Anda di halaman 1dari 8

Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vo.1 No.

1 (2012) 11-18
ISSN 2302 934X

Planning and Product Control

Perencanaan Pengendalian Produksi Air Minum Dalam Kemasan


Menggunakan Metode Aggregate Planning

Amri*, Trisna dan Efrida Nurhasanah Harahap


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh-Indonseia
*
Corresponding Author: amri_ir@yahoo.co.id

Abstract – CV. Saqua Pasee merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek produk IE RO. Perusahaan dalam menentukanpermintaan p ada
p e r i od e b e r i ku t n ya h an y a melakukan peramalan permintaan berdasarkan data penjualan periode-
periode sebelumnya. Sehinggaperusahaan tidak dapatmemenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu
dan mengakibatkan penumpukan persediaan, biaya penyimpanan dan biaya persediaan yang tinggi. Adapun
tujuan penelitian ini adalah merencanakan dan mengendalikan produksi Air Minum Dalam Kemasan, untuk
memenuhi permintaan yang akan datang dengan total biaya yang minima. Pendekatan yang dilakukan untuk
menentukan permintaan periode berikutnya pada CV. Saqua Pasee dilakukan dengan peramalan metode Time
Series, dan perencanaan pengendalian produksi dengan Metode Perencanaan Heuristik dan Optimasi. Hasil
yang diperoleh dari peramalan dengan bantuan Sofware Quantity System, metode terpilih yaitu pada metode
Simple Average dengan jumlah MAD terkecil sebesar 594,92. Biaya total produksi dengan menggunakan
Metode Perencanaan Heuristik adalah sebesar Rp.91.943.017 sedangkan Metode Perencanaan Optimasi
adalah sebesar Rp. 241.549.840, sehingga metode yang terpilih dalam perencanaan produksi adalah dengan
Metode Perencanaan Heuristik. Copyright ©2012 Department of industrial engineering. All rights reserved.

Keywords: Perencanaan persediaan, Peramalan, Aggregate Planning, Air Minum

1 Pendahuluan sebesar 1.675 dus, sementara barang yang dikeluarkan


untuk bulan april hanya 2.216 dus, sehingga terjadi
1.1 latar belakang masalah penumpukan barang pada bulan mei karena sisa dari
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk bulan april. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap biaya
mendapatkan keuntungan yang maksimum dan biaya penyimpanan dan biaya persediaan yang tinggi
yang minimal.Untuk itu dibuat suatu perencanaan diakibatkan kurangnya pengendalian dalam menentukan
produksi agregat yang dapat menstabilkan tujuan- jumlah persediaan yang disesuaikan dengan peramalan
tujuan tersebut dengan baik.Banyak hal yang harus permintaan.
dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai Persediaan produksi dalam perusahaan sangat
tujuan, salah satunya adalah bagaimana menentukan penting maka diperlukan perencanaan yang baik dalam
jenis produk yang harus dihasilkaan dengan pengendalian bahan baku yang optimal. Hal ini
memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga mampu dikarenakan pihak perusahaan tidak
memberikan nilai maksimum terhadap laba. mempertimbangkan permintaan dan kapasitas
sumberdaya untuk produksi yang dimiliki (kapasitas
CV. Saqua pasee produksi yang dihasilkan adalah air mesin, tenaga kerja, teknologi yang dimiliki, d an
mineral dalam kemasan kecil 240 ml, ukuran sedang 600 informasi).
ml dan ukuran galon. Dalam menentukanpermintaan Pada penelitian ini penulis mencoba melakukan
p a d a p e r i od e b e r ik u tn y a h an y a melakukan sebuah penelitian yang difokuskan pada Perencanaan
peramalan permintaan berdasarkan data penjualan dan Pengendalian Produksi dengan metode Aggregate
periode-periode sebelumnya. Berdasarkan data bulan Planning untuk mengatasi dan menghin dari tinggi
april 2012, barang yang diproduksi untuk ukuran 240 ml rendahnya persediaanyang mengakibatkan
sebesar 2.297 dus, dan sisa barang dari bulan maret peningkatan biaya simpan semakin tinggi, dengan

