Anda di halaman 1dari 12

Keterampilan-Keterampilan Mengajar

A. Pengertian Keterampilan Mengajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk


menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali Slameto
mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara
paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa
“teaching is the guidance of learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam
proses belajar. Alvin W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah
suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan)
dan knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar
guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas
dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada
lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa
tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga
pengajar, yaitu;
1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena
dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek
yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
B. Jenis-jenis keterampilan Mengajar
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
a) Keterampilan Membuka Pembelajaran
Pada proses pembelajaran hal pertama yang dilakukan guru ketika masuk di dalam kelas
adalah "membuka pembelajaran". Oleh sebab itu komponen dasar yang harus dimiliki oleh
seorang guru adalah keterampilan membuka pembelajaran. Aktivitas yang dilakukan oleh
guru di awal pembelajaran akan sangat menentukan jalannya proses pebelajaran. Jika
dilakukan dengan baik maka proses pembelajaran selanjutnya (kemungkinan) besar harapan
juga akan berjalan dengan baik. Namun jika dalam proses pembukaan pembelajaran tidak
berjalan dengan baikmaka dapat mengakibatkan kegagalan terhadap proses pembelajaran.
Bahkan rencana pembelajaran yang sudah direncanakan dengan baik dapat tidak sesuai
(menjadi tidak berguna). Maka dari itu penting bagi guru untuk menguasai keterampilan
membuka pembelajaran.
Tujuan dari keterampilan membuka pembelajaran yaitu:
a) Guru dapat mempersiapkan mental, fisik, psikis dan emosional dari siswa.
b) Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran.
c) Guru dapat menarik minat siswa pada materi pelajaran.
d) Guru dapat menciptakan suasana yang menyenankan.
Cara yang dilakukan dalam membuka pembelajaran yaitu:
1. Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa.
Ketika anak masuk ke kelas, yang ada di dalam fikiran siswa tidak 100% pada proses
pembelajaran di kelas. Misalnya beberapa anak masih memikirkan betapa menyenangkannya
saat bermain dengan temannya tadi, atau memikirkan beta lezatnya bekal sarapan yang
dibawa oleh sang bunda, dan berbagai macam fikiran yang menghiasi otak otak siswa kita ini.
Maka sebelum memulai pembelajaran guru harus memfokuskan perhatian siswa terlebih
dahulu, dengan cara:
1) Mengaitkan materi dengan berita-berita akutual (terkini) khususnya yang berkaitan
dengan dunia siswa kita.
2) Menyamipaikan cerita pendek yang relevan dengan materi pembelajaran yang telah
dan akan di pelajari.
3) Menggunakan alat bantu berupa media seperti gambar, model skema, video, alat
peraga dan tentu harus relevan dengan pembelajaran.
4) Memvariasikan gaya dalam mengajar seperti penguasaan kelas dengan berpindah
posisi saat menyampaikan pembelajaran, seperti di depan, di tengah atau di belakang
kelas.
5) Menyinggung tugas-tugas yang telah diberikan atau yang dimiliki oleh siswa.
6) Mengadkan persoalan berupa pertanyaan-pertanyaan yang hendaknya berkaitan
dengan persoalan atau aktivitas dari siswa.
2. Menimbulkan motivasi
Dalam kegiatan pembukaan guru juga harus dapat menimbulkan motivasi siswa, motivasi
siswa tersebut dapat ditimbulkan melalui cara-cara sebagai berikut:
1) Memberikan sikap kehangatan dan antusias kepada siswa, seperti sikap ramah,
antusias, bersahabat, hangat dan penuh keakraban.
2) Menumbuhkan rasa ingin tau yang dapat sistimulus dengan cara bercerita yang
menarik, memperlihatkan gambar, menunjukan sebuah barang, dll.
3) Mengemukakan ide yang bertentangan. Ide ide yang bertentangan maksudnya adalah
sebuah pendapat yang tidak sesuai dengan apa yang dipahami siswa yang bertujuan
untuk memicu respon siswa, seperti: "saya fikir banjir di kota jakarta bukan karena
sampah" pernyataan tersebut akan memicu respon siswa dan dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk mencari tau.
3. Memberi Acuan
Memberikan acuan adalah memberikan gambaran singkat tentang apa yang akan dipelajari
oleh siswa dalam pembelajaran. Acuan acuan yang dapat diberikan seperti:
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Menyampaikan garis besar pembelajaran seperi kegiatan apa yang akan dilakukan
berkelompok, berdiskusi, presentasi.
4. Mengaitkan pembelajaran yang telah di pelajari dengan materi yang akan di pelajari.
Pada setiap materi pelajaran yang baru, kita juga mengenal materi prasyarat atau materi yang
harus dikuasai oleh siswa sebelum ia menginjak pada pembelajaran di materi yang baru.
Materi prasayarat tersebut di ulangi untuk disampaikan secara rinkas dan dikaitkan dengan
materi pembelajaran yang akan dipelajari. Untuk itu guru dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Mengajukan pertanyaan tentang materi terdahulu yang berkaitan dengan materi saat
ini (materi pra syarat)
2) Membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
b) Keterampilan Menutup pembelajaran
Menutup pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
proses pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir
pembelajaran (mau pulang) saja. tetapi pada setiap akhir penggalan penggalan pembelajaran,
misal istirahat. Menutup pembelajaran menjadi kegaiat yang penting, karena pada tahap ini
guru dapat melakukan kroscek, pengutan atas materi yang telah siswa pelajari. Untuk
membuat kegitan pembelajaran yang baik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan,
diantaranya yaitu:
1. Meninjau kembali
Pada kegiatan meninjau kembali, hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu: Meminta
siswa untuk merangkum inti poko pembelajaran baik secara tulis atau dilakukan secara lisan.
2. Mengevalusi
Mengevalusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami
materi yang telah ia pelajari. Evalusi dapat dilakukan dalam bentuk:
a) Mendemonstrasikan ketterampilan
b) Mengaplikasikan ide baru
c) Mengekspresikan pendapat
d) Pemberian soal-soal
B. Keterampilan Menjelaskan
Guru tidak cukup hanya menguasai materi pembelajaran. Menjadi sia-sia jika penguasaan
materi yang dimiliki oleh guru tidak diiuti oleh kemampuan dalam menjelaskan. Oleh karena
itu seorang guru juga harus mampu untuk menjelaskan. Menjelaskan merupakan penyajian
informasi yang dilakukan secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukan
adanya hubungan antara sesuatu hal. Keterampilan menjelaskan ditunjukan dengan
keterampilan dalam menyampaikan informasi secara terencana, disajikan dengan benar dan
memiliki urutan yang tepat.
Mengapa guru harus menguasai keterampilan menjelaskan? Karena pada umumnya
interaksi lisan di dalam kelaas di dominasi oleh guru, sehingga dengan menguasai
keterampilan menjelaskan guru dapat membimbing jalannya proses belajar di kelas dengan
baik. Sebagaian besar kegiatan guru adalah informasi sehingga dibutuhkan kegiatan
pembicaraan
Tujuan dari dimilikinya keterampilan menjelaskan bagi guru yaitu:
1. Untuk membimbing siswa dalam menggali, meneukan dan memahami informasi pada
materi pelajaran.
2. Untuk memperoleh umpan balik dari pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari siswa.
3. Melibatkan siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah
4. Mendorong siswa untuk berfikir secara logis dan sistematis.
Dalam keterampian menjelasakan ada pokok bahasan penting yang menjadi dasar atau
prinsip. Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam menjelaskan. Menurut Mulyasa
(2007: 80)ada 5 prinsip dalam menjelaskan, adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun
diakhir pembelajaran.
2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar
dan kompetensi dasar.
3. Penjelasan dapat dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau
menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi
dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi
peserta didik.
5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan
peserta didik
Selain perinsip diatas, dalam melaksanakan keterampilan mengajar guru harus
memperhatikan urutan-urutannya atau disebut dengan langkah-langkah menjelaskan.
Langkah tersebut terdiri atas 5 tahapan yaitu:
1. Menyampaikan informasi : dalam hal ini yang dimaksud menyampaikan informasi
yaitu menyampaikan atau memberitau peserta didik tentang definisi-definisi tentang
materi dalam pembelajaran.
2. Menerangkan : adalah tahap dimana guru menjelaskan istilah-istilah asing yang belum
dipahami oleh siswa.
3. Menjelaskan : pada tahap ketiga yang dimaksud menjelaskan disini adalah
memberikan penjelasan untuk menunjukan "mengapa" "bagaimana" tujuannya untuk
menemukan pola pola hubungan antara informasi dalam pembelajaran.
4. Pemberian contoh : tujuannya yaitu untuk membuat siswa yakin terhadap informasi
yang telah ia terima atau pelajari.
5. Latihan : menempatkan siswa untuk dapat berlatih menemukan sebab akibat dari
informasi yang telah ia pelajari.
Menurut Sudirwo (2002: 107-108) untuk dapat menjelaskan dengan baik, maka seorang guru
harus memperhatikan petunjuk dalam keterampilan menjelaskan. Seperti berikut ini:
1. Mempergunakan bahasa yang jelas, baik kata-kata, ungkapan maupun volume
suaranya.
2. Suara harus kedengaran sampai kelas bagian belakang.
3. Suara bervariasi, kadang-kadang tinggi, kadang-kadang rendah sesuai dengan nada
yang sedang diterangkan.
4. Hindari kata-kata yang tidak perlu; dan tidak memiliki arti sama sekali misalnya : e…,
em…, apa ini…, apa itu….
5. Hindari kata “mungkin” yang salah pemakaian misalnya harusnya pasti tetapi selalu
dikatakan mungkin. Sehingga apa yang diterangkan karena segala sesuatu selalu
memakai kata “mungkin” maka yang diperoleh oleh siswa adalah bukan kepastian
tetapi kemungkinan.
6. Istilah-istilah asing dan baru harus diterangkan secara tuntas, sehingga tidak
mengakibatkan adanya verbalisme di kalangan siswa.
7. Berbahasalah secara baik dan benar.
8. Telitilah pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, sudah jelas atau belum. Kalau
belum jelas ulangilah hal-hal yang belum dipahami;
9. Berilah contoh yang nyata sesuai dengan kehidupan sehari hari;
10. Penjelasan dapat diberikan secara deduktif maupun induktif dan kaitkanlah dengan
generalisasi;
11. Sebaiknya mempergunakan multi media untuk pokok bahasan tertentu;
12. Jelaskanlah dengan bagan untuk menjelaskan hubungan dan hirarki;
13. Terimalah umpan balik dari siswa terhadap pelajaran guru;
14. Berilah kesempatan siswa memberikan contoh sesuai dengan pengalamannya masing-
masing.
15. Berilah penekanan pada bagian tertentu dari materi yang sedang dijelaskan dengan
isyarat lisan. Misalnya “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”,
atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”.

