Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul tentang “Transmisi Otomatis” ini membahas tentang beberapa hal penting
yang perlu diketahui agar peserta diklat dapat menerapkan cara perawatan
transmisi otomatis secara efektif, efisien dan aman.
Modul ini terdiri dari dua cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu: materi teori
dan praktek. Kegiatan belajar 1.teori membahas tentang menerapkan cara
perawatan transmisi otomatis, Kegiatan belajar 2.Merawat berkala transmisi
otomatis. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
menerapkan dan merawat transmisi otomatis.
B. PRASYARAT
Sebelum mempelajarin modul ini peserta didik diharapkan telah belajar mengenai
modul transmisi manual.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Penjelasan Bagi Peserta Diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul
ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan
belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas
dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut ini :
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta
ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur
yang mengampu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 1


2. Petunjuk Bagi Guru

Guru bertindak sebagai fasilitator, motivator, organisator dan evaluator. Jadi


guru/instruktur berperan:

a. Fasilitator yaitu menyediakan fasilitas berupa informasi, bahan, alat, training


obyek dan media yang cukup bagi siswa sehingga kompetensi siswa cepat
tercapai.
b. Motivator yaitu memotivasi siswa untuk belajar dengan giat, dan mencapai
kompetensi dengan sempurna
c. Organisator yaitu bersama siswa menyusun kegiatan belajar dalam
mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan fasilitas dan
sumber lain untuk mendukung terpenuhinya kompetensi siswa.
d. Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan dan perkembangan kompetensi yang
dicapai siswa, sehingga dapat menentukan kegiatan selanjutnya.

D. TUJUAN AKHIR

a. Setelah mempelajari modul ini peserta didik mampu menerapkan cara


perawatan transmisi otomatis dengan benar.
b. Setelah mempelajari modul ini peserta didik mampu merawat berkala transmisi
otomatis dengan benar.

E. KOMPETENSI
Kompetensi menerapkan dan merawat transmisi otomatis, ini terdiri dari 8 sub
kompetensi, yaitu :
1. Menjelaskan fungsi transmisi otomatis.
2. Menjelaskan komponen utama transmisi otomatis.
3. Menjelaskan fungsi komponen utama transmisi otomatis.
4. Menjelaskan cara kerja komponen utama transmisi otomatis.
5. Menjelaskan cara kerja transmisi otomatis.
6. Menjelaskan waktu perawatan berkala pada unit transmisi otomatis.
7. Melakukan pemeriksaan transmisi otomatis.
8. Melakukan perawatan berkala transmisi otomatis.

F. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul ini silakan mengisi cek list dan berikan tanda √ pada
pernyataan atau pertanyaan pada table berikut ini:

Jawaban Bila
jawaban “
Sub Kompetensi Pernyataan
Ya Tdk Ya”
Kerjakan
Menjelaskan fungsi Saya mampu menjelaskan
transmisi otomatis. fungsi transmisi otomatis.

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 2


Jawaban Bila
Sub Kompetensi Pernyataan
Ya Tdk jawaban “
Menjelaskan Saya mampu menjelaskan
komponen utama komponen utama transmisi
transmisi otomatis. otomatis.

Menjelaskan fungsi Saya mampu menjelaskan


komponen utama fungsi komponen utama
transmisi otomatis. transmisi otomatis.

Menjelaskan cara Saya mampu menjelaskan cara


kerja komponen kerja komponen utama
utama transmisi transmisi otomatis.
otomatis. Test
Menjelaskan cara Saya mampu menjelaskan cara Formatif 1
kerja transmisi kerja transmisi otomatis.
otomatis.
Menjelaskan waktu Saya mampu menjelaskan
perawatan berkala waktu perawatan berkala pada
pada unit transmisi unit transmisi otomatis.
otomatis.
Melakukan Saya mampu melakukan
pemeriksaan pemeriksaan transmisi otomatis.
transmisi otomatis.
Test
Melakukan Saya mampu melakukan
Formatif 2
perawatan perawatan perawatan berkala
perawatan berkala transmisi otomatis.
transmisi otomatis.

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 3


BAB II
PEMBELAJARAN

A. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1) Peserta didik mampu Menjelaskan fungsi transmisi otomatis dengan benar.
2) Peserta didik mampu Menjelaskan komponen utama transmisi otomatis dengan
benar.
3) Peserta didik mampu Menjelaskan fungsi komponen utama transmisi otomatis
dengan benar.
4) Peserta didik mampu Menjelaskan cara kerja komponen utama transmisi otomatis
dengan benar.
5) Peserta didik mampu Menjelaskan cara kerja transmisi otomatis. dengan benar.
6) Peserta didik mampu Menjelaskan perawatan berkala transmisi otomatis dengan
benar.

b. Uraian Materi Transmisi Otomatis


1) Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis yaitu perpindahan gigi transmisi dilakukan secara otomatis
pada kecepatan yang sesuai dengan kondisi kendaraan, sehingga dapat
membebaskan pengemudi kendaraan dari teknik mengemudi yang sulit terutama
pada pengoperasian kopling. Sehingga sangat cocok untuk digunakan
pengemudi yang masih pemula. Fungsi lain dari transmisi otomatis yaitu
mengurangi kelelahan pengemudi kendaraan karena meniadakan pengoperasian
pedal kopling serta pemindahan gigi transmisi. Sebuah transmisi otomatis terdiri
dari 3 bagian utama yang masing-masing mempunyai fungsi khusus tersendiri
yaitu torsi konverter (torque converter), Unit Roda Gigi Planet (Plenetary Gear
Unit), Sistem Kontrol Hidrolik (Hydraulic Control system).

2) Torsi Konverter (Torque Converter)


Torque converter memindahkan dan memperbesar momen dari mesin dengan
menggunakan minyak transmisi sebagai perantara dan dipasang pada sisi input
transmisi. Torsi konverter berfungsi sebagai pengubah tenaga putar yang
dihasilkan oleh mesin yang selanjutnya disalurkan ke unit roda gigi planet
(planetary gear unit). Torsi konverter juga bertindak sebagai kopling otomatis
sehingga mesin diijinkan untuk idle ketika kendaraan berhenti atau pada saat
putaran mesin rendah. Torque converter terdiri atas bagain-bagian yaitu :

Gambar : Torque Converter

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 4


 Pompa Impeller
Pompa impeller (pump impeller) bagin ini disatukan dengan converter case
dan disekeliling bagian dalamnya terpasang vane yang melengkung. Sebelah
dalam vane diberikan guide ring untuk membentuk celah yang
memperlancar aliran minyak. Converter case dihubungkan dengan poros
engkol melalui drive plate sehingga selama mesin hidup tourqu converter
akan selalu berputar.

Gambar : Pompa Impeller

 Turbine Runner.
Bentuk dari turbine ranner hampir sama dengan pompa impeller yaitu
memiliki banyak blade. Arah lingkungan blade pada turbin runner
berlawanan pada dengan yang terdapat pada pompa impeller. Turbin runner
dipasang pada poros input transmisi sehingga bladenya berhadapan dengan
pompa impeller blade dengan celah yang sangat kecil.

Gambar : Turbine Runner


 Stator.
Stator di tempatkan ditengah-tengah antar pompa impeller dan turbin
runner. Dipasang pada poros stator yang diikatkan pada transmission case
melalui one-way clutch. Stator blade menangkap minyak yang keluar dari
turbin runner dan mengarahkan kembali kebagian belakang blade pump
impeller sehingga memberikan tambahan tenaga pada pump impeller.
Kopling satu arah (one-way clutch) memungkinkan stator untuk dapat
berputar searah  dengan poros engkol dan saat stator mempunyai
kecenderungan berputar balik, kopling satu arah akan menguncinya

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 5


sehingga tidak berputar. Oleh karena itu, stator akan berputar atau terkunci
tergantung pada arah dorongan minyak pada vanenya.