Manuscript received July 3, 2012; revised October 1, 2012 Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering. All rights reserved.
12
Perencanaan Pengendalian Produksi Air Minum Dalam Kemasan Menggunakan Metode Aggregate Planning

harapan semua permintaan dapat terpenuhi secara 2.1 Fungsi Perencanaan Agregat
tepat waktu dengan biaya yang minimal dan dapat
Beberapa fungsidari perencanaan agregat adalah
mengendalikan produksi sesuaidengansumberdayayang
[13]:
tersedia pada perusahaan. Perencanaan ini diusulkan
kepada bagian manajemen produksi sebagai upaya 1. Menemukan metode yang tepat untuk digunakan
menentukan cara terbaik dalam memenuhi permintaan sebagai strategi perusahaan dalam menghadapi
dengan menyesuaikan tingkat produksi, kebutuhan jumlah permintaan, sehingga ditemukan jumlah
tenaga kerja, persediaan, waktu lembur, sub kontrak biaya terkecil.
dan semua variabel yang dapat dikendalikan 2. Menjamin rencana penjualan dan rencana
perusahaan. produksi konsisten terhadap rencana strategi
perusahaan
1.2. Rumusan Masalah 3. Alat ukur performansi proses perencanaan
produksi
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
4. Menjamin kemampuan produksi konsisten
atas, maka perumusan masalah yang dilakukan dalam
terhadap rencana produksi dan membuat
penelitian ini adalah “Bagaimana merencanakan dan
penyesuaian
mengendalikan produksi untuk memenuhi permintaan
5. Memonitor hasil produk actual terhadap
yang akan datang dengan total biaya yang minimal ?
rencana produksi dan membuat penyesuaian
6. Mengatur persediaan produk jadi untuk
1.3 Tujuan Penelitian mencapai target dan membuat penyesuaian
7. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
jadwal induk produksi
merencanakan dan mengendalikan produksi Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) untuk memenuhi permintaan
2.2 Tujuan Perencanaan Agregat Planning
yang akan datang dengan total biaya yang minimal.
Perencanaan agregat bertujuan untuk [1]:
1. Mengembangkan perencanaan produksi
2. Tinjauan Pustaka yangfeasible pada tingkat menyeluruh yang
2.1 Definisi Agregat Planning akan mencapai keseimbangan antara
permintaan dan suplai dengan memperhatikan
Perencanaan agregat berarti menggabungkan biaya minimal rencana produksi yang dibuat,
sumberdaya-sumber daya yang sesuai ke dalam istilah- walaupun biaya bukan satu-satunya bahan
istilahyang lebih umum dan menyeluruh. Dengan pertimbangan.
adanya ramalan permintaan, serta kapasitas fasilitas, 2. Sebagai masukan perencanaan sumber
persediaan jumlah tenaga kerja dan input produksi yang dayasehingga perencanaan sumber daya
saling berkaitan., maka perencana harusmemilih tingkat dikembangkan untuk mendukung perencanaan
output untuk fasilitas selama tiga sampai delapan belas produksi
bulan ke depan. Perencanaan ini diantaranya bisa 3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja
diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah sakit, terhadap fluktuasi permintaan
akademi serta, pernerbit buku [1].
Perencanaan agregat merupakan bagian dari 2.3 Input Perencanaan Agregat
sistemperencanaan produksi yang lebih besar, Informasi yang diperlukan untuk membuatperencanaan
sehinggapemahaman mengenai keterkaitan antara agregat yang efektif [3]:
rencana danbeberapa faktor internal dan eksternal
merupakansesuatu yang berguna. Di lingkungan 1. Sumber daya yang tersedia sepanjang
perusahaanmanufaktur, jadwal produksi utama yang perioderencana produksi harus diketahui
dihasilkanmemberikan input untuk sistem MRP 2. Data permintaan yang berasal dari peramalan dan
yangmengutamakan mengenai perolehan atau produksi pesanan yang kemudian diterjemahkan kedalam
komponen-komponen yang diperlukan. Jadwal kerja tingkat produksi
yang mendetil untuktenaga kerja dan penjadwalan 3. Memasukkan kebijakan perusahaan yang berkenaan
berprioritas untuk produk dihasilkan sebagai tahapan dengan perencanaan agregat, misalnya perubahan
terakhir sistemperencanaan produksi [6]. tingkat tenaga kerja, dan penentuan kebutuhan
sumber daya

Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering. All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (2012) 11-18
13
Amri, Trisna dan Efrida Nurhasanah Harahap

