Oleh :
NI MADE NANDA DEWINTA
NIM. P07120017138
i
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
DENPASAR
ii
USULAN PENELITIAN DENGAN JUDUL:
TIM PENGUJI
MENGETAHUI:
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : P07120017138
Jurusan : Keperawatan
Operasi Kista Ovarium dengan Nyeri Akut adalah benar karya sendiri
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya saya
sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia
mestinya.
Denpasar, 2020
Yang membuat pernyataan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atas asung kerta wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Operasi
Kista Ovarium dengan Nyeri Akut di Ruang Dara RSUD Wangaya” tepat pada
waktunya dan sesuai dengan harapan. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai
dapat diselesaikan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
v
5. Ns. Nengah Runiari, S.Kp.,M.Kep.,SP.Mat selaku pembimbing pendamping
kami, sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan baik
8. Bapak I Ketut Musta dan Ni Nyoman Ropen selaku orang tua yang selalu
9. Semua pihak khususnya Meya Widianti, Dewa Ayu Eka Wahyuni, Intan
Pratiwi, Meita Sari, dan semua sahabat penulis di Tingkat 3.4 D-III
saran untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini, karena sumbang saran
Penulis
vi
DAFTAR ISI
USULAN PENELITIAN..........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABLE...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah 4
1. Tujuan umum 4
2. Tujuan khusus 4
1. Manfaat teoritis 5
2. Manfaat praktis 5
3. Faktor yang mempengaruhi nyeri akut pada post operasi mioma uteri
7
vii
5. Tanda dan gejala nyeri akut pada post operasi mioma uteri 10
B. Teori Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Operasi Mioma Uteri dengan
Nyeri Akut 13
1. Pengkajian 13
2. Diagnosis keperawatan 17
3. Intervensi keperawatan 18
4. Implementasi keperawatan 22
5. Evaluasi keperawatan 24
A. Kerangka Konsep 27
A. Jenis Penelitian 30
1. Kriteria inklusi 31
2. Kriteria eksklusi 31
1. Jenis data 31
1. Mereduksi data 34
viii
2. Penyajian data 34
3. Kesimpulan 34
3. Confidentiality (kerahasiaan) 35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
LAMPIRAN 1........................................................................................................38
ix
DAFTAR TABLE
Tabel 1 Intervensi Keperawatan pada Ibu Post Operasi Mioma Uteri dengan Nyeri
Akut ......................................................................................................................20
Tabel 2 Implementasi Keperawatan pada Ibu Post Operasi Mioma Uteri dengan
Nyeri Akut .............................................................................................................23
Tabel 3 Evaluasi Keperawatan pada Ibu Post Operasi Mioma Uteri dengan Nyeri
Akut........................................................................................................................25
Tabel 4 Definisi Operasional Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu Post
Operasi Mioma Uteri dengan Nyeri Akut .............................................................29
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
reproduksi. Saat ini masih banyak penyakit yang menyerang sistem reproduksi,
salah satunya yaitu tumor. Tumor menjadi penyakit mematikan jika tidak segera
ditangani. Salah satu tumor yang menyerang reproduksi adalah mioma uteri.
Penyakit ini merupakan tumor jinak pada dinding rahim wanita (Nugroho &
Utama, 2014).