Gambar : Stator

 Prinsip Kerja Torque Converter


Drive berputar oleh torque dari engine, maka oli yang terdapat pada pump
impeler akan terlempar dengan gaya sentrifugal menuju dan mengenai sudu
turbin yang mengakibatkan turbin ikut berputar. Oli akan mencapai stator
setelah melalui turbin dan berubah arahnya karena sudu turbin. Dengan
demikian oli akan mengalir kembali menuju ke pump impeler. Bila kita
memasang dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain, dan
selanjutnya kipas angin A dihidupkan, maka kipas angina B akan mulai
berputar dengan arah yang sama dengan kipas angina A. ini terjadi karena
kipas angina A menghasilkan aliran udara yang membentur daun (blade)
kipas angina B dan selanjutnya kipas angina B akan terbawa berputar.
Dengan kata lain, pemindahan tenaga antara kipas A dan B terjadi dengan
udara sebagai perantaranya. Tourque converter bekerja dengan cara yang
sama, pompa impeller memainkan peranan kipas A dan Turbine runner
sebagai kipas angina B. perantaranya dalam hal ini bukan udara melainkan
minyak.

Gambar : Ilustrasi Prinsip Kerja Torque converter

 Berhenti, mesin idling


Pada saat mesin idling, maka momen yang dihasilkan oleh kopling oleh
mesin itu sendiri minimum.  Bila rem dioperasikan beban pada turbin
runner menjadi besar Karena tidak dapat berputar. Karena kenderaan
berhenti, maka speed ratio antara pompa impeller dan turbin runner nol

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 6


sedangkan torque rationya maksimum oleh karena itu, turbin runner
akan selalu siap untuk berputar dengan momen yang lebih tinggi dari
momen yang dihasilkan oleh mesin.

 Kendaraanmulai bergerak
Pada saat rem dibebaskan maka turbin runner dapat berputar dengan
poros input transmisi. Dengan menekan pedal akselator, maka turbin
runner akan berputar dengan momen yang lebih besar dari yang
dihasilkan oleh mesin jadi kenderaan mulai bergarak.

 Kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah


Bila kecepatan kenderaan bertambah putaran turbin runner dengan
cepat mendekati pompa impeller. Torque rasionya dengan cepat
mendekati 1,0. pada saat perbandingan putar turbin dan pompa
impeller mendekati angka tertentu stator mulai berputar. Dengan kata
lain torque converter mulai bekerja sebagai kopling fluida oleh
karenanya kecapatan naik hampir bebanding lurus dengan putaran
mesin. Kendaraan benjalan pada kecepatan sedang sampai tinggi,
Torque converter hanya berfungsi sebagai kopling fluida.turbin runner
berputar pada kecepatan yang hampir identik dengan pump impeller.

3) Unit Roda Gigi Planet (Planetary Gear Unit)


a) Planetary Gear Unit
Unit roda gigi planet berfungsi sebagai penerima input dari torsi konverter dan
pengubah kecepatan serta tenaga putar sesuai dengan kondisi pengendaraan.
Berbagai perbandingan roda gigi dalam arah maju (forward) dan satu arah
mundur (reverse) dibuat oleh unit roda gigi planet. Desain unit roda gigi planet
meliputi 2 susunan roda gigi planet (planetary gear set) berupa roda gigi
matahari (sun gear), roda gigi pinion (pinion gear) yang dihubungkan oleh
planetary carrier dan sebuah roda gigi cincin (ring gear). Bagian-bagian roda
gigi planet ditahan dengan alat penahan (holding device) agar tidak bergerak,
alat-alat penahan ini dapat berupa kopling multiplat (multiplate clutches) atau
rem-rem (brakes), pita rem (brake band) dan kopling-kopling satu arah (one
way clutches).

Gambar : Planetary Gear

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 7


Planetary gear unit terdiri dari beberapa planetary gear set dan beberapa
clutches serta brakes, sebuah planetary gear set terdiri dari sebuah roda gigi
matahari (sun gear), roda gigi pinion (pinion gear) yang dihubungkan oleh
planetary carrier dan sebuah roda gigi cincin (ring gear).

Gambar : Susunan Roda Gigi Planet

Roda gigi matahari terletak di pusat, sementara roda gigi pinion berputar di
sekelilingnya, dan sebuah roda gigi cincin di sekitar roda gigi pinion. Susunan
roda gigi ini disebut roda gigi “planetary” karena roda gigi pinion nampak
seperti planet-planet yang berputar di sekeliling matahari. Dalam sebuah disain
roda gigi planet, didapat perbandingan roda gigi yang berbeda untuk gerakan
maju (forward) dan gerakan mundur (reverse), meskipun poros-poros roda gigi
terletak pada sumbu yang sama.

Tabel : Cara kerja roda gigi planet sederhana.

Tetap/diam Power Power Puta Arah


(Fixed) Input Output ran
Kecepata Torsi Putaran
Sun Gear Carrier n
Turun Naik Sama
Ring Gear Carrier Sun Gear Naik Turun dengan
arah
Ring Gear Carrier Turun Naik Sama
Sun Gear Carrier Ring Gear Naik Turun dengan
arah
Carrier Sun Gear Ring Gear Turun Naik Berlawana
Ring Gear Sun Gear Naik Turun arah

 Arah Maju (Forward Direction)


Ketika roda gigi cincin atau roda gigi matahari dipegang/ditahan dalam
sebuah posisi yang tetap, dan anggota-anggota yang lain sebagai anggota
input, arah putaran roda gigi output selalu sama dengan arah putaran roda
gigi input. Ketika roda gigi cincin berputar searah jarum jam (clockwise),
roda gigi pinion berjalan searah jarum jam di sekeliling roda gigi matahari
yang diam. Akibatnya planetary carrier berputar pada kecepatan yang
diperlambat (kecepatan turun).

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 8


Gambar : Mekanisme reduksi pada susunan roda gigi planet.

Ketika planetary carrier berputar searah jarum jam (clockwise), roda gigi
pinion menyebabkan roda gigi cincin berputar searah jarum jam dan
dipercepat pada kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan planetary
carrier.

Gambar : Mekanisme overdrive pada susunan roda gigi planet.

 Arah Mundur (Reverse Direction)


Ketika planetary carrier diam dan roda gigi-roda gigi yang lain adalah
sebagai input, roda gigi output akan berputar dalam arah berkebalikan.
Dengan planetary carrier diam, ketika roda gigi matahari berputar searah
jarum jam, roda gigi pinion idle dan roda gigi cincin digerakkan dalam arah
berkebalikan (berlawanan arah jarum jam).

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 9


b) Alat-alat Penahan (Holding Device) Susunan Roda Gigi Planet
Alat-alat penahan (Holding Devices) yang digunakan dalam susunan roda gigi
planet ada tiga jenis, yaitu meliputi; kopling-kopling multiplat (multiplate
clutches), pita rem (brake band), dan kopling-kopling satu arah (one way
clutches).
1. Kopling – kopling multiplat (Multiple Clutches)
Kopling-kopling multiplat menghubungkan dua komponen berputar dari
susunan roda gigi planet. Planetary gear unit menggunakan beberapa kopling
multiplat, yaitu kopling maju (forward clucth) (C1) dan kopling langsung
(direct clucth) dan kopling mundur (reverse clucth) (C2).

