Anda di halaman 1dari 11

ANTI-DENGUE IGG & IGM

 Imuno Serologi
Deskripsi:
Demam dengue merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue yang masuk ke tubuh manusis melalui
gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi, terutama Aedes aegypti. Demam dengue merupakan demam virus akut
yang umumnya disertai sakit kepala; nyeri otot, sendi, atau tulang; ruam; gejala penurunan jumlah sel darah
putih (leukopenia).

Pemeriksaan Anti-Dengue IgG dan IgM mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap virus dengue dalam darah
yang baru dapat terdeteksi setelah hari ketiga gejala demam muncul. Pemeriksaan Anti-Dengue IgG dan IgM
membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi awal infeksi virus dengue yang dapat menyebabkan demam berdarah dengue dan dengue shock
syndrome.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum

Stabilitas Sampel : 2 hari pada 2 – 8°C


 >2 hari pada -20°C
atau lebih dingin

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan, namun
petugas laboratorium
akan menanyakan riwayat
demam yang dialami
(demam hari ke berapa ?).
 

Hari Kerja :

Metode : Immunochromatography

Nilai Rujukan : Negatif -

Tempat Rujukan :

ANTI-HIV
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis kuman. Infeksi HIV
dapat ditularkan melalui cairan tubuh, yaitu darah, sperma, dan cairan vagina lewat hubungan seksual,
transfusi darah, alat suntik, transplantasi organ/jaringan tubuh, dan perinatal (ibu hamil kepada janinnya).

Pemeriksaan Anti-HIV mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan HIV.
Antibodi HIV umumnya terbentuk sekitar 3-6 minggu setelah terinfeksi, atau pada seseorang dengan
pembentukan antibodi yang lambat dapat terbentuk setelah 3-6 bulan terinfeksi. Oleh karena itu, pemeriksaan
Anti-HIV sebaiknya dilakukan 3-6 bulan setelah melakukan tindakan berisiko tertular HIV. Pemeriksaan Anti-HIV
membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Menentukan apakah seseorang terinfeksi HIV.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma


Stabilitas Sampel : 2 – 8°C : 48 jam
 -25 ± 6°C : >48
jam (Maksimal
penyimpanan sampel
pada kondisi beku selama
2 bulan)

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan, namun
sebelum dan sesudah
melakukan pemeriksaan
Anti-HIV sangat
dianjurkan melakukan
konseling dengan dokter
atau konselor yang
terlatih.

Hari Kerja :

Metode : Semua Method

Nilai Rujukan : Non Reaktif -

ANTI-RUBELLA IGG
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Virus Rubella sering dikenal sebagai penyebab campak Jerman dan biasanya ditandai dengan munculnya ruam
pada kulit. Virus Rubella bisa ditularkan melalui udara dan kontak fisik. Adanya virus Rubella pada wanita
hamil, terutama di awal kehamilan, bisa mempengaruhi perkembangan bayi hingga muncul kelainan seperti
sindrom Rubella kongenital, penyakit jantung kongenital, katarak, tuli, infeksi telinga, dan retardasi mental.
Sama halnya dengan toxoplasmosis, infeksi virus Rubella juga bisa menyebabkan keguguran dan bayi lahir
prematur.

Pemeriksaan Anti-Rubella IgG mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Rubella. Antibodi IgG merupakan
antibodi yang muncul setelah IgM dan bisa menetap seumur hidup. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi
wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil; wanita yang baru/sedang hamil, bila hasil
sebelumnya negatif atau belum pernah diperiksa, idealnya dipantau setiap 3 bulan sekali; dan bayi baru lahir
yang ibunya terinfeksi pada saat hamil. Pemeriksaan ini membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari
pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi infeksi virus Rubella di masa lampau dan terjadinya infeksi akut; mengetahui status kekebalan
terhadap virus Rubella; mengevaluasi respon terhadap vaksinasi.
 

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : 2 – 8°C : 14 hari


 -10°C atau lebih
dingin : >14 hari

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan.

Hari Kerja :

Metode : CMIA
Nilai Rujukan : Negatif IU/mL

ANTI-SALMONELLA TYPHI IGM


 Imuno Serologi
Deskripsi:
Demam tifoid terjadi karena infeksi oleh bakteri Salmonella typhi, terutama menyerang bagian saluran
pencernaan. Penularannya dapat terjadi melalui kontak antar manusia atau jika makanan dan minuman yang
dikonsumsi terkontaminasi bakteri Salmonella typhi karena penanganan yang tidak bersih. Jarak waktu
seseorang terinfeksi demam tifoid dan permulaan sakit (masa inkubasi) umumnya berkisar antara 8-14 hari.