genetik, dan fungsi ovarium (Novitasari, Lestari, & Fairus, 2018). Mioma uteri
terjadi pada wanita berusia lebih dari 30 tahun, tetapi bisa juga tumbuh pada
wanita usia berapapun. Peningkatan risiko mioma pada usia lebih dari 30 tahun
terkait dengan stimulasi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium yang
tumbuh tanpa gejala, tetapi dapat tumbuh dengan gejala. Mioma uteri lebih sering
didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur. Wanita yang sering
ini dibandingkan wanita yang tidak pernah hamil atau satu kali hamil (Octaviana,
xiv
menimbulkan infertilitas, dan pada kehamilan kala tiga terjadi gangguan
pelepasan plasenta dan perdarahan. Efek mioma bergantung pada besar dan posisi
tumor, jika tumor menyebabkan distorsi rongga uterus, risiko abortus spontan
yang terjadi tergantung pada jumlah, ukuran, dan posisi mioma di dalam uterus
Nyeri pasca operasi dikelompokkan sebagai nyeri akut yang memiliki awitan yang
cepat atau mendadak dan berlangsung dalam waktu yang singkat. Nyeri akut
Nyeri yang timbul dapat berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pengalaman
Penelitian yang dilakukan oleh Ekine, Lawani, Iyoke, Jeremiah, & Ibrahim
State, Nigeria, menyebutkan terdapat 386 kasus mioma uteri. Hasil penelitian
dengan mioma uteri, diantaranya 100 (64,9%) mioma intramural dan 54 (35,1%)
mioma submukosa. Mioma uteri paling umum terjadi pada wanita yang belum
menikah (193: 52,5 %), wanita nullipara (114: 31,0 %), berusia 31-40 tahun (301:
xv
81,1 %). Sebanyak 338 (91,9 %) responden menjalani operasi untuk mengatasi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novitasari et al. (2018) tentang faktor
usia ibu dan paritas meningkatkan kejadian mioma uteri yang melibatkan 141 ibu
menunjukkan bahwa dari 141 ibu yang dirawat dengan penyakit ginekologi
terdapat sebanyak 58,9% (83) yang mengalami mioma uteri, sebanyak 69,5% ibu
dengan usia berisiko (<35 dan >45 tahun), dan sebanyak 59,6% ibu dengan paritas
berisiko (nullipara dan primipara). Ibu dengan usia berisiko (35-45 tahun)
mengalami mioma uteri sebesar 2,20 kali dibanding dengan ibu yang berusia tidak
bahwa yang menderita mioma uteri dalam tiga tahun terakhir, dimana tahun 2017
sebanyak 69 orang, pada tahun 2018 sebanyak 36 orang, pada tahun 2019
2019 data yang tercantum dalam buku register pasien menunjukkan bahwa
akut. Nyeri akut berintensitas ringan hingga berat dengan onset mendadak atau
lambat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Tanda gejala mayor yang muncul
adalah pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis, bersikap protektif, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, dan sulit tidur (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
xvi
Penanganan yang cepat dan akurat dibutuhkan untuk pencegahan komplikasi
yang dapat membahayakan diri responden. Nyeri yang muncul jika tidak
dampak buruk dari penyembuhan luka. Maka dari itu tindakan pasca pembedahan
penelitian tentang “Gambaran Asuhan Keperawatan pada Ibu Post Operasi Mioma
Uteri dengan Nyeri Akut di Ruang Dara RSUD Wangaya Denpasar Tahun 2020.”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
pada ibu post operasi mioma uteri dengan nyeri akut adalah sebagai berikut.
xvii
c. Mengidentifikasi intervensi keperawatan pada ibu post operasi mioma uteri
direncanakan pada ibu post operasi mioma uteri dengan nyeri akut.
1. Manfaat teoritis
khususnya asuhan keperawatan pada ibu post operasi mioma uteri dengan nyeri
akut.
Studi kasus ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya
dalam melakukan penelitian mengenai asuhan keperawatan pada ibu post operasi
2. Manfaat praktis
asuhan keperawatan pada ibu post operasi mioma uteri dengan nyeri akut guna
xviii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
yang digambarkan sebagai kerusakan awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Nyeri akut adalah nyeri yang biasanya muncul secara tiba tiba dan umumnya
berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut biasanya memiliki awitan yang cepat
atau mendadak dan berlangsung dalam waktu yang singkat (Utami, 2016).
xix
Mioma uteri (Leiomioma, Fibromioma, Fibroid) adalah tumor jinak pada
dinding rahim wanita yang terdiri dari otot dan jaringan fibrosa. Mioma terjadi
pada 20% wanita berusia 35 tahun dan lebih sering ditemukan pada wanita
berkulit hitam. Ukurannya bervariasi, mulai dari yang tak terlihat sampai sebesar
a. Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), penyebab dari nyeri akut antara
lain:
penyebab yang mungkin pada terjadinya masalah nyeri akut pada post operasi
b. Menurut Nugroho & Utama (2014), penyebab mioma uteri tidak diketahui
lambat. Bisa hanya ditemukan satu mioma, tetapi bisa juga tumbuh beberapa
buah mioma.
xx
3. Faktor yang mempengaruhi nyeri akut pada post operasi mioma uteri
merasa terancam dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi dibandingkan individu
penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan menurunkan persepsi nyeri.