2.4 Output Perencanaan Agregat  Metode pengendalian subkotrak Metode ini


berproduksi pada tingkat demand yang paling kecil
Output dari proses perencanaan agregat biasanya
selama periode perencanaan. Apabila pada suatu
berupa jadwal produksi untuk pengelompokkan produk
periode demand lebih besar dibandingkan tingkat
berdasarkan “famili”. Misalnya untuk produsen mobil,
produksi, maka akan dilakukan SubKontrak.
output memberikan informasi mengenai berapa mobil
 Metode campuran Pada metode campuran, tingkat
yang harus diproduksi , tetapi bukan pada berapa mobil produksi pada tingkat diset berdasarkan kondisi
yang bermerk A, berseri B maupun berseri C. Jadi berupa actual. Tingkat produksi ini ditentukan berdasarkan
jumlah keseluruhan output yang dihasilkan tiap periode jumlah lintasan produksi atau mesin, jumlah hari
tertentu bukan berdasarkan tipe. kerja, tingkat efisiensi, tingkat utilitas mesin dan
jumlah shiftnya. Apabila terjadi kelebihan akan
2.5 Metode – Metode Perencanaan Agregat disimpan, jika kekurangan akan dilakukan over
Metode – metode perencanaan agregat adalah metode time untuk menaikkan kapasitas. Kenaikan
heuristik (trial and error) dan metode optimasi. kapasitas maksimal sebesar 25% dari kapasitas
reguler. Jika masih kekurangan diperbolehkan
1. Metode heuristik (trial – and – error) melakukan SubKontrak. Jadi pada metode ini,
Berikut ini adalah 5 tahapan dalam variabel yang dikendalikan tidak hanya satu
metodepembuatan.Metode heuristik [7]: variabel produksi, tetapi bisa lebih dari 2 variabel
 Tentukan permintaan pada setiap periode produksi.
 Tentukan berapa kapasitas pada waktu – waktu
biasa, waktu lembur, dan tindakan SubKontrak 2. Metode optimasi
pada setiap periode.
Perencanaan agregrat dapat digunakan
 Tentukan biaya tenaga kerja, biaya pengangkatan
menggunakan metode optimasi yang terdiri atas model
dan pemberhentian tenaga kerja, serta biaya
programa linier dan model transportasi land. Metode ini
penambahan persediaan.
mengijinkan penggunaan produksi reguler,
 Pertimbangan kebijakan perusahaan yang dapat
overtime,inventory, back order, dan SubKontrak. Hasil
diterapkan pada para pekerja dan tingkat
perencanaan yang diperoleh dapat dijamin optimal
persediaan.
dengan asumsi optimistik bahwa tingkat produksi dapat
 Kembangkan rencana – rencana alternatif dan dirubah dengan cepat. Agar metode ini dapat
amatilah biaya totalnya. diaplikasikan, kita harus memformulasikan persoalan
perencanaan ageregat sehingga [2]:
Beberapa metoda Heuristik antara lain :
 Metode pengendalian tenaga kerja Pada metode  kapasitas tersedia (supply) dinyatakan dalam kg
ini, jumlah yang diproduksi pada periode pertama yang sama dengan kebutuhan (demand).
diinisialkan sebesar demand pada periode  total kapasitas horizon perencanaan harus
pertama. Jika demand pada periode berikutnya sama dengan total peramalan kebutuhan. Bila tidak
mengalami kenaikan, maka akan dilakukan sama, kita gunakan variabel dummy sebanyak
penambahan kapasitas. Jika pada periode jumlah selisih tersebut dengan kg cost nol.
berikutnya demand mengalami penurunan, maka  semua hubungan biaya merupakan hubungan
produksi akan diturunkan sebesar demandnya. linier.
 Metode pengendalian persediaan Metode ini
menerapkan tingkat produksi sebesar permintaan a) Model progam linier
rata – ratanya .jika jumlah produksi lebih besar,  Program linier dapat digunakan sebagai alat
maka kelebihannya akan akan disimpan sebagai perencanaan agregat. Model ini dibuat karena
persedian. Jika kondisi yang terjadi sebaliknya avaliditas pendekata koefisien manajemen sukar
maka persediaan akan dikeluarkan untuk dipertanggungjawabkan. Asumsi model programa
memenuhi permintaan. Selanjutnya akan linier adalah : Tingkat permintaan (Dt) diketahui
dievaluasi apakah selama masa perencanaan tetap dan diasumsikan determistik
akan terjadi kekurangan. Jika masih ada  Biaya variabel – variabel ini bersifat linier dan
kekurangan, maka bagian produksi harus variabel – variabel tersebut dapat berbentuk
menyesuaikan persediaan.awalnya sebesar bilangan riil
maksimal kekurangan yang terjadi selama masa  Batas atas dan bawah jumlah produksi dan
periode perencanaan tersebut. Sehingga, tidak inventory mempresentasikan batasan kapasitas
akan terjadi kekurangan pada suatu periode. dan space yang bisa dipakai. Asumsi ini sering kali
Kelemahan metode ini yaitu biaya persediaan yang menyebabkan model program linier kurang
membengkak realistis jika diterapkan. Misalnya variabel

Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (2012) 11-18
14
Perencanaan Pengendalian Produksi Air Minum Dalam Kemasan Menggunakan Metode Aggregate Planning

berbentuk bilangan riil, sementara itu pada Tenaga kerja berlebih inikadang – kadang bisa
kenyataannya nilai variabel – variabel tersebut dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif
adalah bilangan bulat.Tujuan dari formulasi meskipun tidak selamanya efektif. Bila tidak dapat
program linieradalah meminimasi ongkos dialokasikan yang efektif. Maka perusahaan
total yang berbentuk linier terhadap kendala dianggap menanggung ongkos menganggur yang
– kendala linier. besarnya merupakan perkalian antara jumlah
yangtidak terpakai dengan tingkat uaph dan
b) Model transportasi tunjangan lainnya.
Untuk kepentingan yang lebih efisien, 4. Inventory cost dan back order cost (ongkos
Bigelmengusulkan model perencanaan produksi persediaan dan ongkos kehabisan persediaan)
agregat dengan menggunakan teknik transport Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi
shipment problem (TSP).Model ini dilakukan dengan timbulnya kenaikan permintaan pada saat – saat
menggunakan bantuan tabel transportasi. tertentu. Konsekuensi dari kebijakakan perusahaan
Untukmemudahkan proses perencanaan agregat, adalah timbulnya ongkos penyimpanan (Inventory
metode ini dibantu dengan supply demand, dimana cost dan back order cost) yang berupa
barismenandakan alternatif kapasitas yang ada dan ongkostertahannya modal, pajak, asuransi,
kolom menunjukkan demand yang harus dipenuhi. kerusakanbahan, dan ongkos sewa gudang.
Pada setiap cell, terdapat biaya untuk masing – Kebalikan darikondisi diatas, kebijakkan tidak
masing alternative kapasitas. mengadaaan persediaan.Seolah - olah
menguntungkan tetapisebenarnya dapat
3. Biaya Perencanaan Agregat menimbulkan kerugian dalam bentuk ongkos
kehabisan persediaan.Ongkos kehabisan persediaan
Sebagian besar metode perencanana agregat ini dihitung berdasarkan berapa permintaan yang
menentukan suatu rencana yang minimasi biaya. Jika datang tetapi tidak dilayani karena barang yang
permintaan diketahui, maka biaya-biaya berikut harus diminta tidak tersedia.Kondisi ini pada sistem MTO.
dipertimbangkan [3]: Akan mengakibatkan jadwal penyerahan order
1. Haring cost (ongkos penambahan tenaga kerja) terlambat, sedangkan pada sistem MTS akan
Penambahan tenaga kerja menimbulkan ongkos - mengakibatkan beralihnya pelanggan ke produk lain.
ongkos untuk iklan, proses seleksi, dan training. Kekecewaanpelanggan karena tidak tersedianya
Ongkos training merupakan ongkos yang besar barang yang dibutuhkan sehingga akan
apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga diperhitungkan sebagai kerugian bagi perusahaan,
keja baru yang belum berpengalaman. dimana kerugian tersebut dikelompokan sebagai
2. Faring cost (ongkos pemberhentian tenaga keja) ongkos kehabisan persediaan. Ini samanilainya
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena dengan pemesanan kembali bilakonsumen masih
semakin rendahnya permintaan akan produk yang bersedia menungu.
dihasilkan, sehingga tingkat produksi akan menurun
secara drastis ataupun karena persoalan teknis 5. Sub-contract (ongkos SubKontrak)
seperti produktivitas yang menurun, serta factor Pada saat permintaan melebihi kemampuan
yang ada pada diri tenga kerja itu kapasitas reguler, biasanya perusahaan
sendiri.pemberhentian ini mengakibatkan menSubKontrak kelebihan permintaan yang tidak
perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain.
bagi karyawan yang di PHK, menurunkan moral kerja Konsekuensinya dari kebijakan ini adalah timbulnya
dan produktifitas karyawan yang masih bekerja, dan ongkos SubKontrak, dimana biasanya ongkos
tekanan yang bersifat sosial. menSubKontrak ini menjadi lebih mahal
3. Overtime cost dan undertime cost (ongkos dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya
lemburdan ongkos menganggur) Penggunaan waktu resiko terjadinya keterlambatan penyerahan dari
lembur bertujuan untuk meningkatkan output kontraktor [2].
produksi, tetapi konsekuensinya perusahaan harus
mengeluarkan ongkos tambahan lembur yang 3. Metodologi Penelitian
biasanya 150% dari ongkos kerja regular. Disamping Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
ongkos tersebutadanya lembur biasanya akan terbagi menjadi beberapa tahap, Yaitu : Pendahuluan,
memperbesar tingkat absen karyawan dikarenakan Tinjauan Pustaka, Analisa Hasil, Kesimpulan dan saran
faktor kelelahan fisikpekerja. Kebalikan dari kondisi Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam
diatas adalah bilaperusahaan mempunyai kelebihan penelitian ini adalah sebagai berikut :
tenagakerja dibandingkan dengan jumlah tenaga a. Data Jumlah Permintaan Perusahaan
kerjayang dibutuhkan untuk kegiatan produksi. b. Data Produksi

Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering. All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (2012) 11-18
15
Amri, Trisna dan Efrida Nurhasanah Harahap

c. Data Jumlah Hari Kerja Karyawan Bagian Produksi 4.2 Peramalan


d. Data Jam Kerja/Hari
Hasil peramalan selama 12 bulan ke depan adalah
e. Data Gaji Karyawan
sebagai berikut :
f. Data Kapasitas Gudang
g. Data Biaya Maintenent Gudang dan Produksi Tabel 2. Demand Forecast Jumlah Permintaan Hasil
Peramalan Produk
h. Data Jumlah Shift
i. Data Biaya Reguler Time, Over Time, Biaya Tenaga
No Bulan Peramalan (dus)
Kerja perhari dan data-data Status inventory pada
akhir periode. 1 Juli 2012 41.729
2 Agustus 2012 42.365
3 September 2012 42.410
4. Hasil Penelitian
4 Oktober 2012 42.366
Data Jumlah Permintaan Air Minum Dalam Kemasan 5 November 2012 42.293
(AMDK) ukuran 240 dan 600 ml Bulan Juli 2011 - Juni 6 Desember 2012 42.161
2012dapat dilihat pada Tabel 1. 7 Januari 2013 41.923
8 Februari 2013 41.925
9 Maret 2013 41.959
4.1 Data Jumlah Hari Kerja dan biaya
10 April 2013 42.007
CV. Saqua Pasee dalam proses kerja tidak memiliki 11 Mei 2013 41.961
shift, dan waktu kerja masing-masing operator bekerja 12 Juni 2013 42.031
selama 7 jam dan istirahat selama 1 jam kerja regular Jumlah 505.129
308, lembur 57 djumlah total 365 hari. Adapun data-
data biaya Pada Bulan Juli 2011- Juni 2012 yang 4.3 PerencanaanAgregate
dibutuhkan dalam perhitungan adalah sebagai berikut
Dalam Metode heuristik terdapat 3 metode, yaitu
ini :
metode pengendalian persedian tenaga kerja, metode
pengendalian persediaan, metode pengendalian
Tabel 1 Jumlah Permintaan Air Minum subkontrak, dan metode campuran. Berdasarkan data
Jumlah Permintaan peramalan pada Tabel 1 maka dapat dihitung :
No. Periode
(dus)
1 Juli 2011 41.729 1. Metoda Heuristik
2 Agustus 2011 43.000
Tahapan Dalam Metode Heuristik dengan Metode
3 September 2011 42.500
4 Oktober 2011 42.235 Campuran ada beberapa tahap, tahap-tahap tersebut
5 November 2011 42.000 dapat diuraikan sebagai berikut
6 Desember 2011 41.500 a. Penetuan rata – rata Produksi :
7 Januari 2012 40.500  Total produksi selama 1 tahun atau 12
8 Februari 2012 41.935
periode (Juli 2012- Juni 2013)
9 Maret 2012 42.235
10 April 2012 42.435 o Rata-rata produksi/bulan = 505.129 dus
11 Mei 2012 41.500 o Rata-rata produksi dalam 1 bulan =
Juni 2012 43.000 505.129
 42.047 dus
12
o Jumlah tenaga kerja = 26 orang 42.047
o Biaya produksi regular = Rp. 4.300 /dus o Rata-rata produksi setiap hari 
o Biaya produksi lembur = Rp. 5.500/dus 26
o Biaya penyimpanan = Rp. 500/dus 1.617,2 2dus
o Persediaan awa = 1.675 dus 1.617
o Persediaan akhir = 1.500 dus o Rata-rata produksi pekerja/hari  62,2
o Biaya persediaan awal= Rp. 120.000
26
o Jumlah produksi/hari=2.925 dus 62 dus/hari
o Biaya lembur/hari/orang = Rp 20.000Kapasitas 62,2
Overtime (Jam) 6 jam (jika lembur) o Output pekerja per jam =  8,89 ≈9
7
dus/jam

Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (2012) 11-18
16
Perencanaan Pengendalian Produksi Air Minum Dalam Kemasan Menggunakan Metode Aggregate Planning

505.129 Adapun perhitungan-perhitungan yang dilakukan


o Output pekerja per bulan =  19.406 dalam penentuan besar biaya overtimeadalah :
26 o Tingkat produksi air minum dalam kemasan per
dus/orang
bulan berdasarkan pada hasil peramalan yang
terkecil, yaitu 41.729.
b. Menentukan Kapasitas Waktu normal dan Waktu o Perhitungan Kapasitas Overtime Setiap Periode
Lembur Pada Setiap Periode Kapasitas Overtime = Jumlah Pekerja Maksimal x
Pengerjaan produk (AMDK) menggunakan mesin Jumlah\Hari Lembur x Output Pekerja/Hari
sebanyak 2 buah dan kedua mesin tersebut mampu Perhitungan Kekurangan Regular Time, kapasitas
menghasilkan sekitar 1.617 dus dalam satu hari. overtime, biaya overtime, jumlah tenaga kerja, dan biaya
 Kapasitas produksi reguler = hari kerja reguler x tenaga kerja
Adapun perhitungan biaya tersebut adalah sebagai
kapasitas produksi satu hari.
berikut :
 Kapasitas produksi lembur = hari kerja lembur x o Biaya regular/jam = Rp. 4.300/7 = Rp. 614 /jam
kapasitas produkri satu hari o Biaya regular/dus =(Rp. 614).(9dus)=Rp.5.559/dus
Perhitungan kapasitas waktu normal dan waktu
lembur datap dilihat pada tabel 3 dibawah ini o Biaya Overtime/dus = (Rp. 917).(9 dus)= Rp.
8.299/dus
c. Perhitungan Biaya Kapasitas Overtime o Biaya Overtime/jam = Rp. 5.500/6=Rp. 917/jam

Tabel 3 Kapasitas Produksi Bulan Juli 2012- Juni 2013

Kapasitas Kapasitas Kapasitas


Kerja Kerja
Produksi Produksi Produksi
Bulan Regular Lembur Total Hari
Regular Lembur Dalam Satu
(Hari) (Hari)
(dus) (dus) Hari (dus)
Juli 2012 26 4 42.042 6.468 1.617 30
Agustus 2012 25 6 40.425 9.702 1.617 31
September 2012 27 3 43.659 4.851 1.617 30
Oktober 2012 26 4 42.042 6.468 1.617 31
November 2012 24 6 38.808 9.702 1.617 30
Desember 2012 27 3 43.659 4.851 1.617 31
Januari 2013 25 5 40.425 8.085 1.617 31
Februari 2013 26 4 42.042 6.468 1.617 29
Maret 2013 26 4 42.042 6.468 1.617 31
April 2013 28 2 45.276 3.234 1.617 30
Mei 2013 24 6 38.808 9.702 1.617 31
Juni 2013 25 5 40.425 8.085 1.617 30