Gambar : Kopling multiplat (multiplate clucthes).

Susunan clucth yang berputar saat kendaraan berjalan.

Gambar : Cara kerja kopling multiplat.

Piston mempunyai sebuah perapat (seal) pada diameter dalam dan pada
diameter luarnya, dimana piston dicegah dari kebocoran fluida. Sebuah katup
pengaman jenis bola (relief ball valve) ditempatkan di bodi piston dari kopling
multiplat. Katup ini mempunyai fungsi yang penting dalam melepaskan
tekanan fluida hidrolik. Ketika kopling terlepas, sedikit fluida masih berada
di belakang piston. Karena teromol berputar, gaya sentrifugal akan
mendorong fluida ke sisi luar dari teromol, dimana akan mencoba kontak
dengan kopling. Tekanan ini tidak sepenuhnya menghubungkan kopling,
tetapi dapat mengurangi ruang bebas (clearance) antar disc dan metal
plates. Katup pengaman jenis bola didisain untuk melepaskan fluida setelah
tekanan terlepas. Gaya sentrifugal menyebabkan bola bergerak menjauh dari
dudukan katup (valve seat) dan fluida terlepas keluar. Karena rem multiplat
tidak berputar, fenomena ini tidak terjadi. Pegas pembalik (return spring)
mendorong fluida keluar dari silinder, dan rem bebas. Tekanan hidrolik
menggerakkan piston dan pegas pembalik mengembalikan piston ke
posisi istirahat (rest position) di dalam teromol kopling ketika tekanan
dilepaskan. Cakram-cakram gesek (friction discs) adalah plat-plat baja
yang dilekatkan dengan material gesek. Diameter dalam dari cakram diberi
celah untuk memasukkan pasak dari hub kopling.

2. Rem (Brake)
Ada 2 jenis rem, yaitu :
a. Jenis pita (brake band) = untuk rem luncur kedua (second coast
brake) B1 pada beberapa model transmisi.

Gambar : Pita rem (brake band).

Pita rem ditempatkan di luar sekitar dari teromol kopling langsung


(direct clucth drum). Salah satu ujung pita rem ini diletakkan ke
casing transmisi dengan sebuah pena (pin), sedangkan ujung yang
lain melekat dengan piston rem (brake piston) dimana dioperasikan
dengan tenaga hidrolik.

Cara Kerja Pita Rem

Gambar : Cara Kerja Pita Rem.


Pada brake tipe brake band, brake band menjepit brake
drum yang dihubungkan dengan anggota planetary gear set sehingga
mencegah anggota untuk berputar. Ketika tekanan hidrolik dikenakan ke
piston, piston bergerak ke kiri dalam silinder piston, menekan pegas
bagian luar (outer spring). Pegas bagian dalam (inner spring)
memindahkan gerakkan ke batang piston (piston rod), menggerakkan ke
kiri dengan piston, dan menekan salah satu pita rem, mengurangi
pertautan pita. Ketika pegas bagian dalam menekan, piston berhubungan
langsung dengan bahu batang piston dan gaya gesek yang tinggi
ditimbulkan antara pita rem dan teromol. Karena ujung yang lain dari pita
rem tetap pada casing transmisi dan diameter pita berkurang. Pita rem
mengklaim dengan keras teromol, memegang agar tidak dapat bergerak,
dimana menyebabkan teromol dan susunan dari roda gigi planet dibuat
tetap ke casing transmisi. Ketika fluida bertekanan dibuang dari silinder,
piston dan batang piston didorong kembali oleh pegas sehingga teromol
terbebas dari pita rem.

b. Jenis multiplat = digunakan pada rem second coast brake pada beberapa
model dan pada brake B2 & B3. Mempunyai fungsi yang sama seperti
pita rem dan dibuat dengan cara yang sama dengan kopling multiplat.
Rem multiplat mengunci atau menahan sebuah komponen putar dari
susunan roda gigi planet ke casing transmisi.

Gambar : Rem Multiplat.

3. Kopling satu arah (one way clutch)


Sebuah alat pemegang/penahan yang tidak memerlukan perapat (seals)
atau tekanan hidrolik. Kopling satu arah dapat berupa sebuah kopling rol
(roller clucth) atau sprag clutch. Cara kerjanya hampir sama tergantung pada
logam tipis (wedging metal) diantara dua saluran (race). Dua kopling satu
arah digunakan dalam planetary gear unit. Kopling satu arah No.1
digunakan pada gigi kedua dan kopling satu arah No.2 digunakan pada gigi
pertama.
Gambar : Kopling satu arah tipe sprag.
Kopling satu arah tipe sprag terdiri dari sebuah hub sebagai saluran dalam
(inner race) dan sebuah teromol sebagai saluran luar (outer race). Kedua
saluran dipisahkan oleh sprag. Untuk membantu sprag dalam mendesak,
dipasang sebuah pegas penahan (retainer spring), dimana menjaga sprag
miring (beberapa derajat) pada setiap waktu dalam arah mengunci saluran
putar. Kopling satu arah jenis rol (one-way roller clutch) terdiri dari sebuah
hub, roller (rol), dan pegas-pegas yang dikelilingi oleh tromol bergerigi (cam
cut drum). Ketika saluran dalam (inner race) berputar searah jarum jam,
roller menekan pegas dan saluran di ijinkan untuk berputar. Jika saluran
berputar dalam arah sebaliknya, gaya dari roller akan mengunci saluran.

Gambar : Kopling satu arah tipe rol (one way roller clutch).
Gambar : Kopling satu arah No.1 dan No.2.

Kopling satu arah No.1 (F1) bekerja dengan rem kedua (second brake)
B2 mencegah roda gigi matahari berputar berlawanan arah jarum
jam (counterclockwise). Kopling satu arah No.2 (F2) mencegah
planetary carrier belakang berputar berlawanan arah jarum jam.
c) Pemilihan Roda Gigi dan Fungsinya
Tuas pemindah (shift lever) mempunyai 6 posisi untuk mengindikasi posisi roda
gigi yang dipilih. Posisi-posisi roda gigi ini menentukan kombinasi yang berbeda
dari holding devices.

Gear Selector
Positions
▬P
▬R
▬N
▬D
▬2
▬L

1. Park (P)
Posisi roda gigi ini adalah sebuah bentuk keamanan dimana mengunci poros
output ke rumah transmisi. Pengaruhnya adalah mengunci roda-roda
penggerak, mencegah kendaraan bergerak maju ataupun mundur. Posisi ini
seharusnya dipilih jika kendaraan tidak berhenti sempurna. Pada posisi park
(P), mesin dapat dinyalakan dan dapat diuji unjuk kerjanya.

Gambar: Posisi gigi park (P).

2. Reverse (R)
Posisi gigi reverse mengijinkan kendaraan untuk bergerak mundur.
Dapat digunakan untuk menguji tekanan pompa oli maksimum selama
tes stall. Sebagai catatan mesin jangan di-start pada posisi ini.

Gambar : Posisi gigi reverse (R).


3. Neutral (N)
Posisi gigi neutral ini mengijinkan kendaraan untuk di-start dan beroperasi
tanpa menjalankan kendaraan. Kendaraan dapat digerakkan dengan
atau tanpa mesin berputar. Mesin dapat di-start ulang (restart) ketika
kendaraan sedang bergerak.

Gambar : Posisi gigi neutral (N).