c. Jenis kelamin
menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis,
sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama. Namun
secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon
terhadap nyeri.
d. Makna nyeri
xxi
Individu akan mempersepsikan nyeri berbeda-beda apabila nyeri tersebut
memberi kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan. Makna nyeri
e. Perhatian
f. Keletihan
g. Gaya koping
individu yang dapat mengendalikan lingkungan dan hasil akhir suatu peristiwa
meninggalkan bekas luka jaritan. Luka post operasi masih dalam fase inflamasi,
dimana fase inflamasi berlangsung sampai lima hari post operasi dan responden
penyembuhan luka, seperti waktu penyembuhan yang lama, terutama bila terjadi
xxii
gejala klinis patatologi, memicu modulasi respon imun, sehingga menyebabkan
Rata-rata nyeri yang dirasakan setelah tindakan operasi mioma uteri sebesar
5,4 dalam rentang nyeri sedang. Nyeri akibat operasi ini tidak hanya memiliki
oleh komponen psikososial dari responden. Rasa nyeri timbul bila ada jaringan
rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan
stimulus nyeri. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan
mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual pada fungsi-fungsi
5. Tanda dan gejala nyeri akut pada post operasi mioma uteri
c. Nyeri tekanan atau perasaan berat di daerah panggul selama atau diantara dua
siklus menstruasi
d. Sering berkemih
e. Perut membengkak
Pasien dengan nyeri akut memiliki tanda dan gejala mayor maupun minor
xxiii
1) Secara subjektif mengeluh nyeri.
2) Secara objektif nyeri akut ditandai dengan tekanan darah meningkat, pola
napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri,
Pasca operasi mioma uteri dilakukan pengkajian TTV yang terdiri dari
tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi untuk mengetahui adanya perubahan
Pengkajian skala nyeri yang dilakukan pada ibu post operasi mioma uteri
bertujuan untuk mengobservasi nyeri post operasi mioma uteri yang dirasakan
oleh pasien sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri pada
S (Severe) : skala nyeri, nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6), nyeri berat (7-10).
xxiv
T (Time) : kapan nyeri tersebut muncul.
rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien setelah tindakan pembedahan. Teknik
relaksasi diharapkan dapat mengalihkan perhatian pasien terhadap rasa nyeri yang
Pada kasus post operasi mioma uteri pasien biasanya akan diberikan therapy
Menurut Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto (2015), nyeri akut yang
dirasakan pasien akan berdampak pada fisik, perilaku, dan aktifitas sehari-hari.
Tanda fisiologi dapat menunjukan nyeri pada pasien yang berupaya untuk
xxv
otonomi. Saat awitan nyeri akut, denyut jantung tekanan darah, dan frekuensi
pernapasan meningkat.
b. Dampak perilaku
tubuh yang khas dan berespon secara vokal serta mengalami kerusakan dalam
Pasien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu berpartisipasi dalam
1. Pengkajian
xxvi
pengumpulan data, keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Pengkajian
skrining adalah adalah langkah awal pengumpulan data, dan mungkin yang
adalah proses pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara
pasien.
yang efektif. Oleh karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan
dirasakan secara berbeda pada masing – masing individu, maka perawat perlu
dua komponen utama, yakni riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari pasien
dan observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis pasien. Tujuan
Data perawatan yang dikaji dan harus didapatkan pada pasien dengan
a. Alasan masuk rumah sakit (MRS), yaitu keluhan utama pasien saat MRS dan
xxvii
diungkapkan oleh pasien dengan pendekatan PQRST (Provokatif/Paliatif,
yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri; Quality, kualitas
dari nyeri (seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat); Region yaitu
daerah penjalaran nyeri; Severity, keparahan atau intensitas nyeri; Time adalah
d. Riwayat nyeri, secara umum riwayat nyeri meliputi beberapa aspek, antara
lain:
1) Lokasi untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta pasien untuk
mudah dan terpercaya untuk menentukan skala nyeri pasien. Skala nyeri yang
paling sering digunakan adalah dari 0-10, dimana angka “0” menandakan
tidak nyeri dan angka tertinggi menandakan nyeri terhebat yang dirasakan
pasien.
4) Pola nyeri meliputi awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri.
