Oleh :
Kelompok Mahasiswa Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
Prodi DIV Kebidanan
OLEH :
Ni Md Ayu Ratna N. P07124214 009
Putu Anna Artha R. P07124214 014
Ni Md. Sri Oktaviyanti P07124214 018
Ni Pt. Yuni Candra D. P07124214 019
Ni Pt. Manis Mustika D. P07124214 023
Ni Km. Ngr. Apni S. SJ P07124214 028
Githa Dewi Sugiarto P07124214 030
Ni Wyn. Marchintia R. P07124214 038
Ni Kadek Dian P. P07124214 056
A.A Wahyu Putri A. P07124214 058
Telah Disahkan
Gianyar, 4 Oktober 2017
Mengetahui Mengetahui
Pembimbing Institusi Pembimbing Praktik
………………………………………. …………………………………
NIP.
Mengetahui
Ketua Program Studi DIV Kebidanan
i
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan Kegiatan
Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Desa
Sukawati, Kecamatan Sukawati dengan baik.Dalam penyusunan laporan ini tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam kelancaran pembuatan laporan ini, yakni yang terhormat:
1. Bapak Dewa Gede Dwi Putra, selaku Kepala Desa yang memegang wilayah
dan memfasilitasi dalam proses Praktik Kebidanan Komunitas Komprehensif
di Desa Sukawati Kecamatan Sukawati.
2. Bapak dr. I Made Udayana selaku Kepala UPT Kesmas Sukawati I.
3. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih,SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
4. Ibu Ni Luh Wayan Lasmiati, A.Md.Keb, selaku Bidan Desa Koordinator.
5. Para Kepala Lingkungan di wilayah Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati.
6. Kader di masing-masing lingkungan wilayah Desa Sukawati Kecamatan
Sukawati.
7. Seluruh Dosen Pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas Komprehensif di
Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati.
8. Masyarakat Desa Sukawati yang telah mendukung dan atas kerjasamanya
dengan mahasiswa sehingga kegiatan telah terlaksanakan dengan baik.
Dalam laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki
berbagai kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Demikianlah kiranya para pembaca dapat memahami dan apabila terdapat
hal-hal yang kurang berkenan di hati para pembaca, pada kesempatan ini
perkenankanlah penulis memohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Denpasar, 27 September 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan..................................................................................... 3
D. Metode Praktik.......................................................................................... 3
E. Sistematika Laporan.................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat........................................... 5
B. Desa Siaga................................................................................................. 7
C. Posyandu.................................................................................................... 12
BAB III HASIL PRAKTIK DAN PEMBAHASAN
A. Pembukaan dan Pembekalan.................................................................... 15
B. Pertemuan Tingkat Desa.......................................................................... 15
C. Survey Mawas Diri.................................................................................. 16
D. Musyawarah Masyarakat Desa................................................................ 28
E. Pelaksanaan.............................................................................................. 34
F. Monitoring dan Evaluasi.......................................................................... 39
G. Perencanaan Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut.................................. 46
H. Pertemuan Tingkat Akhir dan Penutupan................................................ 54
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 55
B. Saran......................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada periode (2015-2019) adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu
bentuk upaya pemberdayaan masyarakat adalah dengan membentuk desa siaga.
Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
untuk mencegah dan mengatasi masalah yang bertujuan terwujudnya masyarakat
desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah kesehatan di
wilayahnya (Kemenkes, RI, 2010)
Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan
berkelanjutan merupakan agenda global menggantikan Milenium Development
Goals (MDGs), yang sudah mengubah wajah dunia dalam 15 tahun terakhir.
Dunia yang semakin kompleks menempatkan agenda global ini menjadi
kebutuhan seluruh dunia. Tujuan SDGs mencakup skala universal, dengan
kerangka kerja yang utuh dalam membantu negara-negara dunia menuju
pembangunan berkelanjutan, melalui tiga pendekatan, pembangunan ekonomi,
keterbukaan dalam tatanan sosial, serta keberlangsungan lingkungan hidup.
Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut serta dalam program
tersebut juga berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya salah
satu bidang garapannya dalam bidang kesehatan. Program kesehatan yang dapat
langsung meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan status
kesehatannya adalah menekankan pada pola pikir paradigma sehat. Paradigma
sehat artinya lebih menekankan promotif dan preventif tanpa meninggalkan
kuratif dan rehabilitatif.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
ketertarikan yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintah yang sama,
1
area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai ketertarikan yang sama (Riyadi, 2007).
Penyelesaian masalah kesehatan komunitas yang teridentifikasi tersebut
membutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terkait dengan upaya
pemberdayaan kesehatan masyarakat perlu mendapat informasi mengenai
permasalaan yang ditemukan di wilayahnya. Hal ini penting dilakukan agar semua
pihak terkait dapat berpartisipasi memberikan kontribusi yang sesuai dengan
tanggung jawab dan wewenang masing-masing dalam menyusun rancangan
program kerja untuk mengatasi masalah komunitas yang didapatkan. Upaya
tersebut dapat memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh
masyarakat di Desa Sukawati.
B. Tujuan Praktik
1. Umum
Mahasiswa mampu mengintegrasikan seluruh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada kelompok-kelompok
masyarakat di komunitas sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
2. Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran Praktik Kebidanan Komunitas Komprehensif,
mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mampu melakukan pergerakan peran serta masyarakat melalui PKMD
b. Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kelompok ibu
hamil di komunitas
c. Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin di
komunitas
d. Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kelompok ibu
nifas dan menyusui di komunitas
e. Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada neonatus di
komunitas
f. Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kelompok bayi,
balita dan anak prasekolah di komunitas
2
g. Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kelompok wanita
usia reproduktif mengenai keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
h. Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kelompok masa
perimenopause
i. Mampu memberikan asuhan kebidanan komunitas pada tingkat keluarga
j. Mampu melakukan rujukan bila diperlukan
k. Mampu melakukan pemantauan wilayah setempat
l. Mampu membuat laporan kegiatan bulanan, triwulan dan tahunan di
pelayanan primer/komunitas
m. Mengenal program wajib dan program unggulan Puskesmas
C. Manfaat Praktik
Praktik Kebidanan Komunitas Komprehensif ini memberikan pengalaman
yang komprehensif kepada mahasiswa supaya mampu memberikan asuhan
kebidanan di komunitas secara kelompok maupun individu dengan mengacu pada
peran bidan di komunitas, yang memungkinkan mahasiswa mengintegrasikan
seluruh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sudah diperoleh pada semester
sebelumnya, melalui pemberdayaan masyarakat.
D. Metode Praktik
1. Kunjungan Rumah
Kunjungan Rumah dilakukan dengan mendata dari rumah ke rumah di
lingkungan komunitas yaitu Desa Sukawati Kecamatan Sukawati untuk
menemukan gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas,
lingkungan sekitar komunitas, kehidupan komunitas dan karakteristik
penduduk yang ditemui dijalan saat survei dilakukan.
2. Pengisian Kuisioner
Pengisian Kuisionerdilakukan dengan menyebar kuisioner yang telah
dikembangkan sebelumnya, pedoman wawancara untuk wawancara.
Penyebaran kuisioner dilakukan kepada 613 KK.
