PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul tentang “Transmisi Otomatis” ini membahas tentang beberapa hal penting
yang perlu diketahui agar peserta diklat dapat menerapkan cara perawatan
transmisi otomatis secara efektif, efisien dan aman.
Modul ini terdiri dari dua cakupan materi yang akan dipelajari, yaitu: materi teori
dan praktek. Kegiatan belajar 1.teori membahas tentang menerapkan cara
perawatan transmisi otomatis, Kegiatan belajar 2.Merawat berkala transmisi
otomatis. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
menerapkan dan merawat transmisi otomatis.
B. PRASYARAT
Sebelum mempelajarin modul ini peserta didik diharapkan telah belajar mengenai
modul transmisi manual.
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan
belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas
dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut ini :
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta
ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur
yang mengampu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.
D. TUJUAN AKHIR
E. KOMPETENSI
Kompetensi menerapkan dan merawat transmisi otomatis, ini terdiri dari 8 sub
kompetensi, yaitu :
1. Menjelaskan fungsi transmisi otomatis.
2. Menjelaskan komponen utama transmisi otomatis.
3. Menjelaskan fungsi komponen utama transmisi otomatis.
4. Menjelaskan cara kerja komponen utama transmisi otomatis.
5. Menjelaskan cara kerja transmisi otomatis.
6. Menjelaskan waktu perawatan berkala pada unit transmisi otomatis.
7. Melakukan pemeriksaan transmisi otomatis.
8. Melakukan perawatan berkala transmisi otomatis.
F. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini silakan mengisi cek list dan berikan tanda √ pada
pernyataan atau pertanyaan pada table berikut ini:
Jawaban Bila
jawaban “
Sub Kompetensi Pernyataan
Ya Tdk Ya”
Kerjakan
Menjelaskan fungsi Saya mampu menjelaskan
transmisi otomatis. fungsi transmisi otomatis.
A. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1) Peserta didik mampu Menjelaskan fungsi transmisi otomatis dengan benar.
2) Peserta didik mampu Menjelaskan komponen utama transmisi otomatis dengan
benar.
3) Peserta didik mampu Menjelaskan fungsi komponen utama transmisi otomatis
dengan benar.
4) Peserta didik mampu Menjelaskan cara kerja komponen utama transmisi otomatis
dengan benar.
5) Peserta didik mampu Menjelaskan cara kerja transmisi otomatis. dengan benar.
6) Peserta didik mampu Menjelaskan perawatan berkala transmisi otomatis dengan
benar.
Turbine Runner.
Bentuk dari turbine ranner hampir sama dengan pompa impeller yaitu
memiliki banyak blade. Arah lingkungan blade pada turbin runner
berlawanan pada dengan yang terdapat pada pompa impeller. Turbin runner
dipasang pada poros input transmisi sehingga bladenya berhadapan dengan
pompa impeller blade dengan celah yang sangat kecil.
Gambar : Stator
Kendaraanmulai bergerak
Pada saat rem dibebaskan maka turbin runner dapat berputar dengan
poros input transmisi. Dengan menekan pedal akselator, maka turbin
runner akan berputar dengan momen yang lebih besar dari yang
dihasilkan oleh mesin jadi kenderaan mulai bergarak.
Roda gigi matahari terletak di pusat, sementara roda gigi pinion berputar di
sekelilingnya, dan sebuah roda gigi cincin di sekitar roda gigi pinion. Susunan
roda gigi ini disebut roda gigi “planetary” karena roda gigi pinion nampak
seperti planet-planet yang berputar di sekeliling matahari. Dalam sebuah disain
roda gigi planet, didapat perbandingan roda gigi yang berbeda untuk gerakan
maju (forward) dan gerakan mundur (reverse), meskipun poros-poros roda gigi
terletak pada sumbu yang sama.
Ketika planetary carrier berputar searah jarum jam (clockwise), roda gigi
pinion menyebabkan roda gigi cincin berputar searah jarum jam dan
dipercepat pada kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan planetary
carrier.
Piston mempunyai sebuah perapat (seal) pada diameter dalam dan pada
diameter luarnya, dimana piston dicegah dari kebocoran fluida. Sebuah katup
pengaman jenis bola (relief ball valve) ditempatkan di bodi piston dari kopling
multiplat. Katup ini mempunyai fungsi yang penting dalam melepaskan
tekanan fluida hidrolik. Ketika kopling terlepas, sedikit fluida masih berada
di belakang piston. Karena teromol berputar, gaya sentrifugal akan
mendorong fluida ke sisi luar dari teromol, dimana akan mencoba kontak
dengan kopling. Tekanan ini tidak sepenuhnya menghubungkan kopling,
tetapi dapat mengurangi ruang bebas (clearance) antar disc dan metal
plates. Katup pengaman jenis bola didisain untuk melepaskan fluida setelah
tekanan terlepas. Gaya sentrifugal menyebabkan bola bergerak menjauh dari
dudukan katup (valve seat) dan fluida terlepas keluar. Karena rem multiplat
tidak berputar, fenomena ini tidak terjadi. Pegas pembalik (return spring)
mendorong fluida keluar dari silinder, dan rem bebas. Tekanan hidrolik
menggerakkan piston dan pegas pembalik mengembalikan piston ke
posisi istirahat (rest position) di dalam teromol kopling ketika tekanan
dilepaskan. Cakram-cakram gesek (friction discs) adalah plat-plat baja
yang dilekatkan dengan material gesek. Diameter dalam dari cakram diberi
celah untuk memasukkan pasak dari hub kopling.
2. Rem (Brake)
Ada 2 jenis rem, yaitu :
a. Jenis pita (brake band) = untuk rem luncur kedua (second coast
brake) B1 pada beberapa model transmisi.
b. Jenis multiplat = digunakan pada rem second coast brake pada beberapa
model dan pada brake B2 & B3. Mempunyai fungsi yang sama seperti
pita rem dan dibuat dengan cara yang sama dengan kopling multiplat.
Rem multiplat mengunci atau menahan sebuah komponen putar dari
susunan roda gigi planet ke casing transmisi.
Gambar : Kopling satu arah tipe rol (one way roller clutch).
Gambar : Kopling satu arah No.1 dan No.2.
Kopling satu arah No.1 (F1) bekerja dengan rem kedua (second brake)
B2 mencegah roda gigi matahari berputar berlawanan arah jarum
jam (counterclockwise). Kopling satu arah No.2 (F2) mencegah
planetary carrier belakang berputar berlawanan arah jarum jam.
c) Pemilihan Roda Gigi dan Fungsinya
Tuas pemindah (shift lever) mempunyai 6 posisi untuk mengindikasi posisi roda
gigi yang dipilih. Posisi-posisi roda gigi ini menentukan kombinasi yang berbeda
dari holding devices.
Gear Selector
Positions
▬P
▬R
▬N
▬D
▬2
▬L
1. Park (P)
Posisi roda gigi ini adalah sebuah bentuk keamanan dimana mengunci poros
output ke rumah transmisi. Pengaruhnya adalah mengunci roda-roda
penggerak, mencegah kendaraan bergerak maju ataupun mundur. Posisi ini
seharusnya dipilih jika kendaraan tidak berhenti sempurna. Pada posisi park
(P), mesin dapat dinyalakan dan dapat diuji unjuk kerjanya.
2. Reverse (R)
Posisi gigi reverse mengijinkan kendaraan untuk bergerak mundur.
Dapat digunakan untuk menguji tekanan pompa oli maksimum selama
tes stall. Sebagai catatan mesin jangan di-start pada posisi ini.
6. Drive (D)
Pada posisi ini transmisi dalam keadaan otomatis penuh (full automatic),
yaitu perpindahan roda gigi yang lebih besar (upshift) atau yang lebih
kecil (downshift) berdasarkan pada kecepatan kendaraan dan beban
pada mesin. Kenaikan beban dirasakan melalui naiknya bukaan throttle,
dan transmisi berpindah ke gigi yang lebih rendah (downshift). Dengan
penurunan bukaan throttle, beban berkurang dan transmisi berpindah ke gigi
yang lebih besar (upshift). Sebagai catatan mesin jangan di-start pada posisi
gigi ini.
2. Holding device
Holding devices untuk susunan roda gigi planet dapat diidentifikasi di
tabel di bawah ini dengan komponen yang dikontrol sebagai berikut :
st
2 1
nd
2
st
L 1
nd*
2
st
D 1 C1, F2 Sun Gear Planetary CCW CCW
Carrier Ring Gear CW DIAM
Planetary gear CW CW CW
CW
nd
2 C1, B2 & F1 Sun Gear Planetary DIAM DIAM CW
Carrier Ring Gear CW (idle) CW
Planetary gear CW
CW CW
rd
3 C1, C2, B2 Sun Gear Planetary CW CW CW
Carrier Ring Gear CW CW
Planetary gear CW DIAM
DIAM
st
2 1 C1, F2 Sun Gear Planetary CCW CCW
Carrier Ring Gear CW DIAM
Planetary gear CW CW CW
CW
nd
2 C1, B1, B2, Sun Gear Planetary DIAM DIAM CW
F1 Carrier Ring Gear CW (idle) CW
Planetary gear CW
CW CW
st
L 1 C1, B3, F2 Sun Gear Planetary CCW CCW
Carrier Ring Gear CW DIAM
Planetary gear CW CW CW
CW
Shift Lever
Gear Position Cl C2 B1 B2 B3 Fl F2
Position
st
D 1
nd
2
Gambar : Aliran tenaga gigi kedua set D.
st
1
nd
2
D rd
3
Gambar : Aliran tenaga gigi ketiga set D.
Shift Lever
Gear Position Cl C2 B1 B2 B3 Fl F2
Position
P Parking
R Reverse
Gambar : Aliran tenaga gigi mundur
4) Sistem Kontrol Hidrolik (Hydraulic Control System)
Sebelelum kita membahas terkait dengan fungsi sistem kontrol hidrolik ada
baiknya kita harus mengetahui fungsi dari body valve. Body valve berfungsi
sebagai wadah atau tempat katup-katup hidaraulik terpasang, memiliki jalur-jalur
peredaran oli sebagai urat dalam tubuh manusia yang begitu banyak dan rumit,
dan juga tempat terpasang saringan oli. Adapun katup-katup hidaraulik tersebut
adalah shift valve, manual, modulator valve, governor, check valve, kick down,
dan lain sebagaianya. Operasi dari unit roda gigi planet dikontrol oleh sistem
kontrol hidrolik. Tekanan hidrolik dan titik-titik perpindahan gigi (shift) juga
diatur oleh sistem hidrolik berdasarkan kecepatan kendaraan dan posisi
throttle. Kopling-kopling dan rem- rem diatur oleh fluida yang mengalir karena
tekanan dari pompa oli (oil pump) melalui valve body sehingga perbandingan
putaran dari susunan roda gigi planet dapat dikontrol. Dari penjelasan diatas
fungsi sistem kontrol hidraulik yaitu mengatur sirkulasi aliran oli sehingga
transmisi otomatis dapat bekerja pada segala kondisi kerja sebagaimana yang
diharapkan.
One
Brake
Kecepatan Input Tahan Output C1 C2 C3 way
Band
clutch
1 S1 S2 PC Aktif Aktif
2 RG S2 PC Aktif Aktif
3 S1 + RG - PC Aktif Aktif
R S1 RG PC Aktif Aktif
Keterangan:
1. S1 = Sun gear depan 4. S2 = Sun gear belakang
2. PC = Planetary carrier 5. C = Clutch (kopling)
3. RG = Ring gear 6. R = Reverse (mundur)
Gambar: Cara kerja planetary gear train dan peredaran oli pada
speed 1
Posisi Drive (D) pada tongkat pemindah (Handle Slektor)
Peredaran Oli
Oil pump – torque converter
Oil pump – kick down dan throtle valve- shift valve 1 dan 2 tertutup oil
pump – manual shift valve 1 – saluran D (Drive) terbuka – servo band
menekan disk pada drum brake sehingga sun gear belakang tak dapat
bergerak atau tertahan – governor mempunyai tekanan balik kecil
sehingga tak mampu mendorong katup shift valve 1 dan 2, dan pada
kondisi ini katup shift valve tertutup sehingga tak ada aliran yang
menggerakan brake, kopling atau multiple wet clutch, tetapi putran dan
momen torque converter dapat terhubung oleh karena aktif nya F atau
one way cluth menggerakan sun gear depan.
Planetary Gear Set
Sun gear depan sebagai input berputar CW memutar planetary carrier
yang terhubung langsung ke output shaft melalui perantara idler gear,
sedangkan sun gear belakang tertahan karena servo band aktif. Dan pada
saat itu ring gear berputar stationer atau lambat karena kopling C2 tidak
bekerja atau bebas (perhatikan teori dasar planetary gear, jika planetary
gear berputar CW maka ring gear berputar CW, juga pada putaran
lambat: sung gear (input) – planetary carrier (output) – ring gear
(stationer).)
Posisi Reverse atau Mundur
Penjelasan tabel pada reverse (mundur)
S1 input – RG bebas – PC output – C3 (Kopling mundur)- C1
Gambar : Cara kerja planetary gear train dan peredaran oli pada
mundur
C1 input berputar CW dan kopling C3 untuk mundur bekerja CCW,
sehingga putaran planetary carrier menjadi CCW juga. Pada sistem aliran
fluida, katup drive (D) tertutp dan katup reverse terbuka pada manual
shift valve, begitu juga untuk aliran fluidanya (perhatikan arah anak
panah).
Salah satu sistem pengaturan oli yang sangat sederhana yang dipakai
pada salah satu jenis transmisi otomati 3-speed dan pompa penggerak oli
yang menggatur peredaran oli tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:
c. Rangkuman
1) Transmisi otomatis yaitu perpindahan gigi transmisi dilakukan secara otomatis
pada kecepatan yang sesuai dengan kondisi kendaraan, sehingga dapat
membebaskan pengemudi kendaraan dari teknik mengemudi yang sulit
terutama pada pengoperasian kopling.
2) Torsi konverter berfungsi sebagai pengubah tenaga putar yang dihasilkan
oleh mesin yang selanjutnya disalurkan ke unit roda gigi planet (planetary
gear unit).
3) Unit roda gigi planet berfungsi sebagai penerima input dari torsi konverter dan
pengubah kecepatan serta tenaga putar sesuai dengan kondisi pengendaraan.
4) Sistem kontrol hidraulik berfungsi mengatur sirkulasi aliran oli sehingga
transmisi otomatis dapat bekerja pada segala kondisi kerja sebagaimana yang
diharapkan.
d. Tugas
1) Lakukan pengamatan disekitarmu pada kendaraan
yang menggunakan transmisi manual dan transmisi otomatis. Menurutmu
apakah kelebihan dan kelemahan dari keduanya!
e. Tes Formatif
1) Jelaskan fungsi transmisi otomatis!
2) Jelaskan komponen utama transmis otomatis!
3) Jelaskan fungsi komponen utama transmisi otomatis!
4) Jelaskan cara prinsip kerja torque converter!
5) Jelaskan waktu perawatan berkala transmisi otomatis!
4) Drive berputar oleh torque dari engine, maka oli yang terdapat pada pump
impeler akan terlempar dengan gaya sentrifugal menuju dan mengenai sudu
turbin yang mengakibatkan turbin ikut berputar. Oli akan mencapai stator
setelah melalui turbin dan berubah arahnya karena sudu turbin. Dengan
demikian oli akan mengalir kembali menuju ke pump impeler. Bila kita
memasang dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain, dan
selanjutnya kipas angin A dihidupkan, maka kipas angina B akan mulai berputar
dengan arah yang sama dengan kipas angina A. ini terjadi karena kipas angina
A menghasilkan aliran udara yang membentur daun (blade) kipas angina B dan
selanjutnya kipas angina B akan terbawa berputar. Dengan kata lain,
pemindahan tenaga antara kipas A dan B terjadi dengan udara sebagai
perantaranya. Tourque converter bekerja dengan cara yang sama, pompa
impeller memainkan peranan kipas A dan Turbine runner sebagai kipas angin B.
perantaranya dalam hal ini bukan udara melainkan minyak.
