TEMPONA DE JANTUNG
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Inry Ruben
Mawaddah Nur
Ni Made Artini
Ridwan M.Ahmadali
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas berkat Rahmat-
NYA Sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan asuhan kepeerawatan dengan judul
“Tempona de Jantung” Dengan tepat waktu.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah kami banyak kekurangan nya sehingga
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tamponade jantung adalah sindrom klinik dimana terjadi penekanan yang cepat atau
lambat terhadap jantung akibat akumulasi cairan, nanah, darah, bekuan darah, atau gas di
perikardium, sebagai akibat adanya efusi, trauma, atau ruptur jantung (Spodick, 2003).
Tamponade jantung selalu merupakan life threatening dan hampir selalu membutuhkan
intervensi terapi yang tepat dan cepat (Spodick, 1998).
Insidens tamponade jantung di Amerika Serikat adalah 2 kasus per 10.000 populasi.
Lebih sering pada anak laki-laki (7:3) sedangkan pada dewasa tidak ada perbedaan
bermakna (laki-laki:perempuan – 1,25:1). Morbiditas dan mortalitas sangat tergantung
dari kecepatan diagnosis, penatalaksanaan yang tepat dan penyebab (Munthe, 2011).
Tamponade jantung terjadi bila rongga perikardial terisi dengan cairan dalam waktu yang
lebih cepat daripada kemampuan kantong perikardial untuk meregang. Apabila jumlah
cairan meningkat secara pelan (contohnya pada hipotiroidisme), kantong perikardial dapat
melebar dan berisi satu liter cairan atau lebih sebelum terjadinya tamponade. Apabila
jumlah cairan meningkat secara cepat (contohnya pada trauma atau ruptur miokardial),
jumlah cairan sebanyak 100 mL dapat menyebabkan tamponade (Spodick, 2003).
Tamponade jantung dapat terjadi karena aortic aneurysm dissection, kanker paruend-
stage, miokard infark akut, pembedahan jantung, perikarditis yang disebabkan infeksi
bakteri atau virus, dan wound to the heart. Sebab lain yang potensial menyebabkan
tamponade jantung meliputi tumor jantung, hipotiroidisme, gagal ginjal, terapi radiasi di
dada, prosedur invasif pada jantung, open heart surgery, dansystemic lupus
erythematosus (Taufan, 2009).
Diagnosis tamponade jantung dapat ditegakkan dengan Beck’s triad dan temuan
klinis lainnya. Beck’s triad meliputi hipotensi, suara jantung menjauh, peningkatan
tekanan vena sentral. Temuan klinis lain meliputi tanda Kussmaul (peningkatan inspirasi
atau turunnya JVP), oligouria, takikardi, takipneu, pulsus paradoxus, kompleks EKG
yang low-voltage, dan ECG electrical alternans. Pada rontgen dada, tampak bayangan
jantung yang membesar dengan gambaran paru yang bersih (Seal, Shane KF, 2003).
Tamponade jantung adalah kondisi darurat yang membutuhkan hospitalisasi. Cairan di
sekitar jantung harus dialirkan. Pericardiocentesis adalah prosedur yang menggunakan
jarum untuk memindahkan cairan dari kantong perikardial. Prosedur untuk memotong
dan memindahkan bagian dari perikardium (surgical pericardiectomy atau pericardial
window) juga bisa dilakukan. Cairan diberikan untuk menjaga tekanan darah normal
sampai pericardiocentesis dapat dilakukan.
Obat-obat yang meningkatkan tekanan darah juga dapat membantu menjaga
kelangsungan hidup pasien sampai cairan dapat dialirkan. Pasien juga diberikan oksigen.
Pemberian oksigen mengurangi beban kerja jantung dengan mengurangi kebutuhan aliran
darah di jaringan. Sebab dari tamponade jantung harus diidentifikasi dan diatasi (Grimm
RA, 2008).
Tamponade jantung merupakan keadaan yang membahayakan jiwa bila tidak diatasi.
Hasil akhir dari tamponade jantung biasanya baik bila kondisinya diatasi dengan baik.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah gagal jantung, edema paru, dan kematian
(Grimm RA, 2008)
Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui Secara teori apa yang dimaksud dengan tempona de jantung dan
bagaimana asuhan keperawatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tamponade jantung adalah sindrom klinik dimana terjadi penekanan yang cepat atau
lambat terhadap jantung akibat akumulasi cairan, nanah, darah, bekuan darah, atau gas di
perikardium, sebagai akibat adanya efusi, trauma, atau ruptur jantung (Spodick, 2003).
Tamponade jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh akumulasi cairan
dalam ruang pericardial. Jumlah normal cairan perikardium 15-50 ml, disekresi oleh sel
mesotelial. Akumulasi abnormal cairan dalam ruangan perikardium dapat menimbulkan
efusi perikardium. Selanjutnya akumulasi tersebut dapat menyebabkan peningkatan
tekanan perikardium, penurunan cardiac output dan hipotensi (tamponade jantung).
Akumulasi cairan yang sangat cepat sehingga pengisian ventrikel berkurang dan akan
mempengaruhi hemodinamik.. Kondisi ini adalah keadaan darurat medis, komplikasi
yang meliputi edema paru, syok, dan kematian.
Gejala klinik tamponade bervariasi, tergantung proses yang mendasarinya. Pada efusi
pericard, ada 3 faktor yang menentukan apakah tetap tenang secara klinis atau
menimbulkan gejala akibat kompresi jantung.
3. Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan jaringan ikat.
5. Seksama terhadap obat pasien terkait obat lupus yang mengarah ke efusi perikardial
6. Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner, atau trauma yang dapat
menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.
7. Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi kateter vena central yang dapatb
menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.
8. Pertimbangkan HIV efusi pericardial dan tamponade jika pasien memiliki riwayat
penggunaan narkoba suntik atau infeksi oportunistik.
9. Tanyakan tentang radiasi dinding dada (misal untuk kanker paru, mediastinum, atau
esophagus)
10. Tanyakan tentang gejala keringat malam, demam, dan penurunan berat badan, yang
mengindikasikan tuberculosis.
2.4 Patofisiologi
Pada kasus efusi perikardial metastasis perikardial multipel lebih sering dijumpai
pada perikardium parietalis dibandingkan dengan perikardium viseralis.. Adanya
tumor, timbunan cairan serta penebalan perikardium akan mengganggu gerak jantung.
Penimbunan cairan akan mengganggu pengisian diastolik ventrikel kanan sehingga
menurunkan isi sekuncup (stroke volume). Hal ini diimbangi oleh mekanisme
kompensasi berupa takikardia dan peningkatan kontraksi miokardium. Tetapi jika
mekanisme kompensasi ini dilewati, curah jantung (cardiac output) menurun maka
akan terjadi gagal jantung, syok sampai kematian. Berapa jumlah cairan agar dapat
menimbulkan keadaan ini tergantung dari kecepatan pembentukan cairan dan
distensibilitas perikardium.
2.5 Komplikasi
2.6 Penatalaksanaan
1. Torakotomi resusitasi
Pijatan jantung tertutup untuk henti jantung atau PEA kurang efektif pada keadaan
penderita yang hipovolemia . penderita dengan luka tembusthorak yang sampai rumah
sakit tidak teraba denyut nadinya tetapi masih ada aktivitas elektrik dari miokard harus
dilakukan torakotomi resusitasi secepatnya. Torakotomi antero lateral kiri dilakukan
untuk mendapatkan akses langsung ke jantung ,sambil meneruskan resusitasi cairan .
intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik mutlak harus dikerjakan . tindakan terapi
efektif yang dapat dikerjakan selama torakotomi adalah :
klem silang aorta decendens untuk mengurangi kehilangan darah dibawah diafragma dan
meningkatkan perfusi ke otak dan jantung.
2.7 Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN PRIMER
1) Data Subyektif:
Riwayat Penyakit Sekarang
a) Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada
b) Dispnea
c) Cemas
d) Nyeri dada
e) Lemah
2) Riwayat Kesehatan
a) Penyakit jantung
b) Penyakit infeksi dan neoplastik.
c) Penyakit ginjal
3) Data Obyektif
a)Airway
Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala.
b) Breathing
c) Circulation
d)Disability
Penurunantingakatkesadaran
B. PENGKAJIAN SEKUNDER
1) Exposure
2) Five Intervensi
Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung EKG menunjukkan
electricalalternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang berkurang pada
setiap gelombang berikutnya Echocardiografi adanya efusi pleura.
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 10 menit diharapkan curah jantung
keseluruh tubuh adekuat dengan kriteria hasil :
1. TTV dalam batas normal (Nadi : 60-100 x/mnt, TD : 110-140 mmHg).
2. Nadi perifer teraba kuat
3. Suara jantung normal.
4. Sianosis dan pucat tidak ada.
5. Kulit teraba hangat EKG normal
6. Distensi vena jugularis tidak ada
IntervensiRasionalMandiri :
1. Monitor TTV berkelanjutan TTV merupakan indicator keadaan umum tubuh
(jantung).
2. Auskultasi suara jantung, kaji frekuensi dan irama jantung. Perubahan suara,
frekuensi dan irama jantung dapat mengindikasikan adanya penurunan curah
jantung.
3. Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer. Curah jantung yang kurang
mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi perifer.
4. Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat. Penurunan curah jantung
menyebabkan aliran keperifer menurun.
5. Kaji adanya distensi vena jugularis Tamponade jantung menghambat aliran
balik vena sehingga terjadi distensi pada vena jugularis.
Kolaborasi
1. Berikan oksigen sesuai indikasi Oksigen yang adekuat mencegah hipoksia.
2. Berikan cairan intravena sesuai indikasi atau untuk akses emergency.
Mencegah terjadinya kekurangan cairan.
3. Periksa EKG, foto thorax, echocardiografi dan doppler sesuai indikasi. Pada
tamponade jantung, terjadi abnormalitas irama jantung dan terdapat siluet
pembesaran jantung.
4. Lakukan tindakan perikar diosintesis. Dengan perikardiosintesis cairan dalam
ruang pericardium dapat keluar.
Dx 3
Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal) tidak
efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal, penurunan
kesadaran, kulit pucat,sianosis, akral dingin.
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 15 menit diharapkan perfusi
jaringan adekuat dengan kriteria hasil :
1. Nadi teraba kuat
2. TTV dalam batas normal (Nadi : 60-100 x/mnt, TD : 110-140 mmHg Tingkat
kesadaran composmentis
3. Sianosis atau pucat tidak ada
4. Nadi teraba lemah, terdapat sianosis,
5. Akral teraba hangat
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tamponade jantung adalah kompresi jantung yang terjadi ketika darah atau
cairan menumpuk diruangan taramiokardium (otot jantung) dan perikardium (kantung
meliputi luar dari jantung). Dalam kondisi ini, darah atau cairan terkumpul dalam
perikardium. Ini akan mencegah ventrikel dari memperluas sepenuhnya. Tekanan
berlebih dari fluida mencegah jantung dari berfungsi normal.
3.2 Saran