Anda di halaman 1dari 43

Taxation II

REKONSILIASI FISKAL
REKONSILIASI FISKAL

Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh WP karena terdapat perbedaan


penghitungan, khususnya laba menurut akuntansi komersial dengan laba
menurut akuntansi perpajakan.

Untuk kepentingan bisnis, LK disusun berdasarkan prinsip yg berlaku umum


(SAK) ; sedangkan untuk kepentingan fiskal LK disusun berdasarkan
peraturan perpajakan (UU PPh)

Perbedaan kedua dasar penyusunan LK tsb menyebabkan perbedaan


penghitungan L/R WP.
PENYEBAB PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN
KOMERSIAL DENGAN FISKAL

Perbedaan metode dan prosedur akuntansi :

• Metode penilaian persediaan, akun. Komersial membolehkan memilih beberapa metode


penghitungan harga perolehan persediaan, dlm fiskal hanya membolehkan metode FIFO dan
Average.
• Metode penyusutan, akun komersial membolehkan memilih metode penyusutan, dlm fiskal
metode penyusutan lbh terbatas al saldo menurun dan garis lurus untuk harta non bangunan
dan harta jenis bangunan hanya garis lurus. Disamping itu dlm akun komersial mnj dpt
menaksir sendiri umur ekonomis aset sedangkan fiskal hrs sesuai dg kep. Menteri keuangan.
• Metode penghapusan piutang, dlm akun komersial penghapusan piutang brdasarkan pd
cadangan, sedang dlm fiskal dilakukan pd saat piutang nyata2 tdk dpt ditagih dg syarat
peraturan perpajakan. Pembentukan cadangan hanya diperbolehkan untuk industri ttt.
Persamaan dan Perbedaan
Akuntansi Komersial dan Akuntansi Fiskal 4

• Persamaannya antara lain:


• Aktiva/harta tetap yang memberika manfaat lebih dari satu
perode tidak boleh langsung dibebankan pada tahun
pengeluarannya tetapi harus dikapitalisir dan disusutkan sesuai
dengan masa manfaatnya.
• Aktiva/harta yang dapat disusutkan adalah aktiva tetap baik
bangunan maupun bukan bangunan.
• Tanah pada prinsipnya tidak disusutkan, kecuali tanah tersebut
memeliki masa manfaat terbatas.
• Perbedaannya:
Akuntansi Komersial Akuntansi Fiskal
5
Masa Manfaat: Masa Manfaat:
1. Masa manfaat ditentukan aktiva 1. Ditetapkan berdasarkan keputusan
berdasarkan taksiran umur Menteri Keuangan
ekonomis maupun umur teknis 2. Nilai residu tidak diperhitungkan
2. Ditelaah ulang secara periodik
3. Nilai residu bisa diperhitungkan
Harga Perolehan: Harga Perolehan:
1. Untuk pembelian menggunakan 1. Untuk transaksi yang tidak
harga sesungguhnya mempunyai hubungan istimewa
2. Untuk pertukaran aktiva tidak sejenis berdasarkan harga yang
memggunakan harga wajar sesuangguhnya
3. Untuk pertukaran sejenis 2. Untuk transaksi yang mempunyai
berdasarkan nilai buku aktiva yang hubungan istimewa berdasarkan
dilepas harga pasar
4. Aktiva sumbangan berdasarkan 3. Untuk transaksi tukar menukar
harga pasar adalah berdasarkan harga pasar
Akuntansi Komersial Akuntansi Fiskal
4. Dalam rangka lukidasi, peleburan,
pemekaran, pemecahan atau
penggabungan adalah harga pasar 6

kecuali ditentukan lain oleh Menteri


Keuangan
5. Revaluasi adalah sebesar nilai
setelah revaluasi
Metode Penyusutan: Metode Penyusutan:
1. Garis lurus 1. Untuk aktiva tetap bangunan adalah
2. Jumlah angka tahun garis lurus
3. Saldo menurun/menurun ganda 2. Untukaktiva tetap bukan bangunan
wajib pajak dapat memilih garis lurus
4. Metode jam jasa
atau saldo menurun ganda asal
5. Unit produksi diterapkan secara taat asas
6. Anuitas
7. Sistem persediaan
8. Wajib pajak dapat memilih salah
satu metode yang dianggap sesuai
asal diterapkan secara konsisten
dan metode penyusutan harus
ditelaah secara periodik
Akuntansi Komersial Akuntansi Fiskal 7