4. Manual Low (L)


Posisi ini dapat dipilih pada sembarang kecepatan kendaraan, ini
menyebabkan secara langsung transmisi berpindah ke gigi yang lebih
rendah (downshift) masuk ke gigi pertama sampai mendekati kecepatan 29-
39mph tergantung pada modelnya. Jangkauan gigi ini menyediakan untuk
pengereman mesin maksimum dan mencegah kendaraan berpindah ke gigi
yang lebih tinggi seperti gigi ketiga atau kedua.

Gambar : Posisi gigi manual low (L).

5. Manual Second (2)


Posisi ini dapat dipilih pada sembarang kecepatan kendaraan dan akan
downshift ke gigi kedua. Dalam beberapa seri transmisi tertentu
dengan D-2 Downshift Timing valve, transmisi memindahkan gigi dari
OverDrive (OD) ke gigi ketiga dan kemudian ke gigi kedua. Jangkauan roda
gigi ini menyediakan pengereman mesin yang kuat dan mencegah
kendaraan berpindah ke gigi yang lebih tinggi ke overdrive dan gigi ketiga.
Tetapi ada pengecualian pada seri transmisi tertentu, pada kecepatan yang
lebih tinggi, mendekati 64mph, kendaraan akan berpindah ke gigi ketiga
ketika tuas dipilih ke manual second.
Gambar : Posisi gigi manual second (2).

6. Drive (D)
Pada posisi ini transmisi dalam keadaan otomatis penuh (full automatic),
yaitu perpindahan roda gigi yang lebih besar (upshift) atau yang lebih
kecil (downshift) berdasarkan pada kecepatan kendaraan dan beban
pada mesin. Kenaikan beban dirasakan melalui naiknya bukaan throttle,
dan transmisi berpindah ke gigi yang lebih rendah (downshift). Dengan
penurunan bukaan throttle, beban berkurang dan transmisi berpindah ke gigi
yang lebih besar (upshift). Sebagai catatan mesin jangan di-start pada posisi
gigi ini.

Gambar : Posisi gigi Drive (D).

d) Aliran Tenaga (Power Flow)


1. Poros-poros susunan roda gigi planet
Ada tiga poros dalam susunan roda gigi planet, yaitu : poros input,
roda gigi matahari (sun gear) dan poros output. Poros input digerakkan dari
turbin dalam torsi konverter. Poros input dihubungkan ke bagian depan roda
gigi cincin planetary gear melalui kopling multiplat. Roda gigi matahari
biasanya menghubungkan bagian depan (front planetary gear) dan bagian
belakang susunan roda gigi planet (rear planetary gear), memindahkan torsi
dari roda gigi planet ke bagian belakang susunan roda gigi planet. Poros
output dipasak ke carrier dari bagian depan susunan roda gigi planet dan
menyediakan torsi putar ke roda-roda belakang atau ke unit overdrive.
Gambar : poros-poros roda gigi planet.

2. Holding device
Holding devices untuk susunan roda gigi planet dapat diidentifikasi di
tabel di bawah ini dengan komponen yang dikontrol sebagai berikut :

Tabel : Holding Devices

Holding Device Fungsi


Menghubungkan/memutuskan input shaft
C1 Forward Clutch
dengan front ring gear.

Menghubungkan/memutuskan input shaft


C2 Direct Clutch
dengan sun gear (bagian depan dan belakang).

nd Menahan/mengunci sun gear (bagian


B1 2 Coast Brake
depan dan belakang) supaya tidak berputar.
Menahan lintasan luar (outer race) one way
clutch F1 agar tidak berputar searah jarum jam
B2 nd maupun berlawanan jarum jam, sehingga
2 Brake
mencegah bagian depan dan belakang sun
gear berputar berlawanan arah jarum jam.

st Mencegah rear planetary carrier agar tidak


B3 1 dan Reverse
berputar searah jarum jam maupun berlawanan
Brake
jarum jam.
Menahan bagian depan dan belakang sun
F1 One-way clutch 1 gear agar tidak berputar berlawanan arah
jarum jam. Ketika brake B2 bekerja.
Mencegah bagian rear planetary carrier
F2 One-way clutch 2
berputar berlawanan arah jarum jam.
st
1 dan reverse brake (B3) dan one-way clucth F2 mengatur planetary
carrier bagian belakang secara paralel. Bersama-sama menyediakan sebuah
gaya penahan yang besar pada planetary carrier untuk mencegahnya
berputar selama gigi pertama. Second brake (B2) dan one-way clucth F1
mengatur roda gigi matahari secara seri. Sehingga mengijinkan roda gigi
matahari berputar searah jarum jam hanya ketika B2 digunakan/dipakai.
Second coast brake (B1) menahan roda gigi matahari, mencegah berputar
dalam arah manapun. Ini menyebabkan pengereman mesin ketika
dalam jangkauan roda gigi kedua.

Gambar : Planetary holding devices.

3. Tabel penggunaan kopling tiga kecepatan


Tabel mendiskripsikan holding device mana yang digunakan untuk setiap
posisi roda gigi. Jika pada sisi sebelah kiri tabel, kolom posisi tuas pemindah
(shift lever position) pada “D” dan pada posisi gigi pertama (1st gear
position), kotak-kotak yang diberi warna abu-abu di sebelah kanan posisi
roda gigi (gear position) menyatakan holding device yang digunakan dalam
roda gigi pertama. Pada kolom atas dari kotak berwarna abu akan ditemukan
kode untuk holding device, sebagai contoh pada posisi “D” gigi pertama (1st
gear), forward clucth (Cl) dan No. 2 One way clucth (F2) digunakan untuk
gigi pertama. Tabel penggunaan kopling menunjukkan bahwa jika transmisi
berpindah ke gigi yang lebih tinggi (upshjft) ke roda gigi berikutnya, sebuah
holding device tambahan dipasangkan melalui kopling atau rem yang
digunakan. Sebagai contoh, jika pada posisi “D” gigi pertama berpindah ke
gigi kedua, B2 digunakan sementara Cl tetap digunakan dan ketika
berpindah ke gigi ketiga, C2 digunakan sementara B2 dan Cl tetap
digunakan. Kopling-kopling satu arah (one way clucthes) adalah holding
device untuk membebaskan ketika sebuah perpindahan gigi ke yang lebih
tinggi (upshift) terjadi, tetapi tetap siap digunakan secara otomatis ketika
bagian yang berputar dalam arah berlawanan jarum jam.
Shift Lever Gear Position Cl C2 B1 B2 B3 Fl F2
Position
p Parking
R Reverse
N Neutral
st
1
nd
2
D 3
rd

st
2 1
nd
2
st
L 1

nd*
2

*Down-shift in L range, 2nd gear only-no up-shift.

Indicates that holdng device is applied but not a funtion of the


current gear position.

Tabel penggunaan kopling adalah kunci dalam diagnosis. Ketika dalam


transmisi terjadi malfunction (tidak berfungsi) dan diagnosa mengarahkan
ke sebuah roda gigi tertentu berdasarkan referensi tabel ini untuk
mengidentifikasi holding device mana yang rusak.

