Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan sistem genitalia merupakan salah satu fase pada perkembangan


embriologi manusia. Penentuan seks ditentukan sejak terjadinya fertilisasi di mana
kromosom Y atau kromosom X dari sperma laki-laki akan membuahi kromosom X
yang terdapat pada ovum wanita. Fase inilah yang akan menentukan jender dari hasil
konsepsi.
Walaupun Gender telah ditentukan pada saat fertilisasi, namun manifestasi
dari kode genetik tersebut baru akan bermanifestasi pada minggu ke tujuh dari
kehamilan. Namun sebelum minggu ke tujuh, Gender masih dapat ditentukan
berdasarkan indikasi morfologi dari embrio dengan ada atau tidaknya kromatin sex
(Barr body) pada wanita. 
Barr body adalah hasil dari terhentinya salah satu dari kromosom X. Pada fase
tersebut, gamet akan bermigrasi ke dalam primordial gonad dari kantung yolk. 
Diferensiasi fenotif dari Gender dimulai terbentuknya gonad dan kemudian
berkembang dimana gonad akan mempengaruhi perkembangan sistem reproduksi.
Hal yang sama juga terjadi terhadap perkembangan genitalia eksternal dan juga
perkembangan karakteristik seks sekunder ( misalnya bentuk tubuh, payudara, pola
rambut) yang akan menyempurnakan proses perkembangan diferensiasi seksual. Pada
fase ini juga terjadinya proses diferensiasi otak berdasarkan seksual hingga nantinya
akan mempengaruhi sikap.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ
reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons
veneris (mons pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ reproduksi
dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam
kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit
primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa
puberitas jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap
ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses
oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puberitas.

1
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14
tahun organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi
(menopause) yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan
yang keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium).
Menstruasi juga merupakan pertanda akan terjadinya kehamilan, tiga perempat bagian
jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi
(penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali;
dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya
terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri
tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal
dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya.
Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang
wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui lebih jelas genetika reproduksi pada manusia khususnya


reproduksi wanita
2. Untuk mengetahui lebih jelas proses penentuan jenis kelamin individu
3. Untuk mengetahui lebih jelas proses diferensiasi seksual
4. Untuk mengetahui lebih jelas proses fisiologi reproduksi wanita
5. Untuk mengetahui lebih jelas tentang proses oogenesis
6. Untuk mengetahui lebih jelas anatomi reproduksi wanita

C. MANFAAT

1. Sebagai bahan pembantu materi dalah mata kuliah fisiologi reproduksi wanita
khususnya topic biomolekuler reproduksi wanita
2. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang akan meneliti mengenai bagian
biomolekuler reproduksi wanita

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DASAR MOLEKULAR REPRODUKSI WANITA

A. Genetika Reproduksi
1. Kromosom
Kromosom manusia merupakan struktur kompleks yang terdiri dari asam
deoksiribonukleat – DNA dan asam ribonukleat – RNA serta protein. Setiap helix
tunggal DNA terikat dengan telomer pada masing masing ujungnya, dan memiliki
sentromer disuatu tempat sepanjang kromosom. Telomer melindungi ujung kromosom
selama replikasi DNA. Pemendekan telomer berhubungan dengan penuaan. Sentromer
merupakan tempat dimana gelondong mitosis akan melekat dan penting untuk regenerasi
kromosom yang sesuai selama pembelahan sel. Sentromer membagi kromosom menjadi
dua lengan, disebut lengan p (petit) untuk lengan pendek dan q untuk lengan yang
panjang. Sentromer dapat berada dimana saja sepanjang lengan kromosom dan lokasinya
digunakan untuk mengelompokkan kromosom sejenis menjadi sentral (metasentrik) ,
distal (akosentrik), atau lainnya (submetasentrik). Panjang kromosom ditambah dengan
posisi sentromernya digunakan untuk melakukan identifikasi kromosom satu individu
dalam 22 otosom dan satu pasang kromosom seks. Kromosom diberi nomor dalam urutan
menurun sesuai ukurannya: 1 terbesar dan seterusnya. Terdapat satu pengecualian
terhadap aturan ini adalah kromosom 21 dan 22 dimana kromosom 22 lebih besar dari 21.
Hal ini disebabkan oleh aturan historis terhadap sindroma Down pada trisomi 21 dimana
pasangan kromosom ini tidak dinamai ulang saat terjadi perbedaan ukuran.
Kariotipe merupakan gambaran kromosom yang tersusun dari 1 sampai 22
ditambah dengan kromosom seks, dengan setiap kromosom disesuaikan sehingga lengan
p berada diatas. Wanita memiliki kariotipe 46XX dan pria kariotipe 46XY.

