PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14
tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi
(menopause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan
yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium).
Menstruasi juga merupakan pertanda akan terjadinya kehamilan, tiga perempat bagian
terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
1. Sebagai bahan pembantu materi dalah mata kuliah fisiologi reproduksi wanita
khususnya topic biomolekuler reproduksi wanita
2. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang akan meneliti mengenai bagian
biomolekuler reproduksi wanita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DASAR MOLEKULAR REPRODUKSI WANITA
A. Genetika Reproduksi
1. Kromosom
Kromosom manusia merupakan struktur kompleks yang terdiri dari asam
deoksiribonukleat – DNA dan asam ribonukleat – RNA serta protein. Setiap helix
tunggal DNA terikat dengan telomer pada masing masing ujungnya, dan memiliki
sentromer disuatu tempat sepanjang kromosom. Telomer melindungi ujung kromosom
selama replikasi DNA. Pemendekan telomer berhubungan dengan penuaan. Sentromer
merupakan tempat dimana gelondong mitosis akan melekat dan penting untuk regenerasi
kromosom yang sesuai selama pembelahan sel. Sentromer membagi kromosom menjadi
dua lengan, disebut lengan p (petit) untuk lengan pendek dan q untuk lengan
yang
panjang. Sentromer dapat berada dimana saja sepanjang lengan kromosom dan lokasinya
digunakan untuk mengelompokkan kromosom sejenis menjadi sentral (metasentrik) ,
distal (akosentrik), atau lainnya (submetasentrik). Panjang kromosom ditambah dengan
posisi sentromernya digunakan untuk melakukan identifikasi kromosom satu individu
dalam 22 otosom dan satu pasang kromosom seks. Kromosom diberi nomor dalam urutan
menurun sesuai ukurannya: 1 terbesar dan seterusnya. Terdapat satu pengecualian
terhadap aturan ini adalah kromosom 21 dan 22 dimana kromosom 22 lebih besar dari 21.
Hal ini disebabkan oleh aturan historis terhadap sindroma Down pada trisomi 21 dimana
pasangan kromosom ini tidak dinamai ulang saat terjadi perbedaan ukuran.
Kariotipe merupakan gambaran kromosom yang tersusun dari 1 sampai 22
ditambah dengan kromosom seks, dengan setiap kromosom disesuaikan sehingga lengan
p berada diatas. Wanita memiliki kariotipe 46XX dan pria kariotipe 46XY.
2. Mitosis dan Meiosis
Mitosis dan meiosis merupakan dua tipe pembelahan sel yang berbeda, dengan
beberapa ciri yang sama. Persamaan pertama adalah perlunya duplikasi seluruh isi
kromosom sel sebelum pembelahan dan keduanya juga menggunakan mesin sel dari
sel induk untuk membuat DNA, RNA dan protein baru yang akan terlibat dalam
pembelahan sel. Persamaan kedua, kedua proses bergantung pada penggunaan
gelondong mitosis untuk memisahkan kromosom menjadi dua kutub sel yang
nantinya akan menjadi turunan dari sel tersebut. Mitosis dan meiosis berbeda dalam
hal perilaku kromosom hasil duplikasi setelah replikasi DNA. Pada mitosis tidak
terdapat perbedaan pada isi total kromosom antara sel induk dan turunannya
sedangkan pada meiosis jumlah kromosom sel anak berkurang dari 46 menjadi 23,
yang diperlukan untuk menguah prekursor sel germinal diploid yang berasal dari
embrio menjadi sel germinal haploid ( 1n ). Sel germinal haploid ini akan
menghasilkan organisme baru pada saat fertilisasi. Meiosis menyebabkan pertukaran
materi genetik melalui persilangan kromatid ; namun mitosis tidak demikian halnya.
Selama interfase yang terjadi sebelum pembelahan sel, DNA pada setiap
kromosome di duplikasi menjadi 4n sehingga setiap kromosom mengandung dua
kromatid yang identik yang bergabung pada sentromer.
