MATEMATIKA
DISUSUN OLEH:
DAFTAR ISI
BAB 1
1.TEORI HIMPUNAN.....................................
BAB 2
2.SISTEM BILANGAN REAL...........................
BAB 3
3.MATRIK,RELASI,DAN FUNGSI................
BAB 4
4.DASAR DASAR LOGIKA...........................
BAB.1
TEORI HIMPUNAN
Himpunan ( Set )
Himpunan ( set ) adalah kumpulan objek – objek yang berbeda.Objek didalam himpunan
disebut elemen, unsur atau anggota.
1. Enumerasi
Menuliskan semua elemen himpunan yang bersngkutan diantara dua buah kurung
kurawal.
a. Contoh :
- Himpunan empat bilangan asli pertama A={ 1,2,3,4 }.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama B={ 2,4,6,8,10 }.
- C ={ kucing,a,amir,10,paku }.
- R ={ a,b,{a,b,c},{a,c} }.
- C ={ a,{a},{{a}} }.
- K = { 0 }.
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama : { 1,2,3,...100 }.
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai : { ...,-1,-2,0,1,2,... }.
b. Keanggotaan
X ϵ A : X merupakan anggota himpunan A.
X A: x merupakan bukan anggota himpunan A.
Contoh Enumerasi :
Misal; A ={ 1,2,3,4 }
R = { a,b,{a,b,c},{a,c} }
K = {{}}
Maka
2. Simbol – simbol Baku
=> Simbol – simbol baku yang biasa digunakan untuk mendefinisikan himpunan.
Contoh :
( i ) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari lima
A = { X|X adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5 }
Atau
A = { X | X ϵ P ,X < 5 }
Yang ekivalen dengan A={ 1,2,3,4 }
4. Diagram Venn
Menyajikan himpunan secara grafis.
Himpunan semesta ( U ) digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan himpunan
lainnya digambarkan sebagai langkah dalam segi empat tersebut.
Misal :
Contoh 1 :
U = { 1,2,3,4,5,6,7,8 }
A = { 1,2,3,5 }
B = { 2,5,6,8 }
Maka diagram Venn nya
4 1 2 2 6
3 5 5 8
A B
Contoh 2 :
Misalkan U = { 1,2,3,4,5,6,7,8 }
A = { 1,2,3,4,5 }
B = { 2,5,6,8 }
Diagram Venn nya
U
1 2 6
3 4 5 8
A B
Notasi : Ø atau { }
Contoh :
P = { orang indonesia yang pernah ke bulan }
Maka ƞ(p)=0
2. Himpunan Bagian ( Subset )
Himpunan A dikatakan himpunan bagian B jika dan hanya jika setiap elemen A
merupakan elemen dari B.
Dalam hal ini B dikatakan superset dari A.
Notasi: A ⊆ B
A
B
Contoh 2 :
A= { 1,2,3 }
B = { 1,2,3,4,5 }
Maka A⊆B
{ 1,2,3 } ⊆ { 1,2,3,4,5 }
Contoh 1 :
(i) { 1, 2, 3} ⊆ {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3} ⊆ {1, 2, 3}
(iii) N ⊆ Z ⊆ R ⊆ C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x ≥, y ≥ 0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y < 4, x ≥ 0 dan y ≥ 0 },
Maka A⊆B
Notasi : A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A
Contoh :
Contoh :
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 }
B ={ a, b, c, d },
maka A ~ B sebab |A| = |B| = 4.
U
A B
Contoh :
Jika A = { x | x ∈ P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30,...}
maka A // B.
6. Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa ( power set ) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan kosong dan himpunan A itu sendiri.
Contoh 1 :
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { Ø, { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
Contoh 2 :
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P(Ø) = {Ø}, dan himpunan kuasa dari himpunan {Ø}
adalah P({Ø}) = {Ø, {Ø}}.
a. Irisan ( intersection )
Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap elemennya merupakan
elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Notasi : A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }
A B
A∩B
Contoh 1:
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A ∩ B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka
A ∩ B = Ø.
Artinya: A // B.