Sistem Penyusutan: Sistem Penyusutan:


1. Penyusutan secara individual 1. Penyusutan individual
kecuali untuk peralatan kecil, 2. Penyusutan gabungan/group
boleh secara golongan
Saat dimulainya penyusutan: Saat dimulainya penyusutan:
1. Saat perolehan
1. Saat perolehan 2. Dengan izin Menteri Keuangan
dapat dilakukan pada
2. Saat penyelesaian
penyelesaian atau tahun mulai
menghasilkan
Perbedaan perlakuan dan pengakuan penghasilan
dan biaya :

• Penghasilan ttt diakui dlm akuntansi komersial tetapi bkn


merupakan objek pajak penghasilan, dlm rekonsiliasi fiskal
penghasilan tsb hrs dikeluarkan dr total PKP atau dikurangkan
dr laba, misal ; imbalan dlm bentuk natura, hibah, sumbangan.
• Penghasilan ttt diakui dlm akun komersial tetapi pengenaan
pajaknya bersifat final, maka harus dikeluarkan dr PKP atau
mengurangi laba. Misal deviden yg diterima o/ WP OP,
penghasilan dr undian.
•Penyebab perbedaan lain yg berasal dr
penghasilan
kerugian suatu usaha di LN, dlm akun komersial kerugian tsb
mengurangi laba bersih sedang dlm fiskal kerugian tsb tdk boleh
dikurangkan dr total penghasilan (laba) kena pajak.
Kerugian usaha DN tahun2 sebelumnya, dlm akun komersial kerugian
tsb tdk berpengaruh dlm penghitungan laba bersih thn skrg, sedang dlm
fiskal kerugian thn sebelumnya dpt dikurangkan dr penghasilan (laba)
kena pajak thn sekarang selama blm lewat 5 thn.
Imbalan dg jumlah melebihi kewajaran, imbalan yg diterima atas
pekerjaan yg dilakukan o/ pemegang saham a/ pihak yg mempunyai
hub. Istimewa dg jumlah yg melebihi kewajaran.
• Pengeluaran ttt diakui dlm akun komersial sbg
biaya atau pengurang penghasilan bruto, ttp dlm
fiskal pengeluaran tsb tdk blh dikurangkan dr
penghasilan bruto, (UU PPh Pasal 9 ayat 1):
imbalan / penggantian dlm bentuk natura,
cadangan, pajak penghasilan sanksi dan denda yg
berhubungan dg uu pajak.
Perbedaan tetap (permanent differences)

Perbedaan tetap terjadi karena transaksi2 pendapatan dan biaya diakui menurut akuntansi
komersial dan tidak diakuui menurut akun. Fiskal. Perbedaan tetap mengakibatkan laba
/ rugi bersih menurut akuntansi berbeda secara tetap dg penghasilan (laba) kena pajak
menurut fiskal. Contoh :
1. Penghasilan yg pajaknya bersifat final spt bunga bank, deviden, sewa tanah dan
bangunan dan penghasilan lain yg diatur pasal 4/2.
2. Penghasilan yg tdk termasuk objek pajak, spt : deviden yg diterima pt, koperasi,
BUMN/D, bunga yg diterima reksadana dan penghasilan lain pasal 4/3.
3. Biaya yg tdk diperbolehkan sbg pengurang penghasilan bruto spr: pembayaran dlm
natura, prive, cadangan, dan biaya lain yg tidak diperbolehkan (non deductible
expense) menurut fiskal pasal 9/1.
Perbedaan sementara (timming differences)

