Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 – 6885

PERBANDINGAN KINERJA MODEL ARIMA DAN THOMAS-FIERING


DALAM MEMPREDIKSI DEBIT SUNGAI LONING, MAGELANG

Joko Suryanto1
1
Dosen Program Studi Teknik Pertanian STIPER Kutai Timur
Jl. Soekarno-Hatta No.1 Sangatta Kutai Timur 75387, Indonesia.
E-Mail: djakasoerya@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perbandingan Kinerja Model ARIMA Dan Thomas-Fiering Dalam Memprediksi Debit Sungai Loning,
Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa data debit bulanan sungai Loning Magelang
menggunakan pendekatan stokhastik. Tahap awal adalah melakukan uji konsistensi data debit menggunakan
metode Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) untuk mendeteksi homogenitas data debit. Dua pendekatan
stokhastik dalam simulasi debit bulanan sungai Loning adalah model ARIMA dan Thomas-Fiering. Indeks
error (RMSE dan MAPE) prediksi dua model tersebut dibandingkan untuk menentukan model yang sesuai
dalam mensimulasi debit sungai Loning. Nilai RMSE dan MAPE pada periode prediksi 2014 – 2015
diperoleh sebesar 9.710 lt/dt dan 27.23 %, 11,325 lt/dt dan 32.71 %, berturut-turut untuk model ARIMA dan
Thomas-Fiering. Nilai indeks error tersebut mengidikasikan bahwa model ARIMA lebih sesuai untuk
simulasi debit bulanan sungai Loning dibandingkan model Thomas-Fiering.
Kata kunci : ARIMA, Debit bulanan, Model stockhastic, Thomas-Fiering, Sungai Loning.

ABSTRACT

Comparison of Performance ARIMA Model and Thomas-Fiering Model in Forecasting Run-Off of


Loning River, Magelang. The objective of the research was to analyzed monthly run off data of Loning
River Magelang for simulation using stochastic approaches. Initally Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS)
was used to identify the nonhomogenity during data period. The two approaches of stochastic modeling,
ARIMA and Thomas-Fiering models, were used to simulate monthly run off data. The index error (RMSE
and MAPE) predictions for both approaches were compared to identify the most suitable approach for
reliable simulation. The RMSE and MAPE prediction run-off of Loning river for period of 2014-2015
obtained for two approaches were 9.710 lt/dt and 27.23 %, 11,325 lt/dt and 32.71 % for ARIMA model,
Thomas-Fiering model, respectively. The two index error calculated for two approaches indicate that
ARIMA model appear to be better than Thomas-Fiering.
Key words : ARIMA, Loning River, Monthly run-off, Stochastic model, Thomas-Fiering.
.

1. PENDAHULUAN yang digunakan sebagai tambahan air


hujan dalam memenuhi kebutuhan air
Air adalah elemen penting dalam
tanaman.Pemanfaatan data debit aliran
pertanian karena digunakan oleh tanaman
sungai dalam perencanaan sistem irigasi
untuk fotosintesis, transport hara,
seringkali terkendala oleh catatan debit
transpirasi dan dimanfaatkan oleh
aliran sungai yang ada sangat pendek,
tanaman untuk memproduksi biomassa
sehingga informasi yang dapat diperoleh
yang dibutuhkan manusia.Sumber air
dari catatan yang pendek sangat terbatas.
yang digunakan oleh tanaman tersebut
Salah satu usaha untuk memecahkan
dapat diperoleh dari curah hujan, air
persoalan kurang panjangnya data
permukaan, maupun air tanah.
hidrologi adalah dengan pembangkitan
Air permukaan dalam bentuk
data (Wibowo, 2000).
debit aliran sungai merupakan air irigasi

65
Perbandingan Kinerja Model ARIMA … Joko Suryanto.

Model hidrologi yang (ARMA) dan proses pembedaan


dapat digunakan untuk (differencing). Hasil proses
pembangkitan data sintetik pembedaan data deret waktu
maupun prediksi (forecasting) adalah model stasioner dengan
adalah model stokhastik bentuk umum proses
(Raghunath,2006). Model hidrologi ARMA.Secara umum, proses
yang termasuk model stokastik ARIMA (p,d,q) dapat dituliskan
dicontohkan oleh Clarke (1973) dalam bentuk (Wei, 2006):
antara lain; model regresi,
Thomas Fiering, Multivariate
Thomas Fiering, model .......... (1)
ARIMA.Beberapa kelebihan
model ARIMA antara lain dimana:
2 p
tersedianya tahapan sistematis (B) = 1- 1B – 2B - …- pB