Pada mitosis, pertama terjadi pemendekan dan penebalan kromosom,
metafase, gelondong gelondong mitosis terbentuk di antara dua sentrile sel dan
semua
kromosom berbaris pada ekuatornya. Sentromer tiap kromosom membelah dan satu
kromatid dari tiap kromosom ber pindah ke ujung kutub gelondong mitosis
(anafase). Akhirnya, pada tahap telofase,terbentuk nukleolus dan membran
nukleusyang baru. Sel induk membelah menjadi 2 sel anak dan gelondong mitosis
saling terpisah. Dua sel yang identik secara genetik kini menggantikan sel induk.
Mitosis diperkirakan
ini membelah seperti pada mitosis. Pembelahan kedua ini menghasilkan empat sel
haploid yang masing – masing mengandung 23 kromosom 1n. Tidak seperti sel-sel
yang diproduksi pada mitosis, sel sel germinal anak ini secara genetik unik dan
berbeda dari sel sel induk karena adanya pertukaran genetik pada tahap
diploten. Sel germinal haploid akan terlibat dalam reproduksi seksual dimana
sel sperma dan oosit bersatu untuk membentuk zigote diploid yang baru.
Meskipun urutan kejadian meiosis selama spermatogenesis dan oogenesis
pada dasarnya sama, namun terdapat sejumlah perbedaan penting. Pada pria
prepubertas, sel sel germinal primordial tertahan pada tahap interfase. Saat pubertas,
sel sel ini di reaktivasi untuk masuk tahap mitosis pada kompartemen basal di tubulus
seminiferus, sel sel yang di reaktivasi ini dikenal dengan nama sel stem
spermatogonium. Dari tempat penyimpanan sel stem ini, spermatogonium muncul dan
membelah beberapa kali lagi untuk menghasilkan suatu “klon” spermatogonium
dengan genotipe yang identik. Semua spermatogonium dari “klon” ini kemudian
masuk ke tahap meiosis 1 dan 2 untuk menghasilkan sperma haploid. Sel stem baru
secara konstan memasuki siklus spermatogenik sehingga ketersediaan sperma selalu
diperbarui dengan sendirinya. Karena waktu yang relatif pendek bagi spermatosit
untuk maju ketahapan meiosis dan karena kompetisi yang ketat diantara spermatozoa
untuk mencapai satu oosit dalam saluran reproduksi wanita, maka fertilisasi telur oleh
sperma aneuoploid sangat jarang.
Berbeda dengan testis, ovarium wanita saat lahir mengandung semua sel
germinal yang ada. Oosit ini tetap tertahan pada profase 1 dari meiosis sampai “LH
surge” saat ovulasi yang memulai tahapan metafase 1. Oleh karena itu, materi genetik
yang di duplikasi dalam oosit terdapat dalam bentuk berpasangan dengan kromsom
homoloognya selama 10 – 50 tahun sebelum sel tersebut dipanggil untuk pembelahan.
Karena alasan ini, oosit lebih mudah mengalami kelainan kromosom dibandingkan
sperma.
B. Penentuan jenis kelamin individu
Penentuan jenis kelamin pada individu ditentukan oleh kombinasi kromosom seksnya
apakah seorang individu ditakdirkan menjadi laki-laki atau wanita, hal ini merupakan
suatu fenomenal dari kromosom seks yang mereka miliki. Sewaktu 23 pasangan
kromosom terpisah pada saat miosis, setiap sperma atau ovum hanya menerima satu
anggota dari setiap pasang kromosom . dari pasangan kromosom tersebut, 22 pasang
adalah kromosom autosom yang menjadi karaktristik umum pada manusia serta sifat
spesifik misalnya mata. Pasangan kromosom sisanya adalah kromosom seks, yang terdiri
dari dua tipe yang secara genetis berbeda, kromosom X yang lebih besar dan kromosom Y
yang lebih kecil.
Orang tua dengan sel somatic diploid (46 kromosom)
Ibu ayah
Fertilisasi
Mitosis
Penentuan jenis kelamin bergantung pada kombinasi kromosom seks. Pria genetic
memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y, wanita memiliki 2 kromosom X karena
itu perbedaan genetic yang menentkan semua perbedaan anatomic dan fungsional antara
pria dan wanita adalah kromosom Y. dima pria mempunyainya dan pada wanita tidak
mempunyai kromosom Y.