3
2. Mitosis dan Meiosis

Mitosis merupakan proses rumit dan sangat teratur. Rangkaian kejadian dibagi
menjadi sejumlah fase yang berlangsung secara berurutan. Fase dalam mitosis :
profase – prometafase – metafase- anafase dan telofase.
Mitosis dan meiosis merupakan dua tipe pembelahan sel yang berbeda, dengan
beberapa ciri yang sama. Persamaan pertama adalah perlunya duplikasi seluruh isi
kromosom sel sebelum pembelahan dan keduanya juga menggunakan mesin sel dari
sel induk untuk membuat DNA, RNA dan protein baru yang akan terlibat dalam
pembelahan sel. Persamaan kedua, kedua proses bergantung pada penggunaan
gelondong mitosis untuk memisahkan kromosom menjadi dua kutub sel yang
nantinya akan menjadi turunan dari sel tersebut. Mitosis dan meiosis berbeda dalam
hal perilaku kromosom hasil duplikasi setelah replikasi DNA. Pada mitosis tidak
terdapat perbedaan pada isi total kromosom antara sel induk dan turunannya
sedangkan pada meiosis jumlah kromosom sel anak berkurang dari 46 menjadi 23,
yang diperlukan untuk menguah prekursor sel germinal diploid yang berasal dari
embrio menjadi sel germinal haploid ( 1n ). Sel germinal haploid ini akan
menghasilkan organisme baru pada saat fertilisasi. Meiosis menyebabkan pertukaran
materi genetik melalui persilangan kromatid ; namun mitosis tidak demikian halnya.
Selama interfase yang terjadi sebelum pembelahan sel, DNA pada setiap
kromosome di duplikasi menjadi 4n sehingga setiap kromosom mengandung dua
kromatid yang identik yang bergabung pada sentromer.
Pada mitosis, pertama terjadi pemendekan dan penebalan kromosom,
selanjutnya nukleolus dan membran nukelolus memisahkan diri ( profase ). Selama
metafase, gelondong gelondong mitosis terbentuk di antara dua sentrile sel dan semua

4
kromosom berbaris pada ekuatornya. Sentromer tiap kromosom membelah dan satu
kromatid dari tiap kromosom ber pindah ke ujung kutub gelondong mitosis (anafase).
Akhirnya, pada tahap telofase,terbentuk nukleolus dan membran nukleusyang baru.
Sel induk membelah menjadi 2 sel anak dan gelondong mitosis saling terpisah. Dua
sel yang identik secara genetik kini menggantikan sel induk. Mitosis diperkirakan
merupakan bentuk reproduksi nonseksual atau vegetatif .
Meiosis meliputi pembelahan dua sel yang berturutan, yang kembali dimulai
dengan DNA 4n yang diproduksi pada tahap interfase. Pada tahap propase dari
pembelahan yang pertama ( profase I ) terjadi beberapa peristiwa spesifik yang dapat
dilihat. Pada tahap leptoten, kromosom menjadi hampir tidak terlihatdisepanjang
struktur ini. Pasangan kromosom homolog kemudian terletak berdampingan
disepanjang kromosom, membentuk tetrad ( tahap zigoten ). Kromosom kemudia
menebal dan memendek seperti yang terjadi pada profasemitosis ( tahap pakiten ) ;
akan tetapi pasangan yang terbentuk pada tahap zigoten memungkinkan terjadinya
sinapsis, pindah silang dan pertukaran kromatid. Pada tahap diploten / diakinesis
, terjadi pemendekan kromosom. Adanya pasangan kromosom yang homolog
menunjukkan bukti adanya penyilangan dan pertukaran kromatid yang
menggambarkan ciri kiasma yang bergabung dengan lengan kromosom. Lingkaran
dan bentuk yang tidak biasa dalam kromosom dapat terlihat pada tahapan ini. Pada
metafase 1 proses meiosis, membran nukleus terpisah dan pasangan kromosom
homolog yang bergabung berbaris ekuator pada aparatus gelondong. Satu dari tiap
pasang kromosom homolog kemudian bergerak ke ujung sel masing masing di
sepanjang gelondong ( anafase 1 ). Pada pembelahan meiosis kedua, sel sel haploid
ini membelah seperti pada mitosis. Pembelahan kedua ini menghasilkan empat sel
haploid yang masing – masing mengandung 23 kromosom 1n. Tidak seperti sel-sel
yang diproduksi pada mitosis, sel sel germinal anak ini secara genetik unik dan
berbeda dari sel sel induk karena adanya pertukaran genetik pada tahap
diploten. Sel germinal haploid akan terlibat dalam reproduksi seksual dimana sel
sperma dan oosit bersatu untuk membentuk zigote diploid yang baru.