Pemeriksaan Anti-Salmonella typhi IgM mendeteksi antibodi IgM terhadap Salmonella typhi yang muncul
setelah 3-4 hari terjadinya demam. Pemeriksaan Anti-Salmonella thypi IgM membutuhkan sampel darah yang
diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi penyebab demam akibat infeksi bakteri Salmonella typhi.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : 7 hari pada suhu :


2 - 8°C
 1 bulan : ≤ -18°C

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan, namun
petugas laboratorium
akan menanyakan riwayat
demam yang dialami
(demam hari ke berapa ?).
 

Hari Kerja :

Metode : Inhibition-Magnetic
Binding Immunoassay
(IMBI)

Nilai Rujukan : Negatif -

ASTO
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Antistreptolysin O adalah antibodi yang dibentuk tubuh untuk melawan streptolysin O, suatu enzim beracun
yang dihasilkan oleh kelompok bakteri streptokokus A. Pemeriksaan ASTO mengukur jumlah antistreptolysin O
dalam darah yang direkomendasikan oleh dokter bila seseorang mengalami gejala seperti demam, nyeri dada,
kelelahan, dan sesak nafas yang mengarah pada terjadinya demam rematik atau gejala seperti edema dan
urin berwarna gelap yang berkaitan dengan glomerulonefritis, terutama bila seseorang mungkin baru saja
terkena infeksi streptokokus A yang tidak terdiagnosis dan diobati dengan tepat. Pemeriksaan ASTO
membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi, seperti demam rematik akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri
streptokokus A.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum


Stabilitas Sampel : 2 - 8°C : 48
jam                                     
      
 -20°C : 6 minggu

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan.

Hari Kerja :

Metode : Aglutinasi

Nilai Rujukan : < 200 IU/mL

DENGUE NS1 ANTIGEN


 Imuno Serologi
Deskripsi:
Pemeriksaan terhadap antigen non struktural-1 dengue (NS1) dapat mendeteksi infeksi virus dengue dengan
lebih awal dari pemeriksaan antibodi dengue, dan bahkan dapat terdeteksi pada hari pertama mulai demam.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada penderita demam yang disertai dengan gejala klinis infeksi virus
dengue pada hari 1-3 mulai demam. Bila hasilnya negatif tetapi gejala infeksi virus dengue menetap,
dianjurkan untuk periksa Anti-Dengue IgG & IgM, serta hematologi rutin.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi awal adanya infeksi virus dengue yang dapat menyebabkan demam berdarah dengue dan dengue
shock syndrome.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : 2 - 8°C : 7


hari                              
 -20°C atau lebih :
>7 hari

Persiapan Pasien : Tanyakan demam hari ke


berapa. Catat pada FPP /
internal note pada SISPro.
Akurasi hasil tergantung
dari waktu pengambilan
spesimen dihitung sejak
mulai terjadinya demam

Hari Kerja :

Metode : Immunochromatography

Nilai Rujukan : Negatif -

CRP KUALITATIF
 Imuno Serologi
Deskripsi:
C-Reactive Protein atau CRP kualitatif yaitu pemeriksaan terhadap keberadaan suatu reaktan fase akut, yakni
CRP di dalam serum. Konsentrasi serum CRP akan meningkat setelah proses inisiasi inflamatori. Pemeriksaan
ini memiliki sensitifitas yang baik, namun bukan indikator yang spesifik pada kondisi terjadinya luka akut,
infeksi bakteri, atau inflamasi.
Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi Pelvic Inflammatory Disease (PID), apendidtis akut, dan sepsis (pada pasien kritis); menentukan
faktor risiko penyakit vaskular, terutama penyakit jantung koroner (PJK); dan memantau kondisi post-operasi.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum

Stabilitas Sampel : 2 - 8 °C : 48 jam


 (-20) °C selama 6
minggu

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : Aglutinasi

HBSAG
 Imuno Serologi
Deskripsi:
HBsAg adalah penanda awal infeksi Hepatitis B. Bila HBsAg menetap dalam darah > 6 bulan, berarti telah
terjadi infeksi kronis.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi dan mendiagnosis infeksi HBV; uji skrining donor darah dan pra vaksinasi; dan memantau viral
clearance.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : Suhu ruang  : 24


jam
 2 - 8°C        :  6
hari
 ≤ (-20)°C    :  > 6
hari (maksimal
penyimpanan 1 bulan)2

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : CMIA

Nilai Rujukan : Non Reaktif -

RF
 Imuno Serologi
Deskripsi:
-

Manfaat Pemeriksaan:
Rheumatoid Factor (RF) merupakan suatu antibodi (umumnya kelas IgM),yang akan berekasi dengan bagian
fragmen dari imunoglobulin lainnya (yang paling sering adalah kelompok IgG). Pemeriksaan ini umumnya
digunakan untuk :* Diagnosa : Hampir 65-85% pasien dewasa dengan diagnosa klinis rheumatoid artritis (RA)
memiliki kejadian serologis yang hampir sama dengan RF dan * Pemantauan aktvitas penyakit : Pengukuran
seri RF tidak digunakan dalam pemantauan sumber dari RA

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum


Stabilitas Sampel : 2 - 8° C : 48 jam
 20° C: 6 minggu,
sampel beku yang
mencair harus
dihomogenkan
(sentrifugasi) sebelum
dikerjakan

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : Aglutinasi

Nilai Rujukan : Negatif -

SEL LE
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Sel-sel darah kecuali sel LE dihancurkan melalui proses pemanasan 37°C dalam waktu tertentu dan
penggerusan diatas saringan kawat. Dengan proses sentrifugasi pada kecepatan dan waktu tertentu maka sel-
sel darah akan dimampatkan. Sel LE yang terdapat dalam lapisan Buffycoat dibuat preparat, dicat dengan
Wright Giemsa kemudian dilihat secara mikroskopik.

Manfaat Pemeriksaan:
Untuk menilai penyakit autoimun, khususnya Systemic Lupus Erithematosus (SLE), mendukung diagnosa
"lupoid" hepatitis (hepatitis kronis). Beberapa pasien Rheumatoid Artritis (RA), scleroderma, dan yang resisten
obat juga terkadang akan memberikan hasil yang poitif.

Persyaratan & Jenis Sampel : Darah

Stabilitas Sampel : Segera dikerjakan

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : Mikroskopis

Nilai Rujukan : Tidak ditemukan

RPR
 Imuno Serologi
Deskripsi:
-

Manfaat Pemeriksaan:
Tes RPR dapat mendeteksi sifilis tergantung pada tahapan penyakitnya. Tes RPR ini lebih sensitif, hampir
100% pada tahap middle sifilis. Pada tahap awal dan lanjut, penyakit sifilis sensitifitasnya menjadi berkurang.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel :  2 - 8 ° C : 48 jam


 -20° C : 6
minggu

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : Aglutinasi

Nilai Rujukan : Non Reaktif -

TPHA
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Treponema Pallidum Hemagglutination (TPHA) merupakan suatu pemeriksaan serologi untuk sipilis dan kurang
sensitif bila digunakan sebagai skrining (tahap awal/primer) sipilis.

Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan konfirmasi untuk penyakit sipilis dan mendeteksi respon serologis spesifik untuk Treponema
pallidum pada tahap lanjut/akhir sipilis.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum

Stabilitas Sampel : 2 - 8° C : 48 jam


 20°C     : 1
bulan4 (maksimal
penyimpanan 1 tahun)

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : Aglutinasi

Nilai Rujukan : Non Reaktif -

VDRL/RPR
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Penyakit sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang paling sering ditularkan melalui
kontak seksual. Pemeriksaan VDRL/RPR merupakan pemeriksaan yang paling umum untuk mendeteksi
munculnya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum. Pemeriksaan VDRL/RPR direkomendasikan dokter
bila seseorang memiliki gejala penyakit sifilis atau berisiko tinggi terkena penyakit sifilis. Pemeriksaan
VDRL/RPR membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Menyaring atau mendiagnosis infeksi bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : 2 - 8°C : 48 jam


 (-20)°C :1 tahun

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan.

Hari Kerja :

Metode : Flokulasi

Nilai Rujukan : Non Reaktif -

WIDAL
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Pemeriksaan Widal merupakan penentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah
(antibodi O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul pada hari ke 10-12). Pemeriksaan Widal
memberikan hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal
negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi. Pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes
Widal kurang baik karena akan memberikan hasil positif bila terjadi: 1) infeksi berulang karena bakteri
Salmonella lainnya, 2) imunisasi penyakit tifus sebelumnya, dan 3) infeksi lainnya seperti malaria dan lain-lain.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi penyakit tifus atau demam tifoid.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum

Stabilitas Sampel : 2 - 8°C : 7 hari


 -20o C selama 1
bulan

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : Aglutinasi

Nilai Rujukan : Widal Salmonella


paratyphi AH: -
Widal Salmonella
paratyphi AO: -
Widal Salmonella
paratyphi BH: -
Widal Salmonella
paratyphi BO: -
Widal Salmonella
paratyphi CH: -
Widal Salmonella
paratyphi CO: -
Widal Salmonella thypi H:
-
Widal Salmonella thypi O:
-

Tempat Rujukan :

ROTAVIRUS ANTIGEN
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Pemeriksaan Rotavirus Antigen merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antigen rotavirus secara
kualitatif yang menggunakan sampel feses. Pengambilan sampel terbaik untuk pemeriksaan ini adalah 3-5 hari
setelah onset gejala infeksi. Rotavirus adalah virus penyebab utama terjadinya gastroenteritis dan diare pada
anak-anak berumur < 5 tahun di seluruh dunia.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendiagnosis diferensial dari onset akut gastroenteritis, diare, dan emesis.

Persyaratan & Jenis Sampel : Faeces

Stabilitas Sampel : Sampel dapat


disimpan pada suhu
dingin / refrigerator
hingga siap diperiksa (2
hari)
 Jika spesimen tidak
segera dikerjakan dalam
48 jam, maka harus
disimpan pada suhu ≤
-200C (dibekukan)

Persiapan Pasien : -

Hari Kerja :

Metode : Immunochromatography

Nilai Rujukan : Negatif -

ANTI-HSV1 IGG
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV1) atau oral herpes merupakan infeksi herpes yang sering terjadi pada sekitar
mulut dan wajah, ditandai dengan adanya cold sores dan fever blisters. Infeksi HSV1 dapat ditularkan melalui
kontak langsung, dan infeksi ini akan menetap seumur hidup. Sebagian dari HSV1 juga dapat menyerang
genital (alat kelamin atau daerah anal).

Pemeriksaan Anti-HSV1 IgG mendeteksi antibodi IgG terhadap HSV1. Antibodi IgG merupakan antibodi yang
muncul setelah IgM dan bisa menetap seumur hidup. Pemeriksaan Anti-HSV1 membutuhkan sampel darah
yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi infeksi Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV1) pada masa lampau, namun peningkatan Anti-HSV1 IgG
yang signifikan dalam interval waktu tertentu dapat mengindikasikan infeksi HSV1 yang aktif atau baru terjadi.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : 2 – 8°C : 14 hari


 -20°C : >3 hari

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan.

Hari Kerja :

Metode : ELISA
Nilai Rujukan : Negatif -

ANTI-HSV1 IGM
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV1) atau oral herpes merupakan infeksi herpes yang sering terjadi pada sekitar
mulut dan wajah, ditandai dengan adanya cold sores dan fever blisters. Infeksi HSV1 dapat ditularkan melalui
kontak langsung, dan infeksi ini akan menetap seumur hidup. Sebagian dari HSV1 juga dapat menyerang
genital (alat kelamin atau daerah anal).

Pemeriksaan Anti-HSV1 IgM mendeteksi antibodi IgM terhadap HSV1. Antibodi IgM merupakan antibodi yang
pertama kali muncul di dalam darah bila infeksi terjadi dan akan menghilang dalam beberapa bulan.
Pemeriksaan Anti-HSV1 membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Mendeteksi infeksi Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV1) yang sedang berlangsung/baru terjadi.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : 2 – 8°C : 14 hari


 -20°C : >3 hari

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan.

Hari Kerja :

Metode : ELISA

Nilai Rujukan : Negatif -

ANTI-HAV
 Imuno Serologi
Deskripsi:
Hepatitis A merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Pemeriksaan
Anti-HAV mendeteksi munculnya antibodi terhadap HAV dalam tubuh.

Pemeriksaan Anti-HAV dianjurkan pada seseorang yang memiliki gejala infeksi hepatitis akut seperti jaundice
(penyakit kuning), atau ketika seseorang mungkin telah terkena HAV.

Pemeriksaan Anti-HAV membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:

Membantu mendiagnosis infeksi hepatitis A akut, dan membendakan penyebab jaunndice karena infeksi
hepatitis A atau penyebab yang lain.

Persyaratan & Jenis Sampel : Serum atau plasma

Stabilitas Sampel : 2 - 8°C : 7 Hari


 ≤-20°C : 30 Hari

Persiapan Pasien : Tidak terdapat persiapan


pemeriksaan yang
dibutuhkan.

Hari Kerja :

Metode : Chemiluminescent

Nilai Rujukan : Non Reaktif mIU/mL

Anda mungkin juga menyukai