Akibat miosis selama gametogenesis, semua pasangan kromosom mengalami
pemisahan sehingga masing-masing sel anak mengandung hanya satu anggota dari setiap
pasanga, termasuk pasangan kromosom seks. Ketika pasangang kromosom XY terpisah
saat pembentukan sperma, separuh sperma menerima kromosom X dan separuh lainnya
menerima kromosom Y. sebaliknya pada oogenesis setiap ovum menerima satu kromosom
X, karena pemisahan kromosom XX menghasilkan hanya satu kromosom X . sewaktu
fertilisasi, kombinasi sebuah sperma yang mengandung x dengan ovum yang mengandung
C. Difrensiasi seksual
a. Jenis kelamin genetic dan gonad
Jenis kelamin genetic bergantung pada kombinasi kromosom seks pada saat konsepsi,
selanjutnya menentukan jenis kelamin gonad yaitu apakah yang terbentuk testis atau
ovarium. Ada tidaknya sebuah kromosom Y menentukan diferensiasi gonad. Untuk
satu setengah bulan pertama gestasi semua mudigah berpotensi untuk bereproduksi
dikedua jenis kelamin yang identik dan indiferen. Spesifik gonad akan muncul pada
minggu ke tujuh kehidupan intra uterin ketika jaringan gonad indiferen pada pria
genetic mulai berdifrerensiasi menjadi testis dibawah pengaruh region penentu enis
kelamin kromosom Y (SRY). Bagian kromosomom Y ini telah dikenal sebagai bagian
yang menentukan seks pada kromosom Y ( sex determining region of the
Y
antigen H-Y maka sel-sel gonad tidak pernah menerima sinyal untuk membentuk testis
sehingga selama minggu kesembilan jaringan gonad mulai berkembang membentuk
ovarium.
Diferensiasi Gonad
Ductus Wolfii dan Müllerii merupakan asal dari organ reproduksi interna pria
dan wanita. Ductus Wolfii akan membentuk epididimis, vas deferens dan vesicula
seminalis. Ductus Müllerii akan membentuk tuba falopii, uterus dan sepertiga atas
vagina. Sisa ductus Wolfii dikenal sebagai ductus Gartner yang kadang kadang
menyebabkan terbentuknya kistaGartner diantara ovarium dan himen.
Kelenjar prostat berkembang dari daerah primordial yang sama dengan sinus
urogenitalis yang membentuk lempeng vagina, dengan demikian maka kelenjar prostat
homolog dengan vagina bagian atas.
Genitalia eksterna
urogenitalis membentuk 2/3 bagian distal vagina ; sedangkan bagian anterior akan
membentuk urethra. Lipatan genitalia lateral membentuk labia minor dan tonjolan
labioskrotal membentuk labia major.
Paparan terhadap androgen spesifik yang dimulai pada kehamilan minggu ke 5
sangat penting bagi perkembangan fenotipe pria janin. Janin yang terpapar pada DHT
endogen dan eksogen saat ini akan mengalami difrensiasi pria tanpa memperhatikan
seks genetik atau gonad. Tidak adanya aktivitas androgen akan menghasilkan fenotipe
janin wanita
d. Diferensiasi seksual saluran reproduksi
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung
23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung
seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan
polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan
secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit
sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan
genetiknya.
5. Oosit Sekunder
Bagan
Oogenesis Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi
oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan
hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya
folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau
korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang
berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil
dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH
mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan
spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai
umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling
banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak
lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.Setiap bulan wanita melepaskan
satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami
pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara
perfodik satu bulan sekali.Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena
sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian
terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.
Klitoris homolog dengan penis dan terletak dekat ujung superior vulva.
Organ erektil ini menojol ke bawah diantara kedua ujung labia minora. Klitoris
terdiri dari glans, korpus, dan dua buah krura. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm,
bahkan dalam keadaan ereksi sekali pun, posisinya sangat terlipat karena tarikan
labia minora. Glans yang diameternya jarang melebihi 0,5cm, tertutup epitel gepeng
berlapis yang sangat kaya akan ujung syaraf sehingga sangat sensitif. Pembuluh
darah dari klitoris erektil terhubung dengan bulbus vestibuli; klitoris merupakan
organ erogenik yang paling utama pada wanita,
5. Vestibulum
diameter 0,5 sampai 1 cm. Masing-masing letaknya dibawah vestibulum pada kedua
sisi liang vagina dan merupakan kelenjar vestibular mayor. Kelenjar bartholini
terletak dibawah otot konstriktor vagina dan kadangkala ditemukan terutup sebagian
oleh bulbus vestibularis. Saluran kelenjar ini panjang nya 1,5 sampai 2 cm dan
bermuara disisi vestibulum, tepat diluar batas lateral liang vagina.
6. Ostium Uretra
Dua pertiga bagian bawah uretra terletak tepat diatas dinding anterior
vagina. Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum, 1 sampai
1,5 cm dibawah arkus pubis, dan dekat bagian atas liang vagina. Orificium uretra
tampak sebagai celah vertikal, yang dapat teregang mencapai 4-5 cm.
7. Ostium Vagina dan Himen
Liang vagina sangat bervariasi bentuk serta ukurannya. Pada gadis,
kebanyakan liang vagina tertutup sama sekali oleh labiaa minora, dan bila dinuka
biasanya terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh selaput himen. Terdiri dari
jaringan ikat elastin dan kolagen.
Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara /
hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau
fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang
menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk
himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput
dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang
abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia
interna.
8. Vagina
Vagina merupakan struktur tubular muskulo membranosa yang memanjang
dari vulva ke uterus, berada diantara kanung kemih di anterior dan rektum di
posterior. Organ ini mempunyai banyak fungsi: sebagai saluran keluar dari uterus,
yang dilalui sekret uterus dan aliran menstruasi; sebagai organ kopulasi wanita; dan
sebagai jalan lahir. Panjang vagina cukup bervariasi, biasanya panjang dinding
anterior dan posterior masing-masing 6 samapai 8 cm, dan 7 sampai 10 cm.Daerah
di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan
dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti
siklus haid.
Mukosa vagina terdiri dari epitel gepeng berlapis tak bertanduk. Dibawah
epitel terdapat selaput fibromuskular tipis, dan biasanya terdiri atas lapisan otot
polos sirkular disebelah dalam dan lapisan longitudinal luar.
Biasanya, tidak ada kelenjar vagina. Namun, pada wanita yang telah
melahirkan, kadang kala ditemukan sepihan epitel berlapis yang membentuk kista
didalam jaringan ikat vagina. Kista inklusi vagina ini bukanlah kelenjar, tetapi lebih
merupakan sisa lipatan mukosa yang tertanam selama pemulihan laserasi vagina
setelah melahirkan.
Pada wanita tidak hamil, vagina dijaga kelembabannya oleh sejumlah kecil
sekret uterus. Selama kehamilan, terdapat sekret vagina yang asam dalam jumlah
besar, yang biasnya terdiri dari produk pengelupasan epitel dan bakteri yang
menyerupai lendir kental. Spesies lactobacillus dapat dijumpai pada hampir semua
wanita hamil dalam konsentrasi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita tidak
hamil.
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.
Suplai darah utama ke perineum adalah melalui arteri pudenda interna dan
cabang-cabangnya. Cabang arteri pudenda interna meliputi arteri rektalis inferior
dan arteri labialis posterior.Persarafan perneum terutama melalui nervus pudendus
dan cabang-cabangnya.
10. Korpus perinealis
Rafe median levator ani, yang terletak antara anus dan vagina, diperkuat
oleh tendon sentralis perineum, tempat bersatunya m.bulbokavernsus, m.perinealis
tranversalis supervisial dan sfingter ani eksterna. Jaringan ini, yang membentuk
korpus perinealis, merupakan jaringan penyokong utama perineum.
b. Genitalia Interna
1. Uterus
Uterus merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneum,
atau serosa. Ruang uterus dilapisi endometrium.
