Anda di halaman 1dari 6

August Weismann (1834-1914 ), ialah sarjana pertama yang membantah teori yang menyatakan bahwa

karakter perolehan yang disusun oleh Jean B. Lamarck (1744-1829 ) diwariskan kepada ketu- runan. Kata
Lamarck segala perubahan (modifikasi) yang terjadi pada suatu bagian tubuh suatu generasi atau
individu akan diturunkan kepada generasi berikutnya. Seperti otot gempal dan kuat dari olah- ragawan,
kaki yang kurang dipergunakan pada reptil, kaki yang dipakai mendayung di air terus-menerus, dan lain-
lain. Weismann mengatakan ada 2 macam plasma tubuh. Plasma benih ( germ plasm ) dan plasma tubuh
( somatoplasm ). Plasma benih inilah yang dibawa turun-temurun, melalui sel kelamin ( gamet ) yang
terbentuk dari plasma benih itu. Sel kelamin itu memiliki kemampuan untuk menumbuhkan plasma
tubuh, disamping plasma benih baru. Dengan demikian di dalam sel kelaminlah terdapat bahan
pembawa sifat keturunan, dan dari sel kelamin itulah akan terbentuk segala macam jaringan serta alat
tubuh sampai jadi dewasa.

Penemuan Weisman ini merupakan bantahan pula terhadap teori pangenesis yang disusun oleh Charles
Darwin (1809-1882 ). Disam- ping Darwin tersohor dengan diakui sampai sekarang, ia juga memiliki teori
tentang penerusan kelangsungan hidup, yang dikenal dengan pangenesis. Darwin bilang setiap sel tubuh
dewasa menghasilkan benih sendiri yang disebut gemmule. Gemmule-gemmule dari semua jenis sel
tubuh dibawa darah ke testis atau ovarium. Di gonad gemmule-gemmule berkumpul untuk membentuk
gamet, dan gamet inilah yang akan tumbuh menjadi mahluk dewasa pula, dan memiliki susunan tubuh
atau karakter-karak- ter seperti asal-usul. Weismann bilang, bahwa pada gamet itu sendiri sudah
terkandung bahan yang akan menumbuhkan individu baru. Berarti plasma benih memiliki kemampuan
untuk meneruskan kehi- dupan.

S M. Schleiden dan T. Schwann ( 1839 ) melanjutkan penemuan Weismann dengan mengeluarkan Teori
Sel "Sel adalah unit dasar kehidupan ". Lalu R.Virchow(1859 ) berkata : "Sel berasal dari sel" Berarti
individu yang dibina atas milyaran sel ( seperti manusia ) asalnya tumbuh dari 1 sel ( gamet ). Ini
membelah terus-menerus membentuk individu dewasa yang multiselluler. Gamet berasal dari
gametogonium yang berada dalam gonad induk. Gametogonium induk berasal dari gametogonium
induknya sendiri dulu. Kemudian diketahui dalam setiap inti sel terkandung gen-gen. Gen itulah yang
menumbuhkan jaringan dan alat, yang akhirnya membi na karakter suatu mahluk. Jadi kelangsungan
hidup serta pewarisan sifat keturunan ( here- ditas) bukan lewat gemmule dalam tiap sel tubuh dan
dibawa darah ke gamet. Gamet itu sendiri telah mengandung penumbuh jaringan dan alat, itulah gen.
Gen itu diwariskan kepada keturunan lewat pembiakan.

