Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOSOSIAL

(GLOBALISASI DALAM TRANSKULTURAL)

Disusun Oleh : KELOMPOK 7


1. ELISABETH C. LEASA
2. SIMON PETRUS AIBINI
3. MARIA M. KAPISA
4. OYAGEM NIMIYAGGE
5. MIKILENA WEYA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah “Globalisasi dan Transkultural” dengan baik dan tepat pada waktu nya.
Dengan kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pertama-tama
kepada Tuhan Yesus, Keluarga, teman-teman, serta pihak-pihak lain yang telah
teribat dalam pembuatan makalah ini.
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu guna untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen Mata Kuliah Psikososial Dalam Keperawatan, Ibu Yunita
Kristina, S.Kep.,M.Kes. Oleh sebab itu penulis sangat berharap semoga makalah
ini dapat bermanaaf bagi penulis dalam rangka menambah wawasan seorang
perawat serta bagi pembaca.
Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Akhir kata, mohon maaf jika masih banyak kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini. Dan juga penulis masih mengharapkan segala
kritik, dan saran guna penyempurnaa penulisan makalah ini

Jayapura, 24 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………………………………………………….1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian globalisas……………………………………………………………………………………………………….2
2.2 Pengaruh Globalisasi dalam pelayanan kesehatan…………………………………………………………..2
2.3 Pengertian transkultural………………………………………………………………………………………………….3
2.4 Tujuan dan konsep transkultural……………………………………………………………………………………..4
2.5 Peran dan fungsi transkultural…………………………………………………………………………………………5
2.6 Pengaruh Globalisasi dalam Transkultural……………………………………………………………………….6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………9
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam system pelayanan kesehatan terdapat serangkian pendapat yang
mengambil peran dalam meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Setiap tenaga
kesehatan harus memiliki peran masing-masing dan memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk penyembuhan klien atau pasien. Untuk meiningkatkan mutu dan kualitas pelayan,
tenaga kesehatan harus mengikuti setiap perkembangan dan perubahan proses
pelayanan kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang sangat berpengaruh dan
banyak dibutuhkan adalah profesi perawat. Kita tau bahwa profesi keperawatan adalah
tenaga kesehatan yang lebih banyak berinteraksi langsung dengan klien.
Namun, beberapa hal yang di perhatikan oleh profesi keperawatan adalah
ilmunya. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sering kita
dengar dengan sebutan globlisasi, maka perlunya pengalaman perawat tentang
perkembangan profesi keperawatan yang sesungguhnya. Dalam proses globalisasi,
perawat di tuntut untuk mampu meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Ada
banyak hal yang harus di pelajari oleh seorang perawat diantaranya pemahaman
tentang konsep transkultural. Hal ini merupakan salah satu acuan yang digunakan dalam
pemberian asuhan keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Globalisasi?
2. Apakah globalisasi mempengaruhi pelayanan kesehatan?
3. Apakah yang dimaksud dengan transkultural?
4. Apa tujuan dan konsep transkultural?
5. Bagaimana pengaruh globalisasi dalam transkultural
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan globalisasi.
2. Mampu mengetahui globalisasi mempengaruhi pelayanan kesehatan
3. Mampu memahami apa yang dimaksud dengan transkultural keperawatan
4. Mampu menyebutkan tujuan dan konsep transkultural keperawatan
5. Mampu mengetahui pengaruh globalisasi dalam transkultural
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI


Globalisasi adalah kata yang diadopsi dari bahasa inggris yakni Globalization. Kata
Globalization ini terdiri dari dua suku kata Global artinya dunia dan Lization artinya proses.
Jadi, secara bahasa globalisasi adalah sebuah proses yang mendunia maka globalisasi ini
juga di terangkan oleh beberapa tokoh yaitu:
1. Menurut Antony Giddens, globalisasi merupakan hubungan social yang luar biasa hingga
mendunia yang bias menghubungkan satu dengan yang lainnya meskipun beda tempat.
2. Menurut Malcom Waters mengatakan, Globalisasi menjadikan hilangnya batasan
Geografis dan kebudayaan dalam pikiran seseorang, sebenarnya batasan tersebut tidak
benar-benar hilang. Melainkan hanya menjadi samar-samar
3. Menurut Mansour Fakih, Globalisasi di tandai dengan adanya peran pasar yang semakin
mengalami kemajuan investasi, peran pasar dan sector ekonomi secara umum menjadi
saling terhubung antara satu dengan yang lainnya.
2.2 PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
Akan semakin memperparah maldistribusi dan kekurangan kesehatan. Dengan semakin
terbukanya jalur dan kesempatan diluar negri mak para tenaga kesehatan Indonesia akan
cenderung untuk mencoba kesempatan ke luar negri karena mendapatkan prospek karir
dan gaji lebih baik sehingga Indonesia yang sudah kekurangan kekuran tenaga kesehatan
akan semakin parah kekurangan kesehatan.
Selain memperbaiki kualitas sumber daya manusianya, perlu juga diperbaiki kualitas
sistemnya, seperti system rumah sakt misalnya, terdapat pergeseran mengenai konsep dan
kebijakan rumah sakit pada fase pra globalisasi dan di era globalisasi sebagai berikut:
 Pra Globalisasi
RS adalah lembaga social adalah anggaran dari pemerintah pembayaran langsung,
System pembayaran free for service. Upaya lebih ditekankan pada kuratif dan
rehabilitatif terpisah ari pelayanan medic wilayah, kebujkan standar untuk semua
RS menajemen mutu bukan inti kegiatan berorientasi pada dokter.
 Era Globalisasi
1. RS adalah industri jasa
2. Anggaran dari masyarakat
3. Pembayaran dari dari masarakat
4. Sistem pembayaran kapitasi
5. Upaya paripurna dari prmotif sampai rehabilitasi
6. Merupakan bagian dari sistem pelayanan
7. Kebijakan standar berbeda untuk urban dan rural
8. Menajemen mutu menajadi inti kegiatan rumah sakit
9. Berorientasi pada konsumen

Ada Pun Dampak Positif Dan Negatife Dari Pengaruh Globalisasi Di Bidang Kesehatan,
yaitu:
1. Dampak Positif
a. Meningkatakan mobilitas professional dari suatu Negara ke negara yang lain.
b. Meningkatkan teknologi terhadap peralatan medis yang menunjang pengobatan
terhadap pasien
c. Meningkatkan perusahan asing dan perusahan asuransi asing di dalam negri
2. Dampak Negatif
a. Kecanggihan teknologi membuat banyak masyarakat yang meninggalkan cara
pengobatan alternatif terhadap penyakit mereka, sehingga banyak mobilitas konsumen
kesehatan (pasien) yang harus pergi keluar negeri untuk berobat untuk mendapatkan
perawatan medis
b. Kecanggihan teknologi dimnfaatkan bagi banyak orang untuk membuka perusahan-
perusahan seperti Industri tanpa memperdulikan udara daerah sekitar yang semakin
tercemar, sehingga banyak yang orang dapat menderita penyakit saluran pernapasan.
c. Akan semakin memperparah maldistribusi dan kekurangan tenaga kesehatan. Dengan
semakin terbukanya jalur dan kesempatan diluar negeri maka para tenaga kesehatan
suatu Negara cenderung untuk mencoba kesempatan ke luar negeri. Sehingga Negara
tersebut semakin kekurangan tenaga kesehatan
2.3 PENGERTIAN TRANSKULTURAL
Bila ditinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata Trans dan Cultural, Trans
berarti aluran perpindahan, jalan lintas atau penghubung menurut kamus besar bahasa
Indonesia; trans berarti melintang, melintas, menembus, melalui. Cultur berarti budaya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti :
- Kebudayan, cara pemeliharaan, pembudidayaan.
- Kepercayaan, nilai-nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi satu kelompok dan
diteruskan pada generasi berikutnya, sedangkan cultural berarti : sesuatu yang
berkaitan dengan kebudayaan.
Budaya sendiri berarti: akal budi, hasil dan adat isti adat.
Dan kebuayaan berarti:
- Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan isti adat
- Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakan untuk
menjadi pedoman tingkah lakunya.
Jadi, transkultural dapat diartikan sebagai:
- Lintas budaya mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi buday yang
lain.
- Pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial.
 PENGERTIAN TRANSKULTURAL NURSING
Transkultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan
maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaa yang berbeda, ras yang mempengaruhi
pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien/klien (Leiniger,
1991).
Transkultral nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budayya kepada manusia (Leiniger, 2002)