Contoh 2 :
Jika A = { 2,4,6,8,10 }
B = { 4,10,14,18 }
Maka :
A ∩ B = { 4,10 }
2 6 4 14
8 10
A 18B
A∩B
b. Gabungan ( Union )
Gabungan ( Union ) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
A B
A∪ B
Contoh 1 :
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A ∪ B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A∪ Ø=A
Contoh 2 :
Jika A = { 2,5,8 }
B = { 7,5,22 }
Maka A ∪ B = { 2,5,7,8,22,}.
c. Komplemen ( complement )
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta ( U ) adalah
suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang bukan A.
Notasi : = { x | x ∈ U, x ∉ A }
Contoh 1 :
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },jika A = {1, 3, 7, 9}, maka = {2, 4, 6, 8}
Jika A = { x | x/2 ∈ P, x < 9 }, maka = { 1, 3, 5, 7, 9 } .
Contoh 2 :
Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu
“mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri” → (E ∩ A) ∪
(E ∩ B) atau E ∩ (A ∪ B)
“semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari
Rp 100 juta” → A ∩ C ∩ D
“semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta” → C ∩
D ∩ B.
d. Selisih ( difference )
Selisih dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
elemen A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relatif terhadap
himpunan.
Notasi : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B
A B
A -B
Contoh 1 :
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 }
B = { 2,4,6,8,10 }
A – B = { 1,3,5,7,9 }
B–A=Ø
Notasi: A Ø B = (A ∪ B) – (A ∩ B) = (A – B) ∪ (B – A)
A B
Contoh 1:
= { 3, 4, 5, 6 }.
Contoh 2 :
Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80, mendapat
nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P ∩ Q
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P ⊕ Q
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P ∪ Q)
Contoh 1 :
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3,
b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka A X B=himpunan semua titik di bidang
datar.
Contoh 2 :
C = { 1,2,3,}
B = { a,b }
Maka perkalian kartesian C dan D adalah :
C X D = { (1,a),(1,b),(2,a),(2,b),(3,a),(3,b) }
maka :
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga
peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Indonesia.
.
BAB 2
SISTEM BILANGAN REAL
Fakta ini memungkinkan kita untuk memperkenalkan Relasi urutan “ < “(dibaca lebih kecil
dari ) dengan X < Y Y – X adalah Positif.
B. PENYELESAIAN KETIDAKSAMAAN
Kita dapat melaksanakan operasi –operasi tertentu pada suatu ketidaksamaan tanpa
mengubah himpunan penyelesaiannya.
1. Kita dapat menambahkan bilangan yang sama pada ruas suatu ketidaksamaan.
2. Kita dapat mengalihkan kedua ruas suatu ketidaksamaan dengan suatu bilangan
positif.
3. Kita dapat mengalihkan kedua ruas dengan suatu bilangan negatif, tetapi
kemudian kita harus mengembalikan arah tanda ketidaksamaan.
Contoh 1 :
2X – 7 < 4X – 2
Grafik
-3 -2 -1 0
Contoh 2 :
X2 – X < 6 →tambah -6
X2 – X -6 < 0 → faktorkan
( X-3 )( X + 2 ) < 0
X =3 X=-2
Jadi -2 & 3 adalah titik pemecah titik – titik ini membagi garis real menjadi 3
selang ( -∞,-2 ), ( -2,3) dan ( 3,∞ ).
Grafik
+ - +
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Titik – titik uji ( test point ) untuk menentukan tanda + ( positif ) atau – (negatif )
2. | |=
3. |a + b | ≤ | a| + | b |
4. | a-b | ≤ | |a|-|b| |
a b
- Jika |X | < 3 maka jarak antara X dan titik asal harus lebih kecil dari pada 3 dan
lebih besar dari -3 jadi -3 < X < 3.
-3 0 3
|X|<3
- Berlawanan jika | X | > 3 atau X < - 3
-3 0 3
|X|>3
Contoh 1 :
Selesaikan ketidaksamaan | X – 1 | < 2 dan perlihatkan himpunan penyelesaian pada garis
real,perkirakan nilai mutlak sebagai suatu jarak.
| X – 4 | < 2 →| X | < a → -a < X < a
| X -4 |< 2 → -2 < X -4 < 2→ tambah 4
2 < X < 6.