3
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara yang dilakukan kepada
tokoh masyarakat (Kelian Banjar) dan pihak Puskesmas Pembantu Sukawati
untuk mendapatkan data karakteristik daerah, kejadian luar biasa yang pernah
terjadi.
4. Pengamatan Langsung
Pengamatan Langsung dilakukan dengan menggunakan format observasi yang
telah disiapkan sebelumnya dan ditambahkan dengan menggunakan kamera
atau video. Data yang didapat yaitu data fisik, tingkah laku dan keadaan
lingkungan.
E. Sistematika Laporan
Laporan praktik komunitas ini terdiri dari empat Bab, yaitu Bab I yang
merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang yang mengangkat
pentingnya asuhan kebidanan komunitas dalam praktik kebidanan. Bagian
selanjutnya yaitu tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode praktik dan
sistematika laporan. Bab II yaitu kajian teori mengenai penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat, desa siaga dan posyandu. Bab III yang memuat hasil
dan pembahasan mengenai pelaksanaan praktik komunitas di Desa Sukawati dan
bab IV yang memuat simpulan dan saran. Selain itu juga disertakan dengan
lampiran dan daftar pustaka yang memuat sumber-sumber pustaka yang diambil
atau digunakan dalam teori di laporan.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
5
Proses penggerakan dan pemberdayaan masyarakat, yaitu:
1. Mengenali kondisi dari masyarakat, yaitu :
a. Mengenali karakteristik masyarakat.
b. Menggalang kesepakatan dengan berbagai tokoh masyarakat baik formal
maupun non formal.
c. Mengenali prioritas keinginan masyarakat.
d. Kepemimpinan dalam menggerakan masyarakat.
2. Melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat serta lembaga-lembaga
masyarakat yang ada, dan melibatkan lembaga dan tokoh-tokoh tersebut
dalam kegiatan.
3. Menfasilitasi masyarakat dalam kegiatan yang dilakukan dengan harapan agar
terjadi proses pembelajaran dan juga proses menolong diri sendiri.
4. Menyenggarakan forum pertemuan kelompok-kelompok sebagai wahana
untuk berdiskusi,saling berbagi pengalaman, mengemukakan masalah dan
mencari solusi bersama.
5. Penggalian dan pengembangan potensi masyarakat.
6. Penumbuhan dan pembentukan wadah dari kegiatan yang berasal dari
pengembangan potensi masyarakat tersebut.
7. Jika Kegiatan Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan di
suatu wilayah sebaiknya dilakukan pada cakupan masyarakat yang terkecil.
6
3. Tahap Persiapan Pelaksanaan. Melakukan penyuluhan tentang kegiatan yang
akan dilakukan, selanjutnya dilakukan orientasi dan latihan bagi petugas dan
selanjutnya menyiapkan fisik dan non fisik untuk melaksanakan kegiatan.
4. Tahap Pelaksanaan Kegiatan di Lapangan adalah melakukan advokasi kepada
penentu kebijakan, Toma-Toga dan komponen masyarakat lainnya yang
mempunyai pengaruh dalam keberhasilan kegiatan, selanjutnya dilakukukan
KIE dan KIP Konseling, melakukan pemberdayaan institusi masyarakat dan
akhirnya dilakukan pelayanan program.
5. Monitoring dan Evaluasi.
B. Desa Siaga
Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir
sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak
kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali
berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit
baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung serta belum
hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan
masalah utama kesehatan di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa
yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau istilah lain bagi
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asalusul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes, 2007).Konsep desa
siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab
memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi
dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. (Depkes 2009).
7
Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya
masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan
di wilayahnya. Selanjutnya, secara khusus, tujuan pengembangan desa siaga
(Depkes, 2006), adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut
(Depkes, 2006) :
1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-
kurangnya 2 orang kader desa.
2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta
peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh
masyarakat yang dikenal dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal:
a. Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi
kejadian luar biasa serta faktor-faktor risikonya.
b. Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta
kekurangan gizi.
c. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
d. Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya.
e. Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS,
penyehatan lingkungan dan lain-lain.
Prinsip pengembangan desa siaga (Depkes, 2008), yaitu :
1. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat
yang terorganisir.
8
2. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan
masyarakat dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat
tentang situasi dan masalah-masalah yang mereka hadapi.
3. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah,
mereka melalui desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan
apabila langkah tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan memberikan
bantuan (termasuk pustu, puskesmas, Dinkes, dan RSUD).
4. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan
untuk menyelenggarakan berbagai program kesehatan.
Kegiatan pokok desa siaga yaitu:
1. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan
dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut
akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut
dipaparkan di poskesdes.
2. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melalui survei
mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD,
desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa
siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran.
3. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat
dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana
yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional
poskesdes. Desa siaga juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan
pendapatan, misalnya dengan koperasi desa.
4. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang
efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan
kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program
tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain.
5. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai
bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan
Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut.
9
Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data
dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa.
6. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant)
setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai
dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah
direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas.
Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut
harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada.
Tahapan pengembangan desa siaga
1. Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan survei mawas diri (SMD), dengan
kegiatan antara lain : Sosialisasi, Pengenalan kondisi desa, Membentuk
kelompok masyarakat yang melaksanakan SMD, pertemuan pengurus, kader
dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang dihadapi dan
menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.
2. Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri dari
penentuan prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan masalah.
Aktivitas tersebut, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 2 (MMD-2).
Selanjutnya, penyusunan rencana kegiatan, dilakukan pada saat musyawarah
masyarakat 3 (MMD-3). Sedangkan kegiatan antara lain memutuskan prioritas
masalah, menentukan tujuan, menyusun rencana kegiatan dan rencana biaya,
pemilihan pengurus desa siaga, presentasi rencana kegiatan kepada
masyarakat, serta koreksi dan persetujuan masyarakat.
3. Tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan
berupa pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan.
4. Tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegiatan berupa
pertanggung jawaban.
Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4
kelompok indikator, yaitu : indikator input, proses, output dan outcome (Depkes,
2009).
1. Indikator Input
a. Jumlah kader desa siaga.
b. Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
10
c. Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
d. Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
e. Tersedianya dana operasional desa siaga.
f. Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
g. Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang
dijumpai dalam warna yang sesuai.
h. Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi
kurang, jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).
2. Indikator proses
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan
sebagainya).
b. Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
c. Berfungsi/tidaknya poskesdes.
d. Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
e. Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan
berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
g. Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.
3. Indikator Output
a. Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
b. Jumlah kunjungan neonates (KN2).
c. Jumlah BBLR yang dirujuk.
d. Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
e. Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
f. Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
g. Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
h. Jumlah keluarga yang punya jamban.
i. Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
j. Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
k. Adanya data kesehatan lingkungan.
l. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu
yang menjadi masalah setempat.
11
m. Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
4. Indikator outcome
a. Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.
b. Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
c. Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
d. Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.
C. Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di
masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu
sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada
masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan Posyandu terdiri dari
kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama
mencakup :
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga berencana
c. Imunisasi
d. Gizi
e. Pencegahan dan penanggulangan diare.
