Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATERIAL TEKNIK

“BESI TUANG”

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Hendro Prihantoro (10204010)

Fiqi Maulana Malik Ibrahim (10204008)

Sopiyan (10204029)

JURUSAN TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

PRODI PEMELIHARAAN MESIN

POLITEKNIK NEGERI SUBANG

2020
KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada tuhan yang maha esa yang telah membantu


penyusun untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Karena tanpa pertolongan tuhan yang maha esa penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini sengaja di buat penyusun untuk muenambah pengetahuan
pembaca mengenai Besi Tuang yang akan menambah wawasan pembaca
mengenai Material Teknik. Penyusun mengambil isi pokok pembahasan
dalam makalah ini dari berbagai sumber. Tetapi yang pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama yaitu menambah pengetahuan pembaca
mengenai mesin bubut.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada dosen/guru yang
telah memberikan tugas kepada penyusun karena dengan tugas tersebut
penyusun jadi lebih mengetahui mengenai mesin bubut.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan kepada pembaca, meskipun makalah ini ada kelebihannya dan
kekurangannya penyusun mohon kritik dan saranya agar penyusun bisa
memperbaikiya.

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................2

BAB 2 Landasan Teori.....................................................................................3


2.1 Besi Tuang (Irun Cast)...................................................................3
2.2 Pengaruh Unsur Paduan................................................................3

BAB 3 Pembahasan.........................................................................................5
3.1 Pembuatan Besi Tuang..................................................................5
3.2 Klasifikasi Besi Tuang....................................................................7
3.3 Sifat Mekanis dari Besi Tuang......................................................11
3.4 Kegunaan.....................................................................................12

BAB 4 Pembahasan.......................................................................................12
4.1 Kesimpulan...................................................................................12
4.2 Saran............................................................................................13

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dilingkungan industri yang beroperasi pada bidang alat berat, besi
merupakan bahan baku yang penting. Karena besi sering digunakan untuk
bahan baku dalam pembuatan sebuah unit alat berat. Disamping itu besi
mempunyai sifat kuat akan tekanan, yang dibutuhkan dalam komponen alat
berat sendiri. Besi sendiri mempunyai beberapa jenis, salah satunya besi
tuang. Besi tuang merupakan jenis besi yang berasal dari biji besi yang
kasar.

Dalam pengolahannya besi tuang biasanya dengan cara dilebur


ataupun dituang. Karena proses inilah maka disebut dengan besi tuang. Besi
tuang sendiri merupakan besi yang tidak dapat ditempa. Karena memiliki
unsur yang beda dengan jenis yang lain. Walaupun keuletan dan
kekuatannya lebih rendah daripada baja, tetapi karena mudah dituang dan
mempunyai beberapa sifat khusus yang berguna, maka penggunaannya
lebih luas, apalagi dengan diberi tambahan unsur paduan dan proses laku
panas yang tepat, maka sifatnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

Agar terciptanya besi tuang yang berkualitas tinggi serta mempunyai


harga jual yang bersaing dengan pasar international maka untuk itu besi
tuang biasanya dicampur dengan unsur paduan yang telah disebut diatas
tadi. Selain itu, besi tuang mempunyai  sifat yang sulit untuk berkarat dan
tahan akan gerusan. Maka sering kita jumpai didalam kehidupan sehari-hari
besi tuang digunakan untuk membuat pintu gerbang rumah, tiang lampu hias
serta peralatan rumah tangga.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Definis pembuatan besi tuang

1
2. Klasifikasi besi tuang
3. Standard dan kodifikasi besi tuang
4. Pengaruh unsur padu besi tuang
5. Sifat mekanis besi tuang
6. Kegunaan besi tuang

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi besi tuang
2. Untuk mengetahui klasifikasi besi tuang
3. Untuk mengetahui standard an kodifikasi besi tuang
4. Untuk mengetahui pengaruh unsur pada besi tuang
5. Untuk mengetahui sifat mekanis besi tuang
6. Untuk mengetahui kegunaan besi tuang