Grafik :
1 2 3 4 5 6 7
Contoh 2 :
Selesaikan ketidaksamaan
| 3X – 5 | ≥ 1
|X| >a → X < -a atau X>a
3X – 5 ≤ -1 atau 3X – 5 ≥ 1
3X ≤4 3X ≥6
X ≤ 4/3 atau X ≥2
4/3 2
c. Akar Kuadrat
Setiap bilangan positif mempunyai 2 akar kuadrat misal dua akar kuadrat dari
9 adalah -3 dan 3 kadang- kadang kita menyatakan dengan ± 3
√x2 = |x|
X=
d = b2-4ac → diskriminan
Contoh; selesaikan x2 - 2x -4 ≤ 0
X1 = X2 =
= =
= =
= - = +
= 1- =1+
= 1- =1+
≈ - 1,25 ≈ 3,24
Grafik :
-2 -1,25 -1 0 1 2 3 3,24 4
d. Kuadrat
|X |2= X 2
Ini berasal dari sifat |a||b|=|ab|
| X | < | y | → X2 < Y2
+ - +
-3 0 11/5
Titik Uji Nilai dari Tanda
( X + 13 )(5X – 11 )
-3 (10)(9) +
0 (13)(-11) -
11/5 +
Y sumbu koordinat Y
2 sumbu koordinat X
1
X
-3 -2 -1 0 1 2 3
-1
-2 titik asal
-3
Dua buah garis real satu mendatar dan yang lain tegak sedemikian hingga keduanya
berpotongan pada titik nol dari kedua garis tersebut.Dua garis itu dinamakan sumbu
koordinat.
- Setiap titik P pada bidang dapat dinyatakan dengan pasangan – pasangan
bilangan yang disebut koordinat cartesius-nya.
- Misal P (ab)→(a,b)→disebut pasangan berurutan
- Bilangan a adalah koordinat X ( atau absis).
- Bilangan b adalah koordinat y (atau ordinat).
Rumus jarak
Y
a 2 + b2 = c 2
Q(x2,y2)
P(x,y) (y2-y1)
(x1-y2) X
d (P,Q)=√(x2-x1)2+(y2-y1)2
4
P(-2,3)
3
2
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1 Q(4,-1
-2
-3
-4
d =
=
=
=
≈ 7,21
Persamaan Lingkaran
Lingkaran →himpunan titik-titik yang terletak pada suatu jarak tetap(jari-jari)dari
suatu titik tetap(pusat).
y
(x2,y2)←(x,y)
(-
1,2) X
1 1
(x ,y )
Misal lingkaran dengan jari-jari 3 berpusat di (-1,2) andaikan (x,y) dinyatakan titik
sembarang pada lingkaran ini menurut rumus jarak.
Atau (r)
d (PQ) =
3 =
9 =
Bila kedua ruas dikuadratkan
(x+1)2 + (y-2)2 = 9
Contoh Soal :
Carilah persamaan lingkaran berjari – jari 5 dan pusat ( 1,-5).
Carilah juga koordinat y dari dua titik pada lingkaran ini dengan koordinat x =2.
Dik : r = 5
(1,-5)
h,k
dit : Persamaan Lingkaran
(x-h)2 + (y-k)2 = r2
(x-1)2 + (y-(-5))2 = 52
(x-1)2 + (y+5)2 = 25 → persamaan lingkaran
Koordinay y
X=2 → (x-1)2 + (y+5)2 = 25
(2-1)2 + (y+5)2 = 25
1 + (y+5)2 = 25
(y+5)2 = 25 -1
Y+5 =
Y = -5 ±
Y1 P(y1,y2)
X
X1 x2
P(X1,Y1) dan Q (X2,Y2) dengan x1 ≤ x2 dari y1 ≤ y2
Jarak x1 dan x2 = (x2-x1)
½ jarak x1 dan x2 = ½ (x2-x1)
X1+ ½ (x2 – x1) = x1 + ½ x2 – ½ x1
= x1 – ½ x 1 + ½ x 2
= ½ x1 + ½ x 2
= x1 + x2
2
X1 + x2 , y1 + y2
2 2
Contoh soal :
Carilah persamaan lingkaran yang mempunyai potongan garis tengah dari (1,3) ke (7,11)
sebagai garis tengahnya pusar lingkaran berada ditengah –tengah diameternya
x =
=
=
=
=10
r = 1/2 d
= 1/2 .10
=5
Pers = ( x- h )2 + ( y-k )2 = r2
( x-4)2 + ( y-7)2 = 25
Garis Lurus
Sebuah kurva yang paling sederhana adalah dua titik yang dihubungkan dengan garis lurus.