Kegiatan pengembangan atau pilihan masyarakat dapat menambah kegiatan
baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, Posyandu Terintegrasi
kegiatan baru tersebut misalnya :
a. Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
c. Bina Keluarga Lansia (BKL)
d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
e. Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
12
Manfaat Posyandu, yaitu :
a. Bagi Masyarakat
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
atau gizi buruk.
3) Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A
4) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5) Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
6) Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
7) Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
8) Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
9) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi,
dan anak balita.
b. Bagi Kader
1) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
2) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak
balita dan kesehatan ibu.
3) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan.
4) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu
Penyelenggara Posyandu, yaitu :
a. Pengelola Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu
sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Berikut ini
beberapa kriteria pengelola Posyandu.
1) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
13
2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu
memotivasi masyarakat.
3) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
b. Waktu dan Lokasi Posyandu
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. Jika
diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. Hari dan
waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat. Posyandu berlokasi di
setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di pasar, salah satu
ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya
masyarakat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
c. Pembentukan Posyandu
Langkah-langkah pembentukan Posyandu mempersiapkan para petugas/aparat
sehingga bersedia dan memiliki sebagai berikut :
1) Kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat sehingga
2) Bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Melakukan Survei Mawas
Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa
3) Memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang
dimiliki.
4) Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan
dukungan dari tokoh masyarakat.
5) Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan
pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu,
pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan
kegiatan Posyandu.
14
BAB III
HASIL PRAKTIK DAN PEMBAHASAN
15
UPT Kesmas Sukawati I, Bidan Koordinator Bidang Promkes UPT Kesmas
Sukawati I, Bidan Pustu Desa Sukawati, Pengurus LPM, Ketua BPD, Kepala
Lingkungan Banjar Delod Tangkluk, Pengurus PKK Desa Sukawati, Ketua
Karang Taruna Desa Sukawati dan Dosen Pembimbing Mahasiswa Kelompok
Desa Sukawati. Pertemuan Tingkat Desa diadakan sebagai rangkaian kegiatan
awal dari praktik kebidanan komunitas. Kegiatan ini dilanjutkan dengan diskusi
mengenai situasi dan kondisi lingkungan di Desa Sukawati serta masalah
kesehatan dan program kesehatan yang ada di desa tersebut. Dari hasil pertemuan
tingkat desa tersebut mahasiswa mendapatkan berbagai informasi mengenai Desa
Sukawati dan menyepakiti teknis pelaksanaan survey mawas diri
16
fasilitas kesehatan yang jaraknya sangat dekat dengan Banjar Delod Tangluk
seperti UPT Kesmas Sukawati I, praktek dokter SPOG, praktek dokter umum
dan praktek mandiri bidan. Selain itu terdapat kader yang membantu
memberikan informasi kesehatan ke masyarakat. Kader tersebut terdiri dari 5
orang kader Posyandu, 5 orang kader balita dan 5 orang kader jumantik.
Dengan adanya beberapa potensi ini diharapkan pembangunan kesehatan di
Desa Sukawati khususnya di Banjar Delod Tangluk dapat meningkat dan
menjadi lebih baik.
1. Data Geografi
Desa Sukawati memiliki luas wilayah 7,35 Km2 . Banjar Delod
Tangluk memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Banjar Buluh
2. Sebelah Timur : Banjar Babakan
3. Sebelah Selatan : Banjar Tebuana
4. Sebelah Barat : Sungai Bengbengan
2. Data Demografi
a. Persebaran Usia Di Desa Sukawati
Distribusi penduduk berdasarkan kelompok usia di Desa
Sukawati, Kecamatan Sukawati
17
Interpretasi :
Berdasarkan piramida penduduk menurut usia, penduduk usia lanjut yang
berumur ≥ 60 tahun merupakan jumlah penduduk terttinggi yang ada di
Desa Sukawati.
18
b. Menurut Pendidikan
Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Sukawati,
Kecamatan Sukawati pada :
Interpretasi :
Berdasarkan piramida penduduk menurut jenjang pendidikan, jumlah
tertinggi terdapat pada penduduk yang sedang mengenyam pendidikan
SMA
19
c. Menurut Pekerjaan
Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan di Desa Sukawati, Kecamatan
Sukawati pada :
Interpretasi :
Berdasarkan piramida penduduk menurut pekerjaan, penduduk Desa
Sukawati lebih banyak bekerja di bidang industri. Bidang industrinya
seperti, pemahat patung, pembuat lukisan, pembuat kerajinan tangan,
pengrajin perak, emas, alpaka, produsen tembakau dan garment.
Interpretasi :
20
Dari 158 jumlah sasaran yang ada di Banjar Delod Tangluk 77 orang (48,7%)
yang mengikuti program KB, sedangkan yang tidak mengikuti program KB
sebanyak 81 (51,3%). Beberapa alasan PUS tidak mengikuti program KB yaitu,
kebanyakan karena takut ber-KB. Selain itu ada juga yang mengatakan karena
tidak cocok menggunakan KB, dan masih dalam program hamil.
Interpretasi :
Dari 8 jumlah sasaran yang ada di Banjar Delod Tangluk 100% ibu hamil sudah
memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Namun 4 orang (50%) ibu hamil tidak
memiliki buku KIA (Kesehata Ibu dan Anak), sisanya 4 orang (50%) sudah
memiliki buku KIA. Alasan ibu hamil belum memiliki buku KIA yaitu karena
hanya memeriksakan diri ke dokter Sp.OG.
21
Table 3. Distribusi Kondisi Kesehatan Ibu Bersalin di Banjar Delod
Tangluk, Desa Sukawati
Jumlah Bersalin di
Fasilitas Tidak
Sasaran Lahir Normal
No Banjar Pelayanan Perdarahan
Kesehatan
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Delod 3 3 0 0 3 1 2
Tangluk
(%) 100 - - 100 % 33,3 % 66,7 %
%
Interpretasi :
Dari 3 jumlah sasaran yang ada di Banjar Delod Tangluk 100% ibu bersalin sudah
melakukan persalinan ke fasilitas kesehatan. Semua ibu bersalin juga tidak ada
yang mengalami perdarahan pasca persalinan. Namun hanya 1 orang (33,3%) ibu
yang melakukan persalinan normal, dan 2 orang (66,7%) sisanya melakukan
persalinan dengan tindakan operasi Caesar.
d. Imunisasi
Tabel 4. Distribusi Bayi yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
di Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
Jumlah Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
No Banjar (Balita 12-23 Bulan)
Sasaran
Ya (%) Tidak (%)
1 Delod Tangluk 24 24 100 % 0 -
Interpretasi :
Dari 24 jumlah sasaran yang ada di Banjar Delod Tangluk 100% bayi dan balita
sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
e. ASI Eksklusif
Tabel 5. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di Banjar Delod Tangluk, Desa
Sukawati
22
Jumlah Bayi Yang Mendapatkan Asi Eksklusif (Balita
No Banjar 7-23 Bulan)
Sasaran
Ya (%) Tidak (%)
1 Delod Tangluk 11 10 90,9 % 1 9,1 %
Interpretasi :
Dari 11 jumlah sasaran yang ada di Banjar Delod Tangluk 10 bayi (90,9%)
mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya 1 bayi (9,1%) yang tidak mendapatkan
ASI eksklusif. Alasan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yaitu karena
ASI ibu yang menyusui tidak mau keluar.