5) Faktor presipitasi yaitu aktivitas tertentu yang dapat memicu munculnya nyeri.
xxviii
7) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari, dengan mengetahui sejauh mana nyeri
8) Sumber koping, setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam
menghadapi nyeri.
derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, serta banyak faktor lainnya.
Perawat perlu mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi atau
Banyak respons nonverbal yang bisa dijadikan indikator nyeri. Salah satu
yang paling utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti menutup mata rapat-
rapat atau membukanya lebar-lebar, menggigit bibir bawah, dan seringai wajah
dapat mengindikasikan nyeri. Selain ekspresi wajah, respons perilaku lain yang
berteriak), imobilisasi bagian tubuh yang mengalami nyeri, gerakan tubuh tanpa
dan lain-lain.
sumber dan durasi nyeri. Pada awal awitan nyeri akut, respons fisiologis dapat
meliputi peningkatan tekanan darah, nadi dan pernapasan, diaforesis, serta dilatasi
pupil akibat terstimulasinya system saraf simpatik. Saat nyeri berlangsung lama
dan saraf simpatik telah beradaptasi, maka respons fisiologis tersebut merupakan
xxix
Respons psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman pasien terhadap
nyeri. Arti nyeri pada setiap individu berbeda-beda antara lain adalah bahaya atau
2. Diagnosis keperawatan
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
a. Diagnosis aktual
kesehatan.
Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada pasien.
b. Diagnosis risiko
masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pada pasien,
xxx
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk
Metode penulisan ini hanya dilakukan pada diagnosis aktual, dengan formulasi
Tanda/gejala
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis promosi
1) Diagnosis risiko
Diagnosis keperawatan pada ibu post operasi mioma uteri salah satunya
nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik : prosedur operasi ditandai
nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu
makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri
xxxi
nyeri dan kenyamanan adalah nyeri akut. Nyeri akut termasuk dalam kategori
psikologis dan subkategori nyeri dan kenyamanan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
3. Intervensi keperawatan
diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau dari persepsi pasien,
keperawatan memiliki tiga komponen utama yaitu label, ekspektasi, dan kriteria
hasil. Masing-masing komponen diuraikan sebagai berikut (Tim Pokja SLKI DPP
PPNI, 2018).
a. Label
Komponen ini merupakan nama sari luaran keperawatan yang terdiri atas
kata kunci untuk memperoleh informasi terkait luaran keperawatan. Label luaran
keperawatan merupakan kondisi, perilaku, atau persepsi pasien yang dapat diubah
atas beberapa kata (1 kata sampai dengan 4 kata) yang diawali dengan kata benda
b. Ekspektasi
akan
c. Kriteria hasil
xxxii
Kriteria hasil merupakan karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
oleh perawat dan dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil
intervensi keperawatan.
dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif, dan etis.
Setiap intervensi keperawatan pada standar ini terdiri atas tiga komponen yaitu
label, definisi dan tindakan, dengan uraian sebagai berikut (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
a. Label
tersebut.
b. Definisi
c. Tindakan
dan kolaborasi.
Tabel 1
Intervensi Keperawatan pada Ibu Post Operasi
Mioma Uteri dengan Nyeri Akut
xxxiii
Diagnosa
Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 2 3
Nyeri akut berhubungan Kriteria hasil untuk Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera mengukur a. Observasi
fisik penyelesaian dari 1) Identifikasi lokasi,
(prosedur operasi) diagnosis setelah karakteristik, durasi,
dilakukan asuhan frekuensi, kualitas,
keperawatan intensitas nyeri
selama 3 x 24 jam, 2) Identifikasi respon
diharapkan status nyeri nonverbal
kenyamanan post 3) Identifikasi faktor yang
operasi mioma memperberat dan
uteri meningkat memperingan nyeri
dengan kriteria 4) Identifikasi
hasil: pengetahuan dan
a. Tingkat nyeri keyakinan nyeri
1) Tidak 5) Identifikasi pengaruh
mengeluh nyeri budaya terhadap respon
2) Tidak meringis nyeri
3) Tidak bersikap 6) Identifikasi pengaruh
protektif nyeri terhadap
4) Tidak gelisah kualitas hidup
5) Kesulitan tidur 7) Monitor keberhasilan
menurun terapi komplementer
6) Frekuensi nadi yang sudah diberikan
membaik 8) Monitor efek samping
b. Kontrol nyeri penggunaan analgetik
1) Melaporkan b. Terapeutik