4. Aliran tenaga (power flow) susunan roda gigi planet


Setiap posisi tuas pemindah mengindikasikan kombinasi yang berbeda dari
holding devices (clutch dan brake) yang digunakan dan menentukan
posisi roda gigi yang dipilih, posisi-posisi roda gigi ini secara otomatis
membuat kombinasi putaran yang berbeda pada planetary gear unit yang
menyebabkan torsi dan kecepatan putar yang berbeda antara input shaft
dan output shaft. Berikut adalah tabel kombinasi holding devices yang
digunakan untuk mempengaruhi arah putaran roda gigi pada planetary
gear unit :
Shift Level Gear Holding Planetary Planetary
Position Position Devices Depan Belakang

st
D 1 C1, F2 Sun Gear Planetary CCW CCW
Carrier Ring Gear CW DIAM
Planetary gear CW CW CW
CW

nd
2 C1, B2 & F1 Sun Gear Planetary DIAM DIAM CW
Carrier Ring Gear CW (idle) CW
Planetary gear CW
CW CW

rd
3 C1, C2, B2 Sun Gear Planetary CW CW CW
Carrier Ring Gear CW CW
Planetary gear CW DIAM
DIAM

st
2 1 C1, F2 Sun Gear Planetary CCW CCW
Carrier Ring Gear CW DIAM
Planetary gear CW CW CW
CW

nd
2 C1, B1, B2, Sun Gear Planetary DIAM DIAM CW
F1 Carrier Ring Gear CW (idle) CW
Planetary gear CW
CW CW

st
L 1 C1, B3, F2 Sun Gear Planetary CCW CCW
Carrier Ring Gear CW DIAM
Planetary gear CW CW CW
CW

R Reverse C2, B3 Sun Gear Planetary CW CW


Carrier Ring Gear CCW DIAM
Planetary gear CCW CCW
CCW CCW

CW : Clockwise (Searah jarum jam)


CCW : Counterclockwise (Berlawanan Jarum Jam)

a. Gigi pertama (First Gear)


Gigi pertama menggunakan bagian depan dan bagian belakang
susunan roda gigi planet, forward clucth (Cl) digunakan dalam semua
gigi maju (forward) untuk menggerakkan roda gigi cincin dan susunan
roda gigi planet. Ketika roda gigi cincin berputar searah jarum jam,
menyebabkan pinion-pinion berputar searah jarum jam, karena roda
gigi matahari tidak ditahan diam, roda gigi matahari berputar dalam
arah berlawanan jarum jam. Bagian planetary carrier depan, dimana
dihubungkan ke poros output, berputar, tetapi lebih lambat daripada roda
gigi cincin, sehingga berfungsi sebagai unit penahan.
Pada bagian belakang roda gigi planet, carrier dikunci ke casing oleh No.
2 one way clucth (F2). Torsi dipindahkan ke planetary bagian belakang
oleh roda gigi matahari, dimana berputar berlawanan arah jarum jam.
Dengan tahanan carrier, roda gigi-roda gigi pinion belakang berputar
dalam arah searah jarum jam dan menyebabkan roda gigi cincin bagian
belakang berputar searah jarum jam. Roda gigi cincin bagian belakang
dihubungkan ke poros output dan memindahkan torsi ke roda-roda
penggerak.

Shift Lever Gear Position Cl C2 B1 B2 B3 Fl F2


Position
st
D 1
Gambar : Aliran tenaga gigi pertama set D.

b. Gigi Kedua (Second Gear)


Forward clucth (Cl) menghubungkan poros input ke bagian depan roda
gigi cincin. Roda gigi matahari digerakkan dalam arah berlawanan arah
jarum jam pada gigi pertama dan dengan menggunakan second brake
(B2) roda gigi matahari dihentikan oleh No. 1 one way clucth (Fl) dan
ditahan ke casing. Ketika roda gigi matahari ditahan diam, roda gigi-roda
gigi pinion depan yang telah digerakkan oleh roda gigi cincin berjalan di
sekitar roda gigi matahari dan carrier memutar poros output.
Keuntungan dari No.2 one way clucth (F2) adalah dalam otomatisasi
perpindahan gigi ke gigi yang lebih besar (upshift) dan perpindahan
gigi ke gigi yang lebih rendab (downshift). Hanya satu kopling multiplat
digunakan atau dibebaskan untuk mencapai upshift ke gigi kedua atau
downshift ke gigi pertama. Second brake (B2) dan one way clutch (Fl)
keduanya menahan roda gigi matahari secara seri.
Second brake menahan lintasan luar (outer race) dari one way clucth ke
casing transmisi ketika digunakan. One way clucth mencegah roda gigi
matahari berputar berlawanan arah jarum jam hanya ketika
second brake digunakan.

Shift Lever
Gear Position Cl C2 B1 B2 B3 Fl F2
Position
st
D 1
nd
2
Gambar : Aliran tenaga gigi kedua set D.

c. Gigi Ketiga (Third Gear)


Forward clucth (Cl) digunakan untuk semua gigi maju dan
menghubungkan poros input ke roda gigi cincin bagian depan. Direct
clucth (C2) menghubungkan poros input ke roda gigi matahari. Dengan
menggunakan direct clucth dan forward clutch, maka roda gigi cincin dan
roda gigi matahari terkunci melalui tromol direct clucth dan tromol input
roda gigi matahari. Kapanpun kedua anggota susunan roda gigi planet ini
terkunci bersama akan menghasilkan direct drive (gear ratio 1:1).
Second brake (B2) juga digunakan pada gigi ketiga, karena No 1
one way clucth (F1) tidak menahan roda gigi matahari dalam arah
searah jarum jam, second brake tidak mempunyai pengaruh dalam
gigi ketiga. Second brake digunakan dalam gigi ketiga karena pada
proses downshift ke gigi kedua, yang diperlukan adalah membebaskan
direct clucth (C2).
Roda gigi cincin menyediakan torsi input dan roda gigi matahari
dibebaskan. Carrier dihubungkan ke poros output dan penggerak akhir
sehingga poros output melambatkan carrier. Roda gigi-roda gigi pinion
berputar searah jarum jam memutar roda gigi matahari berlawanan
arah jarum jam sampai dihentikan oleh No 1 one way clucth. Carrier
menyediakan output ke penggerak akhir (final drive).
Shift Lever
Gear Position Cl C2 B1 B2 B3 Fl F2
Position

st
1
nd
2
D rd
3
Gambar : Aliran tenaga gigi ketiga set D.

d. Gigi mundur (Reverse Gear)


Direct clucth (C2) digunakan dalam gigi mundur, dimana
menghubungkan poros input ke roda gigi matahari. First dan reverse
brake (B3) juga digunakan, mengunci carrier belakang ke casing. Dengan
carrier dalam posisi terkunci, roda gigi matahari berputar searah jarum
jam menyebabkan roda gigi-roda gigi pinion berputar berlawanan arah
jarum jam. Roda gigi-roda gigi pinion kemudian menggerakkan roda gigi
cincin dan poros output berlawanan arah jarum jam.

Shift Lever
Gear Position Cl C2 B1 B2 B3 Fl F2
Position

P Parking
R Reverse
Gambar : Aliran tenaga gigi mundur
4) Sistem Kontrol Hidrolik (Hydraulic Control System)
Sebelelum kita membahas terkait dengan fungsi sistem kontrol hidrolik ada
baiknya kita harus mengetahui fungsi dari body valve. Body valve berfungsi
sebagai wadah atau tempat katup-katup hidaraulik terpasang, memiliki jalur-jalur
peredaran oli sebagai urat dalam tubuh manusia yang begitu banyak dan rumit,
dan juga tempat terpasang saringan oli. Adapun katup-katup hidaraulik tersebut
adalah shift valve, manual, modulator valve, governor, check valve, kick down,
dan lain sebagaianya. Operasi dari unit roda gigi planet dikontrol oleh sistem
kontrol hidrolik. Tekanan hidrolik dan titik-titik perpindahan gigi (shift) juga
diatur oleh sistem hidrolik berdasarkan kecepatan kendaraan dan posisi
throttle. Kopling-kopling dan rem- rem diatur oleh fluida yang mengalir karena
tekanan dari pompa oli (oil pump) melalui valve body sehingga perbandingan
putaran dari susunan roda gigi planet dapat dikontrol. Dari penjelasan diatas
fungsi sistem kontrol hidraulik yaitu mengatur sirkulasi aliran oli sehingga
transmisi otomatis dapat bekerja pada segala kondisi kerja sebagaimana yang
diharapkan.