2.4 TUJUAN DAN KONSEP KEPERAWATAN TRANSKULTURAL


1. TUJUAN DALAM KEPERAWATAN

Tujuan pengguanaan keperawatan transkultural adalah pengembangan sains dan


keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan (kultur-
culture) yang spesifik dan universal (Leininger, 1978). Kebudayaan yang spesifik adalah
kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain
seperti pada suku Osing, Tengger, ataupun Dayak. Sedangkan, kebudayaan yang universal
adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang di yakini dan dilakukan oleh hamper
semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk mempertahankan kesehatan.
Negosiasi budaya adalah intervensi dan implementasi keperawatan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan status kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai
pantangan untuk makan makanan yang berbau amis seperti ikan, maka klien tersebut dapat
mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang lain.
Restrukturisasi budaya perlu dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan klien. Perawat berupaya melakukan strukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok. Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan
dirancang sesuai latar belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup
yang lebih baik setiap saat, pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
2. KONSEP TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN
A. Budaya
      adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
B. Nilai Budaya
      adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan
yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
C. Perbedaan Budaya
      Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan
keperawatan, mengacuh pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang
datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
D. Etnosentris
      diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi yang dimiliki
oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik.
E. Etnis
      berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
F. Ras
      adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal
muasal manusia g. Etnografi
      adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada
perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya. h.
G. Care
      adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan
baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia.
I. Caring
      adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
J. Cultural Care
      berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat,
berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
K. Culturtal Imposition
      berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang
dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

2.5 Peran dan Fungsi Transkultural


Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) .
Misalnya kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan, kebersihan diri, pekerjaan,
pergaulan social, praktik kesehatan, pendidikan anak, ekspresi perasaan, hubungan
kekeluargaaan, peranan masing-masing orang menurut umur. Kultur juga terbagi dalam
sub-kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya
mengaanut pandangan keompok kultur yang lebih besar atau member makna yang
berbeda. Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural. Nilai – nilai
budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari dokter
pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari
dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan
hal-hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang relative
baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya tentang
kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 ) mengatakan
bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras , yang
mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada
pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya yang ditujukan
untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) . Caring practices adalah kegiatan
perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.

Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan
dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai budaya
( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan –
persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan tentang pola praktik
transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya
pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur.