Gametogenesis
Sudah kita bahas bahan sifat itu, yaitu kromosom dengan gen-gennya. Sekarang kita ingin melihat
bagaimana melaksanakan sifat pada anak-cucu. Setiap mahluk pada umumnya dalam situasi 2N
(Diploid). Ini berarti semua sel tubuh, baik dalam gonad maupun dalam jaringan soma, memiliki 2N.
Gametogonium (sel induk gamet) pun begitu. Tapi waktu proses pematangan gamet (gametogenesis)
terjadi reduksi pada jumlah kromosom, sehingga gamet yang terjadi memiliki susunan kromosom 1N
(Haploid) Jika 2 jenis gamet jantan dan betina dapat pembuahan (konsepsi, fertilisasi), maka zigot pun
akan akan muncul lagi kro- mosom 2N . Embrio dan individu baru yang tumbuh dari zigot itu tetap
memiliki susunan kromosom 2N, karena seluruh selnya berasal dari perbanyakan sel zigot sendiri.
Dengan demikian terjadilah daur ulang antara 1N dengan 2N dalam kehidupan mahluk. Kemudian,
lakukan proses berikut: 1. Gametogonium dalam gonad individu dewasa bertambah X'Y kan kembali
karena ada ah me cit, de s ARN ur per kepa ARN dan poli perbanyakan meminta gametosit. 2. Jumlah
kromosom gametosit direduksi jadí separo, dibentuk gamet. 3. Gamet jantan dan betina membuahi,
terbentuk zigot. 4. Zigot tumbuh jadi embrio, hingga individu dewasa dan gonadnya mampu
menghasilkan gamet. Perbanyakan gametogonium (proliferasi) perlu, agar cadangan gametogonium
selalu ada dalam gonad dan gamet dapat dibikin sesuai ulang-ulang. Perbarui terus secara mitosis.
Berarti gameto um 2N menjadi gametosit yang tetap 2N Mereduksi jumlah kromosom terjadi pada
gametosit, yang dari 2N menjadi 1N. Di sini terjadi pembelahan meiosis. Habis ini terjadi- lah gamet
dirilis 1N yang siap untuk melakukan pembuahan Jika terjadi pembuahan, kromosom 1N dari jantan
akan menjadi pasangan dengan kromosom 1N dari betina, dan terjadi zigot yang memiliki susunan
kromosom 2N kembali.

Zigot akan mengalami pertumbuhan embrio (embriogenesis) sampai lahir dan menjadi individu dewasa.
Pertumbuhan ini dimulai dengan perbanyakan zigot berulang-ulang dan terus-menerus, sampai embrio
itu terdiri atas ratusan sel. Perbanyakan sel ini berlangsung seca- ra mitosis pula. Karena itu susunan
kromosom setiap sel tubuh individu dewasa tetap seperti susunan kromosom zigot tadi, yakni 2N. Dalam
gonad sendiri epitel germinal mampu melakukan gametogenesis terus untuk membina generasi
selanjutnya. Karena gamet sendirilah yang akan membina embrio dan generasi baru, maka lewat gamet
itulah bahan sifat keturunan dibawa kepada anak-cucu. Gamet sendirilah yang bertugas menurunkan
sifat keturunan kepada generasi baru lewat kromosom yang terkandung di dalam inti gamet itu.