dalam pembentukan model yaitu (B) = 1- Ѳ1B – Ѳ2B2- … - ѲqBq


identifikasi, estimasi parameter µ(1- – …-
1 2- p) untuk d = 0
dan diagnostik checking(Mishra
dan Singh, 2011). Apabila data deret waktu
Dengan diketahuinya mengandung pola musiman, maka
model debit sungai yang sesuai model ARIMA yang digunakan
untuk kharakteristik data debit adalah ARIMA musiman atau
sungai Loning diharapkan dapat (p,q,d) (P,D,Q)s. Model ARIMA
membantu dalam perencanaan musiman (p,q,d) (P,D,Q)sdapat
sistem irigasi dalam pemanfaatan dituliskan sebagai berikut (Wei,
air tersedia secara efektif dan 2006) :
efisien untuk mendukung
produksi tanaman yang
optimal.Tujuan penelitian ini ……(2)
adalah untuk menentukan model
simulasi debit yang sesuai untuk dimana:
debit bulanan sungai Loning (B) = , autoregresive
dengan menggunakan pendekatan non musiman dengan orde p
model stokhastik. Penelitian (B) = ,
dilakukan dengan melakukan autoregresive musiman dengan orde P
prediksi debit bulanan (B) = , moving
menggunakan model ARIMA dan average non musiman dengan orde q
Thomas-Fiering kemudian (B) = , moving
membandingkan kinerja kedua average musiman dengan orde Q
model tersebut.
Model Thomas-Fiering
MODEL ARIMA Pada dasarnya model Thomas
Autoregressive Integrated Moving Fiering merupakan Markovian
Average (ARIMA) adalah model alami dengan parameter periodik,
deret waktu yang diperkenalkan yaitu nilai rerata, diviasi standar
oleh Box dan Jenkins pada tahun dan korelasi antara data berurutan.
1976. Model ini merupakan Model ini terdiri dari 12
kombinasi antara model persamaan regresi, satu
autoregressive moving average persamaan untuk setiap bulannya.

66
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 – 6885

Persamaan model dapat dituliskan 2. METODA PENELITIAN


dalam persamaan berikut (Clarke,
1973) : 2.1. Tempat dan Waktu
= ... (3) Penelitian dilaksanakan di Daerah
Irigasi (DI) Loning Kabupaten
dimana: Magelang Jawa Tengah. Secara
= debit pada bulan (i+1) geografis terletak antara7o 33’ 23”
dan 7o 28’ 59” LS, 110o 9’ 37” dan
= debit rerata pada bulan (j+1)
110o 11’ 43” BT. DI Loning
= koefisien regresi untuk memanfaatkan debit sungai Loning
prediksi debit pada bulan (j+1) sebagai sumber utama air irigasi
berdasarkan debulan bulan j. yang berasal dari hasil air Daerah
= debit selama bulan i Aliran Sungai (DAS) Loning. Pada
dimulainya pembangkitan data sintetik.
bulan Desember 2015.
= debit rerata bulan j
2.2. Prosedur Penelitian dan
= variat acak deviasi normal
Pengumpulan Data
dengan rerata 0 dan variansi 1.
Data yang digunakan dalam
= standar deviasi debit pada
penelitian ini adalah data sekunder
bulan (j+1)
debit bulanan sungai Loning antara
= koefisien korelasi antara debit
tahun 1990 – 2015 atau sebanyak
bulan j dengan bulan (j+1)
j = 1, 2, 3, ..., 12 (bulan Januari
312 data. Data tersebut diperoleh dari
sampai Desember) Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan
i = j, 12 bulan + j, 24 bulan + j, Sumber Daya Mineral (DPU ESDM)
..., N bulan + j Kabupaten Magelang.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian DI Loning

2.3. Analisa Data menggunakan metode Rescaled Adjusted


Partial Sums (RAPS) (Buishand, 1982) :
Uji konsistensi data
Uji konsistensi dilakukan terhadap data RAPS =
debit bulanan tahun 1990-2015

67
Perbandingan Kinerja Model ARIMA … Joko Suryanto.

Prosedur Model ARIMA ... (7)


