KELOMPOK 2
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
makalahini dengan judul “ Dampak menua secara fisik, sosial, mental, serta mitos
lansia serta peran dan fungsi perawat gerontik“.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
BAB III........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang
bergairah.
Peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahankan derajat
kesehatan para lanjut usia pada taraf yang setinggi – tingginya sehingga terhindar
dari penyakit atau gangguan, sehingga lansia tersebut masih dapat memenuhi
kebutuhan dengan mandiri.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai dampak menua secara fisik, sosial, mental, serta mitos
lansia serta peran dan fungsi perawat gerontik.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui proses menua
b. Untuk mengetahui mitos-mitos lanjut usia
c. Untuk mengetahui akibat proses menua
d. Untuk mengetahui peran, fungsi dan tanggung jawab perawat gerontik
1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memberikan informasi bagi mahasiswa lainnya mengenai proses
menua, mitos-mitos lanjut usia, akibat proses menua dan peran, fungsi dan
tanggung jawab perawat gerontik
2
2. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai proses menua, mitos-mitos
lanjut usia, akibat proses menua dan peran, fungsi dan tanggung jawab
perawat gerontik
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
semakin banyak distrosi meteoritic dan structural yang disebut sebagai penyakit
degenerative (mis., hipertensi, arteriosclerosis, diabetes mellitus, dan kanker )
yang akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan episode terminal yang
dramatis, misalya stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastasis, dan
sebagainya.
Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling
berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelakan tentang
proses menua yang idak seragam. Secara umum, proses menua didefinisikan
sebagai perubahan yang terkait wakru, bersifat universal, intrisik, progresif, dan
detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
5
3) Mitos berpenyakitan
Adanya tanggapan bahwa masa tua dipandangs sebagai masa degenerasi biologis
yang disertai berbagai penyakit dan sakit-sakitan.
Kenyataannya tidak semua lansia berpenyakitan. Saat ini sudah banyak jenis
pengobatan serta lansia rajin melakukan pemeriksaan berkala sehingga lansia
tetap sehat dan bugar.
4) Mitos sensilitas
Adanya tanggapan bahwa sebgaian lansia mengalami pikun. Kenyataannya
banyak yang masih tetap cerdas dan bermanfaat bagi masyarakat, karena banyak
cara untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan daya ingat.
5) Mitos tidak jatuh cinta
Adanya anggapan bahwa para lansia tidak lagi jatuh cinta dan bergairah kepada
lawan jenis. Kenyataannya, perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang
masa serta perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi tua.
6) Mitos aseksualitas
Adanya anggapan bahwa pada lansia terjadi penurunan hubungan seks, minat,
dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataanya kehidupan seks para lansia normal-normal saja dan tetap bergairah.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknnya lansia yang meskipun telah ditinggal mati
oleh pasangannya msih memiliki keinginan untuk menikah lagi.
7) Mitos ketidakproduktifan
Adanya anggapan bahwa para lansia tidak produktif lagi . kenyataanya banyak
para lansia yang mencapai kematangan, kamantapan dan produktivitas mental
maupun material
6
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, pengelihatan, kardiovasuler, sistem
pengaturan tubuh, muskuluskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin
dan integument. Dan masalah-masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan
pada lansia adalah sebagai berikut :
1. Mudah jatuh
2. Mudah lelah
3. Kekacauan mental akut
4. Nyeri pada dada, berdebar-debar
5. Sesak nafas pada saat melakukan aktivitas kerja fisik
6. Pembengkakan pada kaki bawah
7. Nyeri pinggang atau punggung dan pada sendi pinggul
8. Sulit tidur dan sering pusing-pusing
9. Berat badan menurun
10. Gangguan pada fungsi pengheliatan, pendengaran dan sukar menahan air
kencing
Meskipun demikian secara umum dijumpai penurunan fungsi secara menyeluruh,
hal ini dilihat dari penjelasan dibawah ini :
a. Sel
Jumlah sel menurun/lebih sedikit.
Ukuran sel lebih besar.
Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang.
Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun.
Jumlah sel otak menurun.
Mekanisme perbaikan sel terganggu.
Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.
b. Sistem persarafan
Menurun hubungan persarafan
7
Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap
harinya).
Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap stres.
Saraf panca-indra mengecil.
Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa
mengecil, lebih sensitif terhadap perubahan suhu, dan rendahnya ketahan
terhadap dingin.
Kurang sensitif terhadap sentuhan.
Defisit memori.
c. Sistem pendengaran
Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
Terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan/stres.
Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah,
bisa terus-menerus atau intermiten).
Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau berputar).
d. Sistem penglihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan respons terhadap sinar menghilang..
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat, susah melihat dalam gelap.
Penurunan/hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopia,
seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa.
8
Lapang pandang menurun: luas pandangan berkurang.
Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau pada
skala.
e. Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan mejadi kaku.
Elastisitas dinding aorta menurun
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan kontraksi dan volume menurun
(frekuensi denyut jantung maksimal = 200 - umur).
Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun).
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke
berdiri) bisa menyebakan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
(mengakibatkan pusing meendadak).
Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan.
Tekanan darah meninggi akibat resistensi pembukuh darah perifer meningkat.
Sistole normal + 170 mmHg, diastole + 95 mmHg.
f. Sistem pengaturan suhu tubuh
Pada pengaturan suhu tubuh, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu. Kemunduran terjadi berbagai
faktor yang mempengaruhi. Yang sering ditemui antara lain:
Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisologis + 35oC ini akibat
metabolisme yang menurun.
Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat pula
menggigil, pucat, dan gelisah.
Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.
9
g. Sistem pernapasan
Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan,
dan menjadi kaku.
Aktivitas silia menurun.
Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih
berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dengan kedalaman bernapas
menurun.
Ukuran alveoli melebar (membesar secara progresif) dan jumlah berkurang.
Berkurangnya elastisitas bronkus.
Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
Karbon dioksida pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas terganggu.
Refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang.
Sensitivitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun.
Sering terjadi emfisema senilis.
Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan menurun
seiring pertambahan usia.
h. Sistem pencernaan
Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa tejadi
setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi yang
buruk.
Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrofi indra
pengecap di lidah, terutama rasa manis dan asin, asam, dan pahit.
Esofagus melebar.
Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun,
motilitas dan waktu pengosongan lambung menurun..
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu, terutama karbohidrat).
Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah
berkurang.
10
i. Sistem reproduksi
Wanita
Vagina mengalami kontraktur dan mengecil
Ovari menciut, uterus mengalami atrofi.
Atrofi payudara
Atrofi vulva
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang,
sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.
Pria
11
Jumlah darah yang difiltrasi oleh ginjal berkurang.Vesika urinaria. Otot
menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi
buang air seni meningkat. Pada pria lanjut usia, vesika urinaria sulit dikosongkan
sehingga mengakibatkan retensi urine meningkat. Pembesaran prostat. Kurang
lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun. Atrofi vulva Vagina.
Seseorang semakin menua, kebutuhan hubungan seksualnya masih ada. Tidak
ada batasan umur tertentu kapan fungsi seksual seseorang berhenti. Frekuensi
hubungan seksual cenderung menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmatnya berjalan terus sampai tua.
k. Sistem endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang
memproduksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan sangat pentng dalam
pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan, dan metabolisme organ tubuh. Yang
termasuk hormon kelamn adalah:
Estrogen, progesteron, dan testosteron yang memelhara alat reproduksi dan
gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.
Kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat pentng dalam
pengaturan gula darah).
Kelenjar adrenal/anak ginjal yang memproduksi adrenalin. Kelenjar yang
berkaitan dengan hormon pria/wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam
tubuh yang mengatur agar arus darah ke organ tertentu berjalan dengan baik,
dengan jalan mengatur vasokonstriksi pembuluh darah. Kegatan kelenjar
anak ginjal n berkurang pada lanjut usia.
Produksi hampir semua hormon menurun.
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
Hipofisis: pertumbuhan hormon ada, tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah; berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH.
Aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya pertukaran zat
menurun.
12
Produksi aldosteron menurun.
Sekresi hormon kelamin, misalnya progeteron, estrogen, dan testoteron,
menurun.
l. Sistem integumen
Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
Permukaan kulit cenderung kusam, kasar, dan berisik (karena kehilangan
proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis).
Timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis yang tidak merata
pada permukaan kult sehingga tampak bintik-bintikatau noda cokelat.
Terjadi perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut halus di
ujung mata akibat lapisan kulit menipis.
Respons terhadap trauma menurun.
Mekanisme proteksi kulit menurun:
1. Produksi serum menurun
2. Produksi vitamin D menurun
3. Pigementasi kulit terganggu
Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu.
Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
Berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.
Pertumbuhan kuku lebih lambat.
Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya.
Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
Jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang.
m. Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh.
Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi.
Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan, dan
paha. Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut.
13
Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak dan aus.
Kifosis
Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
Gangguan gaya berjalan.
Kekakuan jaringan penghubung.
Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).
