Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP TES, PENGUKURAN,DAN EVALUASI

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr.Abd. Hasan Saragih, M.Pd

OLEH :

1. SAHRUL G. NAINGGOLAN 5181122007


2. SAMUEL MARBUN 5182112204
3. ARAHON P. PURBA 5181122009

PENDIDIKAN TEHNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEHNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
Kata pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
berkata dan anugerahNyalah sehingga kami boleh menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas matakuliah evaluasi hasil pembelajaran kejuruan otomotif.

Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak trima kasih banyak kepada pihak pihak
yang telah ikut membantu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar dapat
memperluas ilmu pembaca tentang evaluasi hasil pembelajaran kejuruan ootomoti. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat membari sumbangan pemikiraan kepada pembaaca
khususnya mahasiswa/i UNIMED

Kami sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna untuk itu kami terlebih dahulu memohon maaf. Dan para pembaca dapat
memakluminya dan bisa memberi masukan ataupun tanggapan terhadap makalah ini agar
pembuatan makalah kedepannya lebih baik lagi.

Medan, Februari 20 20

( kelompok 4)

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………........……………...................…..........i

Daftar isi …………………………………………………....………….........................……..ii

BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar belakang masalah..............................................................................................1

B. Tujuan penulian makalah...........................................................................................1

C. Manfaat makalah........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Assesmen........................................2


B. Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Assesmen..........................7

C. Keterkaitan Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Assesmen..................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………….........................….…....….9

Daftar pustaka

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan sering sekali digunakan istilah pengukuran, penilaian dan, evaluasi
untuk mengetahui hasil pembelajaran.banayak yanag menganggap pengukuran, penilaian
,evaluasi dan asesmen merupakan hal yang sama atau hanya sinonim atau sama yang
lainnya.namun dalam kenytaanya pengukuran,penilaian dan ,evaluasi memiliki konsep yang
berbeda dan masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.Walaupun pengukuran,penilaian
dan,evaluasi memiliki konsep dan karakteristik yang berbeda,namun ketiganya saling
berhubungan dalam proses penentuan hasil pembelajaran.

Tes, Pengukuran, Evaluasi dan, penialaian merupakan istilah yang berbeda namun
saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan di
antara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat penggunaannya. Pengukuran,
penilaian, assesment, evaluasi, dan tes merupakan istilah-istilah yang bersifat hierarki.
Evaluasi didahului dengan penilaian (assesment), sedangkan penilaian didahului oleh
pengukuran. Dengan demikian, antara pengukuran, penilaian, assesment, evaluasi, dan tes
saling berkaitan erat satu dengan lainnya

Oleh karena itu, penulis menuangkan beberapa konsep dasar dari tes, pengukuran,
penilaian, evaluasi dan assesmen untuk memperluas wawasan serta pengetahuan mengenai
definisi dari masing-masing istilah yang memiliki kriteria, karakteristik yang berbeda namun
akan saling memiliki keterkaitan dan akan memberikan manfaat dari berbagai pihak mulai
dari peserta didik, guru serta pihak sekolah yang memiliki prioritas utama dalam memberikan
hasil penialaian yang baik pada peserta didik serta menunjang keberhasilan dalam dunia
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dari tes, pengukuran, penilaian, evaluasi dan assesmen?
2.      Apa perbedaan antara tes, pengukuran, penilaian, evaluasi dan assesmen?
3.      Bagaimana keterkaitan antara tes, pengukuran, penilaian, evaluasi dan assesmen?

C. Tujuan Penulisan
1.      Memahami Konsep dari tes, pengukuran, penilaian, evaluasi dan assesmen
2.      Memahami perbedaan antara tes, pengukuran, penilaian, evaluasi dan assesmen
3.      Menjelaskan bagaimana keterkaitan antara tes, pengukuran, penilaian, evaluasi dan
assesmen.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Assesmen


1.      Tes
Instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu
atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus.
Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan
pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah
ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta
pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun
terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan
tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis,
wawancara, pengamatan tenta ng unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain.

Menurut Djemari (2008:67) menyatakan bahwa tes merupakan salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons
seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.

Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1998: 29).

Dengan demikian, tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi
butir mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat
dan sebagainya dimana dalam penyelenggaraannya siswa didorong untuk memberikan
penampilan maksimalnya. Adapun bentuk tes yang digunakan dilembaga pendidikan dilihat
dari sistem penskorannya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. Tes objektif, bahwa
siapa saja yang memeriksa lembaran jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Skor
tes ditentukan oleh jawaban yang diberikan oleh peserta tes. b. Tes subjektif, yaitu tes yang
penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Jawaban yang sama akan memiliki nilai yang
berbeda oleh pemberi skor yang berlainan.