5
Meskipun urutan kejadian meiosis selama spermatogenesis dan oogenesis
pada dasarnya sama, namun terdapat sejumlah perbedaan penting. Pada pria
prepubertas, sel sel germinal primordial tertahan pada tahap interfase. Saat pubertas,
sel sel ini di reaktivasi untuk masuk tahap mitosis pada kompartemen basal di tubulus
seminiferus, sel sel yang di reaktivasi ini dikenal dengan nama sel stem
spermatogonium. Dari tempat penyimpanan sel stem ini, spermatogonium muncul dan
membelah beberapa kali lagi untuk menghasilkan suatu “klon” spermatogonium
dengan genotipe yang identik. Semua spermatogonium dari “klon” ini kemudian
masuk ke tahap meiosis 1 dan 2 untuk menghasilkan sperma haploid. Sel stem baru
secara konstan memasuki siklus spermatogenik sehingga ketersediaan sperma selalu
diperbarui dengan sendirinya. Karena waktu yang relatif pendek bagi spermatosit
untuk maju ketahapan meiosis dan karena kompetisi yang ketat diantara spermatozoa
untuk mencapai satu oosit dalam saluran reproduksi wanita, maka fertilisasi telur oleh
sperma aneuoploid sangat jarang.
Berbeda dengan testis, ovarium wanita saat lahir mengandung semua sel
germinal yang ada. Oosit ini tetap tertahan pada profase 1 dari meiosis sampai “LH
surge” saat ovulasi yang memulai tahapan metafase 1. Oleh karena itu, materi genetik
yang di duplikasi dalam oosit terdapat dalam bentuk berpasangan dengan kromsom
homoloognya selama 10 – 50 tahun sebelum sel tersebut dipanggil untuk pembelahan.
Karena alasan ini, oosit lebih mudah mengalami kelainan kromosom dibandingkan
sperma.

6
B. Penentuan jenis kelamin individu
Penentuan jenis kelamin pada individu ditentukan oleh kombinasi kromosom seksnya
apakah seorang individu ditakdirkan menjadi laki-laki atau wanita, hal ini merupakan
suatu fenomenal dari kromosom seks yang mereka miliki. Sewaktu 23 pasangan
kromosom terpisah pada saat miosis, setiap sperma atau ovum hanya menerima satu
anggota dari setiap pasang kromosom . dari pasangan kromosom tersebut, 22 pasang
adalah kromosom autosom yang menjadi karaktristik umum pada manusia serta sifat
spesifik misalnya mata. Pasangan kromosom sisanya adalah kromosom seks, yang terdiri
dari dua tipe yang secara genetis berbeda, kromosom X yang lebih besar dan kromosom Y
yang lebih kecil.

7
Orang tua dengan sel somatic diploid (46 kromosom)

Ibu ayah

Pembelahan moitik sel Pembelahan moitik sel


germinativum germinativum

Ovum haploid (23 kromosom) Sperma haploid (23 kromosom)

Fertilisasi

Ovum yang dibuahi, diploid (46


kromosom )

Mitosis

Anak dengan sel somatic


diploid (46 kromosom )

Penentuan jenis kelamin bergantung pada kombinasi kromosom seks. Pria genetic
memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y, wanita memiliki 2 kromosom X karena
itu perbedaan genetic yang menentkan semua perbedaan anatomic dan fungsional antara
pria dan wanita adalah kromosom Y. dima pria mempunyainya dan pada wanita tidak
mempunyai kromosom Y.
Akibat miosis selama gametogenesis, semua pasangan kromosom mengalami
pemisahan sehingga masing-masing sel anak mengandung hanya satu anggota dari setiap
pasanga, termasuk pasangan kromosom seks. Ketika pasangang kromosom XY terpisah
saat pembentukan sperma, separuh sperma menerima kromosom X dan separuh lainnya
menerima kromosom Y. sebaliknya pada oogenesis setiap ovum menerima satu kromosom
X, karena pemisahan kromosom XX menghasilkan hanya satu kromosom X . sewaktu
fertilisasi, kombinasi sebuah sperma yang mengandung x dengan ovum yang mengandung
X menghasilkan wanita genetic , XX, sedangkan penyatuan sperma yang mengandung y
dengan ovum yang mengandung x menghasilkan pria genetic XY. Karena itu jenis

8
kelamin genetic ditentukan pada saat konsepsi dan bergantung pada jenis kromosom seks
apa yang terkandung didalam sperma yang membuahi.

