Arsitektur Berwawasan Perilaku PDF
Arsitektur Berwawasan Perilaku PDF
ABSTRAK
Arsitektur merupakan disiplin yang sintetis dan senantiasa mencakup tiga hal dalam
setiap rancangannya (teknologi, fungsi dan estetika). Dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan yang makin kompleks maka perilaku manusia ( human behaviour ) semakin
diperhitungkan dalam proses perancangan yang sering disebut sebagai pengkajian lingkungan
perilaku dalam arsitektur.
Di dalam merancang suatu bangunan, seorang arsitek tentunya tidak mendasar pada
imajinasinya sendiri. Hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan yang harmonis
dalam berbagai dimensi, terutama dimensi kenyamanan dan keamanan. Ketika merancang,
seorang arsitek diandaikan membuat asumsi – asumsi tentang kebutuhan manusia,
memperkirakan bagaimana manusia berperilaku, bergerak dalam lingkungannya, lalu
memutuskan bagaimana bangunan tersebut dapat menjadi lingkungan yang sehat bagi manusia
pemakainya.
Berdasarkan hal itulah dapat disimpulkan bahwa antara arsitektur dan perilaku terdapat
hubungan yang erat, hal ini dapat dilihat dari aspek – aspek pembentuk perilaku manusia akibat
lingkungan atau bentuk arsitektur dan sebaliknya. Dengan kata lain perilaku manusia dapat
diarahkan kearah yang lebih baik bila nilai – nilai positif dari lingkungan atau bentuk arsitektur
dapat membentuk kepribadian serta perilaku yang memiliki nilai positif. Hal ini juga tidak lepas
dari hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan yang harmonis dalam berbagai
dimensi, terutama dimensi kenyamanan dan keamanan. Dengan kata lain, ketika merancang,
seorang arsitek diandaikan membuat asumsi – asumsi tentang kebutuhan manusia,
memperkirakan bagaimana manusia berperilaku, bergerak dalam lingkungannya, lalu
memutuskan bagaimana bangunan tersebut dapat menjadi lingkungan yang sehat bagi manusia
pemakainya
53
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
menjadi salah satu fasilitator terjadinya erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan
perilaku, namun juga bisa menjadi stimulusnya. Guru yang menganut
penghalang terjadinya perilaku. pandangan ini berpandapat bahwa tingkah
Dalam teori behaviorisme analisis laku siswa merupakan reaksi terhadap
hanya dilakukan pada perilaku yang tampak lingkungan dan tingkah laku adalah hasil
saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan belajar. Dalam teori behaviorisme terdapat
diramalkan. Teori kaum behavoris lebih juga beberapa prinsip – prinsip yaitu : objek
dikenal dengan nama teori belajar, karena psikologi adalah tingkah laku, semua bentuk
seluruh perilaku manusia adalah hasil tingkah laku di kembalikan pada refleks,
belajar. Belajar artinya perubahan perilaku mementingkan pembentukan kebiasaan.
manusia sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme dalam konteks arsitektur
Behaviorisme tidak mau mempersoalkan Pada umumnya para ahli teori
apakah manusia baik atau jelek, rasional perilaku beropini bahwa dalam setiap
atau emosional; behaviorisme hanya ingin perilakunya manusia mempunyai tujuan
mengetahui bagaimana perilakunya yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan
dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. tersebut, menjadi tumpuan sinergi dengan
Dalam arti teori belajar yang lebih para ahli teori motivasi yang berusaha
menekankan pada tingkah laku manusia. berfikir dan mencari cara agar manusia dapat
Memandang individu sebagai makhluk didorong berkontribusi memenuhi
reaktif yang memberi respon terhadap kebutuhan dan keinginan organisasi. Tenaga
lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan kerja penting dimotivasi untuk mencapai
akan membentuk perilaku mereka. Dari hal tujuan organisasi. Tanpa motivasi mereka
ini, timbulah konsep ”manusia mesin” bekerja dalam keadaan sakit hati yang
(Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini menjurus pada ketiadaan kontribusi bahkan
adalah mengutamakan unsur-unsur dan terbuka peluang kontribusi yang merugikan.