B. Uraian Materi
1) Perawatan Transmisi Otomatis
Perawatan transmisi otomatis yang paling utama yaitu rajin mengecek
keadaan oli, keteraturan mengganti oli dan memperhatikan spesifikasi
pelumas transmisi otomatis (automatic transmision fluid). Jika kita tidak
memperhatiakan hal diatas maka dapat menyebabkan transmsisi otomatis
mengalami kerusakan dan untuk perbaikannya tidaklah murah.
Maka dari itu kita harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :
a) Cara mengecek ATF
Dalam pemakaian mobil sehari-hari, perlu juga dilakukan pemeriksaan
oli transmisi matik. Baik untuk melihat volume maupun memeriksa
kondisi cairannya. Ada beberapa mobil yang sudah tidak
menggunakan dipstick di transmisinya. Untuk mobil seperti ini,
satu-satunya cara memeriksanya adalah dengan memperhatikan
lampu indikator di dasbornya. Biasanya ditandai dengan simbol
roda gigi. Berikut cara pemeriksaan ATF dengan metode manual
yang bisa dilakukan sendiri.
Periksa kondisi oli secara faktual melalui dipstick transmisi
otomatis.
Jumlah ATF di transmisi harus dilihat dalam dua kondisi: dingin
dan panas. Dalam kondisi dingin (sebelum mobil dihidupkan) oli
harus berada di batas “COLD”.
Parkir kendaraan pada permukaan yang rata dan tarik rem parkir.
Dengan mesin dalam keadaan idle dan rem parkir dikenakan,
geser tuas pemindah gigi ke semua posisi dari "P" hingga "L".
Kemudian kembalikan ke posisi P.
Tarik keluar dipstick dan bersihkan. f. Tancapkan lagi kerdalam
pipanya.
Tarik keluar dan cek apakah level fluida berada dalam range
"HOT". Bila levelnya tidak dalam range HOT, tambah fluida
transmisi.
Temperatur ATF standar: 70 sampai 80° C (158 sampai
176° F)
ATF yang baru ada disebelah kiri, ATF ini kemudian dipompakan
oleh pompa yang ada di alat ini melalui lubang out yang akan
langsung disalurkan ke transmisi. ATF yang didalam transmisi
dihisap melalui lubang retrun dan ditambung diwadah yang ada
didebah kanan. Pada saat flushing mesin dalam keadaan idle.
Tanda Ketebalan
A 9.440 – 9.456 mm
B 9.456 – 9.474 mm
C 9.474 – 9.490 mm
Dengan tension gauge, ukur preload pada saat roda gigi mulai
berputar. Preload: 920 – 1530 gram. Catatan: putar
counter drive gear ke kiri dan ke kanan beberapa kali sebelum
diukur preloadnya.
2. Setel preload dari counter drive gear.
Dengan intermediate shaft masih berada pada ragum, pasang
SST pada mur penyetel.
C. Rangkuman
1. Perawatan transmisi otomatis yang paling utama yaitu rajin mengecek
keadaan oli, keteraturan mengganti oli dan memperhatikan spesifikasi
pelumas transmisi otomatis (automatic transmision fluid).
2. Penggantian oli tanpa menguras seluruh oli yang yang ada di transmisi
yaitu setiap 10.000 km
3. Penggantian oli dengan menguras seluruh oli yang ada di transmisi atau
yang disebut dengan FLUSHING yaitu setiap 40.000 km.
4. Pemeriksaan transmisi otomatis terdiri dari : 1).Pemeriksaan throttle dan
shift cable, neutral star switch. 2).Pemeriksaan torque converter 3).
Pemeriksaan oli pump. 4).Pemeriksaan second coast brake 5).Pemeriksaan
counter driver gear.
D. Tugas
1. Bacalah dan pelajari semua materi pada pertemuan ke 2, buatlah ringkasan
yang menurut kamu penting !
2. Setelah semua materi telah kamu kuasai, menurut kamu seberapa penting
nya perawatan transmisi otomatis dilakukan, dan apa dampak apabila tidak
dilakukan perawatan pada transmisi otomatis !
BAB III
PENUTUP
Trinanda, D. (2014). Perawatan Sistem Transmisi Otomatis Pada Mobil Toyota Fortuner.
Yogyakarta.