Gambar : Kontrol Hidrolik


Oli yang bertekanan masuk kedalam body valve, lalu disalurkan ke katup-katup
hidraulik untuk mengaktifkan brake, multiple wet-clutch (kopling), dan one way
clutch dan selanjutnya kembali pada sistem. Ketika salah satu unit brake dan
clutch serta one way clutch bekerja, sistem planetary gear akan bekerja sesuai
dengan kondisi kerja transmisi secara bersama.
Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang cara kerja transmisi otomatis,
kita harus memahami cara kerja planetary gear train dan peredaran oli yang
diatur sedemikian rupa oleh katup-katup yang terletak pada body valve. Kerja
katup diatur berdasarkan tekanan oli yang masuk pada katup-katup tersebut.
Sumber tekanan berasal dari pompa oli. Untuk lebih memahami bagaimana cara
kerja anatar planetary gear train dan peredaran oli pada sebuah transmisi
otomatis 3-speed, dibawah ini dapat kita ikuti penjelasan cara kerja pada kedua
sistem tersebut pada tabel berikut ini:

One
Brake
Kecepatan Input Tahan Output C1 C2 C3 way
Band
clutch
1 S1 S2 PC Aktif Aktif
2 RG S2 PC Aktif Aktif
3 S1 + RG - PC Aktif Aktif
R S1 RG PC Aktif Aktif
Keterangan:
1. S1 = Sun gear depan 4. S2 = Sun gear belakang
2. PC = Planetary carrier 5. C = Clutch (kopling)
3. RG = Ring gear 6. R = Reverse (mundur)

 Prinsip Kerja Pada Speed 1


Penjelasan tabel pada speed 1:
S1 (sun gear depan) input - S2 (Sun gear belakang) held – planetary carrier
output – servo aktif – F (freewheel atau oneway clutch) aktif.

Gambar: Cara kerja planetary gear train dan peredaran oli pada
speed 1
 Posisi Drive (D) pada tongkat pemindah (Handle Slektor)
Peredaran Oli
Oil pump – torque converter
Oil pump – kick down dan throtle valve- shift valve 1 dan 2 tertutup oil
pump – manual shift valve 1 – saluran D (Drive) terbuka – servo band
menekan disk pada drum brake sehingga sun gear belakang tak dapat
bergerak atau tertahan – governor mempunyai tekanan balik kecil
sehingga tak mampu mendorong katup shift valve 1 dan 2, dan pada
kondisi ini katup shift valve tertutup sehingga tak ada aliran yang
menggerakan brake, kopling atau multiple wet clutch, tetapi putran dan
momen torque converter dapat terhubung oleh karena aktif nya F atau
one way cluth menggerakan sun gear depan.
 Planetary Gear Set
Sun gear depan sebagai input berputar CW memutar planetary carrier
yang terhubung langsung ke output shaft melalui perantara idler gear,
sedangkan sun gear belakang tertahan karena servo band aktif. Dan pada
saat itu ring gear berputar stationer atau lambat karena kopling C2 tidak
bekerja atau bebas (perhatikan teori dasar planetary gear, jika planetary
gear berputar CW maka ring gear berputar CW, juga pada putaran
lambat: sung gear (input) – planetary carrier (output) – ring gear
(stationer).)
 Posisi Reverse atau Mundur
Penjelasan tabel pada reverse (mundur)
S1 input – RG bebas – PC output – C3 (Kopling mundur)- C1
Gambar : Cara kerja planetary gear train dan peredaran oli pada
mundur
C1 input berputar CW dan kopling C3 untuk mundur bekerja CCW,
sehingga putaran planetary carrier menjadi CCW juga. Pada sistem aliran
fluida, katup drive (D) tertutp dan katup reverse terbuka pada manual
shift valve, begitu juga untuk aliran fluidanya (perhatikan arah anak
panah).
Salah satu sistem pengaturan oli yang sangat sederhana yang dipakai
pada salah satu jenis transmisi otomati 3-speed dan pompa penggerak oli
yang menggatur peredaran oli tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar : macam-macam katup dan jenis yang dipakai pada


salah satu transmisi otomatis 3-speed
5) Waktu Perawatan Berkala Transmisi Otomatis
Sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak orang. Perawatan
transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan
terhadap transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak
transmisi otomatis (hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission
Fluid dan bukan termasukoli) dan kebocoran dari packing packin yang ada.
Malah  sebenarnya lebih simple dari manual, Namun kualitas minyak untuk
transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan tidak ada
kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. Malah
sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel
PT Hyundai Mobil Indonesia. Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih
efisien karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam
dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan
transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan roda
gila. Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua
bengkel yang bisa menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau
kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan baik, maka
tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.Yang
penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian
roda mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh
menyentuh jalan ketikaditarik, jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia
tersebut. Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin
tersebut dipindahkan untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang
disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut. Sedangkan bila ditarik yang
terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan menghasilkan
tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak
dihidupkan.Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa
minyak transmisi tersebut yang akan rusak, Tergantung Pemakaian namun cepat
atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang
tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar,
ataupun kendaraan membawa beban lebih. Karena itu setiap pengemudi
sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang tertera
dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan
bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur
yang datar hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan
kecepatan yang diraih tidak seimbang. Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan
bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang tidak terlalu curam dan
jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya
dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.
Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta
dalam waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya
untuk menurunkan putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi
bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4. Namun sekarang percepatan
transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5 percepatan.
Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya
adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu
merah. Dari posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini
digunakan ketika memarkirkan kendaraan. Mobil tidak akan jalan ketika di
starter, ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari Reverse, artinya
digunakan untuk mundur.

c. Rangkuman
1) Transmisi otomatis yaitu perpindahan gigi transmisi dilakukan secara otomatis
pada kecepatan yang sesuai dengan kondisi kendaraan, sehingga dapat
membebaskan pengemudi kendaraan dari teknik mengemudi yang sulit
terutama pada pengoperasian kopling.
2) Torsi konverter berfungsi sebagai pengubah tenaga putar yang dihasilkan
oleh mesin yang selanjutnya disalurkan ke unit roda gigi planet (planetary
gear unit).
3) Unit roda gigi planet berfungsi sebagai penerima input dari torsi konverter dan
pengubah kecepatan serta tenaga putar sesuai dengan kondisi pengendaraan.
4) Sistem kontrol hidraulik berfungsi mengatur sirkulasi aliran oli sehingga
transmisi otomatis dapat bekerja pada segala kondisi kerja sebagaimana yang
diharapkan.

d. Tugas
1) Lakukan pengamatan disekitarmu pada kendaraan
yang menggunakan transmisi manual dan transmisi otomatis. Menurutmu
apakah kelebihan dan kelemahan dari keduanya!

e. Tes Formatif
1) Jelaskan fungsi transmisi otomatis!
2) Jelaskan komponen utama transmis otomatis!
3) Jelaskan fungsi komponen utama transmisi otomatis!
4) Jelaskan cara prinsip kerja torque converter!
5) Jelaskan waktu perawatan berkala transmisi otomatis!

f. Kunci Jawaban Formatif

1) Transmisi otomatis yaitu perpindahan gigi transmisi dilakukan secara otomatis


pada kecepatan yang sesuai dengan kondisi kendaraan, sehingga dapat
membebaskan pengemudi kendaraan dari teknik mengemudi yang sulit
terutama pada pengoperasian kopling. Sehingga sangat cocok untuk digunakan
pengemudi yang masih pemula. Fungsi lain dari transmisi otomatis yaitu
mengurangi kelelahan pengemudi kendaraan karena meniadakan
pengoperasian pedal kopling serta pemindahan gigi transmisi.