C. Keterampilan Bertanya
Bertanya adalah mengajukan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban.
Bertanya saja memang mudah, bahkan anak kecilpun sering bertanya. Dalam proses
pembelajaran khususnya sebagai seorang guru bertanya memerlukan teknik agar tujuan dari
pertanyaan yang disampaikan dapat tercapai tepat sasaran. Teknik bertanya dapat menjadi
pondasi awal untuk menjadikan siswa belajar secara aktif.
Adapun teknik-teknik bertanya yang perlu diketahui oleh guru dalam bertanya,
sebagai berikut:
1. Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa,
kemudian memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk
menjawab soal
2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
3. Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4. Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.
5. Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar
6. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
7. Memberikan acuan
8. Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
9. Pemindahan giliran menjawab
10. Penyebaran pertanyaan
11. Pemberian waktu berfikir
12. Pemberian tuntunan
Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita katakan. Pertanyaan
nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Maka dari itu seorang
guru harus pandai untuk menyusun sebuah pertanyaan.

Tujuan dari dikuasainya keterampilan bertanya yaitu:


1. membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa
2. Membangkitkan motivasi serta dorongan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Memusatkan perhatian siswa pada pokok masalah
4. Mengaktifkan dan membuat siswa produktif dalam kegiatan pembelajaran.
5. Menjajaki hal hal baik yang sudah atau belum diketahui oleh siswa.
6. Mendiaknosi masalah siswa dalam belajar
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi informasi
8. Mengevalusai atau mengukur hasil belajar
9. Memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi
10. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

D. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan merupakan segala respon yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam segala
bentuk baik itu verbal maupun tingkah laku dalamrangka untuk mendorong atu mengkoreksi
setiap sikap dan perbuatan yang ditampilkan oleh siswa.