bagian kecil, bersifat mekanistis, Teori hierarkhi kebutuhan Maslow
menekankan peranan lingkungan, menyiratkan manusia bekerja dimotivasi
mementingkan pembentukan reaksi atau oleh kebutuhan yang sesuai dengan waktu,
respon, menekankan pentingnya latihan, keadaan serta pengalamannya. Tenaga kerja
mementingkan mekanisme hasil termotivasi oleh kebutuhan yang belum
belajar,mementingkan peranan kemampuan terpenuhi dimana tingkat kebutuhan yang
dan hasil belajar yang diperoleh adalah lebih tinggi muncul setelah tingkatan
munculnya perilaku yang diinginkan. Pada sebelumnya. Masing-masing tingkatan
teori belajar ini sering disebut S-R kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan
psikologis artinya bahwa tingkah laku fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan,
manusia dikendalikan oleh ganjaran atau perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak ke
reward dan penguatan atau reinforcement tingkat kebutuhan tertinggi, yaitu,
dari lingkungan. Dengan demikian dalam perwujudan diri secara bertahap. Terlepas
tingkah laku belajar terdapat jalinan yang menerima atau tidak kebutuhan
54
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
55
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
56
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini 5) Adoption, subjek telah berperilaku baru
berarti meskipun bentuk stimulusnya sama sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
namun bentuk respon akan berbeda dari dan sikapnya terhadap stimulus
setiap orang. Faktor – factor yang Apabila penerimaan perilaku baru
membedakan respon terhadap stimulus atau adopsi perilaku melalui proses seperti
disebut determinan perilaku. Determinan ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran,
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu : dan sikap yang positif maka perilaku
Faktor internal yaitu karakteristik tersebut akan menjadi kebiasaan atau
orang yang bersangkutan yang bersifat langgeng (long lasting).
bersifat given atau bawaan misalnya : Perilaku mencakup perilaku yang
tingkat kecerdasan, tingkat kasatmata seperti makan, menangis,
emosional, jenis kelamin, dan memasak, melihat, bekerja, dan perilaku
sebagainya. yang tidak kasatmata, seperti fantasi,
Faktor eksternal yaitu lingkungan, motivasi, dan proses yang terjadi sewaktu
baik lingkungan fisik, ekonomi, seseorang diam atau secara fisik tidak
politik, dan sebagainya. Faktor bergerak. Sebagai objek studi empiris,
lingkungan ini sering menjadi faktor perilaku mempunyai ciri – ciri sebagai
yang dominan yang mewarnai berikut :
perilaku seseorang. a) Perilaku itu sendiri kasatmata, tetapi
Proses Tejadinya Perilaku penyebab terjadinya perilaku secara
Penelitian Rogers (1974) langsung mungkin tidak dapat diamati.
mengungkapkan bahwa sebelum orang b) Perilaku mengenal berbagai tingkatan,
mengadopsi perilaku baru (berperilaku yaitu perilaku sederhana dan stereotip,
baru), didalam diri orang tersebut terjadi seperti perilaku binatang bersel satu,
proses yang berurutan, yakni. perilaku kompleks seperti perilaku
1) Awareness (kesadaran), yakni orang sosial manusia, perilaku sederhana,
tersebut menyadari dalam arti seperti reflex, tetapi ada juga yang
mengetahui setimulus (objek) terlebih melibatkan proses mental biologis yang
dahulu lebih tinggi.
2) Interest, yakni orang mulai tertarik c) Perilaku bervariasi dengan klasifikasi:
kepada stimulus kognitif, afektif, dan psikomotorik,
3) Evaluation (menimbang – nimbang baik yang menunjuk pada sifat rasional,
dan tidaknya stimulus bagi dirinya).Hal emosional, dan gerakan fisik dalam
ini berarti sikap responden sudah lebih berperilaku.
baik lagi d) Perilaku bisa disadari dan bisa juga
4) Trial, orang telah mulai mencoba tidak disadari.
perilaku baru Perilaku manusia dalam
hubungannya terhadap suatu setting fisik
berlangsung dan konsisten sesuai waktu dan
57
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
situasi. Karenanya pola perilaku yang khas dengan aktivitas dan kebutuhan
untuk setting fisik tersebut dapat pengguna dalam suatu ruangan tersebut.