Perbedaan sementara tjd krn perbedaan waktu pengakuan


pendapatan dan biaya dlm menghitung laba. Suatu biaya
atau penghasilan telah diakui menurut akun komersial
dan blm diakui menurut fiskal atau sebaliknya.
Perbedaan ini bersifat sementara karena akan tertutup pd
periode sesudahnya. Contoh : pengakuan piutang tak
tertagih, penyusutan, penilaian persediaan.
Contoh penyusutan harta berwujud yg mengakibatkan perbedaan sementara.
Suatu harta berwujud mempunyai harga perolehan Rp 500 juta. Menurut
ketentuan fiskal harta berwujud tsb termasuk non bangunan klp 1 (UE 4 th),
sedangkan menurut akuntansi komersial ditaksir mempunyai umur
ekonomis 5 th.
Menurut akun komersial besarnya penyusutan tiap th adl Rp 100 juta = Rp
500 juta/5, sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 125 juta = Rp 500 juta/4.
perbedaan ini mengakibatkan laba th 1 s/d th 4menurut akun komersial lbh
tinggi sebesar Rp 25 jt dibanding dg laba th 1 – 4 fiskal. Jml perbedaan slm
4 th tsb Rp 100 juta = 4 x 25 jt, dlm th ke 5 tdk dijumpai biaya penyusutan
L/R fiskal
Penghasilan dan Beban
Menurut Peraturan Perpajakan 14

Penghasilan adalah
Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk:
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, grafikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam Undang-undang ini.
Penghasilan 15

2. Hadiah dari undian/pekerjaan/kegiatan dan penghargaan


3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
6. Bunga
7. Deviden
8. Royalti
9. Sewa dan penghasilan lain
10.Penerimaan/perolehan pembayaran berkala
11.Keuntungan karena pembebasan utang
Penghasilan 16

12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing


13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14. Premi asuransi
15. Iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan dari anggotanya
16. Tambahan kekayaaan netto
17. Penghasilan dari Usaha berbasis Syariah
18. Imbalan Bunga
19. Surplus Bank Indonesia
Penghasilan yang dikenakan Pph Final 17

1. Penghasilan berupa Bunga, Deposito dll


2. Hadiah Undian
3. Transaksi saham dan lainya yang di perdagangkan di
bursa, dan transaksi yang diterima oleh perusahaan modal
Ventura
4. Penghasilan dari Pengalihan harta atas tanah dan
bangunan, jasa konstruksi, Real Easteat, Sewa atas Tanah
dan Bangunan dan penghasilan lainya
Penghasilan yang Bukan Obkjek Pajak 18

1. Bantuan atau sumbangan, termasuk Zakat


2. Harta Hibah, yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
Lurus, setingkat, keagamaan dll
3. Warisan
4. Harta termasuk setoran Tunai sebagai pengganti saham atau penyertaan Modal
5. Penggantian atau imbalan dalam bentuk Natura
6. Pembayaran dari Perusahaan Asuransi
7. Deviden yang di peroleh PT, dari Cadangan Laba ditahan, dan sahamnya
diatas 25 %
Penghasilan yang Bukan Obkjek Pajak 19

8. Iuran yang diterima dana Pensiun


9. Penghasilan dari modal yang di tanamkan oleh Dana Pensiun
10.Bagian Laba CV yang modalnya tidak terbagi atas saham
11.Penghasilan dari Modal Ventura
12.Bea Siswa
13.Sisal laba lembaga Nirlaba
14.Bantuan yang dibayarkan oleh BPJ Sosial
Biaya yang boleh dikurangkan dalam menghitung
penghasilan kena pajak terdiri dari (Deductable) 20

1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan


kegiatan Usaha
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan
4. Kerugian karena penjualan/penagihan harta
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan
7. Biaya beasiswa
Biaya yang boleh dikurangkan dalam menghitung
penghasilan kena pajak terdiri dari (Deductable) 21