Data debit bulanan dibagi menjadi
dua bagian, sebanyak 288 data antara d. Menghitung slope persamaan regresi (bj)
tahun 1990 – 2013 digunakan dalam …………............ (8)
pembentukan model ARIMA, sedangkan
validasi model menggunakan 24 data e. Menghitung variat acak distribusi normal
yaitu data tahun 2014 – 2015. Tahapan (zi)
pembentukan model ARIMA mengikuti …………............ (9)
prosedur Box dan Jenkins (1976) yaitu :
f. Menyusun persamaan regresi Thomas-
1) identifikasi model, 2) estimasi Fiering
parameter, dan 3) uji kesesuaian model. =
Tujuan tahap identifikasi model adalah
menentukan transformasi dan ....... (10)
differencing data yang belum stasioner
dalam varian dan mean, serta menentukan
Perbandingan Kinerja Model
orde model AR dan MA, baik reguler
Perbandingan kinerja model
maupun musiman. Analisis stasioneritas
menggunakan ukuran akurasi hasil
data dalam varian menggunakan plot
prediksi debit model ARIMA dan
Box-Cox, sedangkan stasioneritas mean
Thomas-Fiering. Ukuran tingkat akurasi
menggunakan analisa plot autocorelation
hasil prediksi yang digunakan antara lain
function (ACF) dan partialautocorelation
root mean square error (RMSE) dan
function (PACF). Identifikasi model
mean absolute percentage error (MAPE).
potensial menggunakan plot ACF dan
PACF data yang telah stasioner. Estimasi RMSE = ..... (11)
parameter model menggunakan metode
conditional least square (CLS) dengan
bantuan program SAS. Tahapan MAPE = .... (12)
berikutnya adalah diagnostic checking
dimana:
untuk menilai kecukupan model ARIMA
= nilai debit observasi (lt/dt) untuk
melalui uji asumsi residual model. Uji
Ljung-Box untuk menguji sifat white i = 1, 2, 3, ... n
= nilai debit prediksi model (lt/dt)
noise dan metode Kolmogorov-Smirnov
untuk uji residual model berdistribusi untuk i = 1, 2, 3, ... n
normal. Penentuan model terbaik
menggunakan kriteria minimum nilai
AIC, SBC pada data pembentukan model. 3. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Prosedur model Thomas-Fiering
Tahapan dalam menetukan persamaan Uji Konsistensi Data Debit
regresi Thomas-Fiering adalah (Clarke, Analisis statistik data hidrologi
1973): membutuhkan asumsi bahwa data
a. Menghitung rata-rata debit bulanan mempunyai sifat konsisten. Maka,
sebelum melakukan analisa statistik data
.......... (5)
hidrologi, inkonsistensi dan nonhomogen
b. Menghitung standar deviasi data harus diidentifikasi dan dihilangkan
terlebih dahulu, karena sifat tersebut tidak
...... (6)
diharapkan terus berlanjut di masa depan.
c. Menghitung koefisien korelasi (rj)

68
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 – 6885

Tabel 1. memperlihatkan hasil uji pada tingkat kepercayaan 95 %,


konsistensi data menggunakan metode sehingga dapat diambil kesimpulan
Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) bahwa data debit bulanan pada tahun
bahwa nilai dan lebih kecil 1990 – 2015 bersifat konsisten dan dapat
dibandingkan dengan nilai dan digunakan untuk analisa berikutnya.

Tabel 1. Hasil uji konsistensi data debit metode RAPS pada α = 0,05
Bulan Q Q α R R α Kesimpulan
Januari 1.25 1.22 1.25 1.44 konsisten
Februari 0.71 1.22 1.20 1.44 konsisten
Maret 1.04 1.22 1.15 1.44 konsisten
April 1.21 1.22 1.34 1.44 konsisten
Mei 1.21 1.22 1.24 1.44 konsisten
Juni 0.45 1.22 0.82 1.44 konsisten
Juli 0.44 1.22 0.85 1.44 konsisten
Agustus 1.14 1.22 1.14 1.44 konsisten
September 1.16 1.22 1.16 1.44 konsisten
Oktober 1.07 1.22 1.24 1.44 konsisten
November 1.02 1.22 1.26 1.44 konsisten
Desember 0.74 1.22 0.92 1.44 konsisten

Prediksi Debit bulanan Model ARIMA function (ACF) dan partial


Hasil uji stasioneritas varian data autocorrelation function (PACF) hingga
debit bulanan 1990 – 2013 menggunakan lag 60 diperlihatkan pada Gambar 3a.,
plot Box-Cox yang diperlihatkan pada terlihat bahwa data belum stasioner
Gambar 2b, diperoleh kesimpulan bahwa dalam mean yang ditunjukkan adanya
data debit bulanan belum stasioner dalam pola turun perlahan (dies down very
varian dengan nilai lamda (λ) = -0.01. slowly), sehingga data harus dilakukan
Untuk memperoleh data bersifat differencingmusiman (D=1, S=12)
stasioneritas varian, maka dilakukan maupun reguler (d=1). Persamaan
transformasi data menggunakan differencing musiman dan reguler
transformasi Box-Cox dengan bentuk menggunakan persamaan xt =
transformasi berdasarkan nilai λ adalah =
. .
Hasil uji stasioneritas dalam mean
menggunakan plot autocorrelation

69
Perbandingan Kinerja Model ARIMA … Joko Suryanto.

Time Series Plot of Xt


90000

80000

70000

60000
debit Xt (lt/dt)

50000

40000

30000

20000

10000

0
1 29 58 87 116 145 174 203 232 261
Index

Gambar 2a. Time sereis plotdata debit ( ) Gambar. 2b. Plot Box-Cox data debit ( )

Autocorrelation Function for xt Partial Autocorrelation Function for xt


(with 5% significance limits for the autocorrelations) (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1,0 1,0

0,8 0,8

0,6 0,6
Partial Autocorrelation

0,4 0,4
Autocorrelation

0,2 0,2

0,0 0,0

-0,2 -0,2

-0,4 -0,4

-0,6 -0,6

-0,8 -0,8

-1,0 -1,0

1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Lag Lag

Gambar 3a. Plot ACF Gambar. 3b. Plot PACF

Hasil plot ACF dan PACF Gambar 4a. dan 4b., maka model
differencing pada lag 12 dan 1, pada ARIMA yang dapat digunakan untuk
Gambar 4a. dan 4b. terlihat plot ACF meramalkan debit sungai Loning adalah :
nonmusiman cut off pada lag 1 dan 10,
sedangkan lag musiman pada lag 12. Plot Model ARIMA ([1,3],1,[2,3]) (0,1,1) 12
PACF pada Gambar 4b. menunjukkan
bahwa lag nonmusiman signifikan pada +
lag 1, 5, dan 10, sedangkan pada lag +
musiman signifikan pada lag 12 dan 24. +
Berdasarkan sifat ACF/PACF teoritis lag + +
musiman, maka model dugaan data debit
adalah moving average pola
+ + ....... (13)
musiman untuk 12 lag.Berdasarkan

70
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 – 6885

Autocorrelation Function for xt Partial Autocorrelation Function for xt


(with 5% significance limits for the autocorrelations) (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

1,0 1,0

0,8 0,8

0,6 0,6

Partial Autocorrelation
0,4 0,4
Autocorrelation

0,2 0,2

0,0 0,0

-0,2 -0,2

-0,4 -0,4

-0,6 -0,6

-0,8 -0,8

-1,0 -1,0

1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Lag Lag

Gambar 4a. Plot ACF Gambar. 4b. Plot PACF

Persamaan 13. Di atas pengujian distribusi normal residual


memperlihatkan bahwa debit saat bulan model diperoleh hasil bahwa residual
sekarang ( ) ditentukan oleh debit 4 model telah mengikuti distribusi normal
bulan sebelumnya ( , , dengan nilai p-value = 0.0784 dan lebih
besar dari taraf nyata 0.05. Sehingga
), pengaruh musiman ( ) dan
dapat disimpulkan bahwa model ARIMA
debit 4 bulan pada tahun sebelumnya ([1,3],1,[2,3]) (0,1,1)12 dapat digunakan
( , , ), ditambah untuk meramalkan debit bulanan sungai
dengan dengan kesalahan acak. Loning.
Hasil uji signifikansi parameter Model ARIMA ([1,3],1,[2,3])
model dengan α = 0.05 menunjukkan (0,1,1)12tersebut kemudian digunakan
bahwa parameter berbeda nyata dengan 0 untuk memprediksi debit bulanan periode
(signifikan) ditunjukkan dengan nilai p- 2014-2015. Hasil prediksi dapat dilihat
value < α. Hasil uji Ljung-Box terhadap pada Lampiran, sedangkan secara grafis
asumsi residual bersifat white noise diperlihatkan pada Gambar 5a. dan
diperoleh bahwa residual model telah Gambar 5b. sebagai berikut :
memenuhi asumsi white noise hingga lag
48 dengan nilai p-value > α. Hasil