diidentifikasikan. Tentu saja apa yang Bentuk ruang lobi, tempat ibadah, ruang
dibahas tidak lantas menjadi demikian rehabilitasi, auditorium mengambil
sederhana bahwa manusia semuanya bentuk – bentuk lengkung untuk
berperilaku dalam suatu tempat dan waktu memberi kesan dinamis, riang, dan
tertentu. Tapi umumnya frekuensi kegiatan memberi pengaruh gembira.
yang terjadi pada suatu setting baik tunggal Perabot dan penataannya. Perabot di buat
ataupun berkelompok dengan setting lain untuk memenuhi tujuan fungsional dan
menunjukkan suatu yang konstan/tetap penataannya mempengaruhi perilaku
sepanjang waktu. Ini menunjukkan bahwa penggunanya.
tidak hanya karakter dan pola tetap perilaku Penerapan : penataan perabot dalam
yang dapat dideteksi dalam hubungannya ruang disesuaikan dengan kebutuhan
dengan suatu setting tapi juga kemungkinan serta aktivitas pengguna ruang.
yang muncul seperti pola tanggapan perilaku Warna, memiliki peranan penting dalam
yang kadang dapat berubah menjadi penciptaan suasana ruang dan
sebaliknya. Hal – hal yang perlu kita ketahui mendukung perilaku – perilaku tertentu.
juga adalah perancangan fisik ruang yang Warna berpengaruh terhadap tanggapan
mempunyai variable – variable yang psikologis dan berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap perilaku kualitas ruang.
penggunanya, yaitu : Penerapan : warna yang digunakan
Ukuran dengan bentuk ruang yang tidak dalam ruangan harus memiliki nilai
tepat akan mempengaruhi psikologis dan positif yang dapat merubah atau
tingkah laku penggunanya. mempengaruhi perilaku negative.
Penerapan : ukuran ruang disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna, dimana
ukuran ruangan tersebut disesuaikan
58
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
59
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata
mencapai tujuan. individu dapat dikendalikan melalui cara
Thorndike menemukan hukum-hukum : mengganti stimulus alami dengan stimulus
1. Hukum kesiapan (Law of Readiness) yang tepat untuk mendapatkan pengulangan
Jika suatu organisme didukung oleh respon yang diinginkan. Sementara individu
kesiapan yang kuat untuk tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari
memperoleh stimulus maka luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu
pelaksanaan tingkah laku akan proses perubahan yang terjadi karena adanya
menimbulkan kepuasan individu syarat-syarat yang menimbulkan
sehingga asosaiasi cenderung reaksi.Yang terpenting dalam belajar
diperkuat. menurut teori ini adalah adanya latihan dan
2. Hukum latihan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah
Semakin sering suatu tingkah laku belajar hanyalah terjadi secara otomatis
dilatih atau digunakan maka asosiasi keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
tersebut semakin kuat. Skinner (1904-1990)
3. Hukum akibat Skinner menganggap reward dan
Hubungan stimulus dan respon cenderung rierforcement merupakan factor penting
diperkuat bila akibat menyenangkan dan dalan belajar. Skinner berpendapat bahwa
cenderung diperlemah jika akibanya tidak tujuan psikologi adalah meramal mengontrol
memuaskan. tingkah laku. Pda teori ini guru memberi
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) penghargaan hadiah atau nilai tinggi
Teori pelaziman klasik adalah sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini
memasangkan stimuli yang netral atau juga disebut dengan operant conditioning. .
stimuli yang terkondisi dengan stimuli Operans conditioning adalah suatu proses
tertentu yang tidak terkondisikan, yang penguatan perilaku operans yang dapat
melahirkan perilaku tertentu. Setelah mengakibatkan perilaku tersebut dapat
pemasangan ini terjadi berulang-ulang, diulang kembali atau menghilang sesuai
stimuli yang netral melahirkan respons keinginan.
terkondisikan. Operant conditing menjamin respon
Pavlo mengadakan percobaan terhadap stimuli.Bila tidak menunjukkan
laboratories terhadap anjing. Dalam stimuli maka guru tidak dapat membimbing
percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya.
sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan
Contoh situasi percobaan tersebut pada mengarahkan siswa dalam proses belajar
manusia adalah bunyi bel di kelas untuk sehingga tercapai tujuan yang diinginkan
penanda waktu tanpa disadari menyebabkan Prinsip belajar Skinners adalah :
proses penandaan sesuatu terhadap bunyi- - Hasil belajar harus segera diberitahukan
bunyian yang berbeda dari pedagang makan, pada siswa jika salah dibetulkan jika benar
bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh diberi penguat.