2) Sebuah transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama yang masing-masing


mempunyai fungsi khusus tersendiri yaitu torsi konverter (torque converter),
Unit Roda Gigi Planet (Plenetary Gear Unit), Sistem Kontrol Hidrolik (Hydraulic
Control system).

3) Fungsi komponen utama transmisi otomatis yaitu:


 Torsi konverter berfungsi sebagai pengubah tenaga putar yang
dihasilkan oleh mesin yang selanjutnya disalurkan ke unit roda gigi
planet (planetary gear unit).
 Planetary gear berfungsi sebagai penerima input dari torsi konverter dan
pengubah kecepatan serta tenaga putar sesuai dengan kondisi
pengendaraan.
 Sistem kontrol hidraulik berfungsi mengatur sirkulasi aliran oli sehingga
transmisi otomatis dapat bekerja pada segala kondisi kerja sebagaimana
yang diharapkan.

4) Drive berputar oleh torque dari engine, maka oli yang terdapat pada pump
impeler akan terlempar dengan gaya sentrifugal menuju dan mengenai sudu
turbin yang mengakibatkan turbin ikut berputar. Oli akan mencapai stator
setelah melalui turbin dan berubah arahnya karena sudu turbin. Dengan
demikian oli akan mengalir kembali menuju ke pump impeler. Bila kita
memasang dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain, dan
selanjutnya kipas angin A dihidupkan, maka kipas angina B akan mulai berputar
dengan arah yang sama dengan kipas angina A. ini terjadi karena kipas angina
A menghasilkan aliran udara yang membentur daun (blade) kipas angina B dan
selanjutnya kipas angina B akan terbawa berputar. Dengan kata lain,
pemindahan tenaga antara kipas A dan B terjadi dengan udara sebagai
perantaranya. Tourque converter bekerja dengan cara yang sama, pompa
impeller memainkan peranan kipas A dan Turbine runner sebagai kipas angin B.
perantaranya dalam hal ini bukan udara melainkan minyak.

5) Perawatan transmisi otomatis berupa pengecekan terhadap kualitas minyak


transmisi otomatis (hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission
Fluid dan bukan termasukoli) dan kebocoran dari packing packin yang ada.
Untuk kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan
sebagaimana semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer
sampai 100 ribu kilometer.
2. Kegiatan Belajar 2
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1) Peserta didik mampu melakukan perawatan berkala transmisi otomatis
dengan benar.
2) Peserta didik mampu mampu melakukan pemeriksaan tranmsisi otomatis
dengan benar.

B. Uraian Materi
1) Perawatan Transmisi Otomatis
Perawatan transmisi otomatis yang paling utama yaitu rajin mengecek
keadaan oli, keteraturan mengganti oli dan memperhatikan spesifikasi
pelumas transmisi otomatis (automatic transmision fluid). Jika kita tidak
memperhatiakan hal diatas maka dapat menyebabkan transmsisi otomatis
mengalami kerusakan dan untuk perbaikannya tidaklah murah.
Maka dari itu kita harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :
a) Cara mengecek ATF
Dalam pemakaian mobil sehari-hari, perlu juga dilakukan pemeriksaan
oli transmisi matik. Baik untuk melihat volume maupun memeriksa
kondisi cairannya. Ada beberapa mobil yang sudah tidak
menggunakan dipstick di transmisinya. Untuk mobil seperti ini,
satu-satunya cara memeriksanya adalah dengan memperhatikan
lampu indikator di dasbornya. Biasanya ditandai dengan simbol
roda gigi. Berikut cara pemeriksaan ATF dengan metode manual
yang bisa dilakukan sendiri.
 Periksa kondisi oli secara faktual melalui dipstick transmisi
otomatis.
 Jumlah ATF di transmisi harus dilihat dalam dua kondisi: dingin
dan panas. Dalam kondisi dingin (sebelum mobil dihidupkan) oli
harus berada di batas “COLD”.
 Parkir kendaraan pada permukaan yang rata dan tarik rem parkir.
 Dengan mesin dalam keadaan idle dan rem parkir dikenakan,
geser tuas pemindah gigi ke semua posisi dari "P" hingga "L".
Kemudian kembalikan ke posisi P.
 Tarik keluar dipstick dan bersihkan. f. Tancapkan lagi kerdalam
pipanya.
 Tarik keluar dan cek apakah level fluida berada dalam range
"HOT". Bila levelnya tidak dalam range HOT, tambah fluida
transmisi.
 Temperatur ATF standar: 70 sampai 80° C (158 sampai
176° F)

Gambar : pengecekan ATF melalui stik


b) Keteraturan mengganti ATF
Tidak ada kampas kopling transmisi yang awet selama- lamanya.
Namun semakin jarang ATF diganti, semakin besar kemungkinan
kampas kopling ini terkikis habis. Ingatlah bahwa Automatic
Transmission Fluid (ATF) merupakan nyawa dari transmisi otomatis.
Dengan menggunakan tekanan hidraulis, tenaga mesin bisa
tersalurkan ke roda. Semakin baik kualitas oli, semakin baik pula
transfer tenaga mesin ke roda.
Aturan penggantian oli transmisi mobil yaitu :
 Penggantian oli tanpa menguras seluruh oli yang yang ada di
transmisi yaitu setiap 10.000 km
 Penggantian oli dengan menguras seluruh oli yang ada di
transmisi atau yang disebut dengan FLUSHING yaitu setiap
40.000 km.

Gambar : alat untuk flush

Gambar : tempat masuk dan keluarnya ATF pada alat flush


Gambar : penampungan ATF pada alat flush

Cara kerja alat ini :

ATF yang baru ada disebelah kiri, ATF ini kemudian dipompakan
oleh pompa yang ada di alat ini melalui lubang out yang akan
langsung disalurkan ke transmisi. ATF yang didalam transmisi
dihisap melalui lubang retrun dan ditambung diwadah yang ada
didebah kanan. Pada saat flushing mesin dalam keadaan idle.

2) Pemeriksaan Transmisi Otomatis


a) Pemirksaan Throttle dan Shift Cable, Neutral Start Switch
1. Periksa dan setel throttle cable.
 Tekan penuh pedal akselerator dan perhatikan bahwa
throttle valve terbuka penuh. CATATAN: Jika throttle valve
tidak terbuka penuh, setel accelerator link.
 Dengan tetap menahan pedal tertekan, longgarkan mur
penyetel.
 Setel kabel luar sehingga jarak antara ujung boot dengan
stopper pada kabel sesuai standart Jarak boot dan kabel
stopper: Standart: 0 – 1 mm.
 Kencangkan mur penyetel.