2
BAB II
Landasan Teori
2.1 Besi tuang (Iron Cast)
Sebaimana namanya besi ini dibuat dengan cara dituang atau dicor,
bahan ini diperoleh dari besi gubal, besi gubal ini dilebur untuk memperoleh
tingkat kandungan karbon yang diinginkan kemudian dituang atau dicor atau
dicetak untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Besi cor kelabu
merupakan salah satu jenis besi cor yang tergolong penggunaannya paling
banyak, untuk:

a) Bagian kendaraan bermotor: blok mesin, tutup silinder, rumah engkol,


selubung
b) silinder, roda daya, tromol rem, dst
c) Mesin perkakas: gear box, badan mesin, meja, pegangan, dst.
d) Mesin hidrolis: rumah pompa, turbin, motor, katup, dst
e) Peralatan pabrik: ragum, kupling, rumah roda gigi, roda gigi, dst

2.2 Pengaruh unsur paduan


            Besi Cor terbuat dari paduan besi - karbon - silikon dengan unsur
tambahan lainnya. Seperti halnya bahan campuran yang lainnya, besi cor
juga bisa dipengaruhi unsur-unsur kimia.
            Seperti tingginya kadar karbon menyebabkan besi cor bersifat rapuh
dan tidak dapat ditempa. Unsur-unsur paduan yang dimasukan ke dalamnya
seperti : karbon, silicon, mangan, fosfor dan belerang akan berpengaruh
besar pada pembentukan sifat fisik/mekaniknya. Secara detailnya akan
dibahas sebagai berikut
 Karbon (C)
            Besi yang mengandung kadar karbon > 2 % adalah besi cor
dan besi cor kelabu (3 - 4 %). Kadar karbon ini tergantung dari jenis
besi kasarnya, besi bekas dan yang diserap dari kokas selama

3
proses peleburan. Sifat fisis logam selain tergantung pada kadar
karbon, juga ditentukan oleh bentuk karbon (grafit)nya. Morfologi
grafit tergantung dari laju pendinginan dan kadar silikon. Kadar silikon
yang tinggi memperbesar kemungkinan pembentukan grafit. Grafit
meningkatkan kemampuan permesinan. Kekuatan dan kekerasan
besi meningkat dengan bertambahnya kadar karbon.Bila karbon
terikat pada besi tuang sebagai sementit akan diperoleh besi tuang
putih, dan bila karbon terikat sebagai grafit akan diperoleh besi tuang
kelabu
 Belerang (S)
            Belerang sangat merugikan, karena menyebabkan terjadinya
lubang-lubang (blow holes) akibat membentuk ikatan dengan karbon
dan menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan tuang
besi cor. Jadi, selama proses peleburan selalu diusahakan untuk
mengikatnya, antara lain dengan menambahkan ferromangan. Setiap
kali melebur besi cor, kadar belerang akan meningkat sebesar 0,03
% yang berasal dari bahan bakar.
 Fosfor (P)
            Bahan ini membuat besi mudah mencair dan bertambah
getas. Bila kandungan fosfor tidak lebih dari 0,3%, besi tuang menjadi
kehilangan kekerasannya. Dan tidak mudah dikerjakan. Bila besi
yang diinginkan amat halus dan tipis kandungan fosfornya bervariasi
sekitar 1 sampai 1,5%.
 Silikon (Si)
            Silikon bersama-sama dengan besi dalam bentuk massa. Bila
kandungan silikon kurang dari 2,5% menjadi besi bersifat lebih
mudah di tuang. Silikon juga mengurangi besar susut pengerasan
maupun menjadikan besi bersifat lunak. Kandungan kadar silikon
sampai 3,25 % bersifat menurunkan kekerasan besi. Sebaliknya
kelebihan silikon diatas 3,25 % akan membentuk ikatan yang keras

