Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
 Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :
EGC.
 Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan
: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai