Anda di halaman 1dari 6

Tugas Pengganti Tatap Muka ke – II : Kontrol

Nama : Febrina Rahmadiani

NIM : 1911070028

Kelas : Kelas Karyawan (6602)

Bagian I

Buat kesimpulan dari topik pembahasan berkaitan dengan Kontrol (Pengendalian Internal)

Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian intern bukan hanya merupakan prosedur untuk
memeriksa dan menganalisa ketelitian data akuntansi, tetapi juga meliputi semua metode dan
kebijakan yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya operasional perusahaan agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian
intern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan
pengendalian intern administratif (Feedback Controls). Pengendalian intern akuntansi dibuat untuk
mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan
memeriksa keakuratan data akuntansi.

Contoh : Adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. Pengendalian
administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi)

Contoh : Pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil
tindakan.

Bagian II

a. Definisi kontrol dengan jelas


Jawab :
a. Definisi Kontrol
Menurut AICPA (Committee On Auditing Procedure) kontrol internal adalah rencana
organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran – pengukuran yang
diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan
keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan
terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

Perluasan SAS 78 atas Definisi AICPA tentang Kontrol Internal


Kontrol internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris,
manajemen atau pegawai lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang
wajar mengenai pencapaian tujuan.
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Efektivitas dan efisiensi operasi
3. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

b. Definisi Kontrol Bagi Akuntan Publik


Auditor independen di Amerika memandang definisi tersebut terlalu luas untuk tujuan
mereka, oleh karena itu kontrol internal dipecah menjadi dua.Menurut Statement of
Auditing Standards atau SAS No 1 :
- Kontrol administratif mencakup rencana organisasi , prosedur dan catatan yang
berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang tercermin dalam otorisasi
manajemen atas transaksi.
- Kontrol akuntansi terdiri atas rencana organisasi, prosedur, dan catatan yang
berkaitan dengan pengamanan aktiva dan keandalan pencatatan keuangan, yang
dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa,
1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi umum atau khusus dari
manajemen.
2. Transaksi dicatat untuk mdenyiapkan penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi yang diterima umum atau kriteria lainnya yangb
berlakuuntuk laopran tersebut dan untuk menjaga akuntabilitas atas aktiva.
3. Akses terhadap aktiva hanya sesuai otorisasi manajemen.
4. Akuntabilitas yang dicatat untuk aktiva dibandingkan dengan aktiva yang ada
pada periode yang wajar dan bila ada terdapat perbedaan maka akan diambil
tindakan yang tepat.
Dari definisi diatas terlihat bahwa definisi kontrol administrasif menghubungkan kontrol
tersebut dengan manajemen, sementara definisi kontrol akuntansi tidak.

c. Definisi Kontrol bagi Auditor Internal


Auditor internal memandang kontrol sebagai penggunaan semua sarana perusahaan
untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi berbagai aktivitas
dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai. Sarana kontrol ini
meliputi bentuk organisasi, kebijakan, sistem, prosedur, induksi, standar, komite, bagan
akun, perkiraan, anggaran, jadwal, laporan, catatan, daftar pemeriksaan, metode,
rencana dan audit internal. Namun, bagi auditor internal kontrol akan memadai dan
berguna jika dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Dan definisi kontrol menurut IIA
( Institute of Internal Auditors ) yaitu setiap tindakan yang diambil manajemen untuk
meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

b. Komponen internal kontrol dan beri contoh masing-masingnya


Jawab :

Menurut COSO, komponen pengendalian internal terdiri dari 5 komponen, yaitu :

1. Lingkungan pengendalian (control environment)


Lingkungan pengendalian mencakup sikap manajemen dan karyawan terhadap
pentingnya pengendalian dalam organisasi tersebut. Peranan lingkungan pengendalian
adalah menetapkan suasana dari suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan
pengendalian dari orang – orangnya. Komponen ini merupakan pondasi dari semua
komponen pengendalian internal lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur. 
Beberapa faktor pembentuk lingkungan pengendalian di antaranya :
- Integritas dan nilai etika
- Komitmen terhadap kompetensi
- Dewan direksi dan komite audit
- Filosofi dan gaya operasi manajemen
- Struktur organisasi
- Penetapan wewenang dan tanggung jawab
- Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia
Contoh pengendalian internal dalam komponen lingkungan pengendalian :
Bank “X” memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas. Selain itu juga terdapat kode etik
profesional dimana dewan komisaris dan direksi menerapkan komitmen integritas yang
terdiri dari aspek Good Corporate Governance (GCG) dan Code of Conduct yang berlaku
bagi seluruh karyawan dan manajemen. Ada pula aturan tertulis dan filosofi “no fraud
tolerance” beserta sanksi yang akan dikenakan jika melanggar.

2. Penilaian risiko (risk assessment)


Penilaian risiko merupakan identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas
yang relevan untuk mencapai tujuan. Penilaian risiko oleh manajemen harus mencakup
pertimbangan khusus atas perubahan kondisi yang dapat memunculkan risiko.
Perubahan kondisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
- Perubahan dalam lingkungan operasi
- Personel baru
- Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
- Pertumbuhan yang cepat
- Teknologi baru
- Lini, produk, atau aktivitas baru
- Restrukturisasi perusahaan
- Operasi di luar negeri
- Pernyataan akuntansi

Contoh pengendalian internal dalam komponen penilaian risiko :


Bank “X” menggunakan mekanisme penilaian risiko sesuai level manajemen menurut
Basel Accord II. Divisi manajemen risiko Bank “X” melakukan analisis risiko berupa
pengukuran melalui laporan profit risiko triwulanan. Respon dari analisis risiko tersebut
adalah menerapkan Key Risk Indicators (KRI) sebagai sinyal peringatan dini serta
penghitungan dan pemantauan jumlah kegiatan berpotensi risiko melalui Loss Event
Recording System (LERS). Bank “X” dapat melakukan mitigasi risiko secara tepat.

3. Aktivitas pengendalian (control activities)


Aktivitas pengendalian mencakup kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan
bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan dengan semestinya. Selain itu juga
memastikan bahwa pengelolaan risiko telah dilakukan untuk pencapaian tujuan entitas.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung aktivitas pengendalian dapat
dikategorikan sebagai berikut :
- Pemisahan tugas
- Pengendalian pemrosesan informasi yang terdiri dari pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi
- Pengendalian fisik
- Review kinerja

Contoh pengendalian internal dalam komponen aktivitas pengendalian :


Untuk aktivitas pengendalian, Bank “X” melakukan pemisahan tugas untuk setiap bagian,
pengawasan atas tindakan karyawan dan manajemen senior, serta adanya evaluasi atas
kebijakan dan prosedur yang ada untuk memitigasi risiko. Proses pengendalian dilakukan
oleh Internal Control Department melalui pemerikasaan kredit dan operasional di
cabang secara harian. Bank “X” menggunakan teknologi database untuk melakukan
input nasabah baru, melaporkan komplain nasabah ke pusat, dan meng – update data
nasabah jika diperlukan.

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)


Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran
informasi dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan orang – orang untuk melakukan
tanggung jawab mereka. Sistem informasi menghasilkan laporan yang berisi informasi
operasional, finansial, dan terpenuhinya keperluan sistem. Informasi dan komunikasi
juga dibutuhkan untuk memberikan informasi dalam pembuatan keputusan bisnis dan
laporan eksternal. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas
mengenai peran dan tanggung jawab individu dalam pengendalian internal entitas.
Komunikasi yang efektif dibutuhkan baik dengan pihak internal maupun eksternal.

Contoh pengendalian internal dalam komponen informasi dan komunikasi :


Bank “X” mengkomunikasikan informasi secara lisan dan tertulis. Informasi tersebut
meliputi aturan, prosedur, kebijakan, sanksi, job description, wewenang, dan tanggung
jawab. Komunikasi secara lisan dilakukan melalui briefing, sedangkan komunikasi secara
tertulis disampaikan melalui web intranet dan buku pedoman manual. Komunikasi
internal lainnya dilakukan dengan mekanisme pelaporan kecurangan untuk
menindaklanjuti apabila terjadi kecurangan dan pelanggaran prosedur serta kode etik.
Mekanisme ini juga diperuntukan bagi pihak eksternal seperti pengaduan melalui
customer servicemaupun melalui web yang disediakan Bank “X”. Informasi secara
internal disampaikan melalui RUPS dan disediakan pula laporan yang dipublikasikan
untuk pihak eksternal.

5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan merupakan proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal pada
suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian desain dan pengoperasian pengendalian
tepat waktu serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan
terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan kekurangan serta
meningkatkan efektivitas pengendalian. Aktivitas pemantauan mencakup penggunaan
informasi dan komunikasi dengan pihak luar yang dapat memberikan petunjuk tentang
masalah atau bagian yang memerlukan perbaikan.

Contoh pengendalian internal dalam komponen pemantauan :


Bank “X” melakukan evaluasi secara terpisah yang dilakukan oleh atasan setiap harinya,
khususnya divisi kartu kredit. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
dari setiap marketing yang ada. Selain itu, terdapat Komite Audit dan SKAI yang
melakukan penelaahan atas efektivitas pengendalian internal, identifikasi hal yang perlu
diperhatikan Dewan Komisaris, dan penelaahan tingkat kepatuhan Bank “X” terhadap
peraturan perundang – undangan.

c. Jelaskan Kontrol Prefentif, Detektif dan Korektif masing-masing sertakan dengan


contohnya
Jawab :
1. Kontrol Prefentif
Pengendalian yang dilakukan untuk mencegah masalah sebelum mereka muncul.
Contoh : Pada perusahaan mempekerjakan personil yang berkualitas, memisahkan tugas
karyawan, membuat standar operasional prosedur dan mengendalikan akses fisik ke
aset dan informasi
2. Kontrol Detektif
Pengendalian yang dilakukan untuk menemukan masalah yang tidak dicegah dan
mencari akar permasalahan.
Contoh : Pada perusahaan dilakukan pemeriksaan perhitungan, mempersiapkan
rekonsiliasi bank dan saldo pemeriksaan bulanan serta melakukan audit
3. Kontrol Korektif
Pengendalian untuk mengidentifikasi maupun memperbaiki dan memulihkan kembali
sistem akibat error serta benar dan pulih dari kesalahan yang dihasilkan.
Contoh : Pada perusahaan menjaga salinan cadangan dari file, mengkoreksi kesalahan
entri data dan mengumpulkan transaksi untuk diproses selanjutnya

d. Jelaskan perbedaan Kontrol Prefentif dengan Detektif


Jawab :
Kontrol Prefentif dilakukan ketika masalahnya belum muncul atau sebelum masalah tersebut
muncul bisa juga diartikan mencegah masalah muncul. Sedangkan, Kontrol Detektif
dilakukan untuk menemukan masalah yang tidak bisa dicegah ketika masalah tersebut
muncul.

e. Jelaskan perbedaan Kontrol Detektif dengan Korektif


Jawab :
Kontrol Detektif dilakukan untuk menemukan masalah yang tidak bisa dicegah ketika
masalah tersebut muncul. Sedangkan, Kontrol Korektif dilakukan untuk memulihkan masalah
yang sudah muncul tersebut.

f. Jelaskan perbedaan Kontrol Prefentif dengan Korektif


Jawab :
Kontrol Prefentif dilakukan ketika masalahnya belum muncul atau sebelum masalah tersebut
muncul bisa juga diartikan mencegah masalah muncul. Sedangkan, Kontrol Korektif
dilakukan untuk memulihkan masalah yang sudah muncul tersebut.

g. Jelaskan kenapa kontrol tidak berfungsi atau berjalan sesuai yang ditetapkan
Jawab :
Meskipun control dirancang untuk membantu manajer melakukan pekerjaannya dengan
lebih baik, banyaknya manajer memandang control sebagai ancaman, sebuah tantangan
yang harus diatasi. Stearns mendefinisikan empat reaksi terhadap system control :
 Dianggap sebagai permainan
 Dianggap sebagai sabotase
 Informsi yang tidak akurat
 Ilusi control
Efek yang disfungsional ini merupakan gabungan dari proses teknis, perilaku dan
administratif seperti:
 Perbedaan pribadi
 Kontrol yang berlebihan
 Tujuan yang saling bertentangan
 Dampak terhadap kekuatan dan status
 Penekanan yang salah pada system konrol. Akibatnya control menjadi tujuan bukan
sarana untuk mencapainya.
Sebagai tambahan, para ahli operasi control telah mengidentifikasi serangkaian penyebab
yang lebih sederhana atas kegagalan system control untuk beroperasi sebagaimana
diinginkan. Penyebab-penyebabnya adalah :
 Apati
 Keletihan
 Penolakan dari eksekutif
 Komplesitas
 Aspek efisensi
Daftar aspek-aspek disfungsional dari operasi control ini harus djadikan alat pengecekan bagi
auditor yang ingin menelaah system control.

Anda mungkin juga menyukai