C. Keterampilan Bertanya
Bertanya adalah mengajukan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban.
Bertanya saja memang mudah, bahkan anak kecilpun sering bertanya. Dalam proses
pembelajaran khususnya sebagai seorang guru bertanya memerlukan teknik agar tujuan dari
pertanyaan yang disampaikan dapat tercapai tepat sasaran. Teknik bertanya dapat menjadi
pondasi awal untuk menjadikan siswa belajar secara aktif.
Adapun teknik-teknik bertanya yang perlu diketahui oleh guru dalam bertanya,
sebagai berikut:
1. Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa,
kemudian memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk
menjawab soal
2. Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
3. Mempersilahkan siswa untuk menjawab
4. Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.
5. Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar
6. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
7. Memberikan acuan
8. Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
9. Pemindahan giliran menjawab
10. Penyebaran pertanyaan
11. Pemberian waktu berfikir
12. Pemberian tuntunan
Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita katakan. Pertanyaan
nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Maka dari itu seorang
guru harus pandai untuk menyusun sebuah pertanyaan.
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara lisan.
Penguatan verbal dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan, dan sebagainya. misalnya : itu bagus, aku setuju dengamu, aku tidak menyangka
kamu bisa melakukannya, apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa, kamu adalah
murid yang cerdas, itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu, aku tidak percaya kamu
melakukannya sendiri, itu hal yang hebat, dan lain-lain.
2. Penguatan non Verbal
Penguatan ini meliputi:
a) Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol, kerutan
wajah,tatapan mata yang tajam, dll.
b) Penguatan dengan cara menekati
c) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, seperti: saat siswa bisa
mengerjakan suatu tugas lebih dahulu dari teman temannya, dia bisa diminta untuk
mengajari teman lainnya (make it fun).
d) Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu bergambar, dll.
e) Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab soal dan beberapa
jawabannya sebagaian salah guru tidak boleh menyalahkan "iya kamu salah" tetapi
dapat menggantinya dengan "iya jawaban kamu sudah baik, tetapi kamu dapat
menyempurnakannya lebih baik lagi".
Mulyasa, Enco. (2007). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudirwo, Daeng. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi Daerah.
Bandung: CV Andira.