Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Alam yang
Diampu Oleh Ibu Syumila Saefudin, S.Farm

Disusun Oleh :

Hanipah Fajriah (D1A171412)

M. Gunawan JW (D1A171510)

Pera Kenti Indriyani (D1A171437)

Riky Nurjaman (D1A171417)

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Makalah Pengembangan bahan alam dengan
judul “Kromatografi Cair Kinerja Tinggi” ini dengan baik. Makalah ini berisi tentang uraian
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami khususnya, dan
banyak orang pada umumnya.

Bandung, Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam -
macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampeldiantara suatu rasa gerak
yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diamyang juga bisa berupa cairan ataupun
suatu padatan. Penemu Kromatografiadalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba
memisahkan pigmen-pigmendari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi
kapur (CaSO4).lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-
daerahyang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang
hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkanfraksi-
fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang
menjelaskan tentang proses kromatografi.
Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai
digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair(LSC). Kemudian pada
akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940an,kromatografi mulai berkembang. Dasar
kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan
Schreiber, dan kemudiandiperhalus oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik
sekali dariMartin dan Synge pada tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel)
tidak hanya mengubah dengan cepat kroinatografi cair tetapi seperangkatumum langkah
untuk pengembangan kromatografi gas dan kromatografikertas. Pada tahun 1952 Martin
dan James mempublikasikan makalah pertamamengenai kromatografi gas. Diantara tahun
1952 dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik
analisis yang canggih.
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom
gelas berdiameter besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama
dan segala prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun1960 an, semakin
banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatograficair sebagai suatu teknik
mengimbangi kromatografi gas. High PerformanceLiquid Chromatography (HPLC) atau
Kromatografi Cair Penampilan Tinggiatau High Preformance = Tekanan atau Kinerja
Tinggi, High Speed =Kecepatan Tinggi dan Modern = moderen) telah berhasil
dikembangkan dariusaha ini. Kemajuan dalam keduanya instrumentasi dan pengepakan
kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk mempertahankan suatu bentuk hasil
keahlian membuat instrumentasi dan pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu
saja, saat ini dengan teknik yang sudah matang dan dengan cepat KCKT mencapai suatu
keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik KCKT?
2. Apa saja jenis-jenis KCKT?
3. Apa saja instrument dari KCKT?
4. Bagaimana cara kerja KCKT?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan KCKT?
6. Bagaimana aplikasi KCKT dalam kehidupan sehari-hari?
 
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah kromatografi cair kinerja tinggi yaitu untuk
memisahkan dan menentukan komposisi suatu campuran komponen-komponen senyawa
organik secara kualitatif dan kuantitatif dengan metodekromatografi cair kinerja tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah KCKT


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau biasa disebut dengan KCKT (High
Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan
awal tahun 1970-an. Saat ini, KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara
luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah
bidang, antara lain: farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer-polimer, dan industri-
industri makanan. Beberapa perkembangan KCKT terbaru antara lain: miniaturisasi
sisstem KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis asam-asam nukleat, analisis protein,
analisis karbohidrat, dan analisis senyawa-senyawa kiral.
KCKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk
analisis kualitatif dan kuantitatif. KCKT secara mendasar merupakan sebuah
perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes
melalui kolom di bawah pengaruh gravitasi, KCKT didukung oleh pompa yang dapat
memberikan tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Hal ini membuat KCKT dapat
memisahkan komponen sampel lebih cepat.
2.2 Pengertian Karakteristik Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau biasa juga disebut dengan High
Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan metode yang tidak destruktif
dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada
KCKTdigunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan
terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu
retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak- puncaknya
terpisah.Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada
KCKTdigunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran analit akan
terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu
retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak- puncaknya
terpisah.
Prinsip dasar dari KCKT, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan
setiap komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan dihitung
berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuantitatif). Sebetulnya
hanya ada dua hal utama yang menjadi krusial point dalammetode KCKT. Yang pertama
adalah proses separasi/pemisahan dan yang kedua adalah proses identifikasi. Dua hal ini
mejadi faktor yang sangat penting dalam keberhasilan proses analisa.Kromatografi
merupakan pemisahan fisiko kimiawi. Pemisahan ini dapat terjadi kalau interaksinya
berulang. Kita dapat mengetahuinya dengan kuantitas ulangan yang dinyatakan dengan
teori plate (terjadi pada setiap lempeng, banyaknya lempeng dinyatakan dengan N).
Dasar yang digunakan dalam pemisahan adalah :
1. Pemisahan secara fisiko - kimiawi yang melibatkan interaksi antar fase gerak,
fasediam, dan sampel
2. Fase diam dan fase gerak yang digunakan.Sedangkan Interaksi yang terjadi pada
kromatografi, yaitu :
1. Adsorbsi, dengan melihat perbedaan stereochemistry
2. Partisi, dengan melihat kelarutan
3. Afinitas, dengan melihat BM4. Ion Exchange, berdasrkan perbedaan muatan
2.3 Jenis-Jenis KCKT
1. Kromatografi padat-cair
Teknik ini tergantung pada teradsorpsinya zat padat pada adsorben yang polarseperti
silika gel atau alumina. Kromatografi lapisan tipis (TLC) adalah salah
satu bentuk dari LSC. Dalam KCKT kolom dipadati atau dipak dengan partikel-partikel
micro or macro particulate or pellicular (berkulit tipis 37 -44 μ).Sebagian besar dari
KCKT sekarang ini dibuat untuk mencapai partikel-partikel microparticulate lebih kecil
dari 20μ. Teknik ini biasanya digunakan untuk zat padat yang mudah larut dalam pelarut
organik dan tidak terionisasi. Teknik ini terutama sangat kuat untuk pemisahan isomer-
isomer.
2. Kromatografi partisi
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua pelarut yang tidak dapat
bercampur salah satu diantaranya bertindak sebagai rasa diam dan yang lainnya sebagai
fasa gerak. Pada keadaan awal dari kromatografi cair (LSC), rasa diamnya dibuat dengan
cara yang sama seperti pendukung pada kromatografi gas (GC). Fasadiam (polar atau
nonpolar) dilapisi pada suatu pendukung inert dan dipak kedalamsebuah kolom.
Kemudian rasa gerak dilewatkan melalui kolom. Bentuk kromatografi partisi ini disebut
kromatografi cair cair (LLC).
Untuk memenuhi kebutuhan akan kolom-kolom yang dapat lebih tahan lama,telah
dikembangkan pengepakan fase diam yang berikatan secara kimia
dengan pendukung inert. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi fase terikat
(BPC = Bonded Phase Chromatography). BPC dengan cepat menjadi salah
satu bentuk yang paling populer dari KCKT.Kromatografi partisi (LLC dan BPC),disebut
"fase normal" bila fase diam lebih polar dari fase gerak dan "fase terbalik" bila fase gerak
lebih polar dari pada fase diam.
3. Kromatografi penukar ion
Teknik ini tergantung pada penukaran (adsorpsi) ion-ion di antara fase gerakdan
tempat-tempat berion dari pengepak. Kebanyakan mesin-mesin berasal dari kopolimer
divinil benzen stiren dimana gugus-gugus fungsinya telah ditambah. Asam sulfonat dan
amin kuarterner merupakan jenis resin pilihan paling baik untuk digunakan Keduanya,
fase terikat dan resin telah digunakan. Teknik ini digunakansecara luas dalam life
sciences dan dikenal untuk pemisahan asam-asam amino.Teknik ini dapat dipakai untuk
keduanya kation dan anion.
2.4 Instrumen KCKT
Komponen-komponen penting dari KCKT dapat dilihat pada Gambardibawah ini :
 
1. Pompa (Pump)
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom.Ada dua
tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant
pressure)dan pemindahan konstan (constant displacement).Pemindahan konstan dapat dib
agimenjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa
reciprocatingmenghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating),oleh karena
itumembutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garisdasar
(base line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran.Keuntungan
utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringememberikan aliran yang
tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.
2. Injektor (injector)
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan
disturbansiyang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :\
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan :
a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir,
sistemtertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena
difusidi dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi.
b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan p
ada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70
atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-
pelarutKromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat
jaruminjektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume
lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan
menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan
secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja
atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuk ke dalam
kolom.
4. Kolom
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis
tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapatdibagi
menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung
pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang
digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10
-30cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan pa
njang kolom 25 -100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada
temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk
kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Pengepakan kolom
tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid Chromatography, LSC; Liq
uidLiquid Chromatography, LLC; Ion Exchange Chromatography, IEC,
ExclutionChromatography.
5. Detektor
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel didalam
kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisiskuantitatif).Detektor yang
baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise)yang rendah, kisar respons linier
yang luas, dan memberi respons untuk semua tipesenyawa. Suatu kepekaan yang rendah
terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat
diperoleh.
Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm.
Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan
rangeyang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama
padakromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan
dengandetektor UV. Detektor-detektor lainnya antara lain:-
 Detektor Fluorometer   Detektor Refraksi lndeks
 Detektor  Detektor Elektrokimia 
Spektrofotometer Massa  Detektor Reaksi Kimia
 Detektor lonisasi nyala 
6. Sistem penyuntik
Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai
ketelitianmaksimum analisis kuantitatif. Yang terpenting sistem harus dapat mengatasi
tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan. Pada saat pengisian terokan,
terokandialirkan melewati lekuk dan kelebihanya dikeluarkan ke pembuang.
Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati lekuk ke
kolom.
7. Tendon pelarut
Tendon pelarut atau fase gerak mempunyai ciri yaitu bahan tendon harus lembamterhadap
berbagai fase gerak berair dan tak berair. Sehingga baja anti karat jangandipakai pada
pelarut yang mengandung ion halida dan jika harus bertekanan, hindarimenggunakan gelas.
Daya tampung tendon harus lebih besar dari 500 ml yang dapatdigunakan selama 4 jam untuk
kecepatan alir yang umumnya 1 – 2 ml/menit.
8. Elusi Gradien
Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa gerak
selamaanalisis kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah
mempersingkatwaktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada kolom.
Dasar-dasarelusi gradien dijelaskan oleh Snyder.
Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :
a. Total waktu analisis dapat direduksi
b. Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah.
c. Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
d. Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
Gradien dapat dihentikan sejenak atau dilanjutkan. Optimasi Gradien dapat dipilih
dengan cara trial and error. Tabel 3. 1. berikut ini menunjukkan kompatibilitas dari
bermacam-macarn mode kromatografi cair dengan analisis gradien. Dalam praktek,
gradien dapat diformasi sebelum dan sesudah pompa.
Tabel 3. 1 : Mode  Kompatibilitas   dengan Gradien
Gradien Mode Solven Gradien
Kromatografi Cair padat (LSC) Ya
Kromatografi ekslusi Tidak
Kromatografi Penukar Ion (IEC) Ya
Kromatografi Cair Cair (LLC Tidak
Kromatografi Fasa Terikat (BPC)  Ya