Gambar 5a. Grafik prediksi model ARIMA dan observasi Gambar. 5b. Diagram pencar debit prediksi model
2014-2015dan observasi 2014-2015. ARIMA dan observasi 2014-2015.

Prediksi Debit bulanan model Thomas- Prediksi debit bulanan


Fiering menggunakan model Thomas-Fiering
terdiri dari 12 persamaan regresi linier

71
Perbandingan Kinerja Model ARIMA … Joko Suryanto.

untuk masing-masing bulan dalam satu Qjun = 4.381 + 0.590 (Qmei - 4.463) + z6
tahun yang ditunjukkan pada Persamaan 0.090
3. Persamaan regresi model Thomas- Qjul = 4.266 + 0.678 (Qjun - 4.381) + z7
Fiering tersebut terdiri dari 48 parameter, 0.107
yaitu 12 rerata ( , , ... ) 12 Qags = 4.178 + 0.618 (Qjul - 4.266) + z8
standar deviasi ( , , ... ), 12 slope 0.103
regresi ( , , ... ), dan 12 koefisien Qsep = 4.083 + 1.244 (Qags - 4.178) + z9
0.158
korelasi ( , , ... ).
Qokt = 4.145 + 1.615 (Qsep - 4.083) + z10
Prosedur prediksi debit bulanan
0.245
model Thomas-Fiering adalah sebagai
Qnov = 4.259 + 1.097 (Qokt - 4.145) + z11
berikut, misal debit bulan Januari pada
tahun ke-i, rerata debit pada bulan 0.270
sebelumnya yaitu debit bulan November Qdes = 4.407 + 0.368 (Qnov - 4.259) + z12
dan Desember tahun ke i-1 sebagai 0.170 .......... (14)
variabel bebasnya. Demikian seterusnya
hingga diperoleh debit prediksi masing – Prediksi menggunakan model
masing bulan pada tahun ke – i. Nilai Thomas-Fiering dapat diperoleh hasil
variat acak (zi) diperoleh dari data debit nilai negatif, yang kemudian nilai
pada tahun terakhir, untuk memprediksi tersebut digantikan dengan nilai
debit tahun 2014-2015 maka nilai zi minimum data observasi pada bulan yang
diperoleh dari data debit bulanan tahun sama. Salah satu cara untuk menghindari
2013 untuk memprediksi debit bulanan hasil prediksi yang bernilai negatif adalah
tahun 2014. Prediksi debit bulanan tahun mentransformasikan data awal (Xt) ke
2015 menggunakan nilai zi dari debit dalam bentuk logaritma.
hasil prediksi tahun 2014. Hasil prediksi debit bulanan tahun
2014-2015 dapat dilihat di Lampiran,
Qjan = 4.553 + 0.666 (Qdes-4.407) + z1 sedangkan secara grafis ditampilkan pada
0.198 Gambar 6a. dan 6b. Pada Gambar 6a.
Qfeb = 4.570 + 0.334 (Qjan - 4.553) + z2 dapat dilihat bahwa pola debit prediksi
0.132 mampu mengikuti pola debit observasi,
Qmar = 4.637 + 0.563 (Qfeb - 4.570) + z3 namun pada tahun 2014 debit prediksi
0.119 lebih besar dibandingkan debit observasi,
Qapr = 4.568 + 0.378 (Qmar - 4.637) + z4
sebaliknya pada tahun 2015 debit
prediksi lebih kecil dibandingkan debit
0.092
observasi.
Qmei = 4.463 + 0.066 (Qapr - 4.568) + z5
0.066

72
Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 – 6885

Gambar 6a. Grafik prediksi model Thomas-Fiering dan Gambar. 6b. Diagram pencar debit prediksi model
observasi 2014-2015. Thomas-Fiering dan observasi 2014-2015.