Sesungguhnya kalau diteliti susunan kromosom gametogonium itu sama saja dengan sel-sel soma lain.
Tapi sampai kini tetap menjadi rahasia besar, kenapa kromosom gametogonium itu yang memiliki
kemampuan untuk menumbuhkan individu baru seperti asal-usul termasuk segala macam karakter yang
diwarisi. Tapi yang jelas, bahwa teori pangenesis dan karakter perolehan tak terpakai di sini. Teori
pangenesis tidak terpakai karena kromo- som dalam inti sel gamet sendirilah yang membawa sifat
keturunan atau karakter itu kepada anak. Dan susunan kromosom gamet sama saja dengan susunan
kromosom sel-sel soma. Takbisa dimengerti pula, bagaimana darah mengangkut gemmule yang
dikatakan Darwin ke dalam inti gamet. Teori karakter perolehan Lamarck pun tak terpakai, karena
karakter itu tumbuh ditentukan oleh gen yang terkandung dalam kromosom gamet dari mana individu
baru tercipta. Kalau se seseorang punya otot gempal, harya karena dia atlit, sedang dalam
kromosomnya tak ada gen untuk menumbuhkan karakter otot gempal, tak mungkinlah darah
mengangkut "bibit'" karakter otot gempal itu ke dalam gamet, lalu menumbuhkannya nanti pada anak
yang tumbuh dari gamet itu. Karena zigot itu menerima kromosom 1N dari kedua belah pihak gamet
(jantan dan betina), maka ini berarti bahwa individu baru yang terjadi akan memiliki sifat keturunan
gabungan dari kedua pihak orangtua. Dengan kata lain seorang anak akan mewarisi sifat keturunan, baik
ayah maupun ibu. Mahluk yang membiak dengan tak kawin (as exuil) tentulah ha- rya membawa sifat
keturunan dari satu pihak orang tua. Begitu pula hewan yang parthenogenesis, seperti terdapat pada
banyak serangga dan cacing. Sifat keturunan yang dimiliki generasi as exuil atau par- thenogenesis ini
semata-mata mewarisi sifat keturunan yang dikan- dung induk saja, sehingga dibandingkan dengan
generasi sexuil, mereka memiliki genotipe dan fenotipe yang sangat bersamaan sejak dari ne- nek
moyangnya. Kecuali kalau memang terjadi mutasi atau faktor lingkungan yang luar biasa berubahnya,
sehingga fenotipe sedikit menyimpang dari asal-usul. Tapi generasi sexuil, karena tumbuh dari kumpulan
2 pihak sifat keturunan yang berbeda individu, memiliki kecenderungan yang jauh lebih banyak
bervariasi, baik dalam geno- tipe maupun fenotipe Karena untuk membawa sifat keturunan ada 2 proses
pembe- Iahan sel berperanan, marilah sekarang kita bicarakan kedua jenis pembelahan itu. Mitosis
Terdapat pada embrio, pada seluruh jaringan. Waktu dewasa terjadi pada daerah atau jaringan yang
bersifat muda dan meristematis: epitel kelenjar, sumsum, gonad, pucuk, putik, ujung akar, kambium.
Dari kata mitos benang. Pertama kali diamati mekanismenya oleh W. Flemming (1843-1915).
Sesungguhnya istilah "mitosis" berlaku bagi pembelahan inti saja Pembelahan sitoplasma kemudian,
disebut sitokinesis Tapi kini pe- ngertian istilah itu sudah termasuk sitokinesis juga. Pembelahan
menempuh 4 tingkat (fase): enerasi kepada urunan am inti gonium menjadi emiliki a-usul, rolehan
kromo urunan 1. profase 2. metafase 3. anafase 4. telofase et sams ti pala win ke erpakai andung alau se
dalam Sempal. pal itu Jika kromatin berubah jadi kromosom, mulai nampak di bawah mikroskop bahwa
ada 2 (sepasang) yang homolog; sama panjang, ben- tuk besar dan komposisi gennya Yang sepasang itu
sebelah berasal dari pihak ayah, disebut kromosom patroklin. Di gambar, untuk memudahkan,
diperlihatkan hanya 2 pasang kromosom terbentuk. Sepasang tergolong metasentrik, sepasang lagi
tergolong telosentrik. Kromosom patro- dan matroklin dibedakan satu diberi garis-garis pendek, satu
polos. be be Profase Kromatin berubah jadi kromosom. Sementara itu tiap kromosom mengganda jadi 2,
disebut kromatid (bakal kromosom kromatid masih melekat, berarti sentromer induk masih satu.
Nukleolus hilang, karyotheca hilang, sentriol diseliputi serat-serat radial pendek berpisah dan pergi ke
kutub berseberangan, jadi bintang hutub. Serat gelendong terbentuk di antara kedua bintang kutub.

Metafase

Tiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatid yang masih melekat pergi ke bidang ekuator
(tengah sel), menggan- tung pada serat gelendong lewat sentromernya.

Anafase
Sentromer membelah, kro- matid dalam 1 kromosom induk berpisah menjadi anak, lalu pergi ke kutub
berse- berangan.

Telofase

Kromosom berubah jadi kromatin. Serat gelendong hilang, ter. bentuk karyotheca. Nukleolus muncul,
bintang kutub jadi sentriol mengganda jadi 2, diselaputi sentrosom. Gentingan pada bidang ekuator,
sampai ke tengah,putus, terbentuk 2 sel anak, masing-masing mengandung kromosom tetap 2N.

Kalau mitosis itu terjadi pada sel tubuh manusia umpamanya kromosom yang mengalami penggandaan
dan pemisahan tentu harus 46 buah atau 23 pasang.

Selesai telofase biasanya diiringi masa istirahat, disebut interfase. Waktu ini ADN mengalami replikasi.
Dengan demikian kromatin mempersiapkan diri untuk mengganda jadi 2 kromatid. Lama interfase
berbagai pada berbagai species atau jaringan. Dapat pula dipengaruhi faktor lingkungan, seperti suhu.
Lama interfase ada beberapa menit saja, ada berjam, berhari, bahkan ada pula sampai berbulan 2

Meiosis

berlangsung pada gametosit, yakni gametogonium yang telah mengalami perbanyakan (proliferasi).
Berasal dari kata meion lebih kecil; artinya jumlah kromosomnya lebih sedikit. Diperkenalkan oleh E. van
Beneden (1883). Seperti halnya Mitosis di atas, digambarkan hanya 2 pasang kro- mosom, yang meta-
dan yang telosentrik Dibagi atas 2 tingkat utama:

1. Meiosis I

2. Meiosis I1

Masing-masing memiliki 4 fase seperti pada mitosis: pro-, meta ana dan telofase. Masa istirahat pendek
terdapat antara Meiosis I dan II, disébut interkinase

Sementara itu profase meiosis I memiliki 5 tingkat tambahan: leptoten, zigoten, pakiten, diploten,
diakinesis. (Gb. 26). Meiosis omosom ).