Jadi tujuan dari penguatan adalah :


1. Meningkatkan perhatian dari siswa : Dengan memberikan pengutan kepada siswa, hal
tersebut akan membuat siswa merasa diperhatikan. Dengan seiring berjalannya waktu
jika penguatan dilakukan secara kontinu (berkelanjutan) akan membuat siswa juga
meningkatkan perhatian kepada pembelajaran dari guru.
2. Membangkitkan dan memilihara motivasi belajara : Pengutan nyatanya akan
memberikan motivasi siswa untuk belajar. Hal ini karena siswa mendapatkan perhatian
dari guru, jika salah siswa akan mendapatkan koreksi jika benar ia akan mendapatkan
dorongan.
3. Memudakan siswa untuk belajar : Penguatan dapat memberikan siswa kemudahan
untuk belajar, hal ini karena mereka merasa nyaman mendapatkan perhatian dari guru.
4. Meminimalisir tingkah laku negatif dan membina tingkah laku positif siswa : Ketika
siswa salah diberikan penguatan yang bertujuan agar siswa tidak mengulangi kesalah itu
lagi, sebaliknya jika siswa sudah membuat suatu hal yang benar maka penguatan positif
dapat mendorong siswa untuk membina tingkah laku terseut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan:


1. Pada dasarnya penguatan merupakan sebuah tindakan untuk memberikan respon
kepada setiap tingkah laku dari siswa. Pengutan harus diperhatikan dengan baik,
memberikan pengutan yang salah dapat membuat perkembangan siswa menjadi
terganggu. Maka dari itu ada hal hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan
penguatan, diataranya yaitu:
2. Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan di hina,
dibentak, atau dimarahi secara berlebihan.
3. Berikan kehangatan dalam penguatan.
4. Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius
5. Bermakna
6. Melakukan variasi dalam memberikan penguatan : verbal/ucapan, gerak atau bahasa
tubuh/
7. Jenis Penguatan

1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara lisan.
Penguatan verbal dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan, dan sebagainya. misalnya : itu bagus, aku setuju dengamu, aku tidak menyangka
kamu bisa melakukannya, apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa, kamu adalah
murid yang cerdas, itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu, aku tidak percaya kamu
melakukannya sendiri, itu hal yang hebat, dan lain-lain.
2. Penguatan non Verbal
Penguatan ini meliputi:
a) Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol, kerutan
wajah,tatapan mata yang tajam, dll.
b) Penguatan dengan cara menekati
c) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, seperti: saat siswa bisa
mengerjakan suatu tugas lebih dahulu dari teman temannya, dia bisa diminta untuk
mengajari teman lainnya (make it fun).
d) Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu bergambar, dll.
e) Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab soal dan beberapa
jawabannya sebagaian salah guru tidak boleh menyalahkan "iya kamu salah" tetapi
dapat menggantinya dengan "iya jawaban kamu sudah baik, tetapi kamu dapat
menyempurnakannya lebih baik lagi".

E. Keterampilan Membimbing kelompok Kecil


Pembelajaran saat ini cendrung memberikan siswa untuk berperan aktif encari informasi
secara mandiri. Maka dari itu pembelajaran si setting untuk memberikan kesempatan
siswindaria untuk berkelompok. Seorang guru harus mampu untuk membimbing siswa
berkelompok dengan baik. Begitupun dalam kelompok kecil. Dalam proses pembelajaran
dengan pembentukan kelompok kecil guru harus dapat membina siswa untuk berdiskusi dan
berbagi informasi di dalam kelompoknya.
Meski terdengar sepele nyatanya banyak guru kurang mampu untuk melakukannya.
Akibatnya yaitu di dalam kelompok ada siswa aktif, biasa saja dan bahkan ada yan tidak mau
ikut kerjasama. Anak tersebut menjadi patun dan beban dalam kelompok tersebut. Hal
tersebut harus di hindari, maka keterampilan mengelola kelompok kecil perlu dikuasai oleh
seorang guru.
Berikut ini adalah kompnen yang harus diperhatikan guru dalam membimbing kelompok
kecil:
1. Memusatkan perhatian siswa pada satu jutuan dan satu topik diskusi. Untuk memusatkan
tujuan tersebut guru dapat melakukannya dengan cara : menyampaikan tujuan dalam
diskusi, menyampaikan masalah yang akan di bahas, mencatat aspek-aspek yang
mengganggu jalannya diskusi.
2. Menganalisis pendapat dari siswa. Analisis terhadap jawaban atau pendapat siswa
apakah setiap pendapat yang diutarakan sudah berlandasakan sumber pengetahuan yang
tepat dan memiliki landasan.
3. Meluruskan alur berfikir siswa.
4. Memberikan kesmpatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
5. Menutup diskusi. Dapat dilakukan dengan membuat rangkuman hasil diskusi.
6. Sementara hal-hal yang perlu dihindarkan dalam diskusi kelompok kecil yaitu:
7. Guru mendominasi diskusi
8. Membiarkan siswa memonopoli diskusi
9. Membiarkan penyimpangan diskusi
10. Membiarkan siswa tidak bertanya
11. Tidak memperjelas dan mendukung alur berfikir siswa yang salah
12. gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