8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan


syarat tertentu
9. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
10. Sumbangan untuk penelitian
11. Pembangunan Infra struktur sosial
12. Sumbangan Fasilitas Pendidikan
13. Sumbangan pembinaan Olah Raga
BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO (Non Deductable) 22
1. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang
dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
2. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota;
3. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
a. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan
kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
b. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
c. Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
d. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
e. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
f. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah
industri, yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO (Non Deductable) 23
4. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa,
yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi
tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk
natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
7. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai
dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaanyang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah;
BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN
DARI PENGHASILAN BRUTO (Non Deductable) 24
8. Pajak Penghasilan;
9. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi
tanggungannya;
10.Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham;
11.Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang
berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan
12.Pegeluaran yang yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun
13.Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak
14.Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang pajaknya bersifat Finnal
15.Pajak penghasilan yang di tanggung pemberi penghasilan
16.Kerugian dari Harta atau Utang yang tidak di pergunakan dalam Usaha
WP X
Rekonsiliasi Fiskal
tahun 20XX

Laba Bersih ( menurut akuntansi komersial) xx


Koreksi positif :
- xx
- xx
- xx
Total Koreksi positif xx
Koreksi Negatif :
- xx
- xx
Total Koreksi Negatif (xx)
Laba (penghasilan) kena pajak mnrt fiskal xx
Koreksi positif apabila :

• Pendapatan menurut fiskal lebih besar dr pd menurut


akuntansi atau suatu penghasilan diakui menurut fiskal
tetapi tidak diakui menurut akuntansi.

• Biaya / pengeluaran menurut fiskal lebih kecil dr pd


menurut akuntansi atau suatu biaya / pengeluaran tidak
diakui menurut fiskal ttp diakui menurut akuntansi.
Koreksi negatif

• Pendapatan menurut fiskal lbh kecil dr pd menurut akuntansi atau suatu


penghasilan tidak diakui menurut fiskal (bukan objek pajak) tetapi aiakui
menurut akuntansi.
• Biaya / pengeluaran menurut fiskal lbh besar dr pd menurut akuntansi atau
suatu biaya / pengeluaran diakui menurut fiskal tetapi tidak menurut
akuntansi.
• Suatu pajak telah dikenakan pajak penghasilan final.
Kasus Rekonsialiasi Penyusunan Laporan Keuangan
Akuntansi menjadi Laporan Keuangan Fiskal 28

PT. Laris Manis adalah perusahaan yang bergerak


di perdagangan. Perusahaan yang beralamat di
Jalan Melati No. 10 Karawang Telp. ....................,
NPWP 1.432.765.4.514.
Berikut ini adalah Laporan Laba Rugi untuk
periode Januari-Desember 2016:
PT. Laris Manis
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir pada 1 Januari – 31 Desember 2016 29

(Dalam Rupiah)
Penjualan 1.800.000.000,00
Retur penjualan (60.000.000,00)
Potongan penjualan (50.000.000,00)
Penjualan bersih 1.690.000.000,00
Harga pokok penjualan* (1.080.000.000,00)
Laba kotor 610.000.000,00
Biaya umum dan administrasi** (168.600.000,00)
Biaya penjualan (86.000.000,00)
Laba operasional 355.400.000,00
Penghasilan bunga deposito 50.000.000,00
Laba bersih 405.400.000,00
Penjelasan yang berhubungan dengan laporan laba rugi PT. 30

Laris Manis adalah sbb:


Hasil penjualan:
• Jumlah penjualan tahun 2016 adalah Rp.
1.800.000.000,00 terdiri dari penjualan yang telah
dilunasi sebesar Rp. 1.500.000.000,00 dan sisanya belum
dilunasi
• Retur penjualan yang diterima tahun 2016 adalah sebesar
Rp. 50.000.000,00
• Potongan penjualan diberikan karena pelanggan
membayar dalam masa potongan
Harga Pokok Penjualan
31

Persediaan awal tahun 2016 Rp. 162.000.000,00


Pembelian selama tahun 2016 Rp. 1.100.000.000,00
Jumlah tersedia untuk dijual Rp. 1.262.000.000,00
Persediaan akhir 2016 Rp. 182.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 1.080.000.000,00
Data yang berhubungan dengan harga pokok penjualan
adalah: 32

1.Perusahaan mengunakan metode mana yang lebih


rendah antara harga perolehan dengan harga pasar
(lower of cost or market) untuk menilai persediaan.

Harga Perolehan Harga pasar


Persediaan awal Rp. 162.000.000,00 Rp. 170.000.000,00
tahun 2014
Persediaan akhir Rp. 190.000.000,00 Rp. 182.000.000,00
tahun 2014
2.Dalam pembelian selama tahun 2016 terdapat:
33

Komisi pembelian Rp. 5.000.000,00


(Tidak didukung bukti)
Biaya lain-lain Rp. 5.000.000,00
(Tidak didukung bukti)
Biaya angkut Rp. 45.000.000,00
(Ada bukti)
Biaya Umum dan Administrasi (**)
1. Gaji pimpinan dan karyawan Rp. 75.000.000,00
2. Uang lembur karyawan Rp. 5.000.000,00
3. Tunjangan cuti Rp. 4.000.000,00
34

4. Penggantian pengobatan Rp. 4.000.000,00


5. PPh pasal 21 yang ditanggung perusahaan Rp. 2.700.000,00
6. Bonus prestasi kerja Rp. 1.000.000,00
7. Pakaian seragam satpam Rp. 5.000.000,00
8. Biaya antar jemput karyawan Rp. 3.000.000,00
9. Biaya penyusutan ruang dinas Rp. 2.500.000,00
10. Biaya perjalanan dinas keluar negeri Rp. 6.000.000,00
11. Biaya perjalanan dinas dalam negeri Rp. 7.500.000,00
12. Biaya rapat dan penataran Rp. 2.000.000,00
13. Sewa mesin fotocopy Rp. 6.000.000,00
14. Kerugian piutang Rp. 15.000.000,00
15. Penyusutan gedung (sesuai fiskal) Rp. 3.000.000,00
16. Penyusutan Inventaris (sesuai fiskal) Rp. 6.000.000,00
17. Koran dan majalah Rp. 700.000,00
18. Listrik, air dan telpon Rp. 9.000.000,00
19. Biaya lain-lain Rp. 9.200.000,00
Data yang berhubungan dengan biaya umum dan administrasi adalah
sebagai berikut:
35
1. Di dalam biaya perjalan dinas ke luar negeri terdapat fiskal luar negeri
untuk direktur dan istri sebesar Rp 2.000.000,00 semuanya atas nama
pribadi.
2. Di dalam biaya perjalan dinas ke dalam negeri terdapat pengeluaran
yang tidak didukung bukti sah sebesar Rp 1.000.000,00.
3. Di dalam biaya telpon termasuk pembayaran telpon rumah direktur
sebesar Rp 1.000.000,00.
4. Penyisihan kerugian piutang ditetapkan sebesar 5% dari saldo piutang
akhir. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan telah dibuatkan
daftar normatifnya untuk tahun 2014 sebesar Rp 2.000.000,00.
5. Majalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perusahaan Rp
300.000,00
6. Biaya lain-lain tidak didukung bukti.
 Gaji dan upah Rp 30.000.000,00
 Sewa rumah untuk mess karyawan Rp 3.000.000,00
 Bonus prestasi Rp 4.000.000,00
 Biaya perjalanan dinas Rp 20.000.000,00
36
 Biaya iklan dan reklame Rp 5.000.000,00
 Biaya pengiriman Rp 12.000.000,00
 Penyusutan gedung (sesuai fiskal) Rp 3.000.000,00
 Penyusutan inventaris (sesuai fiskal) Rp 4.000.000,00
 Biaya lain-lain Rp 5.000.000,00
Data-data yang berhubungan dengan biaya penjualan adalah sbb:
 Di dalam gaji dan upah termasuk:
Penggantian pengobatan Rp 1.500.000,00
Pemberian makan siang Rp 300.000,00
 Karyawan yang menempati mess tidak diberi tunjangan perumahan
 Biaya perjalan dinas termasuk
Tiket pesawat dan hotel (didukung bukti) Rp 12.000.000,00
Honor perjalanan dinas Rp 6.000.000,00
Pengeluaran yang tidak didukung bukti Rp 2.000.000,00
 d. Di dalam biaya iklan termasuk sumbangan Rp 1.000.000,00
 e. Biaya lain-lain yang ada buktinya hanya Rp. 2.500.000,00
37
PPh yang dibayar di muka
PPh pasal 25 sejumlah Rp 60.000.000,00