f. Kesehatan Balita
Tabel 6. Distribusi Kesehatan Balita di Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
Jumlah Pemantauan 1 Bayi/Balita Status Gizi
No Banjar Bulan Terakhir Memiliki KMS Bayi/Balita Baik
Sasaran
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Delod 34 34 0 34 0 34 0
Tangluk
(%) 100 % - 100 - 100 % -
%
Interprestasi :
Dari 34 jumlah sasaran Kesehatan Balita di Delod Tangluk sudah 100%
dilakukan pemantauan pertumbuhan selama 1 bulan terakhir dan semuanya telah
memiliki KMS dengan status gizi yang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan Balita di Banjar Delod Tangluk Desa Sukawati dalam keadaan baik.
g. Kesehatan Penderita TB
Tabel 7. Distribusi Kondisi Kesehatan Penderita TB di Banjar Delod Tangluk, Desa
Sukawati
Jumlah Penderita Tb Pernah Minum Obat Tb
No Banjar Didiagnosa Tb Teratur
Sasaran
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Delod 0 0 0 0 0 0 0
23
Tangluk
(%) - - - - - -
Interpretasi :
Dari survei mawas diri yang kami lakukan, tidak didapatkan penderita TB di
Banjar Delod Tangluk.
Interprestasi :
Dari 37 jumlah sasaran penderita Hipertensi di Banjar Delod Tangluk sudah
100% pernah terdiagnosa Hipertensi dan yang minum obat secara teratur hanya
31 orang (83,8 %), sedangkan sisanya 6 orang (16,2%) tidak minum obat secra
teratur dikarenakan mereka merasa kondisinya sudah lebih baik.
24
(%) 100 - 100 % - - 100 %
%
Interprestasi :
Dari hasil survey mawas diri yang kami lakukan, didapatkan hanya 1 orang
penderita gangguan jiwa yang berada di Banjar Delod Tangluk. Kondisi penderita
gangguan jiwa di Banjar Delod Tangluk sudah pernah didiagnosa Schizophrenia
sebelumnya, dan sudah minum obat gangguan jiwa secara teratur. Penderita
gangguan jiwa di Banjar Delod Tangluk juga tidak dipasung oleh keluarganya.
j. KTR
Tabel 10. Distribusi KTR di Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
Jumlah Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok
No Banjar
Sasaran Ya (%) Tidak (%)
Interprestasi :
Dari 201 sasaran distribusi KTR di Banjar Delod Tangluk sebanyak 159 orang
(79,1%) yang merokok, dan sisanya sebanyak 42 orang (20,89%) tidak merokok.
Dengan jumlah perokok lebih banyak menunjukkan kurangnya kesadaran
masyarakat tentang bahaya merokok.
k. Kepemilikan JKN
Tabel 11. Distribusi Kepemilikan JKN di Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
Jumlah Keluarga Yang Menjadi Anggota Jkn
No Banjar
Sasaran Ya (%) Tidak (%)
Interpretasi :
Dari 201 jumlah sasaran kepemilikan JKN di Banjar Delod Tangluk yang terkaji,
sebanyak 113 orang (56,22%) sasaran yang sudah memiliki jaminan kesehatan
nasional dan sebanyak 88 orang (43,78%) sasaran yang belum memiliki jaminan
25
kesehatan nasional karena memiliki beberapa alasan seperti masih dalam proses
pengurusan, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya jaminan
kesehatan masyarakat.
Interpretasi :
Dari 201 jumlah sasaran kepemilikan akses sarana air bersih dan sumber air bersih
terlindungi di Banjar Delod Tangluk yang terkaji, sebanyak 200 orang (99,5%)
sasaran yang sudah memiliki sarana air bersih dan sumber air bersih terlindungi,
hanya 1 orang (0,5%) yang belum memiliki. Indikator selanjutnya, dari 201
jumlah sasaran yang mempunyai pengelolaan sampah sebanya 191 orang
(95,02%) yang sudah memiliki pengelolaan sampah dan sebanyak 10 orang
(4,98%) sasaran yang tidak memiliki pengelolaan sampah. Kemudian dari 201
jumlah sasaran sudah 100% yang memiliki container bebas jentik.
m. Jamban Sehat
Tabel 13.Distribusi Keluarga Memiliki Akses Atau Menggunakan Jamban
di Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
Jumlah Tersedia Jamban Biasa Buang Air Besar di
No Banjar Keluarga Jamban
Sasaran
Ya Tidak Ya Tidak
1 Delod 201 199 2 199 2
Tangluk
26
(%) 99 % 1% 99 % 1%
Interpretasi :
Dari 201 jumlah sasaran keluarga yang mimiliki akses atau menggunakan jamban
di Banjar Delod Tangluk yang terkaji, sebanyak 199 orang (99%) sasaran yang
sudah memiliki jamban keluarga dan biasa buang air besar di jamban, serta hanya
2 orang (1%) sasaran yang belum memiliki jamban keluarga karena memiliki
permasalahan ekonomi dan kesulitan air bersih.
n. Lansia
Tabel 14. Distribusi Pemeriksaan Diri Lansia di Banjar Delod Tangluk,
Desa Sukawati
Jumlah Lansia Yang Melakukan Pemeriksaan Diri
No Banjar
Sasaran Ya (%) Tidak (%)
Interpretasi :
Dari 125 jumlah sasaran lansia yang rutin memeriksakan diri di Banjar Delod
Tangluk yang terkaji, sebanyak 47 orang (37,6%) sasaran yang sudah rutin
memeriksakan diri, dan sebanyak 78 orang (62,4%) sasaran yang tidak rutin
memeriksakan diri karena kurangnya pengetahuan mengenai pemeriksaan
kesehatan rutin yang perlu dilakukan oleh para lansia.
27
Persada Desa Sukawati, PKK Desa Sukawati,Babinsa dan Babhinkantibmas
Desa Sukawati, Para Kader Desa Sukawati serta Dosen Pembimbing
Kelompok di Desa Sukawati. Pada MMD ini membahas mengenai prioritas
masalah dan rencana tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang muncul di
Desa Sukawati.
Dalam penetapan urutan perioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode salah satunya yaitu USG (Urgency, Seriousness,
Growth) dan sebagainya dengan menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Isu
yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih
jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari
tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
3. Growth
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan
Tabel 15.Penetapan Urutan Prioritas Masalah
No Indikator Masalah U S G Total Score
1 Data Keluarga Sebagian besar masyarakat dalam usia produktif yaitu 0 0 0 0
usia 15-56 tahun.
2 KB Dari 513 KK yang disurvei, hanya 334 PUS (65,10%) 3 3 3 9
yang menggunakan alat kontrasepsi. Sisanya 179 PUS
(34,90%) yang belum menggunakan alat kontrasepsi
dikarenakan tidak mau menggunakan KB, masih dalam
program hamil, takut, dan tidak cocok menggunakan KB
3 Kesehatan Ibu Dari 17 ibu hamil yang disurvei, semua ibu hamil sudah 5 5 5 15
Hamil memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan,
sebanyak 8 ibu hamil (47,05%) sudah memiliki buku
KIA dan 9 ibu hamil (52,95%) tidak memiliki buku
KIA.
28
Dari 9 ibu hamil yang tidak memiliki buku KIA, ada 8
ibu hamil yang belum melakukan tes lab dan imunisasi
TT
Dari 17 ibu hamil yang disurvei, semua belum terpasang
P4K di depan rumah.
4 Kesehatan Ibu Dari 6 ibu bersalin yang disurvei, semua ibu sudah 0 0 0 0
Bersalin bersalin di fasilitas kesehatan. Dan semua persalinan
tidak ada yang mengalami perdarahan. Dari 6 ibu
bersalin, sebanyak 2 orang ibu (33,33%) melahirkan
secaran normal, dan 4 orang ibu (66,67%) melahirkan
secara Sectio Saecarea (SC) dikarenakan belitan tali
pusat, Ketuban Pecah Dini (KPD), dan Locus Menorus
Resisten (LMR).
5 Imunisasi Dari 68 orang balita umur 12-23 bulan yang disurvei 0 0 0 0
untuk riwayat imunisasi, semua balita sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
6 ASI Eksklusif Sebanyak 59 orang balita umur 7-23 bulan yang 5 5 5 15
disurvei, jumlah balita yang diberikan ASI Ekslusif
sebanyak 49 orang (83,05%), sisanya sebanyak 10 orang
(16,95%) tidak mendapatkan ASI Ekslusif.
7 Kesehatan Balita Dari 115 KK yang disurvei yang memiliki anak Balita, 0 0 0 0
kunjungan D/S nya sudah mencapai 100%
8 TB Dari 2 sasaran yang disurvei, semua pernah didiagnosa 0 0 0 0
menderita penyakit TB dan semua sudah minum obat
secara teratur
9 Hipertensi Dari 118 sasaran yang disurvei, sebanyak 118 (100%) 4 4 4 12
orang pernah didiagnosa menderita Hipertensi. Yang
sudah melakukan pengobatan dan minum obat secara
teratur sebanyak 100 orang (84,75%)) dan sebanyak 18
orang (15,25%) yang tidak melakukan pengobatan
secara teratur.
10 Gangguan Jiwa Dari 7 sasaran yang disurvei, semua pernah didiagnosa 4 4 4 12
Schizophrenia, sebanyak 6 (85,71%) orang menderita
gangguan jiwa dan sudah mendapatkan pengobatan dan
1 (16,67%) tidak mendapatkan pengobatan. Penderita
gangguan jiwa tersebut tidak dipasung dan tidak
ditelantarkan.
11 KTR Dari 613 KK yang disurvei hanya 244 KK 5 5 5 15
(39,80%)yang tidak merokok,sisanya sebanyak 369 KK
(60,20%) masih merokok.
12 JKN Dari 613 KK yang disurvei sebanyak 368 KK (60,03%) 4 4 4 12
sudah menjadi anggota JKN, sisanya sebanyak 245 KK
(36,97%) belum menjadi anggota JKN.
13 Akses Air Dari 613 KK yang disurvei, sebanyak 612 KK (99.8%) 3 3 3 9
Minum sudah mempunyai sarana air bersih. Sisanya sebanyak 1
KK (0,16%) yang belum mempunyai sarana air bersih
dan masih menggunakan air beji untuk kebutuhan
sehari-hari.
Dari 613 KK yang disurvei, sebanyak 603 KK (99,8%)
sudah mempunyai pengolahan sampah. Sisanya
sebanyak 10 KK (1,63%) yang belum mempunyai
pengolahan sampah. Pengolahan sampah masih dengan
cara dibakar.
Dari 613 KK yang disurvei, semua sudah mempunyai
kontainer bebas jentik.
14 Jamban Keluarga Dari 613 KK yang disurvei, sebanyak 611 KK (99,67%) 3 3 3 9
sudah memiliki jamban dan memanfaatkan jamban
29
tersebut, sisanya sebanyak 2 KK (0,33%) yang belum
memiliki jamban.
15 Pelayanan Sebanyak 333 KK yang disurvei sebanyak 114 KK 4 4 4 12
Lansia (34,23%) sudah memeriksakan diri secara rutin
(minimal 1 kali sebulan), sebanyak 219 KK (65,77%)
belum memeriksakan diri secara rutin (minimal 1 kali
sebulan).
b. Dari17Ibuhamilsebanyak9ibuhamil (52,95%)
tidakmemiliki buku KIA.
30
b.Dari 613 KKyang disurvei, sebanyak
10(1,63%)KK yang belum mempunyai
pengolahansampah.
.10. Jamban Keluarga Dari 613 KKyang disurvei, sebanyak
2(0,33%)KK yang belum memiliki jamban.
Berdasarkan prioritas masalah tersebut, maka rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan, yaitu:
Tabel 17. Rencana Tindak Lanjut Masalah di Desa Sukawati pada tahun 2017
Prioritas Masalah Usulan/Alternatif Pemecahan
Masalah Masalah/Rtl
1. Sebanyak 59orang balita umur 7-23 1. Masukan masyarakat:
bulan yang disurvei, sebanyak 10orang Kembalikan ke kader posyandu,
(16,95%) tidak mendapatkan ASI diharapkan meningkatkan
Ekslusif. penyuluhan ibu hamil mengenai
pentingnya ASI Eksklusif
2. Masukan Puskesmas :
a. Meningkatkan program
kelas ibu hamil, salah
satunya memberikan materi
mengenai ASI Eksklusif
oleh bidan pustu dan bidan
puskesmas
b. Perlunya dukungan dari
suami, mertua untuk
meningkatkan ASI Ekslusif
c. Memberikan KIE tentang
cara menyimpan ASI
2. A. Dari 17 ibu hamil yang 1. Masukan masyarakat:
disurvei, semua ibu hamil a. Pentingnya peran kader
sudah memeriksakan posyandu, melakukan
kehamilannya ke sweeping dengan
tenagakesehatan. menawarkan untuk
Dari17Ibuhamilsebanyak9ibuh pendataan di desa.
amil (52,95%) tidakmemiliki b. Melakukan kerjasama antar
buku KIA. desa dengan puskesmas
B. Dari 17 Ibu hamil sebanyak 9 untuk bersinergi
(52,95 %) orang sudah melakukan tes lab,
melakukan tes lab, sedangkan imunisasi TT.
8 (47,05%) orang belum c. Bidan desa, kader
melakukan tes lab. posyandu, dan puskesmas
C. Dari 17 Ibu hamil sebanyak 10 bekerja sama agar dapat
orang (58,82%) belum mendeteksi bumil dengan
mendapatkan imunisasi TT, resiko tinggi dan
kemudian sebanyak 7 orang memberikan pemahaman
(41,18%) sudah mendapatkan mengenai pentingnya
imunisasi TT. pemasangan stiker P4K
D. Dari total sasaran ibu hamil untuk mencegah kematian
yang berjumlah 17 orang, ibu dan bayi.
seluruh ibu hamil 100% belum 2. Masukan puskesmas :
memasang stiker P4K a. Pentingnya memperoleh
pelayanan kesehatan
khususnya bagi ibu hamil
b. Mahasiswa bekerja sama
dengan puskesmas untuk
31
pemasangan P4K
3. Dari 613 KK yang disurvei 1. Mensosialisasikan dan melakukan
terdapat369(60,20%) KK masih penyuluhan kepada Sekaa Teruna
merokok Teruni di wilayah Banjar
Gelumpang dan Banjar Delod
Tangluk tentang kawasan tanpa
rokok dan bahaya merokok bagi
kesehatan.