F. Keterampilan Mengelola Kelas


Guru adalah yang bertanggung jawab terhadap kelas. baik tidaknya kelas, lancar tidaknya
kelas, itu tergantung dari guru. Pengelolaan kelas adalah salah satu keterampilan yang harus
guru miliki. Keterampilan pengelolaan kelas adalah dasar sebagai seorang guru. Guru
dituntut untuk mampu mengoptimalkan kondisi belajar di kelas dan mengembalikan seperti
semula jika dirasa ada gangguan dalam pembelajaran.
Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan, mengembalikan dan
mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di dalam kelas.
Sebagai contoh pengelolaan kelas adalah:
1. Menghentikan tindakan siswa yang tidak baik dan mengundang kegaduhan di dalam
kelas.
2. Pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.
3. Penetapan atran kelas yang efektif dan efisien.
Tujuan dari pengelolaan:
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang berhenti karena
tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya
2. Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang waktu, artinya tiap anak
akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
3. keterampilan pengelolaan kelas untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dapat dilakukan dengan cara:
4. Menunjukan sikap tanggap. Misalnya membuat siswa merasa bahwa guru hadir
bersama mereka dan tau apa yang mereka perbuat. Cara ini dilakukan dengan cara
memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan
memberikan reaksi pada serian gangguan dan kekacauan.
5. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
6. Menegur : Teguran yang efektif harus memperhatikan : 1) jelas, tegas, dan menuju
pada siswa yang menggangu, 2) menghindari peringatan yang kasar, 3) menghindari
ocehan yang berkepanjangan.
7. Memberikan penguatan
G. Keterampilan Mengadakan variasi
Keterampilan mengajar selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan keterampilan untuk melakukan variasi. Melakukan variasi yang dimaksud disini
yaitu melakukan variasi dalam mengajar. Kebosanan dan kejenuhan pasti melanda siswa anda
jika, setiap anda mengajar anda hanya menggunakan cara mengajar yang itu itu saja. Di
tambah lagi jika performa guru yang masih kuran serta sarana kelas tidak mendukung maka
pembelajaran di dalam kelas menjadi pembelajaran yang paling tidak di sukai. Akibatnya jika
siswa sendiri tidak nyaman dan tidak menyukai kegiatan pembelajaran akan sulit bagi mereka
untuk menyerap setiap informasi materi belajar.
Namun dengan bervariasinya pembelajaran dapat membuat siswa lebih nyaman, mereka tidak
lagi bosan dengan kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan dengan metode atau
cara itu itu saja.

Tujuan dari diadakannya variasi pembelajaran yaitu:


1. Meningkatkan perhatian siswa
2. Melayani kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda
3. Menumbuhkan minat siswa untuk belajar
4. Menghilangkan kebosanan siswa
5. Sementara manfaat yang dapat diperoleh dari variasi pembelajaran yaitu:
6. Siswa memiliki perhatian yang tinggi pada pembelajaran.
7. Partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat.
8. Tumbuhnya sikap sikap positif siswa di dalam proses belajar.
9. Siswa mendapatkan wadah belajar sesuai dengan cara belajar mereka.