PPh final
PPh pasal 23 atas bunga deposito Rp 10.000.000,00
Berdasarkan laporan keuangan akuntansi di atas akan disusun
laporan keuangan fiskal dengan cara melakukan koreksi-
koreksi fiskal.
Koreksi Fiskal
• Hasil penjualan 38

Retur penjualan yang diterima tahun 2016 Rp50.000.000,00 sedangkan


dalam laporan laba rugi akuntansi Rp60.000.000,00 maka perlu diadakan
koreksi fiskal positif sebesar Rp10.000.000,00.

• Harga Pokok Penjualan

Persediaan Awal 2016 Rp. 162.000.000,00


Pembelian Rp. 1.090.000.000,00
Tersedia untuk dijual Rp. 1.252.000.000,00
Persediaan Akhir 2016 Rp. 190.000.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp. 1.062.000.000,00
HPP berdasarkan laporan laba rugi akuntansi Rp1.080.000.000,00
maka perlu dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp
18.000.000,00
39

• Biaya umum dan administrasi


Biaya yang tidak dapat dikurangkan:

a. Penggantian Obat Rp. 4.000.000,00


b. PPh pasal 21 yang ditanggung karyawan Rp. 2.700.000,00
c. Biaya antar jemput karyawan Rp. 3.000.000,00
d. Koreksi biaya perjalanan dinas luar negeri Rp. 2.000.000,00
e. Koreksi biaya perjalanan dinas dalam negeri Rp. 1.000.000,00
f. Koreksi kerugian piutang Rp. 13.000.000,00
g. Koreksi untuk biaya koran dan majalah Rp. 400.000,00
h. Koreksi biaya telp Rp. 1.000.000,00
i. Koreksi biaya lain-lain Rp. 9.200.000,00
Jumlah Rp. 36.300.000,00
Biaya umum dan administrasi harus dilakukan koreksi fiskal
positif sebesar Rp 36.300.000,00
• Biaya penjualan 40

Biaya penjualan yang tidak dapat dikurangkan:

1. Pengobatan dan uang makan Rp. 1.800.000,00


2. Sewa rumah untuk mess Rp. 3.000.000,00
3. Biaya perjalanan dinas tanpa pendukung Rp. 2.000.000,00
4. Sumbangan Rp. 1.000.000,00
5. Biaya lain-lain tanpa bukti pendukung Rp. 2.500.000,00
Jumlah Rp. 10.300.000,00

Biaya penjualan harus dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp.


10.300.000,00
Karena dikenakan PPh final, maka harus dilakukan koreksi
negatif sebesar Rp. 50.000.000,00 atas bunga deposito
41

PT. LARIS MANIS


LAPORAN LABA RUGI
Periode yang berakhir pada 1 Januari – 31 Desember 2014
(Dalam Rupiah)

Akuntansi Koreksi Fiskal


Penjualan 1.800.000.000 1.800.000.000
Retur Penjualan 60.000.000 10.000.000 50.000.000
Potongan Penjualan 50.000.000 50.000.000
Penjualan Bersih 1.690.000.000 1.700.000.000
Harga Pokok Penjualan 1.080.000.000 18.000.000 1.062.000.000
Laba Kotor 610.000.000 638.000.000
Biaya Umum dan Administrasi 168.600.000 36.300.000 131.700.000
Biaya Penjualan 86.000.000 10.300.000 75.700.000 42

Laba Operasional 355.400.000 430.600.000


Penghasilan Bungan Deposito 50.000.000 50.000.000 0
Laba Bersih Sebelum Pajak 405.400.000 430.600.000
PPh*
Laba Bersih Setelah Pajak
*
43

Anda mungkin juga menyukai