Meiosis1

Profase

1. Leptoten: kromosom masih berbentuk benang halus panjang, sedikit lebih besar dari kromatin.
Berasal dari kata leptos- tipis; taenia = pita. Disebut juga leptonema (nema - benang).

2 Zigoten: kromosom homolog bergandeng Dari kata zygon berpasangan. Disebut juga zigonema
3. Pakiten tiap kromosom menebal dan mengganda jadi 2 kroma- tid; sentromer masih satu. Disebut
juga pakinema.

4 Diploten: kromosom membesar dan memendek; pergandengan yang homolog jadi rapat. Dari kata
diploos double. Disebut juga diplonema

5 Diakinesis: kromosom lebih membesar dan memendek, per gandengan merenggang, terjadi chiasma
(persilangan). Dari kata dia berpisah; kinesis = gerakan.

Karyotheca hilang, nukleolus hilang; dan sentriol berpisah, dise laputi serat-serat radial pendek, pergi ke
kutub berseberangan menjadi bintang kutub.

Profase I

1. Leptoten

2. Zigoten

3. Pakiten

4. Diploten

5. Diakinesis da be

6. Metafase I

7. Anafase I

8A, B.Telofase I

9A,B Metafase II

10 A,B Anafase II

11. Telofase II A dan B.

Metafase

Kromosom pergi ke bidang ekuator dan menggantung pada serat gelendong lewat sentromer.
Kromosom homolog terus bergandeng

Anafase

Kromosom homolog berpisah, pergi ke kutub berseberangan. Kro- matid belum berpisah, karena
sentromer masih satu untuk satu kro- mosom.
Telofase

Kromosom jadi halus: kromatin. Sentromer tetap belum membelah. Serat gelendong hilang, karyotheca
dan nukleolus terbentuk. (Dalam gambar 8A-B kromosom belum jadi kromatin, untuk memudahkan
pengamatan). Bintang kutub jadi sentriol, lalu mengganda jadi 2

Meiosis II

Profase

Kromatin kembali jadi kromosom. Tak terjadi lagi penggandaan, dan tiap kromosom langsung sudah
terdiri dari 2 kromatid. Karyotheca dan nukleolus hilang, sentriol berpisah, diselaputi serat radial pendek
bergerak ke kutub berseberangan, serat gelendong ter (Dalam gambar tak diperlihatkan).

Metafase

Kromosom pergi ke bidang ekuator, menggantung pada serat ge lendong lewat sentromer. Sentriol
membelah sehingga kromatid lepas

Anafase

Kromatid berpisah untuk jadi kromosom anak dan pergi ke kutub berseberangan. Telofase Kromosom
anak jadi halus, berubah jadi kromatin. Serat gelendong hilang, karyotheca terbentuk, nukleolus muncul,
bintang kutub jadi sentriol, diselaputi sentrosom.

1 gametosit 2N selesai meiosis menjadi 4 gamet, yang masing masing mengandung kromosom 1N.
Dalam gambar dari 4 jadi 2 kro- mosom. Setiap gamet mengandung kromosom matroklin atau patroklin,
bukan keduanya. Sementara itu bisa terjadi 1 gamet mengandung cam- puran kromosom matro dan
patroklin; soalnya bergantung pada kesem patan atau takdir! Khusus pada Mammalia ada
perbedaan sedikit dalam produksi gamet antara jantan dan betina. Jantan: 1 spermatosit jadi spena.
Betina: 1 oosit jadi 1 ovum 3 polosit (badan kutub). Polosit ini sedikit sekali mengandung sitoplasma, dan
akan hancur dalam ovarium.

Diluar mamalia pada umumnya sama banyak sperma dan ova yang terbentuk

Anda mungkin juga menyukai