Perhitungan kapasitas overtime dapat dilihat pada tabel 2012


4 dibawah ini
Desember 62,2
3 26
2012 4.851,60
Tabel 4. Perhitungan Kapasitas Overtime
Januari 62,2
Output 5 26
Kerja Jlh Kapasitas 2013 8.086,00
pekerja/ Februari 62,2
Periode Lembur Pekerja Overtime 4 26
hari 2013 6.468,80
/Hari Maksimal (dus)
(dus) Maret 62,2
4 26
Juli 2012 4 26 62,2 6.468,80 2013 6.468,80
Agustus 62,2 April 2013 2 26 62,2 3.234,40
6 26
2012 9.703,20 Mei 2013 6 26 62,2 9.703,20
September 62,2 Juni 2013 5 26 62,2 8.086,00
3 26
2012 4.851,60
Oktober 62,2
4 26
2012 6.468,80
November 6 26 62,2
9.703,20

Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering. All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (2012) 11-18
17
Amri, Trisna dan Efrida Nurhasanah Harahap

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh : (Waktu Standar) = Rp 5.500 (0,13) = Rp


o Biaya Tenaga Kerja = (Jumlah Tenaga Kerja) . (Gaji 715 per dus /orang
Pekerja/Bulan) = (2) (Rp. 1.500.000)= Rp.  Subkontrak (Tidak dilakukan perhitungan karena
3.150.053,08. perusahaan tidak ada aktivitas produksi subkontrak
o maka biaya total yang harus dikeluarkan jika ke perusahaan lain)
menggunakan Metode Campuran adalah sebesar
2. Penentuan Kapasitas Produksi per Periode
Rp.91.943.017,96 Jumlah unit yang dapat diproduksi setiap bulannya
selama tahun 2012 dengan jumlah tenaga kerja yang
ada saat ini adalah 26 orang sebagai berikut:
4.4 Metode Optimasi
perhitungan penentuan biaya produksi yang  Jlh Hari Kerja x Jam Kerja Efektif/ 
 
dilakukan dalam metode ini dipilih model metamatis  Jlh Hari Kerja /tahun x Jlh Tenaga Kerja 
Reguler Time Capacity 
(transportasi) dapat dilihat pada uraian berikut ini Waktu Standar
1. Penentuan Jumlah dan biaya Tenaga Kerja
Untuk menentukan jumlah dan biaya tenaga kerja  Jlh Hari Kerja x Jlh Jam Lembur x
 
Overtime Capacity   
yang diperlukan dalam produksi air minun,dibutuhkan Jlh Tenaga Kerja
data hari kerja. Waktu Standar
a. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Jam Kerja Efektif (JKE)/thn = Jumlah jam kerja/hari x (1-
Tingkat absensi) x Jumlah hari kerja/thn
Dengan tingkat absensi sebesar 3 %, jumlah tenaga
kerja sebanyak 26 orang dan 7 jam kerja per harinya. JKE = 7 x (1–0,03) x 365
Jumlah produk yang akan dijual selama Juli 2012- Juni JKE = 2478,4jam kerja/tahun
2013(sesuai dengan hasil peramalan) adalah sebanyak
Perhitungan kapaisitas produksi perperiode dapat
506.067dus.
dilihat pada tabel 5 dibawah ini :
 Waktu Produksi = Waktu standar x Jumlah
penjualan tahun 2012 3. Biaya Total Produksi
 Waktu standar = Jam Kerja per-hari/dus per-hari
Dari data JIP, dapat dihitung biaya produksi dengan
Sehingga dapat diperoleh waktu produksi sebesar
mengalikan setiap kapasitas yang diperlukan dengan
:Waktu standardus/hari = Total Permintaan/Total Hari
biayanya masing-masing.Adapun data biaya produksi ini
Kerja/Tenaga Kerja= 506.067/365/26 = 53,32dus/hari
diperlukan untuk memilih banyaknya tenaga kerja
per-orang
dankerja yang memiliki biaya terkecil pada ketiga
 Waktu standar jam/dus = Jam Kerja per-hari/dus
alternatif penggunaan tenaga kerja.perhitungan biaya
per-hari = 7 jam/53,32 = 0,13 jam/dus untuk tenaga kerja adalahRp. 41.549.840
 Waktu Produksi = 0,13x (506.067 + 1.675- 1.500)=
Perhitungan total biaya keseluruhan diasumsikan
0,13 x 506.242= 65.811,4 jam bahwa sejak awal telah tersedia tenaga kerja sebanyak
26 orang sehingga tidak ada biaya perekrutan tenaga
b. Penentuan Biaya Tenaga Kerja kerja yang ditambahkan ke dalamnya. Hasil perhitungan
Perhitungan biaya untuk pengerjaanproduk adalah biaya adalah sebagai berikut:
sebagai berikut: Biaya Produksi =Rp. 41.549.840
Biaya PersediaanAwal (1.675 x 120.000)
 Biaya Reguler Time (RT)
Biaya Reguler Time = Rp. 201.000.000
( Biaya produksi RT / hari / unit) . (Wkt. standar) Biaya Perekrutan Tenaga