C. Difrensiasi seksual
a. Jenis kelamin genetic dan gonad
Jenis kelamin genetic bergantung pada kombinasi kromosom seks pada saat konsepsi,
selanjutnya menentukan jenis kelamin gonad yaitu apakah yang terbentuk testis atau
ovarium. Ada tidaknya sebuah kromosom Y menentukan diferensiasi gonad. Untuk
satu setengah bulan pertama gestasi semua mudigah berpotensi untuk bereproduksi
dikedua jenis kelamin yang identik dan indiferen. Spesifik gonad akan muncul pada
minggu ke tujuh kehidupan intra uterin ketika jaringan gonad indiferen pada pria
genetic mulai berdifrerensiasi menjadi testis dibawah pengaruh region penentu enis
kelamin kromosom Y (SRY). Bagian kromosomom Y ini telah dikenal sebagai bagian
yang menentukan seks pada kromosom Y ( sex determining region of the Y
chromosome- SRY ).Instruksi khusus dari daerah SRY kromosom Y mengarahkan
gonad yang tidak berdiferensiasi untuk membentuk testis. Tanpa adanya SRY, janin
akan berkembang melalui jalur fenotipe yang gagal atau perempuan. Kromosom Y
jauh lebih kecil daripada kromosom X dan DNA yang dapat digunakan untuk sintesa
RNA sangat sedikit. Oleh karena itu, banyak gen yang mengendalikan perkembangan
testis dari gonad yang belum berdiferensiasi bertempat pada kromosom lainnya,
termasuk otosom dan kromosom X. Namun demikian, kromosom Y mengandung gen
yang spesifik dan mempunyai cetakan tunggal yang menentukan diferensiasi testis.
Karena wanita genetic tidak mempunyai gen SRY dank arena tidak menghasilkan
antigen H-Y maka sel-sel gonad tidak pernah menerima sinyal untuk membentuk testis
sehingga selama minggu kesembilan jaringan gonad mulai berkembang membentuk
ovarium.

9
Diferensiasi Gonad

Perkembangan gonad manusia dimulai minggu ke 4 masa embrio (minggu ke


6 siklus menstruasi) seiring dengan pembentukan dinding ventral tubuh.
Korda seks ( sex cord ) yang terbentuk dari sel sel germinal berhubungan dengan
dinding Coelum (permukaan gonad) dan menjadi satu struktur organ yang dapat
berkembang menjadi testis dan ovarium. Perkembangan yang tidak lengkap pada
tahapan ini akan menyebabkanterlihatnya struktur hermaphrodit ( ketidak sesuaian
antara genetik dan gonad ).
Pada pria genetik, produk gen yang dibentuk oleh aktivasi lokus SRY pada
kromosom Y kini menyebabkan korda seks yang tidak berdiferensiasi menjadi tambah
besar, dan mulai membentuk testis primitif.
Sel germinal primordial dalam korda seks mulai ber diferensiasi menjadi sel
sperma imatur ( spermatogonium ). Sel-sel korda seks penunjang membentuk
prekursol sel-sel Sertoli 
Diferensiasi ovarium terjadi kira kira 2 minggu lebih lama daripada
perkembangan testis.Ovarium dan testis secara histologis dapat dibedakan satu sama
lain pada kehamilan minggu ke 8. Derivat epitel germinal akan menjadi sel Sertoli
pada pria dan sel granulosa pada wanita.
Setelah gonad yang belum berdiferensiasi mulai berkembang menjadi ovarium
atau testis, diferensiasi seksual selanjutnya hanya tergantung pada produk sekresi dari
testis. Pada keadaan tidak adanya sekresi testis, fenotipe yang berkembang pasti
wanita. Ovarium dan produk sekresinya tidak berperan dalam perkembangan uterus,
tuba falopii atau vulva.

10
b. Jenis kelamin fenotif
Jenis kelamin fenotip, jenis kelamin anatomic yang terlihat pada individu,
bergantung pada jenis kelamin gonad yang telah ditentukan secara genetis. Istilah
diferensiasi seksual merujuk pada perkembangan genitalia eksterna dan saluran
reproduksi mudigah mengikuti garis pria atau wanita. Seperti gonad yang belum
berdiferensiasi, mudigah dari kedua jenis kelamin memiliki potensi untuk
berkembang membentuk genetalia eksterna dan saluran reproduksi pria dan
wanita.pada wanita tidak mempunyai hormone testis maka pada minggu ke 10 – 12
gestasi terbentuk system reproduksi tipe wanita dan jenis kelamin sudah bias
dibedakas secara anatomic genitalia eksterna.
Diferensiasi Seks Fenotipik

c. Diferensiasi seksual genetalia eksterna


Tidak seperti halnya gonad dan genitalia eksterna yang bipotensial, genitalia
interna pria dan wanita berkembang dari sistem saluran yang berbeda.
Perkembangan struktur-struktur ini terjadi bersamaan dan memiliki kedekatan fisik
dengan perkembangan sistem urinarius. Keduanya mulai terjadi pada minggu ke 4.

11
Ginjal primordial (mesonefros) terdiri dari tubulus dan duktus dikenal sebagai duktus
mesonefrik (ductus Wolfii) yang berasal dari tubulus akan menjadi sinus urogenitalis.
Tubulus mesonefrik berhubungan dengan korda seks primitif saat gonad mulai
berdiferensiasi. Secara serempak, epitel soelum yang berada ditepi lateral rigi
mesonefrik membentuk ductus paramesonefrik (saluran Müllerii).
Ductus Wolfii dan Müllerii merupakan asal dari organ reproduksi interna pria
dan wanita. Ductus Wolfii akan membentuk epididimis, vas deferens dan vesicula
seminalis. Ductus Müllerii akan membentuk tuba falopii, uterus dan sepertiga atas
vagina. Sisa ductus Wolfii dikenal sebagai ductus Gartner yang kadang kadang
menyebabkan terbentuknya kistaGartner diantara ovarium dan himen.
Kelenjar prostat berkembang dari daerah primordial yang sama dengan sinus
urogenitalis yang membentuk lempeng vagina, dengan demikian maka kelenjar prostat
homolog dengan vagina bagian atas.  

Genitalia eksterna

Seperti halnya gonad primordial, tunas genitalia eksterna memiliki sifat


bipotensial. Pada minggu ke 8 , celah urogenital, tuberkulum genital, duabuah lipatan
genital lateral dan tonjolan labioskrotal merupakan prekursor terbentuknya genitalia
eksterna. Bila diferensiasi sistem ductus Wolfii tergantung pada testosteron, maka

12
struktur genitalia eksterna primordial memerlukan DHT untuk berdiferensiasi menjadi
struktur genitalia eksterna pria. Turunnya testis kedalam skrotum melalui kanalis
inguinalis memerlukan androgen janin. Gangguan poros hipotalamus – hipofisis –
testis dapat menyebabkan kriptorkismus.
Pada wanita, lipatan celah urogenital tetap terbuka. Bagian posterior sinus
urogenitalis membentuk 2/3 bagian distal vagina ; sedangkan bagian anterior akan
membentuk urethra. Lipatan genitalia lateral membentuk labia minor dan tonjolan
labioskrotal membentuk labia major.
Paparan terhadap androgen spesifik yang dimulai pada kehamilan minggu ke 5
sangat penting bagi perkembangan fenotipe pria janin. Janin yang terpapar pada DHT
endogen dan eksogen saat ini akan mengalami difrensiasi pria tanpa memperhatikan
seks genetik atau gonad. Tidak adanya aktivitas androgen akan menghasilkan fenotipe
janin wanita

13
d. Diferensiasi seksual saluran reproduksi

D. Fisiologi reproduksi wanita


Pelepasan ovum bersifat intermiten dan sekresi hormone-hormon seks wanita
memperlihatkan pergeseran siklik yang lebar. Jaringan yang dipengaruhi oleh
hormone-hormon ini juga mengalami perubahan siklik, terlihata pada siklus bulanan
wanita. Pada setiap siklus saluran reproduksi wanita dipersiapkan untuk fertilisasi dan
implantasi ovum yang dibebaskan dari ovarium saat ovulasi. Jika pembuahan tidak
terjadi maka silklus berulang. Jika pembuahan terjadi maka siklus terhenti sementara
system reproduksi wanita tersebut beradaptasi untuk memelihara dan melindungi

14
mahluk hidup yang baru terbentuk sampai berkembang menjadi individu yang mampu
hidup diluar kandungan. Kemudian wanita melanjutkan fungsi reproduksinya setelah
melahirkan dengan menghasilkan susu (laktasi) untuk member makan bayinya. Maka
system reproduksi wanita ditandai oleh diklus yang kompleks yang terputus oleh
perubahan yang lebih kompleks lagi jika terjadi kehamilan. .
Ovarium sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan fungsi ganda
menghasilkan ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormone seks wanita, estrogen
dan progesterone. Hormone-hormon ini bekerja untuk mendorong fertilisasi ovum dan
mempersiapkan system reproduksi wanita dan pembentukan karaktristik seks
sekunder wanita. Secara umum hormone estrogen penting pada proses prakonsepsi.
Estrogen penting bagi pematangan dan pembebasan ovum, pembentukan karakteristik
fisik yang menarik secara seksual bagi pria, dan transport sperma dari vagina
ketempat pembuahan dituba uterine. Estrogen juga berperan dalam pertumbuhan
payudara. Steroid ovarium lainnya adalah progesterone penting untuk mempersiapkan
lingkungan yang sesuai untuk memelihara mudigah/janin setra berperan dalam
kemampuan payudarta untuk menghasilkan susu. Reproduksi wanita akan terhenti
saat wanita mengalami menopause.
E. Proses Oogenesis:

Oogenesis dan Ovum

15
1.  Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional
dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira
pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
2.  Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel
ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak
satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan
proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel
kelamin yang disebut oosit primer.
3.  Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu
pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut
kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom
terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4.  Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami
pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung
23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung
seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan
polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan
secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit
sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan
genetiknya.
5.  Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk

16
ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga
terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik
yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi.
Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.

Bagan Oogenesis
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan
sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel
yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen.
Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH,
hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong
dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum
kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi
FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak
membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses
oogenesis mulai kembali.
Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan
spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai
umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling
banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak
lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.Setiap bulan wanita melepaskan

17
satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami
pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara
perfodik satu bulan sekali.Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena
sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian
terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.

F. Anatomi Saluran Reproduksi Wanita


Organ reproduksi wanita diklasifikasikan menjadi eksternal dan internal. Genitalia
InternadanEksterna
a. Genitalia Eksterna
Pudenda atau organ reprduksi eksterna sering disebut sebagai VULVA,
mencakup semua organ yang dapat terlihat dariluar, mulaidari pubis sampai
perineum, yaitu mons pubis, labia mayora dan minora, klitoris, hymen, vestibulum,
meatus uretra dan berbagai kelenjar serta pembuluh darah.
1. Mons pubis
Mons pubis atau monsveneris, adalah bantalan berisi lemak yang yang terletak
dipermukaan anterior simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis tertutu
pranbutikal yang membentuk pola distribusi tertentu (escutcheon). Pada wanita,
distribusi berbentuk segitiga, dengan dasarnya dibentuk oleh batasatas simfisis, dan
sebagian tersebar kebawah menutupi bagian luar labia mayora. Pada pria,
ascutcheonnya tidak berbatas tegas.
2. Labia Mayora
Labia mayora berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit
dan memanjang kebawah dan kebelakang dari mons pubis. Homolog embriologik
dengan skrotum pada pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas
labia mayora.Biasanya, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm, tebal 1-1,5 cm,
danaga kmeruncing pada ujung bawah. Labia mayora berlanjut menjadi mons pubis
di bagian superior dan bersatu menjadi perineum dibagian posterior, sedangkan
pada daerah medial bergabung menjadi komisura posterior.
Sebelum pubertas, permukaan luar labia mayora serupa dengan kulit sekitarnya,
tetapi setelah pubertas akan tertutup oleh rambut. Pada labia mayora terdapat
banyak kelenjar sebasea.

18
3. Labia Minora
Dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna kemerahan akan terlihat
bila labia mayora dibuka. Jaringan yang kedua sisinya menyatu pada ujung vulva
ini disebut labia minora atau nimfe. Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora,
tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan
ujung serabut saraf.
Jaringan labia minora menyatu dibagian superior, tempatnya masing-masing
terpisah membentuk 2 lamela, pasangan lamela sebelah bawah menyatu menbentuk
frenulum klitoridis, sedangkan pasangan sebelah atas menyatu membentuk
prepusium klitoridis. Pada bagian inferior, labia minora memanjang mendekati garis
tengah sebagai jaringan berlipat-lipat dan menyatu membentuk fourchette yang
terlihat jelas pada wanita nulipara; namun pada multipara, labia minora secara tidak
kentara bergabung dengan labia mayora.
4. Klitoris
Klitoris homolog dengan penis dan terletak dekat ujung superior vulva.
Organ erektil ini menojol ke bawah diantara kedua ujung labia minora. Klitoris
terdiri dari glans, korpus, dan dua buah krura. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm,
bahkan dalam keadaan ereksi sekali pun, posisinya sangat terlipat karena tarikan
labia minora. Glans yang diameternya jarang melebihi 0,5cm, tertutup epitel gepeng
berlapis yang sangat kaya akan ujung syaraf sehingga sangat sensitif. Pembuluh
darah dari klitoris erektil terhubung dengan bulbus vestibuli; klitoris merupakan
organ erogenik yang paling utama pada wanita,
5. Vestibulum
Vestibulum adalah daerah berbentuk buah almond yang dibatasi labia
minora di sebelah lateral dan memanjang dari klitoris sampai fourchette.
Vestibulum adalah jaringan fungsional pada wanita dewasa yang berasal dari sinus
urogenital pada embrio; pada bentuk dewasa terdapat 6 buah lubang: uretra, vagina,
2 duktus kelenjar bartholini, dan kadang kala terdapat duktus dari kelenjar
parauretral yang disebut juga duktus Skene beserta kelenjarnya. Bagian posterior
vestibulum antara fourchette dan liang vagina disebut fossa navikularis; dan
biasanya hanya terlihat pada wanita nullipara.
Kelenjar bartholini merupakan sepasang struktur majemuk kecil dengan
diameter 0,5 sampai 1 cm. Masing-masing letaknya dibawah vestibulum pada kedua
sisi liang vagina dan merupakan kelenjar vestibular mayor. Kelenjar bartholini

19
terletak dibawah otot konstriktor vagina dan kadangkala ditemukan terutup sebagian
oleh bulbus vestibularis. Saluran kelenjar ini panjang nya 1,5 sampai 2 cm dan
bermuara disisi vestibulum, tepat diluar batas lateral liang vagina.
6. Ostium Uretra
Dua pertiga bagian bawah uretra terletak tepat diatas dinding anterior
vagina. Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum, 1 sampai
1,5 cm dibawah arkus pubis, dan dekat bagian atas liang vagina. Orificium uretra
tampak sebagai celah vertikal, yang dapat teregang mencapai 4-5 cm.
7. Ostium Vagina dan Himen
Liang vagina sangat bervariasi bentuk serta ukurannya. Pada gadis,
kebanyakan liang vagina tertutup sama sekali oleh labiaa minora, dan bila dinuka
biasanya terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh selaput himen. Terdiri dari
jaringan ikat elastin dan kolagen.
Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara /
hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau
fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang
menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk
himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput
dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang
abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia
interna.
8. Vagina
Vagina merupakan struktur tubular muskulo membranosa yang memanjang
dari vulva ke uterus, berada diantara kanung kemih di anterior dan rektum di
posterior. Organ ini mempunyai banyak fungsi: sebagai saluran keluar dari uterus,
yang dilalui sekret uterus dan aliran menstruasi; sebagai organ kopulasi wanita; dan
sebagai jalan lahir. Panjang vagina cukup bervariasi, biasanya panjang dinding
anterior dan posterior masing-masing 6 samapai 8 cm, dan 7 sampai 10 cm.Daerah
di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan
dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti
siklus haid.

20
Mukosa vagina terdiri dari epitel gepeng berlapis tak bertanduk. Dibawah
epitel terdapat selaput fibromuskular tipis, dan biasanya terdiri atas lapisan otot
polos sirkular disebelah dalam dan lapisan longitudinal luar.
Biasanya, tidak ada kelenjar vagina. Namun, pada wanita yang telah
melahirkan, kadang kala ditemukan sepihan epitel berlapis yang membentuk kista
didalam jaringan ikat vagina. Kista inklusi vagina ini bukanlah kelenjar, tetapi lebih
merupakan sisa lipatan mukosa yang tertanam selama pemulihan laserasi vagina
setelah melahirkan.
Pada wanita tidak hamil, vagina dijaga kelembabannya oleh sejumlah kecil
sekret uterus. Selama kehamilan, terdapat sekret vagina yang asam dalam jumlah
besar, yang biasnya terdiri dari produk pengelupasan epitel dan bakteri yang
menyerupai lendir kental. Spesies lactobacillus dapat dijumpai pada hampir semua
wanita hamil dalam konsentrasi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita tidak
hamil.
Terdapat banyak suplai vaskular ke vagina;sepertiga atas disuplai oleh
cabang-cabang serviko vaginalis dari aa.uterina, sepertiga tengah oleh aa.pudenda
interna dan rektalis media. Vagina tidak memiliki ujung saraf khusus (korpuskulum
genitalis), kadang kala ditemukan ujung saraf bebas di papila.
9. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.
Suplai darah utama ke perineum adalah melalui arteri pudenda interna dan
cabang-cabangnya. Cabang arteri pudenda interna meliputi arteri rektalis inferior
dan arteri labialis posterior.Persarafan perneum terutama melalui nervus pudendus
dan cabang-cabangnya.
10. Korpus perinealis
Rafe median levator ani, yang terletak antara anus dan vagina, diperkuat
oleh tendon sentralis perineum, tempat bersatunya m.bulbokavernsus, m.perinealis
tranversalis supervisial dan sfingter ani eksterna. Jaringan ini, yang membentuk
korpus perinealis, merupakan jaringan penyokong utama perineum.

21
b. Genitalia Interna
1. Uterus
Uterus merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneum,
atau serosa. Ruang uterus dilapisi endometrium.
Uterus wanta yang tidak hamil terletak pada rongga pangggul antara
kandung kemih dianterior dan rektum di posterior. Hampir seluruh dinding posterior
uterus ditutupi serosa, atau peritoneum, yang bagian bawahnya membentuk batas
anterior kavum rektouterina, atau di sebut juga recto-uterina cul-de-sac atau kavum
Douglasi.
Bentuk uterus menyerupai buah pir yang pipih. Uterus terdiri dari dua
bagian besar yang tidak sebangun : bagian atas berbentuk segitiga yang merupakan
badan uterus, yaitu korpus; dan bagian bawah berbentuk silindris atau fusiformis,
yaitu serviks, yang menonjol ke vagina. Ismus adalah bagian uterus atara os servikal
interna dan rongga endometrium. Ismus penting secara klinis kerena bagian ini
membentuk segmen bawah uterus selama kehamilan. Saluran telur atau tuba
fallopii, bermula dari kornu uterus pada pertemuan tepi superior dan lateral.
Segmaen atas yang berbentuk cembung diantara kedua tempat insersi tuba fallopii
disebut fundus.
Bentuk dan ukuran uterus bervariasi dan sangat dipengaruhi usia dan paritas
seorang wanita. Sebelum pubertas, panjangnya bervariasi antara 2,5 sampai 3,5 cm.
Uterus wanita hamil nullipara dewasa panjangnya antara 6 sampai 8 cm, sedangkan
pada wanita multipara panjangnya 9 sampai10 cm. Berat uterus wanita yang belum
dan yang sudah pernah melahirkan juga bervariasi, antara 50 sampai 70 gr pada
yang belum melahirkan, dan 80 gr atau lebih pada yang sudah. Setelah menopause,
ukuran uterus berkurang sebagai konsekuensi dari atrofi miometrium dan
endometrium.
Uterus selama kehamilan mengalami pertumbuhan yang luar biasa akibat
hipertrofi serabut otot. Beratnya bertambah mulai dari 70 gr saat tidak hamil
menjadi sekitar 1100 gr saat hamil aterm. Rata-rata volume totalnya adalah 5 L.
Sering dengan berlangsungnya perkembangan, fundus uteri yang sebelumnya
berbentuk cembung memipih diantara kedua insersi tuba, kini berbentuk kubah.

22
2. Serviks uteri
Serviks merupakan bagian uterus degan fungsi khusus yang terletak dibawah
ismus. Terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina)
dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum
(dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)
berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi
spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam,
peptida dan air. Ketebalanmukosadanviskositaslendirserviksdipengaruhisiklushaid.

3. Korpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus
dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita

4. Tuba fallopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular
(longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari parsinterstitialis, parsisthmica, parsampularis, serta
parsinfundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
Parsisthmica (proksimal/isthmus) merupakanbagiandengan lumen tersempit,
terdapatsfingteruterotubapengendali transfer gamet. Pars ampularis

23
(medial/ampula). Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di
dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal). Dilengkapi dengan fimbriae
serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan
ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

5. Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah almond. Terletak di
dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai
jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh
teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan
dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae
"menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat
mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri
renalis.
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel-sel primordial atau oogonium.
Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer
dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami
masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis.

24
25
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Fisiologi reproduksi wanita jauh lebih rumit dari pada fisiologi reproduksi
pria. Dimana pada pria produksi seprma terus menerus dan sekresi testosterone yang
hakikatnya konstan pada pria. Pada wanita pelepasan ovum terjadi secara intermiten
dan sekresi hormone – hormone seks pada wanita memperlihatkan pergeseran siklik
yang lebar. Siklus yang paling jelas adalah pada siklus menstruasi yang terjadi pada
setiap bulannya, dan jika terjadi fertilisasi siklus ini akan berhenti sementara selama
kehamilan dan akan mulai lagi setelah persalinan atau masa nifas.
Organ reproduksi utama pada wanita adalah ovarium dimana didalam ovarium
ini akan terjadi proses oogenesis dan juga akan mengeluarkan hormone seks wanita
yaitu estrogen dan progesterone. Kesua hormone ini sangat banyak terlibat dalam
fungsi reproduksi wanita, fungsi reproduksi wanita akanterhenti jika wanita tersebut
masuk dalam fase menopause.
Proses oogenesis ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga
dewasa, oogonia (sel induk telur) di dalam ovarium mengalami perkembangan.

26

Anda mungkin juga menyukai