60
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
- Proses belajar harus mengikuti irama dari hanya melihat pada peristiwa-peristiwa
yang belajar. Materi pelajaran digunakan eksternal. Perasaan dan pikiran orang tidak
sebagai sistem modul. menarik mereka. Behaviorisme muncul
- Dalam proses pembelajaran lebih sebagai reaksi pada psikologi ”mentalistik”.
dipentingkan aktivitas sendiri, tidak Behaviorisme dalam arsitektur
digunakan hukuman. Untuk itu Manusia sebagai makhluk sosial tidak
lingkungan perlu diubah untuk pernah terlepas dari lingkungan yang
menghindari hukuman. membentuk diri mereka. Di antara sosial
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik dan arsitektur dimana bangunan yang
diberi hadiah dan sebaiknya hadiah didesain oleh manusia, secara sadar atau
diberikan dengan digunakannya jadwal tidak sadar, mempengaruhi pola perilaku
variable ratio reinforcer. manusia yang hidup di dalam arsitektur dan
- dalam pembelajaran digunakan shapping lingkungannya tersebut. Sebuah arsitektur
Albert Bandura (1925-sekarang) dibangun untuk memenuhi kebutuhan
Ternyata tidak semua perilaku manusia. Dan sebaliknya, dari arsitektur itu
dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura lah muncul kebutuhan manusia yang baru
menambahkan konsep belajar sosial (social kembali.
learning). Ia mempermasalahkan peranan 1. Arsitektur membentuk perilaku manusia
ganjaran dan hukuman dalam proses belajar. Manusia membangun bangunan demi
Kaum behaviorisme tradisional menjelaskan pemenuhan kebutuhan pengguna, yang
bahwa kata-kata yang semula tidak ada kemudian bangunan itu membentuk
maknanya, dipasangkan dengan lambak atau perilaku pengguna yang hidup dalam
obyek yang punya makna (pelaziman bangunan tersebut. Bangunan yang
klasik). didesain oleh manusia yang pada
Teori belajar Bandura adalah teori awalnya dibangun untuk pemenuhan
belajar social atau kognitif social serta kebutuh manusia tersebut mempengaruhi
efikasi diri yang menunjukkan pentingnya cara kita dalam menjalani kehidupan
proses mengamati dan meniru perilaku, sosial dan nilai-nilai yang ada dalam
sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura hidup. Hal ini menyangkut kestabilan
menjelaskan perilaku manusia dalam antara arsitektur dan sosial dimana
konteks interaksi tingkah laku timbale balik keduanya hidup berdampingan dalam
yang berkesinambungan antara kognitine keselarasan lingkungan.Seperti pada
perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor- contoh kansas city public library yang
faktor yang berproses dalam observasi didirikan pada tahun 1873 di Oak Street
adalah perhatian, mengingat, produksi Nomor 8, persis di apit oleh Wyandotte
motorik, motivasi. Street dan Baltimore Avenue, Kota
Behaviorsime memang agak sukar Kansas ini di bagian dinding luarnya
menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dilapisi dengan struktur buku-buku yang
dalam diri individu, sedang kaum behavioris sudah terkenal, seperti Kansas City
61
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
Untuk membentuk perilaku manusia dapat mengubah pola pikir manusia terhadap
dipengaruhi oleh beberapa perancangan fisik bentuk dasar perpustakaan yang biasanya
ruang, seperti ukuran dengan bentuk ruang, terlihat formal dan kaku, namun sekarang
perabot dan penataannya, warna, suara, dibuat lebih dinamis dengan pewarnaan yang
temperatur, dan pencahayaan. Pada contoh membuat bangunan terlihat lebih santai
berikut ini pengambilan bentuk buku dan karena warna berpengaruh terhadap
pewarnaan bangunan pada desain eksterior tanggapan psikologis dan berpengaruh
bangunan dapat berdampak pada perilaku terhadap kualitas ruang.