Garis lurus → garis unik yang melalui dua titik.
y
B ( 8,4)
A ( 3,2 )
y
B (X2,Y2)
B (X2’,Y2’)
A’(X1’,Y1’)
A(X1,Y1)
x
y-y1 = m (x-x1)
persamaan garis
y-y2 = m( x – x1 ).
Contoh soal :
(8,4)
(x,y)
(3,2)
=m
=
Y – y1= m(x – x1)
Y -2 = 2/5 (x-3 )
y-2 = 2/5 x – 6/5
dikali 5
5y – 10 = 2x – 6
2x – 5y + 4 = 0
MATRIK
Adalah susunan saklar elemen – elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matrik A yang
berukuran dari m baris dan n kolom (m x n) adalah ;
A11……….A12……….A1n
A=B21……….B22……….B2n
Cm1……..Cm2……..Cmn
Jika m=n matrik tersebut dinamakan matrik bukur sangkar (square matrik).
Terkadang kita menuliskan matrik dengan notasi ringkas A=[aij]
Aij = disebut elemen matrik pada baris ke-i dan kolom ke j
2 5 0 6
A= 8 7 5 4
3 1 1 8
1. Matrik diagonal
→ matrik bujur sangkar dengan aij = 0 untuk i ≠ j
Contoh matrik diagonal yang berukuran 3 x 3
1 0 0 2 0 0
0 2 0 dan 0 0 0
0 0 3 0 0 -1
4. Matrik transpose
→matrik yang diperoleh dengan mempertukarkan baris dengan kolom.
Misal A =[aij] berukuran m x n, maka transpose dari matrik A ditulis A’ adalah n x m yang
dalam hal ini untuk i = 1, 2……..n dan j = 1, 2……..m
Contoh ; sebuah matrik A dan transposenya Aᵗ
A= 1 2 3 Aᵗ= 1 4
4 5 6 2 5
3 6
5. Matrik setangkup (symetri)
A adalah matrik setangkup atau simetri jika dengan kata lain, pada matrik setangkup elemen
dibawah diagonal adalah hasil pencerminan dari elemen diatas diagonal terhadap sumbu
diagonal matrik.
Contoh
1 5 6 2 2 6 6 4
5 7 0 4 dan 6 3 7 3
6 0 3 -2 6 7 0 2
2 4 -2 6 -4 3 2 8
= 11 -6 14
1 1 -14
Misal k adalah sebuah seklar, perkalian matrik A dengan saklar adalah mengalikan setiap
elemen matrik dengan k
a11……….a12……….a1n
a21……….a22……….a2n
am1……..am2……..amn
K.A = 3A = ka11……….ka12……….ka1n
ka21……….ka22……….ka2n
kam1…….kam2……..kamn
Contoh
A= 2 1 0
3 7 5 x3
-2 0 4
= 6 3 0
9 21 15
-6 0 12
BAB 4
Contoh:
Mengkombinasikan Proposisi
Operator yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator logika (dan =
and, atau = or, tidak = not).
Dan (and), tidak (or) -> operator biner.
Tidak (not) -> uner.
Proposisi baru hasil penggabungan oleh operator logika dinamakan proposisis majemuk
(coumpud proposition).
Propisisi yang bukan kombinasi disebut proposisi atomik.
Contoh:
Maka
Tabel Kebenaran
Misal p dan q adalah proposisi
1. Konjungsi = p ^ q bernilai benar jika p dan q keduanya benar, selain itu benar.
2. Disjungsi = p v q bernilai salah jika p dan q keduanya salah, selain itu benar.
3. Notasi yaitu ~p = bernilai benar jika p salah, seballiknya bernilai benar jika P benar.
4. Beda setangkup = bernilai salah jika keduanya sama, selain itu benar.
Tabel kebenaran
Konjungsi
P Q P^Q
T T T
T F F
F T F
F F F
Disjungsi
P Q PvQ
T T T
T F T
F T T
F F F
Ingkaran
P ~P
T F
F T
Contoh
Jika p, q dan r adalah proposisi buat tabel kebenaran dari ekspresi ( ~p ^ q ) + ( q ^ r ).
P Q R ~P ~R ( ~P ^ (Q^ ( ~P ^ Q ) + (Q
Q) ~R) ^ ~R)
T F T F F F F F
T F F F T F T T
T T T F F F F F
T T F F T F F F
F F T T F T F T
F F F T T T T F
F T T T F F F F
F T F T T F F F