4
dengan besi, sehingga meningkatkan kekerasan besi. Kadar silikon
menentukan berapa bagian dari karbon terikat dengan besi dan
berapa bagian membentuk grafit (karbon bebas) setelah tercapai
keadaan setimbang. Pada benda coran yang kecil dianjurkan
menggunakan kadar silicon yang tinggi dan yang besar dengan kadar
yang lebih rendah. Untuk memperoleh paduan yang tahan asam dan
tahan korosi, sebaiknya diberi kadar silicon 13 - 17 %. Besi tuang
kelabu berkadar silicon rendah mudah untuk perlakuan panas. Silikon
yang mungkin hilang selama proses peleburan berkisar ± 10 %.
 Mangan (Mn)
            Mangan merupakan unsur deoksidasi, pemurni sekaligus
meningkatkan fluiditas, kekuatan dan kekerasan besi. Bila kadarnya
ditingkatkan, kemungkinan terbentuknya ikatan kompleks dengan
karbon meningkat dan kekerasan besi cor akan naik. Jumlah mangan
yang hilang selama proses peleburan berkisar antara 10-20 %.
Kandungan mangan tidak boleh lebih dari 0,1%.

BAB III
Pembahasan

3.1 Pembuatan Besi Tuang


            Besi Tuang terbuat dari besi kasar (pig iron) hasil tanur tinggi dari bijih
besi. Kemudian besi kasar dilebur kembali agar bisa menjadi besi tuang.
Peleburan besi tuang biasanya dilakukan dalam tungku yang sering disebut
Kupola.
Bentuk dan konstruksi Kupola tersebut hampir sama dengan
konstruksi tanur tinggi (blast furnace). Bahan baku yang dilebur terdiri dari
batang logam besi kasar yang dihasilkan dari proses tanur tinggi. Bahan baku
yang dilebur terdiri dari ingot besi kasar yang dihasilkan dari proses tanur

5
tinggi, ditambah dengan skrap baja ataupun skrap besi tuang (return scrap).
Disamping itu penambahan bahan-bahan seperti ferosilikon (FeSi) dan
feromangan (FeMn) sering pula dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk
menaikkan kembali kadar Si dan Mn dalam besi tuang karena sebagian dari
kedua unsur tersebut biasanya berkurang (hilang) akibat oksidasi pada saat
peleburan.
Bahan bakar yang digunakan adalah kokas dan dimasukkan ke dalam
Kupola selang seling dengan muatan logam. Proses pembakaran terjadi
dengan meniupkan udara ke dalam Kupola dengan menggunakan Blower.
Untuk mendapatkan proses peleburan yang baik maka perbandingan antara
muatan logam, bahan bakar dan kebutuhan udara harus dijaga sebaik
mungkin.
Disamping membutuhkan bahan-bahan seperti yang disebutkan
diatas, ke dalam Kupola juga ditambahkan sejumlah batu kapur. Bahan ini
dapat membantu pembentukan terak (slag) yang dapat mengikat kotoran-
kotoran sehingga memisahkannya dari besi cair.
Proses peleburan besi tuang dengan Kupola biasanya terjadi secara
kontinyu artinya begitu muatan logam mencair maka langsung mengalir
keluar tungku. Logam cair yang keluar dari Kupola ditampung pada alat
perapian depan (forehearth) yang kemudian diangkut dengan menggunakan
ladel untuk dituang ke dalam cetakan. Dengan proses peleburan seperti itu
maka sering kali mempersulit untuk melakukan pengaturan komposisi kimia.
Hal ini dapat mengakibatkan daerah komposisi kimia yang dihasilkan menjadi
lebar sehingga memberikan variasi pula terhadap kualitas produk yang
dibuat.
Disamping itu kekurangan lainnya pada proses peleburan dengan
Kupola yaitu logam cair mudah mengalami kontaminasi oleh sulfur atau
unsur-unsur lainnya yang disebabkan oleh bahan bakar kokas. Pengotoran
karena sulfur ini dapat menurunkan sifat-sifat besi tuang.

6
Karena kekurangan-kekurangan di atas, maka dewasa ini banyak
pabrik pengecoran menggunakan tungku listrik untuk menggantikan Kupola.
Tungku listrik yang banyak digunakan adalah dari jenis tungku induksi. Bahan
baku yang dilebur pada umumnya tidak menggunakan besi kasar melainkan
sebagian besar berupa skrap baja atau skrap besi tuang. Peleburan dengan
tungku ini dapat menghasilkan logam cair dengan komposisi kimia yang lebih
konsisten dengan kadar impuritas yang lebih rendah karena bahan baku
yang dilebur biasanya berupa skrap baja, maka untuk menaikkan kadar
karbon agar mencapai kadar yang sesuai untuk besi tuang biasanya
dilakukan dengan memasukkan sejumlah arang kayu ke dalam tungku.
Berikut ini adalah gambar proses peleburan dan penuangan besi tuang

 Gambar proses pembuatan besi tuang


Dalam pemakaian di industri, ada tiga jenis besi tuang yang banyak
digunakan, yaitu : besi tuang kelabu (grey cast iron), besi tuang ulet atau besi
tuang nodular (nodular cast iron) dan besi tuang putih (white cast iron).
Ketiga jenis besi tuang ini mempunyai komposisi kimia yang hampir sama
yaitu : 2,55 - 3,5 %C, 1-3 %Si, Mn kurang dari 1% sedangkan S dan P
dibatasi antara 0,05-0,10 % (maksimum). Walaupun komposisi kimianya

7
hampir sama, tetapi karena prosesnya berbeda maka struktur dan sifat-sifat
dari ketiga besi tuang tersebut berbeda.

3.2 Klasifikasi Besi Tuang


Sebelum kita masuk ke dalam klasifikasi besi tuang, kita harus mengenal
tentang diagram besi tuang. Jika kita sudah mengenal gambar diagram besi
tuang, kita bisa mengubah sifat dan struktur besi tuang yang di inginkan.
Berikut dibawah ini gambar diagram besi tuang.

 Gambar Diagram Fe3C


1.  Besi Tuang Kelabu
Untuk memperoleh besi tuang kelabu kita harus berpangkal pada
besi kasar kelabu. Besi kasar kelabu memiliki kadar silikon yang tinggi
(kurang lebih 5,5 sampai 50%) dan kadar mangan yang rendah. Karena
itu pembentukan karbon bebas jadi meningkat. Jadi besi tuang kelabu
setelah didinginkan mengandung grafit. Grafit tersebut terdapat dalam
besi-tuang berupa pelat-pelat tipis. Besi tuang kelabu memperoleh
namanya dari bidang patahan yang berwarna kelabu, yang disebabkan
oleh grafit hitam.

8
Gambar struktur besi tuang kelabu
2.  Besi Tuang Putih
            Untuk memperoleh besi tuang putih, kita harus berpangkal pada
besi kasar putih. Besi kasar putih itu memiliki kadar silikon yang rendah
(kurang lebih 0,5%) dan kadar mangan yang tinggi. Dengan demikian
pembentukan sementit digiatkan. Karena kadar silikon yang sangat
rendah hanya terbentuk sementit. Jadi untuk besi tuang putih hanya
diagram menstabil yang penting.
            Dengan demikian besi tuang putih setelah didinginkan tediri dari
perlit dan sementit. Besi tuang putih dengan kadar karbon 2.5% sampai
3.6% mengandung banyak sementit. Dengan adanya kadar yang besar
dari sementit yang sangat keras,akan tetapi rapuh itu, besi tuang putih
memperoleh kekerasan sangat besar, akan tetapi kekuatan tarik yang
sangat rendah dan regangan yang sangat kecil