manusia sebagai penggunanya, hal ini dapat
Pada skema ini dijelaskan mengenai Seperti pada urban housing Pruitt-Igoe
“arsitektur membentuk perilaku manusia” (St. Louis, USA) oleh Minoru Yamasaki.
dimana hanya terdapat satu arah, dimana Pruitt-Igoe yang dibuat berdasarkan asas
desain arsitektur mempengaruhi perilaku Le Corbusier mendapat penghargaan
manusia sehingga membentuk perilaku arsitektural. Gedung-gedung dibuat anti
manusia dari desain arsitektur tersebut. rusak dengan pemakaian bahan tertentu
2. Perilaku manusia membentuk arsitektur sebagai lapisan luar gedung. Namun
Manusia membangun bangunan, yang karena perilaku ini yang kemudian
kemudian membentuk perilaku manusia membawa efek yang berbeda terhadap
itu sendiri. Setelah perilaku manusia arsitektur itu sendiri. Karena dibuat anti
terbentuk akibat arsitektur yang telah rusak, orang-orang sekitar malah
dibuat, manusia kembali membentuk tertantang untuk merusak gedung yang
arsitektur yang telah dibangun sulit dirusak tersebut. Tidak hanya
sebelumnya atas dasar perilaku yang eksterior saja, secara interior, lampu
telah terbentuk, dan seterusnya. gedung ini ditutupi oleh kerangka agar
62
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
lampu tidak bisa dirusak atau dipecahkan kesenjangan sosial, hingga kriminalitas
secara sengaja, cat tembok terbuat dari banyak terjadi disini.
bahan karet agar tidak bisa dicoreti, Setiap arsitektur yang dibuat atas dasar
ataupun lift terbuat dari bahan antigores. kebutuhan manusia menghasilkan efek
Melihat perlakuan seperti ini, perilaku perilaku yang berbeda terhadap arsitektur
masyarakat menjadi tertantang kembali itu sendiri. Mengenai pembangunan
untuk merusak arsitektur yang katanya kembali arsitektur yang diadaptasi dari
tidak bisa dirusak tersebut. Muncullah kebutuhan dan perilaku manusia yang
permasalahan baru yakni Vandalism. berdampak terhadap psikologi seseorang.
Rasis antara kulit hitam dengan putih,
Proyek rumah susun ini terpaksa bersama. Taman, tempat rekreasi, tempat
dihancurkan karena ada perasaan takut di olahraga bersama, tempat parkir bersama di
kalangan penghuninya terhadap perilaku kompleks perumahan adalah tempat di mana
kriminalitas di daerah ini, akan tetapi hal orang saling berjumpa. Perjumpaan yang
dasar yang menyebabkan gagalnya sering terjadi akan menyebabkan orang
kompleks perumahan ini untuk menarik para saling mengenal, oleh karena perilaku
penghuni adalah tidak tersedianya tempat- manusia tersebut maka suatu bentuk
tempat yang merupakan tempat berkumpul arsitektur terbentuk
.
63
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
Kota ini tidak bermakna selain sebagai cahaya, ruang dan udara segar. Namun, yang
penanda lokasi, dikarenakan akibat taman tidak dipertimbangkan dalam perencanaan
kota yang sepi dan tidak menunjang gaya tersebut adalah pola hidup di kota – kota
hidup masyarakat pemakainya. Chandigarh, india lama. Masyarakatnya lebih suka
dirancang oleh arsitek Le Corbusier sesuai berjubel daripada berada di ruang lengang
dengan gagasan – gagasan baru dalam dan lebih suka penataan fasilitas ala india
perencanaan kota barat modern, yang dari pada ala eropa.
memperhatikan kebutuhan manusia akan
Perencanaan kota
Chandigarh
Beberapa fasilitas kota yang di-modern-kan arsiteknya, taman – taman kosong, sekolah
seiring berkembangnya zaman jarang dikunjungi, pusat pertokoan yang rapi
Setelah hasil desain itu dihuni, telah diubah oleh pola belanja penduduk
terbentuklah sebuah kota menurut kebutuhan sehingga tidak lagi menjadi seperti yang
penghuninya dan bukan menurut prediksi direncanakan.