jlh. jam kerja / hari Kerja =Rp. 0+
Rp. 4.300 (0,13)
= Rp 79,85 ≈ 80/dus /orang Total Biaya produksi = Rp. 241.549.840
7
 Biaya Overtime (OT)
Biaya Overtime=(Rp Biaya OT/jam/orang)

Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (2012) 11-18
18
Perencanaan Pengendalian Produksi Air Minum Dalam Kemasan Menggunakan Metode Aggregate Planning

Tabel 5. Penentuan Kapasitas Produksi Reguler Time dan Over time

Jlh jam Waktu Jumlah


Jumlah hari Jlh jam kerja Kapasitas
Bulan lembur Standar tenaga kerja
kerja (hari) efektif (jam)
(jam) (jam/unit/org) (orang) RT (unit) OT (unit)
Juli 2011 30 2478,4 6 0,13 26 40.741 36.000
Agustus 2011 31 2478,4 6 0,13 22 35.622 31.477
September 2011 30 2478,4 6 0,13 26 40.741 36.000
Oktober 2011 31 2478,4 6 0,13 26 42.099 37.200
November 2011 30 2478,4 6 0,13 26 40.741 36.000
Desember 2011 31 2478,4 6 0,13 26 42.099 37.200
Januari 2012 31 2478,4 6 0,13 26 42.099 37.200
Februari 2012 29 2478,4 6 0,13 26 39.383 34.800
Maret 2012 31 2478,4 6 0,13 26 42.099 37.200
April 2012 30 2478,4 6 0,13 26 40.741 36.000
Mei 2012 31 2478,4 6 0,13 26 42.099 37.200
Juni 2012 30 2478,4 6 0,13 26 40.741 36.000
Total 365 29740,8 489.203 432.277

5 Kesimpulan
Perencanaan Agregat dapat dilakukan denganmetoda
Heuristik, antara lain : MetodaPengendalian tenaga
kerja, Metoda PengendalianSub Kontrak, dan Metoda
Campuran denganOvertime..
Penggunaan Metode Perencanaan Heuristik
memberikan solusi terbaik dengan besar biaya total
produksi yang lebih rendah yaitu Rp. 91.943.017
dibandingkan dengan metode optimasi,

6 Daftar Pustaka
[1] Sukendar, Irfan, (2008). Metode Aggregate Planning Heuristik
Sebagai Perencanaan Dan Pengendalian Produksi Untuk
Minimasi Biaya (Prosiding Seminar National Teknoin 2008
Universitas Islam Sultan Agung
[2] Nasir, Jamal, (2004). Penentuan Tenaga Kerja OptimalDengan
Aggregate Planning (Studi kasus pada PT Arjuna batu).
JurnalManajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gajayana
Malang.
[3] Firdaus, Ahmad (2008). Analisis Perencanaan Persediaan Bahan
Baku (Studi Kasus PD Gunung Mas Jambi), Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, Vol. 8 No. 2.
[4] Assauri Sofyan (2000). Manajemen Produksi, penerbit BPFE
UGM, Jakarta.
[5] Kotler, P, (1986). Manajemen Pemasaran (Analisis Perencanaan
dan Pengendalian), Edisi Kelima, Jakarta, Penerbit Erlannga.
[6] Rangkuti, Freddy, (1995). Manajemen Persediaan, Surabaya,
Grapindo Persada.
[7] Sofyan, Dianan Khairani, (2011) Perencanaa dan Pengendalian
Produksi (Bahan Ajar Kuliah PPIC) Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe
[8] http://kurniablogsport.com.Proposal Seminar 1 Perencanaan
Aggregate.html

Copyright ©2012 Department of Industrial Engineering. All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.1 No.1 (2012) 11-18

Anda mungkin juga menyukai