nyeri terkontrol 1) Berikan teknik non
2) Kemampuan farmakologis untuk
mengenali mengurangi nyeri
onset nyeri (misalnya akupresure,
xxxiv
meningkat terapi pijat, kompres
3) Kemampuan hangat/dingin)
mengenali 2) Kontrol lingkungan
penyebab nyeri yang memperberat
meningkat rasa nyeri (misalnya
4) Kemampuan suhu ruangan,
menggunakan pencahayaan, dan
teknik kebisingan)
nonfarmakolo- 3) Fasilitasi istirahat dan
gis meningkat tidur
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgesi
(Sumber : Tim Pokja SIKI DPP PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), 2018 &
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), 2018)
4. Implementasi keperawatan
disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai
tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam
2017). Menurut Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder (2010), pada proses
xxxv
tindakan yang merupakan tindakan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan
Tabel 2
Implementasi Keperawatan pada Ibu Post Operasi
Mioma Uteri dengan Nyeri Akut
1 2 3
Manajemen Nyeri
a. Observasi
1) Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2) Mengidentifikasi respon nyeri
nonverbal
3) Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
4) Mengidentifikasi pengetahuan
dan keyakinan nyeri
xxxvi
5) Mengidentifikasi pengaruh
budaya terhadap respon nyeri
6) Mengidentifikasi pengaruh nyeri
terhadap
kualitas hidup
7) Memonitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
8) Memonitor efek samping
penggunaan analgetik
b. Terapeutik
1) Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
nyeri (misalnya akupresure,
terapi pijat, kompres
hangat/dingin)
2) Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan)
3) Memfasilitasi istirahat dan tidur)
c. Edukasi
1) Menjelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
d. Kolaborasi
1) Mengkolaborasikan pemberian
analgesi
(Sumber : Tim Pokja SIKI DPP PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), 2018)
xxxvii
5. Evaluasi keperawatan
evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respons
(jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap
Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu evaluasi
atau keluhan dari pasien, O (Objective) yaitu data yang diobservasi oleh perawat
Tabel 3
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Post Operasi
Mioma Uteri dengan Nyeri Akut
Diagnosa
No. Evaluasi
Keperawatan
1 2 3
S (Subjektif)
Data yang di peroleh dari
respon pasien secara verbal
a. Pasien mengetahui
penyebab dan tanda nyeri
b. Pasien mengatakan nyeri
berkurang
c. Pasien mengetahui skala,
xxxviii
intensitas dan frekuensi
nyeri
O (Objektif)
Data yang di peroleh dari
respon pasien secara
nonverbal atau melalui
pengamatan perawat
a. Pasien mampu
mengontrol nyeri
A (Anlisis)
Tindak lanjut dan penentuan
apakah implementasi akan
dilanjutkan atau sudah
terlaksana dengan baik.
a. Tujuan tercapai apabila
respon pasien sesuai
dengan tujuan dan
kriteria hasil
b. Tujuan belum tercapai
apabila respon tidak
sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan.
P (Planning)
a. Pertahankan kondisi
pasien apabila tujuan
tercapai
b. Lanjutkan intervensi
apabila terdapat tujuan
yang belum mampu
dicapai oleh pasien
xxxix
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ialah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
dengan konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti untuk menghubungkan
atau menjelaskan topik yang akan dibahas (Setiadi, 2013). Kerangka konsep
Dampak
1. Dampak fisik yaitu rasa
ketidaknyamanan Tanda dan Gejala
2. Dampak perilaku yaitu
1. Mengeluh nyeri
mengaduh, mendengkur,
2. Tampak meringis
sesak napas, menangis, 3. Bersikap protektif
meringis, dan perasaan 4. Gelisah
gelisah 5. Frekuensi nadi
3. Dampak aktivitas yaitu nyeri meningkat
dapat membatasi mobilitas 6. Sulit tidur
pasien
xl
Asuhan Keperawatan
Post Operasi Mioma
Nyeri Akut 1. Pengkajian
Uteri 2. Diagnosis
3. Intervensi
4. Implementasi
Keterangan: 5. Evaluasi
Etiologi
: Diteliti
1. Agen pencedera
: Tidak diteliti
fisiologis
: Ada hubungan 2. Agen pencedera
kimiawi
3. Agen pencedera fisik
asuhan keperawatan pada ibu post operasi mioma uteri dengan nyeri akut. Post
operasi mioma uteri adalah keadaan setelah pembedahan tumor jinak pada dinding
nyeri akut, dimana hal tersebut akan menimbulkan beberapa dampak. Dampak
Adapun tanda dan gejala nyeri akut yaitu mengeluh nyeri, tampak meringis,
dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga
xli
pada akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.