9. Pengolahan Data (Data Handling)


Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam
bentukkromatogram pada rekorder. Suatu tipe Kromatogram dapat dilihat pada Gambar
3. 2 berikut ini
Gambar 3.2 : kromatogram dari senyawa 5’ Nukleotida
Dari Gambar 3.2. waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui /dihitung.Lni
bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu komponen, bilakondisi
kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak sebanding atau proporsional
dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil secarakuantitatif.
10. Fase gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salahsatu
dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat
luas pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yangsan
gat disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defector
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah
11. Fase diam KCKT
Dilihat dari jenis fase diam dan fase gerak, KCKT (kolomnya) dibedakan menjadi:
a. Kromatografi fase normal
Kromatografi dengan kolom konvensional dimana terdiri atas :
Fase diam : normal (bersifat polar), misalnya Silika gel
Fase gerak : bersifat non polar
Contohnya adalah sebuah kolom sederhana diisi dengan partikel silikayang sangat kecil
dan pelarut non polar misalnya heksan. Senyawa-senyawa polar dalam campuran
melalui kolom akan melekatlebih lama pada silika yang polar dibanding degan
senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan
lebih cepat melewati kolom.
2.5 Prinsip Kerja KCKT
Kerja KCKT pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit
berdasarkankepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan
tertentusebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan kromatografi
lainnyaadalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Campuran
analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk sampai kedetektor
(waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-
puncaknya terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan fluorocarbon < golongan hidrokarbon <senyawa
terhalogenasi < golongan eter < golongan ester < golongan keton <golongan alkohol <
golongan asam.
KCKT dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proseskualitatif
cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihatRetention time (RT).
Peak yang mempunyai RT yang sama dengan standardumumnya adalah sebagai peak milik
analat. Selain melihat RT hal lain yang perludilihat adalah spektrum 3D dari signal
kromatogram. Zat yang sama akan mempunyaispektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika
spektrum 3D antara dua zat berbeda,maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang
berlainan, meskipun memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen
yangdianalisis di dalam sampel. Yang berperan dalam proses separasi pada system
HPLCadalah kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa, misalnya
kolom C18 yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein, lovastatin,
dansebagainya. Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan analisa
tertentu,seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus digunakan untuk analisa
karbohidrat (mono-, di-, polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangatdipengaruhi oleh
pemilihan jenis kolom dan juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap selanjutnyaadalah
proses identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal kromatogram. Dalam
kromatogram akan terdapat peak-peak yang menggambarkan banyaknya jenis komponen
dalam sample.
Sample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai
kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk (overlap).
Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan konsentrasi.Oleh karena itu
biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan preparasi sampleyang lebih rumit agar
sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersihdari impuritis. Sample farmasi
biasanya jauh lebih mudah karena sedikit mengandungkomponen selain zat aktif. Sample ini
umumnya hanya melalui proses pelarutan saja
 Seleksi Tipe KCKT
Analisis (pengguna KCKT) sebelum mengoperasikan KCKT, harus membuat keputusan tipe yang
mana yang harus dipilih yang dapat memberikan informasi yang diinginkan.
Skema I : Seleksi tipe KCKT adalah suatu petunjuk umum untuk seleksi tipe KCKT
.Informasi ini akan memudahkan para analis untuk memutuskan pemelihan tipe KCKT yang
memberikan para analis untuk memutuskan pemilihan tipe KCKT yang memberikan kemungkinan
terbaik pada pemisahaan yang diinginkan. Namun, sampel yang tidak dikenal (unknown) akan
menyulitkan pemilihannya tipe KCKT.
Informasi seperti kelarutan, gugus fungsi yang ada, besarnya Berat Molekul
dapatdiperoleh dari pembuat informasi, pemberi sampel, atau data spektroskopik
seperti nucleicmagnetic resonance Spectrosphotometer, infra red spectrophotometer,
ultra violetspectrumeter, dan mass Spectrophotometer. Semua data-data ini dapat
digunakan sebagai petunjuk bagianalis memilih tipe HPLC yang tepat untuk
digunakan.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan KCKT


KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas (KG). Dalam banyak
hal kedua teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh efek pemisahan yang sama
membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan pada KG, namun pada KCKT zat-zat yang tidak
diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan atau tidak menguap,
KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan berartiKCKT menggantikan KG, tetapi
akan memainkan peranan yang lebih besar bagi paraanalis laboratorium. Derivatisasi juga
menjadi populer pada KCKT karena teknik inidapat digunakan untuk menambah sensitivitas
detektor UV Visibel yang umumnya digunakan.
KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi
cairklasik, antara lain:
 Cepat : Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yangdapat
diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit(uncomplicated), waktu
analisis kurang dari 5 menit bisa dicapai.
 Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasadimana interaksi
selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir
sedikit berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan rasa diam.
Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan rasa gerak pada
KCKT memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
 Sensitivitas detector : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalamKCKT dapat
mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari bermacam-macam zat.
Detektor-detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat mendeteksi jumlahsampai picogram
(10-12 gram). Detektor-detektor seperti Spektrofotometer Massa,Indeks Refraksi,
Radiometri, dll dapat juga digunakan dalam KCKT
 Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolomkromatografi klasik, kolom
KCKT dapat digunakan kembali (reusable) . Banyakanalisis yang bisa dilakukan dengan
kolom yang sma sebelum dari jenis sampel yangdiinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis
solven yang digunakan.
 Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat– zat yang tidak bisadianalisis dengan KG
karena volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi untukmenganalisis psesies ionik. KCKT
dengan tipe eksklusi dan penukar ion ideal sekaliuntuk mengalissis zat – zat tersebut.
 Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKTtidak
menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa,oleh karena itu
komponen sampel tersebut dapat dengan mudah sikumpulkan setelahmelewati detector.
Solvennya dapat dihilangkan dengan menguapkan ksecuali untukkromatografi penukar ion
memerlukan prosedur khusus.
Dismping kelebihan diatas, KCKT juga memiliki kekurangan, yaitu :
 Mahal
 Sampel yang digunakan jumlahnya sedikit
 Perlu tenaga ahli untuk mengoperasikan

BAB III
PENUTUPAN
 
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemaparan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Karakteristik dari KCKT yang membedaknnya dengan kromatografi lainnya
yaitu pada KCKT digunakan pompa yang dapa diatur pada tekanan tinggi untukmendoro
ng fasa gerak.
2. Jenis-jenis KCKT antara lain kromatografi padatan cair, kromatografi
partisi,kromatografi penukar ion (IEC), kromatografi eksklusi, kromatografi pasanganion
(IPC)
3. Instrumentasi pada KCKT terdiri atas : pompa, injector, kolom, detector,
system penyuntik, tendon pelarut.
4. Prinsip kerja KCKT adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya.Campuran
analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannyauntuk sampai ke
detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang
puncak-puncaknya terpisah.
5. KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan kromatografi cairklasik,
antara lain: Cepat, Resolusi, Sensitivitas detector, Kolom yang dapatdigunakan kembali,
Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik, Mudahrekoveri sampel.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami ajukan melalui makalah singkat kami ini ialahagar proses
pembelajaran berjalan lancar, sebaiknya para mahasiswamenggunakan HPLC ketika
praktikum di laboratorium, tidak hanya sebatas pengetahuan materi.
 

DAFTAR PUSTAKA
Putra L., 2004,Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi, Jurnal Perpustakaan
digital Universitas Sumatera Utara.
Himawan J., 2010,Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, diakses pada tanggal 10 November2013.
Riyadi W, 2009,Identifikasi Signal  Kromatogram HPLC, diakses pada tanggal 10 November
2013

Anda mungkin juga menyukai