Persendian membesar dan menjadi kaku.
Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi lamban,
otot kram, dan menjadi tremor (perubahan pada otot cukup rumit dan sulit
dipahami).
Komposisi otpt berubah sepanjang waktu (miofibril digantikan oleh lemak,
kalogen, dan jaringan parut).
Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.
Otot polos tidak begitu berpengaruh.
2) Perubahan Mental
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya
perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa
terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak
berguna lagi. Munculnya perasaan kurang mampu untuk mandiri serta cenderung
bersipat entrovert. Faktor-faktor yang mempengaruhu perubahan kondisi mental:
1. Pertama-tama perubaha fisik terutama organ perasa
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (hereditas)
5. Lingkungan
6. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan family
14
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambar diri,
perubahan konsep diri
a. Di bidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa
sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak
bila memiliki sesuatu.
b. Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir
setiap lanjut usia, yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat
mungkin dihemat.
c. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat.
d. Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa.
e. Jika meninggal pun, mereka ingin meninggal secara terhormat dan masuk
surga..
Kenangan (memori)
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang lalu
dan mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek atau seketika
(0-10 menit), kenangan buruk (bisa ke arah demensia).
Intelegentia quotion (IQ)
IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
Penampila, persepsi, dan keterampilan psikomotor berkurang. Terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan faktor waktu.
3) Perubahan Psikososial
Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan identitasnya
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun
(purnatugas), seseorang akan mengalami kehilangan, antara lain:
a. Kehilangan finasial (pendapatan berkurang)
b. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan semua fasilitas)
c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi
d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan dan
15
Merasakan atau sadar terhadap ke atian, perubahan cara hidup (memasuki
rumah perawatan, bergerak lebih sempit).
Kemapuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabtan. Biaya hidup
meningkat pada penghasilan yang sulit, biaya pengobatan bertambah.
Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan.
Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul kebutaan dan ketulian.
Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
Hilangnya keuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri).
4) Perkembangan Spiritual
a. Agama/kepercayaan semakin terintegrasi dalam ehidupan (Maslow, 1970).
b. Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat
dalam berpikir dan bertindak sehari-hari
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun, universalizing, perkembangan yang
dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi
contoh cara mencintai dan keadilan.
16
2) Advocat, artinya perawat yang berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien, dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Perawat juga berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak
informasi atas penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri, dan hak untuk mendapat ganti rugi akibat kelalaian.
3) Educator, artinya perawat membantu lansia meningkatkan kesehatannya melalui
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medic
yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap
hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan
pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang berisiko tinggi, kader
kesehatan, dan lain sebagainya.
4) Counselor, artinya perawat sebagai pemberi bimbingan/konseling. Perawat
memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga, dan masyarakat
tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Tugas utama perawat adalah
mengidentifikai perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-sakitnya.
Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya
5) Motivator, artinya perawat member motivasi kepada lansia.
6) Case manager, artinya perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan
lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang
memberikan perawatan pada klien.
7) Consultant, artinya perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan
8) Reasearcher, artinya perawat sebagi peneliti di bidang keperawatan gerontik di
mana perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian,
17
menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian
untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan.
9) Collaborator, artinya perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan
keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan
guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
Sedangkan tanggung jawab perawat gerontik adalah:
1) Membantu lansia yang sehat memelihara kesehatan
2) Membantu lansia yang sakit memperoleh kembali kesehatan
3) Membantu lansia yang tidak bisa disembuhkan menyadari potensi
4) Membantu lansia yang menghadapi ajal untuk diperlakukan secara manusiawi.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Menua atau menjadi tua adalah
suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulau dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Secara umum, proses menua
didefinisikan sebagai perubahan yang terkait wakru, bersifat universal, intrisik,
progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
Perubahan yang terjadi akibat proses menua diantaranya perubahan dari
tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan,
pendengaran, pengelihatan, kardiovasuler, sistem pengaturan tubuh,
muskuluskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integument. Dan
masalah-masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia
seperti:mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri pada dada,
berdebar-debar, sesak nafas pada saat melakukan aktivitas kerja fisik,
pembengkakan pada kaki bawah, nyeri pinggang atau punggung dan pada sendi
pinggul
3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan secara
optimal terkait dengan pengembangan mata kuliah Keperawatan Gerontik. Dan
penulis menyarankan materi-materi yang ada dalam tulisan ini dikembangkan
lebih lanjut agar dapat nantinya menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu.
Demikianlah makalah ini penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, Siti. 2008. Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
20