2.      Pengukuran
Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement)  adalah
suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk  mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.  Dalam hal ini pendidik menaksir prestasi
siswa dengan membaca atau mengamati  apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja
mereka, mendengar apa yang  mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti

2
melihat, mendengar,  menyentuh, mencium, dan merasakan. Pengukuran memiliki dua
karakteristik  utama yaitu:
1) penggunaan angka atau skala tertentu;
2) menurut suatu aturan  atau formula tertentu.
Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan  performance
siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka)  sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performance siswa tersebut  dinyatakan dengan angka-angka. Pernyataan
tersebut diperkuat dengan pendapat  yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan
pemberian angka terhadap suatu  atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang,
atau suatu obyek  tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Dengan
demikian,  pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau
karakteristik  peserta didik tertentu.
Dengan demikian, pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi, dalam pengukuran terdapat dua faktor utama yaitu
perbandingan dan patokan (standar).

3. Penilaian
Menurut Firman (2000:15), penilaian merupakan proses penentuan informasi
yang  dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan
pertimbangan  sebelum keputusan. Suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan  menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,
baik  menggunakan tes dan non tes. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai  cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang  sejauh mana
hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta
didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian
atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar
(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahanyang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat
pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian
atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Pada dasarnya, penilaian hasil belajar adalah
mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang
telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti

3
bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran
yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

4. Evaluasi
Evaluasi menurut Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi
adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Calengosi (1995) juga
menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002:55).Arikunto (2003:2) mengungkapkan bahwa
evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan.Purwanto (2002:58) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program
dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan
dapat dicapai.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi merupakan proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan,
dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar
membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.

5. Assesment
Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses,
kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes).
Kumano (2001) menyatakan bahwa assesment sebagai “The process of collengting data
which shows the development of learning”.
Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis
membantu guru dalam memonitor siswa.
Popham (1995) menyatakan bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari
pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan.
Resnick (1985) menyatakan bahwa asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar
siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al. (1994) menyatakan bahwa dalam
mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan

4
bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai
hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya.
Gabel (1993:388-390) mengkategorikan asesmen kedalam dua kelompok besar, yaitu
asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Adapun asesmen yang tergolong tradisional
adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara
itu, yang tergolong kedalam asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian
praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman
sebaya/sejawat, penilaian diri (self assessment), pertofolio, observasi, diskusi dan interviu
(wawancara).
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang
tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan
hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan.
Oleh karena itu, asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa saja akan
tetapi juga kemajuan belajar siswa.

 Karakteristik Instrumen (Assessment)


Instrumen evaluasi belajar hendaknya memenuhi syarat sebelum digunakan untuk
mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar terhindar dari kesalahan dan hasil yang tidak
valid (tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya). Alat evaluasi yang kurang baik dapat
mengakibatkan hasil penilaian menjadi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Jika
terjadi demikian perlu ditanyakan persyaratan instrumen yang digunakan menilai sudah
sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan instrumen. (Arikunto, 2002)
Instrumen evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah antara
lain:
1.  Validitas
Sebuah alat pengukur dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur
apa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-alat evaluasi. Suatu tes
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut betul-betul dapat mengukur hasil
belajar. Beberapa macam kriteria validitas, yaitu:
a)  Validitas isi (Content validity)
pengujian jenis validitas ini dilakukan secara logis dan rasional karena itu disebut juga
rational validity atau logical validity. Batasan konten validity ini menggambarkan sejauh
mana tes mampu mengukur materi yang telah diberikan. Dengan demikian suatu tes hasil
belajar disebut memiliki validitas tinggi secara konten, bila tes tersebut sudah dapat
mengukur sampel yang representatif dari materi pelajaran yang diberikan dan perubahan-
perubahan perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
b) Validitas ramalan (predictive validity)
Validitas ramalan artinya ketepatan suatu alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes
tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian. Suatu tes hasil belajar dapat
dikatakan mempunyai validitas ramalan yang tinggi, apabila hasil belajar yang dicapai oleh
siswa dalam tes tersebut betul-betul meramalkan sukses tidaknya siswa dalam pelajaran-

5
pelajaran yang akan dating. Cara yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya validitas
ramalan adalah dengan mencari korelasi antara nilai-nilai yang dicapai oleh siswa dalam tes
tersebut dengan nilai-nilai yang dicapai kemudian.
c) Validitas bandingan (Concurent validity)
kejituan suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat
ini secara riil. Cara yang digunakan untuk menilai validitas bandingan iangan dengan
mengkorelasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan hasilhasil yang dicapai
dalam tes sejenis yang telah diketahui mempunyai validitas yang tinggi (misalnya tes
standar).
d) Validitas konstruk (Constuct validity)
Yaitu ketepatan suautu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Misalnya kalau kita ingin
memberikan tes kecakapan ilmu pasti, kita harus membuat soal yang ringkas dan jelas yang
benar-benar akan mengukur kecakapan ilmu pasti, bukan mengukur kemampuan bahasa
karena soal itu ditulis secara berkepanjangan dengan bahasa yang sulit dimengerti.
2.  Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes menunjukan atau merupakan sederajat ketetapan, keterandalan
atau kemantapan (the level of consistency) tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data
(skor) yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya pada kesempatan
(waktu) yang berbeda., atau dengan tes yang pararel (eukivalen) pada waktu yang sama. Atau
dengan kata lain sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan
ketetapan, keajegan, atau konsisten. Artinya, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama
pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang
sama dalam kelompoknya.