9
 Gambar struktur besi tuang putih

3.  Besi Tuang mampu tempa


         Untuk memperoleh besi tuang yang dapat di tempa, kita harus
berpangkal pada besi tuang putih. Bahan ini dipanaskan sampai kurang
lebih 900 °C dan dibiarkan beberapa hari pada suhu tersebut. Besi tuang
jenis ini dibuat dari besi tuang putih dengan melakukan heat treatment
kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan grafit akan
terurai menjadi matriks ferrit, pearlit, martensit. Besi tuang ini juga
mempunyai sifat yang mirip dengan baja

10
 Gambar struktur besi tuang mampu tempa

4. Besi Tuang Nodular


            Untuk memperoleh besi tuang noduler, kita harus berpangkal
pada besi kasar kelabu. Besi kasar kelabu memiliki kadar silikon yang
tinggi (kurang lebih 5,5 sampai 1,5%), dan kadar mangan rendah. Karena
itu pada pendinginan perlahan-lahan pembentukan karbon bebas akan
meningkat. Karena selama fabrikasi dimasukkan magnesium ke dalam
bahan, maka karbon bebas itu terjadi berupa bola. Bola-bola itu
dinamakan nodul. Nodul grafit memberikan pengurangan penampang
yang lebih kurang dan tidak menyebabkan pengerjaan takik.
            Besi tuang noduler, setelah pendinginan dan setelah
pengerjaan pemijaran terutama dari ferit, perlit, dan grafit. Karena adanya
ferit atau perlit dan karena bentuk nodul grafit yang sangat
menguntungkan, maka besi tuang noduler memiliki kekuatan tarik yang
tinggi dan regangan yang besar.   

 Gambar struktur besi tuang nodular

3.3 Sifat Mekanis dari Besi Tuang


a) Keras dan mudah melebur/mencair
b) Getas sehingga tidak dapat menahan benturan
c) Temperatur meleleh 1250°
d) Kekuatan tarik menurun

11
e) Regangan menurun
f) Sangat tahan terhadap karat (jauh lebih baik daripada baja)
g) Tidak dapat di beri muatan magnit
h) Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung
dengan baut dan sekrup.
i) Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik kuat
tekan sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa
j) Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang.
k) Besi tuang hampir bisa dicetak dalam bentuk apa saja.
l) Bisa tahan terhadap tekanan yang besar
3.4 Kegunaan
a) Kerangka mesin, seperti mesin bubut, mesin ketam, dan alat
pengepres
b) Psabuk-V dalam motor dan mesin
c) Besi silinder
d) Pipa yang menahan tekanan dari luar sangat tinggi
e) Tutup lubang saluran drainasi dan alat saniter lain
f) Bagian mesin, blok mesin
g) Pintu gerbang,tiang lampu
h) Sendi, rol jembatan.

12
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Besi tuang (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan dari besi
dengan lebih dari 1,7 % karbon, biasanya kadar karbon ini berada pada
kisaran antara 2,4 hingga 4 %, merupakan bahan yang relatif mahal, dimana
bahan ini diproduksi dari besi mentah cair, atau besi/baja tua, ini merupakan
produk besi tuang yang memiliki fungsi mekanis sangat penting dan
diproduksi dalam jumlah besar. Besi tuang mempunyai klasifikasi yaitu : Besi
tuang putih, besi tuang kelabu, besi tuang mampu tempa dan besi tuang
nodular. Besi tuang mempunyai sifat mekanisme antara lain tahan dalam
tekanan tinggi dan juga tidak mudah berkarat. Besi tuang mempunyai
kegunaan pada alat berat yang digunakan untuk bahan baku dari silinder
blok.

4.2 Saran
Sebelum memulai kita menggunakan bahan untuk praktikum,
sabaiknya kita mengetahui spesifikasi dari bahan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, W., Shofi, A., & Nurjaman, F. (2013). Karakteristik Struktur Makro dan
Sifat Mekanik Besi Tuang Putih Paduan Krom Tinggi Hasil Thermal
Hardening Untuk Aplikasi Grinding Ball. Majalah Metalurgi, Vol
28.3.2013, ISSN 0216-3188, 177-184.

14

Anda mungkin juga menyukai