Perbandingan Kinerja Model Prediksi hujan tahun 2014, prediksi model


Hasil prediksi debit bulanan ARIMA lebih mendekati debit observasi,
periode 2014 - 2015 secara keseluruhan sedangkan pada debit tertinggi tahun
model ARIMA lebih mendekati debit 2015 yaitu periode Februari model
observasi dibandingkan dengan prediksi Thomas Fiering lebih mendekati debit
model Thomas-Fiering seperti terlihat observasi dibandingkan model ARIMA.
pada Gambar 5a. dan 6a. Pada periode

Tabel 2. Perbandingan tingkat akurasi debit prediksi ARIMA dan Thomas-Fiering.


Parameter Observasi Model ARIMA Model Thomas-Fiering
rerata (lt/dt) 26,415 26,424 28,348
max (lt/dt) 65,265 41,810 58,655
min (lt/dt) 8,492 11,070 9,992
RMSE (lt/dt) - 9,710 11,325
MAPE (%) - 27.23 32.71
korelasi (r) - 0.79 0.75

Tabel 2. memperlihatkan bahwa nilai itudiperlukan penelitian lebih lanjut


RMSE model ARIMA 9,710 lt/d, lebih untuk memperoleh model ARIMA yang
kecil dibandingkan model Thomas- menghasilkan indeks error lebih kecil.
Fiering 11,325 lt/dt dan nilai MAPE
ARIMA lebih kecil dibandingkan MAPE 4. KESIMPULAN
Thomas Fiering. Berdasarkan nilai kedua
indeks error tersebut, maka model Prediksi debit bulanan sangat
ARIMA lebih sesuai untuk mensimulasi penting untuk pengambilan keputusan
debit bulanan sungai Loning. Namun, dalam manajemen sumberdaya air.
MAPE prediksi model ARIMA masih Penelitian ini difokuskan pada
lebih tinggi untuk dikatakan kinerja perbandingan akurasi hasil prediksi debit
model memuaskan. Model dapat sungai Loning antara model ARIMA
dikatakan mempunyai kinerja yang dengan model Thomas-Fiering dengan
memuaskan apabila nilai MAPE < 25 % ukuran nilai indeks error RMSE dan
(Makridakis, dkk, 1995). Oleh karena MAPE. Kedua model tersebut digunakan

73
Perbandingan Kinerja Model ARIMA … Joko Suryanto.

untuk memprediksi debit bulanan sungai


Loning pada DAS Loning periode 2014 - [4] Makridakis, S.,S, Wheelwright dan
2015. Nilai RMSE model ARIMA lebih V. Mcgee. 1995. Metode dan
kecil yaitu 9.710 lt/dt dibandingkan Aplikasi Peramalan. Jilid 1,
model Thomas-Fiering 11,325 lt/dt. Nilai Edisi Kedua. Erlangga.
MAPE model ARIMA sebesar 27.23 %, Jakarta.
lebih kecil dibandingkan model Thomas-
Fiering 32.71 %. Berdasarkan nilai [5] Mishra A, K., dan Singh, V. P. 2011.
indeks error, maka model ARIMA lebih Drought Modelling- A
sesuai untuk mensimulasi debit bulanan Review. Journal of
sungai Loning dibandingkan model Hydrology. 403. pp. 157-175.
Thomas-Fiering.
[6] Raghunath, P. M. 2006. Hydrology:
Principles Analysis Design.
DAFTAR PUSTAKA Revised Second Edition. New
Age International, Ltd.
[1] Box, G.E.P, dan Jenkins G.M. 1970. Publishers. New Dehli.
Time Series Analysis:
Forecasting and Control. [7] Wei, W.W.S. 2006.Time Series
Edisi Pertama. Holden-Day. Analysis, Univariate and
San Fransisco. Multivariate Methods.Second
Edition. Addison Wesley
[2] Buishand, T.A. 1982. Some Methods Publishing Company.
For Testing The Homogeneity Canada.
Of Rainfall Records. Journal
of Hydrology. Vol 58. pp. 11 [8] Wibowo, Sapto. 2000. Analisis
- 27. Neraca Air Untuk Perbaikan
Rencana Penetapan Pola
[3] Clarke, R. T. 1973. Mathematical Tanam dan Jadwal Tanam.
Models in Tesis S2. UGM. Yogyakarta.
Hydrology.Irrigation and
Drainage Paper. No. 19.
FAO. Rome. Italy.

74

Anda mungkin juga menyukai