2. Periksa dan setel shift kabel.


 Sambil memindahkan shift selector lever dari posisi ”N” ke
semua posisi yang lain, periksalah bahwa lever dapat
dipindahkan dengan lembut dan tepat dan demikian juga
indikatornya. Kalau indikator tidak sesuai posisinya, lakukan
penyetelan dengan cara berikut:
 Longgarkan baut ayunan pada manual shift lever.
 Tekan manual lever ke kanan penuh pada kendaraan.
 Kembalikan lever 2 gigi ke posisi netral.
 Setel shift lever ke ”N”.
 Sambil menekan lever sedikit ke arah posisi ”R” keraskan
mur ayunan.

3. Setel netral start switch.


Kalau mesin dapat distart pada posisi selain ”N” atau ”P”
diperlukan penyetelan.
 Longgarkan baut netral start switch dan setel shift selector
ke posisi ”N”.
 Luruskan grove dengan garis posisi netral.
 Tahan netral start switch pada posisinya dan kencangkan
bautnya. Momen: 55 kg-cm.

b) Pemeriksaan Torque Converter


1. Periksa kopling satu arah.
 Masukkan SST pada inner race kopling searah.
 Pasangkan SST sedemikian rupa sehingga duduk pada lekuk
converter hub dan outer race kopling satu arah.
 Dengan torque converter berdiri pada bagian sisinya, kopling
harus terkunci jika diputar ke kiri dan bebas jika diputar ke
kanan.
 Kalau perlu bersihkan converter dan test kopling sekali lagi.
Ganti conveter jika koplingnya tidak baik dalam test.

2. Ukur kebengkokan drive plate dan periksa ring gear.


Pasang dial indicator dan ukur kebengkokan drive plate. Kalau
kebengkokannya melebihi 0.20 mm atau kalau ring gear rusak
ganti drive plate. Jika memasang drive plate baru, perhatikan
arah spacer dan kencangkan bautnya.
Momen: 650 Kg – cm
3. Ukur kebengkokan torque conveter sleeve.
 Sementara pasangkan torque converter pada drive plate
pasang dial indicator. Kalau kebengkokannya melebihi 0.30
mm cobalah memperbaikinya dengan meluruskan torque
converter. Kalau tidak dapat diperbaiki ganti torque converter.
CATATAN: Tandai posisi torque converter untuk menjamin
ketepatan pemasangan.
 Lepaskan torque converter dari drive plate.

c) Pemeriksaan Oli Pump


1. Pemeriksaan clearance antara pump body dengan driven gear.
 Tekan driven gear ke salah satu sisi body. Dengan feeler
gauge ukur clearancenya. Standart Clearance: 0.07 –
0.15 mm. Maximum Clearance: 0.3 mm. Kalau
clearancenya lebih dari harga maximum, ganti oil pump body
sub assembly.

2. Periksa clearance antara pump body dengan driven gear


 Ukur clearance antara gigi driven dengan bagian pump body
yang berbentuk bulan sabit. Standart Clearance: 0.011 –
0.14 mm. Maximum Clearance: 0.3 mm. Kalau
clearancenya lebih dari harga maximum, ganti oil pump body
sub assembly.

3. Periksa side clearance antara kedua roda gigi.


 Dengan siku – siku dan feeler gauge, ukur side clearancedari
kedua roda gigi. Standart Side Clearance: 0.02 – 0.05
mm. Maximum Side Clearance: 0.1 mm. Ada 3 tingkat
ketebalan drive dan driven gear. Ketebalan drive dan driven
gear.
Kalau roda gigi yang yang paling tebal tidak dapat membuat
clearance sesuai dengan spesifikasi, ganti oil pump sub
assembly.

Tanda Ketebalan
A 9.440 – 9.456 mm
B 9.456 – 9.474 mm
C 9.474 – 9.490 mm

d) Pemeriksaan Second Coast Brake


1. Periksa brake band.
Kalau lining dari brake band terkelupas atau berubah warna, atau
bahkan bagian yang tercetak nomor hilang, ganti brake band.

2. Pemilihan piston rod.


Kalau band baik tetapi piston stroke tidak sesuai standard, pasang
piston rod yang baru. Ada 2 tingkat panjang piston rod. Panjang
piston rod: 72.9 mm - 71.4 mm.

e) Pemeriksaan Counter Driver Gear


1. Periksa counter drive gear preload
 Pegang intermediate shaft pada ragum dengan bantalan lunak.

 Dengan tension gauge, ukur preload pada saat roda gigi mulai
berputar. Preload: 920 – 1530 gram. Catatan: putar
counter drive gear ke kiri dan ke kanan beberapa kali sebelum
diukur preloadnya.
2. Setel preload dari counter drive gear.
 Dengan intermediate shaft masih berada pada ragum, pasang
SST pada mur penyetel.

 Kencangkan mur penyetel sampai tension gauge menunjukkan


beban awal berikut. Preload: 920 – 1530 gram. Catatan:
putar counter drive gear ke kiri dan ke kanan beberapa kali
sebelum diukur preloadnya.
 Kuncilah mur penyetel dengan locking washer. Bengkokkan
sirip locking washer sampai rata dengan groove mur penyetel.

C. Rangkuman
1. Perawatan transmisi otomatis yang paling utama yaitu rajin mengecek
keadaan oli, keteraturan mengganti oli dan memperhatikan spesifikasi
pelumas transmisi otomatis (automatic transmision fluid).
2. Penggantian oli tanpa menguras seluruh oli yang yang ada di transmisi
yaitu setiap 10.000 km
3. Penggantian oli dengan menguras seluruh oli yang ada di transmisi atau
yang disebut dengan FLUSHING yaitu setiap 40.000 km.
4. Pemeriksaan transmisi otomatis terdiri dari : 1).Pemeriksaan throttle dan
shift cable, neutral star switch. 2).Pemeriksaan torque converter 3).
Pemeriksaan oli pump. 4).Pemeriksaan second coast brake 5).Pemeriksaan
counter driver gear.

D. Tugas
1. Bacalah dan pelajari semua materi pada pertemuan ke 2, buatlah ringkasan
yang menurut kamu penting !
2. Setelah semua materi telah kamu kuasai, menurut kamu seberapa penting
nya perawatan transmisi otomatis dilakukan, dan apa dampak apabila tidak
dilakukan perawatan pada transmisi otomatis !
BAB III

PENUTUP

Kompetensi menerapkan dan merawat berkala transmisi, harus dikuasai dengan


baik. Setelah siswa merasa menguasai sub kompetensi yang ada, siswa dapat memohon uji
kompetensi, uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis dengan cara
siswa menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan
mendemontrasikan kompetensi yang dimiliki pada guru/instruktur. Guru/instruktur akan
menilai berdasarkan lembar observasi yang ada, dari sini kompetensi siswa dapat diketahui.
Bagi siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul
berikutnya, namun bila syarat minimal kelulusan belum tercapai maka harus mengulang
modul ini, atau bagian yang tidak lulus dan karena tidak diperkenankan mengambil modul
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2017).Cara Kerja Transmisi Otomatis. Diakses dari: http://ahmadzainftunm.


blogspot.co.id/2015/03/cara-kerja-transmisi-otomatis.html

Novriza (2012). Memperbaiki Transmisi. Medan.

Taufik, A. A. H. (2009). Laporan Tugas Akhir Pembuatan Animasi Sistem Transmisi


Otomatis. Surakarta.

Trinanda, D. (2014). Perawatan Sistem Transmisi Otomatis Pada Mobil Toyota Fortuner.
Yogyakarta.

Yan Saputra, S.Pd | Transmisi Otomatis 38

Anda mungkin juga menyukai