Uterus wanta yang tidak hamil terletak pada rongga pangggul antara
kandung kemih dianterior dan rektum di posterior. Hampir seluruh dinding posterior
uterus ditutupi serosa, atau peritoneum, yang bagian bawahnya membentuk batas
anterior kavum rektouterina, atau di sebut juga recto-uterina cul-de-sac atau kavum
Douglasi.
Bentuk uterus menyerupai buah pir yang pipih. Uterus terdiri dari dua
bagian besar yang tidak sebangun : bagian atas berbentuk segitiga yang merupakan
badan uterus, yaitu korpus; dan bagian bawah berbentuk silindris atau fusiformis,
yaitu serviks, yang menonjol ke vagina. Ismus adalah bagian uterus atara os servikal
interna dan rongga endometrium. Ismus penting secara klinis kerena bagian ini
membentuk segmen bawah uterus selama kehamilan. Saluran telur atau tuba
fallopii, bermula dari kornu uterus pada pertemuan tepi superior dan lateral.
Segmaen atas yang berbentuk cembung diantara kedua tempat insersi tuba fallopii
disebut fundus.
Bentuk dan ukuran uterus bervariasi dan sangat dipengaruhi usia dan paritas
seorang wanita. Sebelum pubertas, panjangnya bervariasi antara 2,5 sampai 3,5 cm.
Uterus wanita hamil nullipara dewasa panjangnya antara 6 sampai 8 cm, sedangkan
pada wanita multipara panjangnya 9 sampai10 cm. Berat uterus wanita yang belum
dan yang sudah pernah melahirkan juga bervariasi, antara 50 sampai 70 gr pada
yang belum melahirkan, dan 80 gr atau lebih pada yang sudah. Setelah menopause,
ukuran uterus berkurang sebagai konsekuensi dari atrofi miometrium dan
endometrium.
Uterus selama kehamilan mengalami pertumbuhan yang luar biasa akibat
hipertrofi serabut otot. Beratnya bertambah mulai dari 70 gr saat tidak hamil
menjadi sekitar 1100 gr saat hamil aterm. Rata-rata volume totalnya adalah 5 L.
Sering dengan berlangsungnya perkembangan, fundus uteri yang sebelumnya
berbentuk cembung memipih diantara kedua insersi tuba, kini berbentuk kubah.
2. Serviks uteri
Serviks merupakan bagian uterus degan fungsi khusus yang terletak dibawah
ismus. Terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina)
dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum
(dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)
berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi
spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalanmukosadanviskositaslendirserviksdipengaruhisiklushaid.
3. Korpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus
dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita
4. Tuba fallopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular
(longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari parsinterstitialis, parsisthmica, parsampularis, serta
parsinfundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
5. Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah almond. Terletak di
dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai
jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh
masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Fisiologi reproduksi wanita jauh lebih rumit dari pada fisiologi reproduksi
pria. Dimana pada pria produksi seprma terus menerus dan sekresi testosterone yang
hakikatnya konstan pada pria. Pada wanita pelepasan ovum terjadi secara intermiten
dan sekresi hormone – hormone seks pada wanita memperlihatkan pergeseran siklik
yang lebar. Siklus yang paling jelas adalah pada siklus menstruasi yang terjadi pada
setiap bulannya, dan jika terjadi fertilisasi siklus ini akan berhenti sementara selama
kehamilan dan akan mulai lagi setelah persalinan atau masa nifas.
Organ reproduksi utama pada wanita adalah ovarium dimana didalam ovarium
ini akan terjadi proses oogenesis dan juga akan mengeluarkan hormone seks wanita
yaitu estrogen dan progesterone. Kesua hormone ini sangat banyak terlibat dalam
fungsi reproduksi wanita, fungsi reproduksi wanita akanterhenti jika wanita tersebut
masuk dalam fase menopause.
Proses oogenesis ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga
dewasa, oogonia (sel induk telur) di dalam ovarium mengalami perkembangan.