Tabel 4
Definisi Operasional Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Operasi
Mioma Uteri dengan Nyeri Akut
Variabel Definisi
1 2
Asuhan keperawatan Deskriptif pelayanan keperawatan dengan
dengan nyeri akut melalui pendekatan proses
nyeri akut keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, dan evaluasi
keperawatan.
Masa setelah dilakukannya pembedahan
Ibu post operasi mioma tumor jinak pada dinding rahim wanita
uteri
xlii
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
atau menggambarkan kejadian atau peristiwa penting yang terjadi pada masa kini
(Nursalam, 2017). Deskriptif peristiwa dilakukan dengan cara sistematis dan lebih
cara apa adanya tanpa harus memanipulasi dan peneliti tidak mencoba dalam
menganalisis bagaimana dan mengapa kejadian itu dapat terjadi, oleh sebab itu
xliii
B. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian untuk studi kasus ini akan dilakukan di RSUD Wangaya.
Adapun waktu dari penelitian ini, terhitung sejak bulan Maret 2020.
peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-
variabel kontrol ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti.
Subjek studi kasus pada penelitian ini adalah dua orang pasien dengan post
operasi mioma uteri dengan nyeri akut di RSUD Wangaya. Validasi data
mengenai pasien dilakukan pada keluarga dan perawat. Subjek kasus perlu
1. Kriteria inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria
a. Rekam medik Ibu Post Operasi Mioma Uteri yang dirawat di Ruang Dara
b. Ibu Post Operasi Mioma Uteri setelah 24 jam di Ruang Dara RSUD Wangaya.
2. Kriteria eksklusi
tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,
xliv
D. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus adalah kajian utama yang akan dijadikan titik acuan studi
kasus. Pada penelitian ini, titik acuan studi kasus yang digunakan oleh peneliti
adalah asuhan keperawatan pada ibu post operasi mioma uteri dengan masalah
1. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/instansi yang
secara rutin mengumpulkan data diperoleh dari rekam medik pasien (Setiadi,
2013). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah asuhan keperwatan
nyeri akut pada ibu post operasi mioma uteri di RSUD Wangaya.
yang bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang
dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut berupa gambar, tabel atau daftar
periksa, dan film dokumentasi (Nursalam, 2017). Studi dokumentasi yang akan
keperawatan pada ibu post operasi mioma uteri dengan nyeri akut yang dilakukan
xlv
a. Pengurusan surat permohonan izin penelitian pada bidang Pendidikan
Denpasar.
eksklusi.
keperawatan pasien, dan menentukan masalah utama yang muncul pada ibu
keperawatan.
xlvi
implementasi keperawatan, dan 4 pernyataan evaluasi keperawatan. Pada lembar
pernyataan bila ditemukan diberi tanda “ ” pada kolom “Ya” bila pernyataan
didokumentasikan direkam medis dan diberi tanda “ ” pada kolom “Tidak” bila
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan
jawaban yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi secara mendalam sebagai
jawaban dari rumusan masalah. Urutan dalam hal analisis data adalah sebagai
berikut.
1. Mereduksi data
disajikan
dalam satu transkip dan dikelompokkan menjadi data – data sesuai dengan yang
2. Penyajian data
Penyajian data disesuaikan denga desain studi kasus deskriptif yang dipilih
untuk studi kasus. Data disajikan secara terstruktur atau narasi dan dapat desertai
xlvii
cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang merupakan data
pendukungnya.
3. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
keperawatan.
penjelasan tentang perlakuan dan dampak yang timbul dari penelitia yang
dilakukan. Informed consent dimulai dengan pernyataan dari salah satu pihak
(peneliti) untuk mengikat dirinya atau menawarkan suatu perjanjian yang disebut
dengan penawaran. Kemudian diikuti dengan pernyataan dari pihak lain (subjek
Informed consent merupakan suatu upaya untuk perlindungan hak asasi manusia
(subjek penelitian) dalam hubungan peneliti dan pasien yaitu hak atas informasi
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
xlviii
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA
Dinarti, R., Aryani, H., Nurhaeni, Chairani, & Tutiany. (2013). Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta: CV Trans Info Media.
Ekine, A. A., Lawani, L. O., Iyoke, C. A., Jeremiah, I., & Ibrahim, I. A. (2015).
Review of the Clinical Presentation of Uterine Fibroid and the Effect of
Therapeutic Intervention on Fertility. American Journal of Clinical Medicine
Research, 3(1), 9–13. https://doi.org/10.12691/ajcmr-3-1-2
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik (7th ed). Jakarta: EGC.
xlix
Kejadian Mioma Uteri di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Bandar Lampung
Tahun 2016. Jurnal Kebidanan, 4(3), 1–6.
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Novitasari, A., Lestari, G. I., & Fairus, M. (2018). Faktor Usia Ibu dan Paritas
Meningkatkan Kejadian Mioma Uteri. 11(1), 21–27. Retrieved from
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM
Octaviana, A. & Pranajaya, R. (2014). Usia dan paritas dengan kejadian mioma
uteri. Jurnal Keperawatan, X(2), 209–214.
Setiadi, N. (2013b). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2, ed.).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016b). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1 (1st ed.). Jakarta Selatan: DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Utami, W. (2016). Perawatan Post Operasi Mioma Uteri. Jurnal Kesehatan Ibu
Dan Anak Akademi Kebidanan An-Nur, 1(1), 9–14.
l
LAMPIRAN 1
LEMBAR OBSERVASI
Kode Responden :
Tanggal Penelitian :
Petunjuk pengisian :
li
2. Istilah pada kolom yang tersedia, dengan cara memberi tanda √ pada kolom
A. Pengkajian
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Status Perkawinan : Alamat :
Agama :
Suku :
lii
Alamat :
No. CM :
Tanggal MRS :
Tanggal pengkajian :
Sumber informasi :
2. Alasan dirawat
a. Alasan MRS :
Keluhan utama
a. Riwayat menstruasi
1) Menarche : Siklus :
2) Banyaknya : Lamanya :
3) Keluhan :
b. Riwayat pernikahan :
Menikah : Lama :
c. Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu :
liii
d. Riwayat keluarga berencana :
1) Akseptor KB : Lama :
2) Masalah :
3) Rencana KB :
5. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum :
1) GCS :
2) Tingkat kesadaran :
3) Tanda-tanda vital :
b. Head to toe :
1) Kepala :
Wajah
Pucat
Cloasma
Sklera
Konjungtiva
Telinga
2) Dada :
Payudara
Areola
Putting
Pengeluaran ASI
liv
Jantung
3) Abdomen :
Linea
Striae
Luka SC
Bising usus
TFU
Kontraksi
4) Genetalia :
Kebersihan
Lokhea
Perineum
Hemoroid
6) Ekstremitas
a) Atas
Oedema
Varises
CRT
b) Bawah
Oedema
Varises
CRT
lv
6. Data fisiologis
Nyeri Akut
Observasi Observasi
Subjektif Objektif
Ya Tidak Ya Tidak
Frekuensi nadi
meningkat
Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
lvi
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Diaphoresis
7. Data penunjang :
a. Pemeriksaan laboratorium
8. Diagnosis medis :
9. Pengobatan :
B. Diagnosis Keperawatan
Observasi
No Diagnosis Keperawatan (PES)
Ya Tidak
1 Problem
Nyeri akut
2 Etiology
3 Symptoms
Mengeluh nyeri
lvii
Tampak meringis
Gelisah
Sulit tidur
C. Intervensi Keperawatan
Observasi
No Intervensi Keperawatan
Ya Tidak
1 Manajemen nyeri
lviii
rasa nyeri (misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan)
k. Fasilitasi istirahat dan tidur
D. Implementasi Keperawatan
Observasi
No Implementasi Keperawatan
Ya Tidak
1 Manajemen nyeri
lix
memperberat rasa nyeri (misalnya suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan)
k. Memfasilitasi istirahat dan tidur
E. Evaluasi Keperawatan
Observasi
No Evaluasi keperawatan
Ya Tidak
3 A (assesment)
4 P (planning)
lx