Anda di halaman 1dari 3

Inflasi Tahun 2015

Inflasi tahun kalender 2015 yang juga sekaligus merupakan inflasi “year on year”
(Desember 2015 terhadap Desember 2014) di Kota Palembang adalah sebesar 3,05 persen,
sedangkan di Kota Lubuk Linggau sebesar 3,47 persen. Kemudian jika dilihat faktor
penyebab inflasi yang terjadi di Kota Palembang selama tahun 2015 di dominasi oleh
kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 9,39 persen; kelompok
sandang sebesar5,73 persen; kelompok kesehatan sebesar 5,59 persen; kelompok bahan
makanan 4,24 persen; kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 3,45 persen;
kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar sebesar 2,91 persen; dan kelompok
transportas & komunikasi mengalami deflasi sebesar 3,93 persen.
Selanjutnya jika dilihat faktor penyebab inflasi yang terjadi di Kota Lubuk Linggau
selama tahun 2015 didominasi oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau
sebesar 6,68 persen; kelompok kesehatan sebesar 6,38 persen; kelompok sandang sebesar6,03
persen; kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar sebesar 5,20 persen, kelompok
pendidikan, rekreasi & olahraga 4,15persen; kelompok bahan makanan sebesar2,28 persen;
dan kelompok transportas &komunikasi mengalami deflasi sebesar 3,75 persen.

Inflasi Tahun 2016

Inflasi kumulatif tahun 2016 dan/atau Inflasi “year on year” (Desember 2016 terhadap
Desember 2015) sebesar 3,68 persen. Kota Palembang pada bulan Desember 2016
berdasarkan kelompok pengeluaran, menunjukkan bahwa 5 (lima) kelompok mengalami
kenaikan indeks harga, yaitu kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan sebesar
(2,34 persen); kelompok bahan makanan sebesar (1,03 persen); kelompok kesehatan sebesar
0,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,04 persen; dan
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,03 persen. Sedangkan 2 (dua)
kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks harga, yaitu kelompok sandang sebesar
(-0,35 persen); dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar -0,01
persen.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga yang menyebabkan inflasi di Kota
Palembang antara lain: angkutan udara, telur ayam ras, tarif pulsa ponsel, mujair, daging
ayam ras dan kol putih/kubis. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara
lain: tomat sayur, emas perhiasan, bawang merah, ikan dencis dan tomat buah.

 
Kota Lubuk Linggau Pada Bulan Desember 2016 Mengalami Inflasi Sebesar (0,11
persen)
Inflasi kumulatif tahun 2016 dan/atau Inflasi “year on year” (Desember 2016 terhadap
Desember 2015) adalah 2,74 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga yang
menyebabkan inflasi di Kota Lubuk Linggau pada bulan Desember 2016 antara lain ikan nila,
apel, kol putih/kubis, kayu balokan, kacang panjang dan tarif pulsa ponsel dan cabe rawit.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain bawang merah, cabe
merah, gula pasir, tomat sayur, dan minyak goreng

Provinsi Sumatera Selatan Bulan desember 2016 Mengalami Inflasi Sebesar (0,61
persen)
Besaran angka Inflasi ini diperoleh berdasarkan penghitungan inflasi pada Kota
Palembang dan Kota Lubuk Linggau, pada bulan Desember 2016. Inflasi kumulatif tahun
2016 dan Inflasi “year on year” (Desember 2016 terhadap Desember 2015) adalah 3,58
persen.
Berdasarkan pemantauan harga selama bulan Desember 2016 pada 82 kota IHK di
Indonesia, menunjukkan bahwa 78 kota IHK mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di
kota Lhokseumawe sebesar (2,25 persen), terendah di kota Padangsidimpuan dan Tembilahan
masing-masing sebesar (0,02 persen). Sedangkan 4 kota IHK mengalami deflasi, tertinggi di
kota Manado sebesar (-1,52 persen), terendah di kota Tegal sebesar (-0,09 persen)

Inflasi Tahun 2017

Inflasi di Kota Palembang bulan Desember 2017 terjadi karena adanya kenaikan Indeks
Harga pada semua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan mengalami
kenaikan indeks harga sebesar (2,09 persen); kelompok transportasi, komunikasi &
jasa keuangan sebesar (0,46 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar
sebesar (0,16 persen); kelompok sandang sebesar (0,13 persen); kelompok kesehatan sebesar
(0,11 persen); kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar (0,05 persen);
dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar (0,05 persen).
Inflasi Tahun 2018

Kota Palembang pada bulan Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,96 persen.
Inflasi Tahun Kalender (kumulatif sampai dengan Desember 2018) adalah sebesar 2,78
persen, sama dengan inflasi “year on year” (Desember 2018 terhadap Desember 2017) adalah
2,78 persen. Komoditas yang berkontribusi terhadap kontribusi inflasi terbesar di Kota
Palembang meliputi: beras, bawang merah, sewa rumah, angkutan udara,dencis dan tarip
pulsa ponsel. Provinsi Sumatera Selatan bulan Desember 2018, Inflasi Tahun Kalender
(Kumulatif Tahun 2018) sama dengan Inflasi “year on year” (Desember 2018 terhadap
Desember 2017 sebesar 2,74 persen.

Inflasi Tahun 2019

Kota Palembang bulan Desember 2019 inflasi sebesar 0,39 persen, Inflasi Kumulatif
sampai bulan Desember (Tahun Kalender 2019),yang berarti sama dengan Inflasi Tahunan
“Year on Year” (Desember 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 2,06 persen. Komoditas
yang dominan menyumbang andil terhadap inflasi bulan Desember 2019 di Kota Palembang,
antara lain: telur ayam ras, bawang merah, beras, tomat sayur, pasir, cabe merah dan
angkutan udara.
Provinsi Sumatera Selatan bulan Desember 2019 inflasi sebesar 0,38 persen, Inflasi
Kumulatif sampai bulan Desember (Tahun Kalender 2019), yang berarti sama dengan Inflasi
Tahunan “Year on Year” (Desember 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 2,06 persen.
Indonesia bulan Desember 2019, Inflasi Tahun Kalender (kumulatif Tahun 2019) sama
dengan Inflasi “year on year” (Desember 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 2.72 persen.
berdasarkan pemantauan harga selama bulan Desember 2019 pada 82 Kota IHK,
menunjukkan bahwa 72 kota IHK mengalami inflasi. Sedangkan 10 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 1,28 persen, terendah di Kota Watampone
sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Manado, yaitu sebesar 1,88 persen,
terendah di Kota Bukit tinggi dan Singkawang, sebesar 0,01 persen.

Anda mungkin juga menyukai