Bentuk-bentuk variasi mengajar guru diantaranya:


1. Variasi dalam gaya mengajar
a) variasi suara : variasi suara merupakan perubahan pada suara, seperti keras menjadi
lembut, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, gembira menjadi sedih, dan
penekanan kata pada bagian-bagian tertentu.
b) pemustan perhatian siswa : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap
penting, dapat dilakukan oleh guru. Misalnya : "perhatian ini", "ini penting untuk
kalian semua ketahui", "menunjuk arah bagiann yang penting", dll.
c) kesenyapan atau kebisuan guru : diam secara tiba-tiba dari guru merupakan salah satu
alat yang baik untuk meminta perhatian dari siswa. Perubahan keadaan dari yang
sebelumnya berbicara menjadi senyap, berkesibukan menjadi diam dapat menarik
perhatian siswa.
d) Melakukan kontak pandang dengan siswa : jika guru sedang berbicara dengan siswa,
hendaknya pandangan juga menyapu ke seluruh kelas dan siswa. Hal ini
memperlihatkan adanya hubungan intim antara guru dengan seluruh siswa. Kontak
mata dapat digunakan untuk menyampaikan infromasi atau mengetahui pemahaman
siswa.
e) Gerak badan mimik : variasi ini adalah variasi dalam ekspresi wajah guru, gerak
kepala, badan, dan anggota tubuh lainnya dapat digunakans ebagai sarana komunikasi.
Gunakan berbagai macam variasi ini untuk menyampaikan pesan kepada siswa.
f) Pegantian posisi guru di dalam kelas : perubahan posisi guru ini dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa (kelas). Ada kalanya guru berada di depan kelas, di
tengaah atau di belakang. Guru hendaknya menguasai kelas, tidak kikuk hanya berada
di depan kelas (depan meja guru, depan papan tulis, dan bolak balik).

2. Variasi guru dengan siswa


Variasi komunikasi guru dengan siswa sangat beragam, seperti : kegiatan yang didominasi
guru, kegiatan tanya jawab, kegiatan presentasi yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk lebih banyak menyampaikan, kegiatan diskusi. Interaksi dengan siswa harus bervariasi
supaya tidak menimbulkan kejenuhan.

3. Variasi media atau alat alat pembelajaran


Penggunaan media atau alat yang bervariasi dapat membuat siswa selalu antusias dengan
pembelajaran yang disajikan oleh guru. Meski begitu guru harus memperhatikan aspek
aspek cara belajar siswanya. Ini penting karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda beda. Guru harus mampu untuk memfasilitasi setiap anak untuk belajar dengan
potensinya msing-masing.

H. Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil


Keterampilan ini adalah keterampilan guru dalam memfasilitasi siswanya untuk belajar
baik secara individu maupun berkelompok. Karena pembelajaran di dalam kelas tidak melulu
berkelompok maka guru juga harus mampu untuk mengelola pembelajaran secara individu.
Pembelajaran dengan perorangan dan kelompok kecil memungkinkan guru untuk
memberikan perhatian kepada siswa dan terjalinnya hubungan yang lebih akrab antara guru
dengan siswa serta siswa dengan siswa.
Perlu diketahui beberapa materi pelajaran ada yang baik jjika dilaksanakan pembelajaran
berkelompok, namun ada kalanya materi pembelajaran yang lebih cocok dengan
pembelajaran peroranan. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan untuk mengajar
kelompok kecil dan perorangan.

Ciri-Ciri dari pembelajaran perorangan dan kelompok kecil adalah:


1. Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan siswa
dengan siswa lainnya).
2. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan kecepatan
masing-masing.
3. Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
4. Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan
dipelajari maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.

Komponen keterampilan yang harus dikuasai:


1. Mengidentifikasi topik pembelajaran: harus diingat setiap topik materi memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang efektif dengan
model pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan
pendekatan kelompok kecil dan perorangan.
2. Pengorganisasian, yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan setiap
unsur/komponen pembelajaran siswa, sumber materi, waktu, media yang dibutuhkan,
pendekatan dan metode yang akan digunakan serta sistem evaluasi.
3. Memberikan kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan, harus diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam bentuk
membuat rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.
4. Mengenal secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui pendekatan
perorangan debgan efektif, harus mengenal pribadi, karakteristik siswa secara umum
dan lebih baik secara lebih mendalam.
5. Mengembangkan bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani kebutuhan belajar
secara perorangan guru harus terampil mengembangkan bahan pembelajaran untuk
individual. Seperti dengan bahan belajar mandiri, paket-paket pembelajaran, dsb yang
memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan caranya masing-masing.
REFERENSI

Mulyasa, Enco. (2007). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudirwo, Daeng. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi Daerah.
Bandung: CV Andira.

Anda mungkin juga menyukai