3.  Objektivitas
Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka
obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan
ketetapan dalam hasil tes. Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes
yaitu bentuk tes dan penilaian.
4.  Praktibilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis,
mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:
a.       Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap
mudah oleh siswa.
b.      Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun
pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah
dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
c.       Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawali oleh
orang lain

6
5. Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik
untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya. Dengan
mempertimbangkan kriteria-kriteria tersebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat tes (soal-soal)
yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
a) Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan,
b) Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan,
c) Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul  belajar dengan
rajin.
d) Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). harus ada patokan; tugas ditulis konkret.
Apa yang harus diminta; harus dijawab berapa lengkap
e) Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan
f) Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak
selalu perlu.

B Perbedaan antara Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Assesmen

Definisi Proses Hasil

Alat ukur untuk mengukur Hasil tes atau


Tes Testing
kemampuan seseorang lembar kerja

Membandingkan
Proses untuk menentukan
Pengukura hasil tes dengan Angka atau skor
kuantitas sesuatu yang
n standar ukuran Bersifat kuantitatif
menghasilkan angka.
tertentu
Mengambil keputusan Pemberian atribut
Deskripsi
Penilaian terhadap sesuatu dengan terhadap hasil
Bersifat kualitatif
ukuran baik atau buruk. pengukuran
Pengambilan
Kegiatan yang meliputi dua
keputusan terhadap Keputusan atau
Evaluasi unsur yaitu pengukuran dan
hasil penilaian Justifikasi
penilaian.
lulus/tidak
Proses belajar siswa
merupakan hal
Istilah yang tepat untuk penting yang dinilai
Assesmen penilaian p roses belajar dalam asesmen, Hasil Proses belajar
siswa. faktor hasil belajar
juga tetap tidak
dikesampingkan

7
C. Keterkaitan Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, Assesmen
Tes merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan seorang individu, kemudian
dilakukan proses untuk mengukur kemampuan individu tersebut yang disebut dengan
Testing. Setelah dilakukan testing maka menghasilkan Hasil tes atau lembar kerja. Kemudian
dilakukan Pengukuran, Pengukuran merupakan proses membandingkan hasil tes dengan
standart ukuran tertentu. Pengukuran bersifat kuantitatif karena hasil dari perbandingan
menghasilkan angka atau skor. Langkah selanjutnya adalah penilaian, penilaian merupakan
proses untuk memberikan atribut atau deskripsi tinggi atau rendah, baik atau buruk dari hasil
pengukuran yang berupa angka tersebut. Penilaian bersifat kualitatif dikarenakan hasil dari
penilaian berupa deskripsi. Kemudian evaluasi, evaluasi adalah justifikasi atau pengambilan
keputusan atas hasil penilaian, apakah individu tersebut lulus atau tidak, naik atau tidak.

8
BAB 3
KESIMPULAN

Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling
berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan di antara
ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat penggunaannya. Evaluasi, Kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau
belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Pengukuran
(measurement),  Proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari
suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil Pengukuran
berhubungan dengan proses pencarian atau penetuan nilai kuantitatif. Tes, Cara penilaian
yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam
kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Penilaian menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat
berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka).   Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan
berdasarkan informasi itu asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses
belajar siswa. Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan hal penting yang dinilai
dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak dikesampingkan. Oleh karena itu,
asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa saja akan tetapi juga
kemajuan belajar siswa.

9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.tt.Pengertian Pengukuran, Penialian dan
Evaluasi.http://digilib.unila.ac.id/1040/8/BAB%20II.pdf. diakses pada tanggal 23
Agustus 2016

Siahaan,P.tt.Pengertian Dasar Evaluasi Penukuran Penilaian, Tes,


Assesment.http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195803011980
021_PARSAORAN_SIAHAAN/Presentasi_Kuliah/Pengertian_dasar_Evaluasi_dll-
DOMAIN_BELAJAR.pdf. diakses pada tanggal 23 Agustus 2016

Solikan.2011.Pengukuran dan Hubungan Tes, Penilian dan


Evaluasi.http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia /PENGERTIAN DAN
HUBUN_Solikan_16692.pdf. diakses pada tanggal 23 Agustus 2016

Sugiyatno.tt.Materi_Evaluasi.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sugiyatno-
mpd/materi-kuliah-evaluasi-bk-2.pdf. diakses pada tanggal 23 Agustus 2016

Wulan,R.tt.Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Assesmen, Tes dan


Pengukuran.file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/.../pengertianasesm
en.pdf.diakses pada tanggal 23 Agustus 2016

10

Anda mungkin juga menyukai