Anda di halaman 1dari 7

ESAI DAN KRITIK SASTRA

A. Pengertian Kritik dan Esai Sastra


Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik adalah
kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Sedangkan esai adalah karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya (Depdikbud,
1997: 270 ).
H.B. Jasin mengemukakan bahwa kritik kesusastraan adalah pertimbangan baik atau buruk suatu
hasil kesusastraan. Pertimbangan itu disertai dengan alasan mengenai isi dan bentuk karya sastra.
Widyamartaya dan Sudiati (2004 : 117) berpendapat bahwa kritik sastra adalah pengamatan yang
teliti, perbandingan yang tepat, dan pertimbangan yang adil terhadap baik-buruknya kualitas,
nilai, kebenaran suatu karya sastra. Memberikan kritik dan esai dapat beromanfaat untuk
memberikan panduan yang memadai kepada pembaca tentang kualitas sebuah karya. Di
samping itu, penulis karya tersebut akan memperleh masukan, terutama tentang kelemahannya.
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan
dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan
bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai
yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek
tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang
informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang
menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan
kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau
menambahkan beberapa observasi tentang subyek.
Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan
dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi pendapat-
pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan kadang
bertolak belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai,
ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang
menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian
juga mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan
teratur.
Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika ditempuh dengan cara
meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat
dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan
mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan
perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).
Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena
esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab,
esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus
menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon,
esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang
mengenyangkan.

1. Prinsip dalam menyusun kritik dan esai, di antaranya sebagai berikut.


a Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus
memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab musabab yang berkaitan dengan suatu
peristiwa yang nyata. Jadi yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis
memberikan ulasannya.
b Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan
faktual atau imajinatif? Pendekatan faktual maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan
fakta dan datanya sebagaimana diserap pancaindra. Pendekatan imajinatif maksudnya mendekati
pokok persoalan berdasarkan apa yang dibayangkan atau diangankan.
c Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan
objektif. Penulis tidak bleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan yang
diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau
disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
d Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak
disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.

2. Beberapa fungsi kritik sastra adalah sebagai berikut.


a Membina dan mengembangkan sastra. Melalui kritik sastra, kritikus berusaha menunjukkan
struktutr sebuah karya sastra, memberikan penilaian, menunjukkan kekuatan dan kelemahannya,
serta memberikan alternatif untuk pengembangan karya sastra tersebut.
b Pembinaan apresiasi sastra. Para kritikus berusaha membantu para peminat karya sastra
memahami sebuah karya sastra. Kritikus berusaha mengungkap daerah-daerah yang lemah yang
terdapat dalam karya sastra. Analisis struktur sastra, kmentar dan interprestasi, menjelaskan
unsur-unsurnya,serta menunjukan unsur-unsur yang tersirat dan tersurat, akan dapat
menuingkatkan apresiasi sastra.
c Menunjang dan mengembangkan ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah analisis karya
sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, dan teknik penceritaan. Hal ini merupakan
sumbangan pula untuk para ahli sastra dalam mengembangkan teri sastra. Para pengarang pun
dapat belajar melalui kritik sastra dalam memperluas pandangannya, sehingga ciptaannya lebih
berkembang. Untuk membuat kritik dan esai terhadap karya sastra, penulis dapat menggunakan
dua pendekatan yakni dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
B. Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu:
1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat
menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi
dan sebagainya.
2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai
satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut
terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut
membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3. Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi
dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca
dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak
pribadi tersebut.
4. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri
oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya
akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka
tabir tentang dirinya sendiri.
5. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis
mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting
berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai
ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6. Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya,
lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni
tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini
membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni.
Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
C. Ciri-ciri Esai
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan
bahasa dan ungkapan figuratif.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang
khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan
subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para
pembaca.
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus
memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan,
pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang
logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di
awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya
sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan
penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada
pembaca.
D. Panduan Dasar Menulis Esai
Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan
yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.
Struktur Sebuah Esai. Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:
Paragraf Pertama. Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan,
berikut esainya. Esai ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat
mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf
berikutnya yang mengembangkan esai tersebut dalam beberapa sub topik.
Paragraf Kedua sampai kelima.Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki
struktur yang sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-argumennya dituliskan sebagai
analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.
Paragraf Kelima (terakhir). Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali
esai dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah
sinesai untuk meyakinkan pembaca
E. Langkah-langkah membuat Esai
1. Tentukan topik Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan
untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau
analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju
ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-
benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai
contoh, bila topik tentang "Indonesia" adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan
anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda
ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi "Kekayaan Budaya
Indonesia" atau "Situasi Politik di Indonesia". Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda
bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda
memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh
lebih kuat dan berkarakter.
a Tentukan Tujuan. Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk
meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana
melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu?
Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
b Tuliskan Minat Anda. Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa
subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik.
Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling
anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda
lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi
subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
c Evaluasi Potensial Topik . Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan
masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik
yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar
menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang
anda pilih.
d Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda
tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu
memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda. Tujuan dari pembuatan outline adalah
meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
a Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas
b Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup
lebar diantaranya
c Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
– Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
– Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami
pembaca
– Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi
tersebut
d Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut.
Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama
3. Tuliskan esai anda dalam kalimat yang singkat dan jelas. Suatu pernyataan esai
mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah
menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda
buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan esai anda terdiri dari
dua bagian:
– Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
– Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar
biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
4. Tuliskan tubuh esai anda: Mulailah dengan poin-poin penting kemudian buatlah beberapa
sub topik dan kembangkan sub topik yang telah anda buat
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat
menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang
telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu
paragraf dari tubuh esai anda. Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
a Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah:
"Pemberantasan korupsi di Indonesia", anda dapat menuliskan: "Pemberantasan korupsi di
Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama".
b Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat
sampai lima baris.
c Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa
deskripsi atau penjelasan atau diskusi.
d Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
Setelah menuliskan tubuh esai, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan
kesimpulan.
5. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
a Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
– Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-
benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
– Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda
maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun
ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
– Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk
menyampaikan poin anda.
b Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan esai anda.
c Tutup paragraf anda dengan pernyataan esai anda
6. Tuliskan kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan
perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan
menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai di atas) yang menggambarkan pendapat dan
perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup
esai anda.
7. Berikan sentuhan terakhir
a Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan
pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah
anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.
b Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan
sebagainya
c Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca
dan baca kembali naskah anda.
d Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali.
Apakah masih masuk akal?
e Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak,
tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat
yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.
f Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.

Anda mungkin juga menyukai