64
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
Kini telah banyak disadari bahwa menjadikan kota atau lingkungan lebih
variabel sosial lebih berperan daripada manusiawi, diperlukan kesadaran bahwa
faktor arsitekturnya dalam pembentukan keberhasilan suatu lingkungan memenuhi
pola sosial. Jelaslah bahwa kemungkinan kebutuhan manusia terletak pada bagaimana
perilaku manusia – spasial, kompleks lingkungan tersebut mampu mendukung
ataupun emosional merupakan suatu fungsi terjadinya lingkungan sosial yang positif.
yang kompleks dari kebiasaan dan maksud Ada hubungan langsung antara kebutuhan
seseorang. Seperti juga halnya faktor lain fisik dan kebutuhan sosial.
dianggap pemicu perilaku seseorang. Untuk
65
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
Dalam proses arsitektural yang kreatif, dapat membentuk kepribadian serta perilaku
empat dimensi studi perilaku – lingkungan, yang memiliki nilai positif. Hal ini juga
yaitu manusia, perilaku, lingkungan, dan tidak lepas dari hasil kreasi seorang arsitek
waktu merupakan hal yang mendasar. membentuk suatu kesatuan yang harmonis
Dengan mempelajari bentuk perilaku dan dalam berbagai dimensi, terutama dimensi
pemaknaan ruang dalam kerangka waktu kenyamanan dan keamanan. Dengan kata
tertentu, memungkinkan arsitek untuk lain, ketika merancang, seorang arsitek
mengerti bagaimana hal tersebut bisa diandaikan membuat asumsi – asumsi
ditransmisikan dan bagaimana seseorang tentang kebutuhan manusia, memperkirakan
memiliki atau menginternalisasikannya. bagaimana manusia berperilaku, bergerak
dalam lingkungannya, lalu memutuskan
3. PENUTUP bagaimana bangunan tersebut dapat menjadi
Kesimpulan lingkungan yang sehat bagi manusia
Dari pembahasan dan pengkajian pemakainya
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hal – Pernyataan rekomendasi
hal yang kasat mata seperti perilaku manusia Pendekatan perancangan
tidak hanya dapat dinilai dari luar atau hanya Pendekatan perancangan yang dilakukan
bentuk fisik semata, akan tetapi diperlukan pada objek arsitektur adalah pendekatan
kajian yang lebih mendalam dalam perilaku pengguna pada khususnya dan
mendalami serta mengetahui lebih lanjut perilaku manusia umumnya. Pendekatan
perilaku seseorang. Arsitektur merupakan ini sangat diperlukan agar sesuai dengan
disiplin yang sintetis dan senantiasa fugsi dan aktivitas pengguna dalam
mencakup ketiga hal diatas dalam setiap bangunan. Dengan menggunakan
rancangannya. Dengan semakin pendekatan perilaku ini maka diharapkan
berkembangnya ilmu pengetahuan yang pengguna dapat melakukan segala
makin kompleks maka perilaku manusia fasilitas yang ada dengan aman dan
(human behaviour) semakin diperhitungkan nyaman.
dalam proses perancangan yang sering Pengaplikasian pendekatan perilaku ini
disebut sebagai pengkajian lingkungan diterapkan dalam setiap detail bagian
perilaku dalam arsitektur. bangunan, seperti : penataan masa
Berdasarkan hal itulah dapat bangunan, zoning, sirkulasi, denah,
disimpulkan bahwa antara arsitektur dan bentuk ruang, ornamen, material,
perilaku terdapat hubungan yang erat, hal ini teksture, dan interior plafon, serta pola
dapat dilihat dari aspek – aspek pembentuk lantai.
perilaku manusia akibat lingkungan atau Pendalaman rancangan
bentuk arsitektur dan sebaliknya. Dengan Pendalaman rancangan yang diambil
kata lain perilaku manusia dapat diarahkan dalam perancangan ini adalah
kearah yang lebih baik bila nilai – nilai pendalaman karakter ruang. Pendalaman
positif dari lingkungan atau bentuk arsitektur karakter ruang mengacu pada tatanan
66
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011
67