2. Memasang poster larangan merokok
di kawasan tanpa rokok.
3. Membuatkan Perdes tentang KTR.
4. Membuatkan tempat khusus bagi
perokok (kantor, tempat umum).
4. Dari 613 KKyang disurvei 1. Melakukan pendataan ulang bagi
sebanyak245(36,97%) KK belum masyarakat kurang mampu yang
menjadi anggotaJKN. belum memiliki jaminan kesehatan
2. Memberikan penyuluhan tentang
prosedur pendaftaran JKN
32
E. Pelaksanaan
Table 18. POA (Plan of Action) Pemecahan Masalah di Desa Sukawati pada tahun 2017
Pelaksanaan Pelaksana
Indikator Tanggal/waktu Tempat Sasaran dan
No Masalah Rencana Kegiatan Media
Kesehatan Penanggung
Jawab
1 Sebanyak 59 orang 1. Memberikan 22 September Balai Ibu Lembar 1. Puskesmas
balita umur 7-23 bulan informasi saat kelas 2017 / 09.00 Banjar hamil balik 2. Bidan
yang disurvei, sebanyak ibu hamil dengan WITA-selesai. Gelumpan dan Desa
10 orang (16,95%) tidak peran serta dari tenaga g Desa leaflet 3. Prebekel
mendapatkan ASI kesehatan, kader dan Sukawati 4. Kader
Ekslusif. masyarakat 5. Dosen
ASI Eksklusif 2. Support para suami 6. Mahasiswa
serta keluarga PKL
3. Nutrisi dari ibu
menyusui dengan
makan, minum dan
istirahat yang cukup
4. Penyuluhan tentang
cara-cara menyimpan
ASI dengan baik
2 Kesehatan Ibu a. Dari 17 ibu hamil 1. Melaksanakan 22 September Balai Ibu Lembar 1. Puskesmas
yang disurvei, semua kegiatan kelas ibu 2017 / 09.00 Banjar hamil balik 2. Bidan
Hamil
ibu hamil sudah hamil. WITA-selesai. Gelumpan dan Desa
memeriksakan 2. Memberikan buku g Desa present 3. Perbekel
kehamilannya ke KIA kepada ibu hamil Sukawati asi 4. Kader
tenaga kesehatan, yang belum memiliki menggu 5. Dosen
buku KIA nakan 6. Mahasiswa
b. Dari 17 Ibu hamil 3. Menginformasikan power PKL
sebanyak 9 ibu hamil kepada ibu hamil yang point
(52,95%) tidak belum melakukan
memiliki buku KIA. pemeriksaan
laboratorium untuk
c. Dari 17 Ibu hamil
mengunjungi fasilitas
sebanyak 9 (52,95
33
%) orang sudah kesehatan untuk
melakukan tes lab, melakukan tes
sedangkan 8 laboratorium
(47,05%) orang 4. Melakukan
belum melakukan tes pemasangan stiker
lab. P4K ke rumah ibu
hamil yang belum
d. Dari 17 Ibu hamil memasang stiker P4K
sebanyak 10 orang
(58,82%) belum
mendapatkan
imunisasi TT,
kemudian sebanyak
7 orang (41,18%)
sudah mendapatkan
imunisasi TT.
e. Dari total sasaran ibu
hamil yang
berjumlah 17 orang,
seluruh ibu hamil
100% belum
memasang stiker
P4K
3. KTR Dari 613 KK yang 5. Mensosialisasikan dan 30 September Wantilan Sekaa Present 1. Puskesmas
disurvei terdapat melakukan dan 31 Balai Teruna asi 2. Bidan
369(60,20%) KK masih penyuluhan kepada September Banjar Teruni menggu Desa
merokok. Sekaa Teruna Teruni 2017 Gelumpan Banjar nakan 3. Perbekel
di wilayah Banjar g dan Gelump power 4.Kepala
Gelumpang dan Balai ang dan point Dusun
Banjar Delod Tangluk Banjar Banjar dan 5. Ketua
tentang kawasan tanpa Delod Delod leaflet Sekaa
rokok dan bahaya Tangluk Tangluk Teruna
merokok bagi Teruni
kesehatan. 5. Kader
34
6. Memasang poster 6. Dosen
larangan merokok di 7. Mahasiswa
kawasan tanpa rokok. PKL
7. Membuatkan Perdes
tentang KTR.
8. Membuatkan tempat
khusus bagi perokok
(kantor, tempat
umum).
4. Dari 613 KK yang 1. Melakukan sosialisasi Advokasi I Pemega
disurvei sebanyak tentang pentingnya Selasa, 20 ng
245(36,97%) KK belum memiliki jaminan September Program
menjadi anggota JKN. kesehatan untuk 2017, pukul
JKN kejadian tidak terduga 09.00 WITA
(sakit) (pelaksanaan
2. Mempermudah cara akan
mendapatkan JKN ditindaklanjuti
oleh pemerintah oleh pihak
3. Mendata ulang KK puskesmas)
yang tidak mampu
5. Dari 7 sasaran penderita 1. Melakukan kunjungan Advokasi I
gangguan jiwa yang rumah ke sasaran Selasa, 20
disurvei, sebanyak penderita gangguan September
Kesehatan 1(16,67%) tidak jiwa. 2017, pukul
mendapatkan 2. Memberikan 09.00 WITA
Penderita
pengobatan. pengobatan gratis bagi (pelaksanaan
Gangguan Jiwa penderita gangguan akan
jiwa yang kurang ditindaklanjuti
mampu oleh pihak
puskesmas)
6. Kesehatan Dari 118 sasaran yang 1. Memberikan 23 September UPT Lansia Leaflet 1. Puskesmas
Penderita disurvei, sebanyak 18 penyuluhan tentang 2017 / 08.00- Kesmas 2. Bidan
Hipertensi orang (15,25%) yang bahaya hipertensi serta selesai Sukawati I Desa
tidak melakukan pentingnya 3. Dosen
pengobatan hipertensi pemeriksaan rutin pada 4. Mahasiswa
35
secara teratur. lansia PKL
2. Memberikan
penyuluhan mengenai
gizi yang baik pada
lansia
3. Melakukan
pemeriksaan tekanan
darah pada lansia
sebelum dan sesudah
para lansia mengikuti
senam lansia
4. Berkolaborasi dengan
dokter dan perawat
dalam memberikan
obat hipertensi.
36
2. Meningkatkan 5. Dosen
kerjasama dengan 6. Mahasiswa
PLKB dengan PKL
penyuluhan lapangan
9. Dari 613 KK yang 1. Menyediakan sarana Advokasi I
disurvei, terdapat air besih gratis bagi Selasa, 20
1(0,16%)KK yang belum masyarakat yang September
mempunyai sarana air kurang mampu 2017, pukul
bersih. 2. Mengecek kelayakan 09.00 WITA
Air Bersih air yang terdapat pada (pelaksanaan
Dari 613 KK yang sumber mata air yang akan
disurvei, sebanyak biasa diambil oleh ditindaklanjuti
10(1,63%)KK yang masyarakat oleh pihak
belum mempunyai puskesmas)
pengolahan sampah.
10. Dari 613 KK yang 1. Melakukan bedah Advokasi I
disurvei, sebanyak jamban bagi Selasa, 20
masyarakat yang September
2(0,33%)KK yang kurang mampu 2017, pukul
belum memiliki jamban. 09.00 WITA
Jamban (pelaksanaan
akan
ditindaklanjuti
oleh pihak
puskesmas)
38
9 (52,95 %) orang sudah pemahaman mengenai pentingnya pemasangan memiliki buku KIA, stiker P4K
melakukan tes lab, stiker P4K untuk mencegah kematian ibu dan yang dilanjutkan dilaksanakan
sedangkan 8 (47,05%) bayi dengan melakukan pada tangal 15
orang belum melakukan tes pemasangan stiker Sepetember 2017
lab. Masukan puskesmas : P4K di rumah sasaran
pentingnya memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil yang
d. Dari 17 Ibu hamil sebanyak khususnya bagi ibu hamil belum memiliki
10 orang (58,82%) belum buku KIA
mendapatkan imunisasi TT, Mahasiswa bekerja sama dengan puskesmas
kemudian sebanyak 7 orang untuk pemasangan P4K
(41,18%) sudah
mendapatkan imunisasi TT.
e. Dari total sasaran ibu hamil
yang berjumlah 17 orang,
seluruh ibu hamil 100%
belum memasang stiker
P4K
39
Adanya sanksi di tempat larangan merokok bagi
yang melanggar aturan
Masukan bendesa :
Menindaklanjuti usulan dari kelompok
Masukan puskesmas :
Membuat peraturan desa mengenai aturan
larangan merokok di tempat umum
40
Perlunya pendataan ulang untuk pemerataan
kepemilikan JKN, penyuluhan pentingnya JKN
bagi masyarakat
Masukan puskesmas :
Memperbaiki sistem JKN
Masukan puskesmas :
Follow up/kunjungan ulang
41
Mengusulkan pada desa untuk mendapatkan KIS
bagi penderita gangguan jiwa
42
8 Berdasarkan hasil survei dari Masukan masyarakat : 1. Melaksanakan 1. Penyuluhan telah
513 KK terdapat 179 PUS Memberikan penyuluhan tentang pentingnya KB penyuluhan dengan dilaksnakan pada
(34,90%) yang belum untuk mengatur jarak anak menggunakan leaflet tanggal 23
menggunakan alat kontrasepsi September 2017
Meningkatkan kerjasama dengan PLKB dengan di Puskesmas
penyuluhan lapangan Pembantu
Sukawati
Masukan puskesmas :
Melakukan penyuluhan di puskesmas
Masukan puskesmas :
Mengusahakan air PAM agar dimasak
Untuk sampah plastik lakukan 3R (reduce, reuse,
recycle)
43
10 Dari 613 KK yang disurvei, Masukan masyarakat: 1. Rencana tindak
sebanyak Koordinasi dengan petugas sanitasi desa dan lanjut diserahkan
2(0,33%)KK yang belum puskesmas agar menyediakan jamban pemicu kepada UPT Kesmas
memiliki jamban. Sukawati I
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya
jamban bagi kesehatan
44
G. Pelaksanaan dan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
Tabel 20. Pelaksanaan dan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Pemecahan Masalah di Desa Sukawati pada tahun 2017
45
hamil memberikan Pukul Delod orang ibu sebanyak
(52,95%)
penyuluhan 09.00 Tangluk. hamil 17 orang.
tidak
memiliki mengenai WITA-
buku
pentingnya 11.00
KIA.
pemasangan WITA.
b. Dari 17
Ibu hamil stiker P4K
sebanyak dan
9 (52,95
%) orang pemeriksaan
sudah laboratorium
melakuka
n tes lab, bagi ibu
sedangka hamil.
n8
(47,05%) b. Melakukan
orang sweeping
belum
melakuka dengan
n tes lab. bidan desa
c. Dari 17 dan kader
Ibu hamil
untuk
sebanyak
10 orang mendata ibu
(58,82%)
hamil.
belum
46
mendapat c. Memberikan
kan
buku KIA
imunisasi
TT, bagi ibu
kemudian
hamil yang
sebanyak
7 orang belum
(41,18%)
memiliki
sudah
mendapat buku KIA.
kan
d. Menyaranka
imunisasi
TT. n ibu hamil
47
PPIA,
HbSAg, Hb,
dan Sifilis
serta
melakukan
imunisasi
TT.
e. Kemudian
dilanjutkan
dengan
pemasangan
stiker P4K.
3 Dari 613 Melakukan Sabtu, 30 Balai Jumlah Jumlah 62% Menyerahkan kembali 2. Puskesmas
KK yang
penyuluhan September Banjar sasaran 50 anggota kepada desa dan 3. Desa
disurvei
terdapat mengenai 2017 Gelumpang orang STT STT yang puskesmas untuk
369(60,20%)
Kawasan Tanpa Pukul dan Balai di Banjar hadir 13 melanjutkan rencana
KK masih
merokok. Rokok (KTR) 20.00 Banjar Gelumpang orang dari tindak lanjut yang
WITA- Delod dan Banjar Banjar belum dapat
22.00 Tanguk Delod Gelumpang dilaksanakan seperti:
48
WITA dan Tangluk. dan 18 Pemasangan larangan
Minggu, 1 orang dari merokok di tempat
Oktober Banjar umum khususnya
2017 Delod tempat ibadah, membuat
Pukul Tangluk aturan desa mengenai
17.00- larangan merokok di
19.00 tempat umum, dan
WITA. membuat tempat khusus
untuk merokok.
4 Dari 118 Melakukan Sabtu, 23 UPT Jumlah Jumlah 60% Menyerahkan kembali 1.
sasaran yang
pemeriksaan September Kesmas sasaran 25 lansia yang kepada desa dan 1. Puskesmas
disurvei,
sebanyak 18 tekanan darah 2017 Sukawati 1 orang hadir 15 puskesmas untuk 2. Desa
orang
dan Pukul lansia di orang. melanjutkan rencana
(15,25%)
yang tidak memberikan 08.00 Desa tindak lanjut yang
melakukan
penyuluhan WITA- Sukawati belum dapat
pengobatan
hipertensi mengenai 11.00 dilaksanakan secara
secara teratur.
hipertensi bagi WITA rutin dengan semboyan
lansia CERDIK
49
5 Sebanyak 333 Melakukan Sabtu, 23 UPT Jumlah Jumlah 60% Menyerahkan kembali 1. Puskesmas
KK yang pemeriksaan September Kesmas sasaran 25 lansia yang kepada desa dan 2. Bidan Desa
disurvei tekanan darah 2017 Sukawati 1 orang hadir 15 puskesmas untuk 3.
219(65,77%) dan melakukan Pukul lansia di orang. melanjutkan rencana
1.
KK belum penyuluhan 08.00 Desa tindak lanjut yang
memeriksaka mengenai WITA- Sukawati belum dapat
n diri secara perilaku hidup 11.00 dilaksanakan seperti
rutin sehat WITA membentuk posyandu
(minimal 1 lansia di setiap banjar
kali sebulan).
50
menggunakan alat kontrasepsi
alat dan deteksi dini
kontrasepsi dengan Sadari
dan IVA
51
52
H. Pertemuan Tingkat Akhir dan Penutupan
53
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat
khususnya di Banjar Delod Tangluk Desa Sukawati Kecamatan Sukawati wilayah
kerja UPT Kesmas Sukawati I telah diadakan suatu praktik kebidanan komunitas
komprehensif yang berorientasi pada individu, keluarga dan masyarakat sehingga
dapat dilakukan screening mengenai masalah kesehatan tersebut demi meningkatkan
status kesehatan masyarakat setempat dengan program promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Kegiatan praktik kebidanan komunitas komprehensif diawali dengan
kegiatan Pertemuan Tingkat Desa (PTD) dilanjutkan dengan kegiatan Survei Mawas
Diri (SMD) yang dilaksanakan di Desa Sukawati pada tanggal 7-11 September 2017.
Berdasarkan hasil Survei Mawas Diri (SMD) didapatkan hasil bahwa ada sepuluh
prioritas masalah yang perlu pemecahan yang telah dibahas saat pelaksanaan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
B. Saran
Adapun saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait dalam praktik asuhan
kebidanan komunitas ini, antara lain.
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan komunitas pada keluarga dan wanita sepnjang siklus hidupnya dari
berbagai referensi baik buku cetak maupun sumber-sumber literatur elektronik
agar tetap memiliki ilmu yang terbaru atau up to date. Selain itu, mahasiswa
harus menambah pengalaman tentang asuhan kebidanan komunitas selama
praktik sebagai bekal di masyarakat.
54
2. Bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan diharapkan mampu mempertahankan kinerja dan
menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat
dan berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Sehat.
3. Bagi Masyarakat
Kepada masyarakat diharapkan mampu menerapkan fungsi keluarga dan
pemeliharaan kesehatan anggota keluarga untuk meningkatkan dan menjaga
derajat kesehatan.
55
DAFTAR PUSTAKA
Depdagri. 1999. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tentang Revitalisasi Posyandu
Muninjaya, A., A., G. 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta.Effendy, N.
1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Depkes RI.
1999. Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010.
Depkes RI. 2006. Kebijakan Pengembangan Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pengembangan Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat.
Depkes RI. 2007. Kajian Kesiapan Petugas dan Masyarakat dalam Pengembangan
Desa Siaga. Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan.
Depkes RI. 2008. Pedoman Pengembangan Model Operasional Desa Siaga. Dirjen
Bina Kesehatan Masyarakat.
Depkes RI. 2009. Pedoman Pengembangan Model Operasional Desa Siaga. Dirjen
Bina Kesehatan Masyarakat.
Tabel 1. Distribusi PUS yang Mengikuti KB di Banjar Delod Tangluk di Desa Sukawati
No Banjar Jumlah PUS yang Mengikuti Program KB
Sasaran Ya (%) Tidak (%)
1 Br. Delod 158 77 48.70 81 51.30
Tangluk
Table 2. Distribusi Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan ke Tenaga Kesehatan dan
Kepemilikan Buku KIA
No. Banjar Jumlah Ibu hamil sudah Ibu hamil sudah memiliki
Sasaran diperiksa ke tenaga buku KIA
kesehatan
Ya % Tidak % Ya % Tidak %
1 Br, Delod 8 8 100 0 0 4 50 4 50
Tangluk
Table 3. Distribusi Kondisi Kesehatan Ibu Bersalin Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
No Banjar Juml Ibu bersalin di Ibu tidak mengalami Ibu melahirkan secara
. ah fasilitas pelayanan perdarahan normal
Sasar kesehatan (balita <12
an bulan)
Y % Tida % Ya % Tidak % Ya % Tida %
a k k
1 Br. Delod 3 3 10 0 0 3 100 0 0 1 33,33 2 66,67
Tangluk 0
Tabel 4. Distribusi Bayi yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di Banjar Delod Tangluk,
Desa Sukawati
No Banjar Jumlah Bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap (balita 12-23 bulan)
Sasaran
Ya (%) Tidak (%)
1 Br. Delod 24 24 100 0 0
tangluk
Tabel 5. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di Banjar Gelumpang dan Banjar Delod
Tangluk, Desa Sukawati
No Banjar Jumlah Bayi mendapatkan asi eksklusif (balita 7-23
bulan)
Sasaran
Ya (%) Tidak (%)
1 Br. Delod 11 10 90,9 1 9,1
tangluk
Tabel 7. Distribusi Kondisi Kesehatan Penderita TB di Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
NO Banjar Jumlah Pernah didiagnosa Minum Obat TB
Sasaran menderita TB secara teratur
Y % T % Y % T %
1 Br. Delod 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tangluk
Tabel 8. Distribusi Kondisi Penderita Hipertensi di Banjar Gelumpang dan Banjar Delod
Tangluk, Desa Sukawati
NO Banjar Jumlah Pernah didiagnosa menderita Minum obat Hipertensi secara teratur
Sasaran hipertensi
Y % T % Y % T %
1 Br. Delod 37 37 100 0 0 31 83.8 6 12.2
Tangluk
Tabel 9. Distribusi Kondisi Penderita Gangguan Jiwa di Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
NO Banjar Jumlah Pernah didiagnosa Minum obat gangguan Ada anggota
Sasaran Schizophrenia jiwa secara teratur keluarga dipasung
Y % T % Y % T % Y % T %
1 Br. Delod 1 1 100 0 0 1 100 0 0 0 0 1 100
Tangluk
Tabel 11. Distribusi Kepemilikan JKN di Banjar Gelumpang dan Banjar Delod
Tangluk, Desa Sukawati
No Banjar Jumlah Yang mengikuti program JKN
Sasaran Ya (%) Tidak (%)
1 Br. Delod 201 113 56,22 88 43,78
tangluk
Tabel 12. Distribusi Keluarga Memiliki Akses Sarana Air Bersih di Banjar Delod Tangluk,
Desa Sukawati
N Banjar Jumlah Tersedia sarana air Sumber air bersih Mempunyai pengelolaan Terdapat container
O sasaran bersih terlindungi sampah bebas jentik
Y % T % Y % T % Y % T % Y % T %
1 Br. Delod 201 200 99.5 1 0.5 200 99.5 1 0.5 191 95.0 10 4.98 201 100 0 0
Tangluk
Tabel 13.Distribusi Keluarga Memiliki Akses Atau Menggunakan Jamban di
Banjar Delod Tangluk, Desa Sukawati
NO Banjar Jumlah Tersedia jamban keluarga Bisa buang air besar di jamban
sasaran
Y % T % Y % T %
1 Br. Delod 201 199 99 2 1 199 99 2 0.99
Tangluk
Tabel 14. Distribusi Pemeriksaan Diri Lansia di Banjar Gelumpang dan Banjar Delod Tangluk
di Desa Sukawati
No Banjar Jumlah Lansia yang melakukan pemeriksaan diri
Sasaran Ya (%) Tidak (%)
1 Br. Delod 125 47 37,6 78 62,4
tangluk