Oleh: Kelompok 3
Organisme & Morfologi
Cacing betina Strongyloides Stercoralis dewasa (Panjang sekitar 2mm)
yang mendiami usus bersifat partenogenetik; karena mereka tidak
perlu kawin dengan cacing jantan untuk dapat bereproduksi. Mereka
meletakkan telur didalam usus; larva kemudian menetas dari telur dan
dikeluarkan kedalam feses.
Larva ini dapat berkembang menjadi bentuk parasitik atau menjadi
cacing jantan dan betina yang hidup bebas dan kawin menghasilkan
beberapa generasi cacing didalam tanah; ini merupakan satu contoh
adaptasi evolusioner untuk mempertahankan populasi.
dibawah keadaan lingkungan tertentu seperti suhu, dapat berkembang
menjadi bentuk parasitik. Oleh sebab itu, Strongyloides Stercoralis
memiliki adaptasi evolusioner unik yang dapat meningkatkan
keberhasilan reproduksinya.
Infeksi Kronis
Pada sebagian besar kasus, beberapa cacing dewasa
S.stercoralis akan tetap tinggal di dalam usus kecil selama bertahun-
tahun (> 30 tahun) tanpa menimbulkan gejala klinis, tetapi dapat
menyebabkan gejala klinis yang berulang ketika larva filariform
penetrasi kulit perianal dan menyebabkan recurrent rash – ‘larva
currens’ dan urtikaria. Ditandai dengan nyeri pada epigastrik dan
perut bagian kanan atas disertai dengan mual, diare kronis dan berat
badan berkurang.
Diagnosis
Endoskopi
Pemeriksaan histologi
Biopsi kulit
Radiologi diagnostik
Sumber:
Jawetz, Melnick, Adelberg. 2010. Mikrobiologi Kedokteran:
Edisi25. EGC. Jakarta
Microbiology & Molecular Biology
www.dpd.cdc.gov/dpdx
Anggota Kelompok :
Patricia Lintong
Dewi Rambi
Jesika Kunu