2.6 Pengaruh Globalisasi dalam Transkultural


Transkultural adalah Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu
mempengaruhi buday yang lain, pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda melalui
proses interaksi sosial. Jadi kebudayaan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi system idea tau gagasan yang terapat dalam fikiran manusia, sehingga
kebudayaan atau transkultural ini adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku maupu benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola perilaku, bahasa, organisasi social, dan lain sebagainya yang
berfungsi untuk menunjang kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan dari barat saat
inisudam mendominasikan segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Kebudayan barat masuk dikarenakan oleh beberapa hal, salah satunya adalah adanya
krisis globalisasi yang telah meracuni sebagian besar masyarakat Indonesia, pengaruh
kebudayaan barat sangat cepat dan menyeluruh. Tentunya hal itu akan menimbulkan
pengaruh yang sangat luas pada system social dan budaya masyarkat Indonesia. Pengaruh
yang berjalan begitu cepat tersebut menimbulkan terjadina goncangan social atau culture
shock yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh
yang datang dari luar sehingga terjadi ketidak seimbangan didalam kehidupan masyarakat
yang bersangkutan.
Dan budaya asli Indonesia secara perlahan mulai punah, bebagai budaya barat yang
menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segalah hal yang tradisional,
ini memicuh orang bersifat antara lain sebagai berikut:
1. Individualisme             : Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju    
                                        membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang        
                                        lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa   
                                        mereka adalah makhluk social.
2. Matrialistisme                :  Paham dimana masyarakat memandang segalanya                   
                                        dari segi materi. Orang yang memiliki jabatan dan harta  
                                        yang melimpah pasti akan lebih dihargai oeleh masyarakat  
                                      sekitarnya, walaupun orang tersebut tidak memiliki      
                                        intelektual yang bagus. Sebaliknya, orang yang memiliki  
                                        intelektual tinggi tetapi tidak memiliki harta dan jabatan 
                                        maka orang tersebut akan selalu direndahkan.
3. Konsumerisme       : Paham yang menjadikan seseorang atau kelompok 
                                        melakukan proses konsumsi atau pemakaian barang-   
                                        barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak   
                                        sepantasnya secara berkelanjutan.
4. Hedonisme              : Hedonisme menurut Pospoprodijo (1999:60) adalah 
                                        kesenangan atau (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup 
                                        dan yang baik yang tertinggi. Namun, kaum hedonis 
                                        memiliki kata kesenangan menjadi kebahagiaan. 
                                        Kemudian menurut Burhanuddin (1997:81) adalah
sesuatu   dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang 
                                       didatangkannya. Disini jelas bahwa sesuatu yang hanya 
                                       mendatangkan kesusahan, penderitaan dan tidak 
                                       menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. 
                                       Orang-orang yang mengatakan ini, dengan sendirinya, 
                                       menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai 
                                       tujuan hidupnya. Orang-orang lebih senang menghabiskan
                                       waktu di tempat-tempat perbelanjaan dan tempat hiburan.
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu.Oleh sebab itu,penting bagi
perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat. misalnya kebiasaan hidup sehari-
hari,seperti tidur,makan,pekerjaan,pergaulan sosial dan lain-lain.Kultur juga terbagi dalam sub
kultur.
Nilai-nilai budaya timur masih sangat kental,seperti misalnya wanita yang sedang hamil ingin
diperiksa oleh bidan atau perawat wanita daripada dengan dokter pria..Hal ini menunjukkan
bahwa budaya timur masih kental dengan hal-hal yang dianggap tabu.
Dalam Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini adalah pranata sosial yang
harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan
bahwa praktek pengobatan asli(tradisional)adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab akibat.

B.  Saran
Pihak penulis menyarankan agar  para pembaca sekalian dapat mengikuti sebagian besar
petunjuk yang telah dirangkum dalam penulisan makalah ini,hal ini dikarenakan  untuk 
mengetahui  transkultural  nursing dan perawat harus mengetahui budaya individu yang
dirawat karena sangat berpengaruh dengan  kehidupan individu maupun kelompok
DATAR PUSTAKA

Sumber :

Kozier, B., Erb, G., Berman, A.J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practices, 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice.
7th Ed. St. Louis, MI: Elsevier Mosby.
Afifah, Efy. “Ringkasan Materi Keragaman Budaya Dan Perspektif Transkultural. Dalam
Keperawatan”. http:// staff.ui.ac.id/internal/132051049/material/transkulturalnursing.pdf

Bacaan Wajib Modul Transkultural dalam Keperawatan

Novieastari, Enie. “Trans cultural Nursing Care”.


http://staff.ui.ac.id/internal/132014715/material/NursingPerspectiveinTranscult.

Andre, M dan Boyle , J,S (1995), Transkultural Concepts in Nursing Care

http://daviqayatulloh.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_4152.html

http://dodhody.blogspot.com/2014/06/transkultural-nursing.html

https://www.scribd.com/presentation/354940413/globalisasi-Perspektif-transkultural-pptx

http://danamutiaradana.blogspot.com/2015/06/pengaruh-globalisasi-terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai