Anda di halaman 1dari 3

Nama : vivin istidamah

NIM :201910110311300
Kelas : C

Pengaruh Corona terhadap kesyirikan dan ketauhidan seseorang

Akhir 2019,wabah corona virus menyerang dunia tepatnya di daerah Wuhan,china daerah dimana
asal virus tersebut berasal. Virus yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya belum ditemukan
penawarnya. Virus yang menyerang sistem pernapasan manusia, virus yang menerobos sistem imun
manusia. Diduganya, virus ini berasal dari binatan-binatang buas dan apabila seseorang terjangkit virus
tersebut maka akan menular dan gejalnya tampak pada 14 hari kedepan,
Maka tak heran, banyak orang khawatir banyak orang tergugah akan datangnya virus ini orang-
orang berlomba-lomba untuk mendapatkan alat-alat perlindungan diri seperti masker,handsanitizer dan
lain sebagainya. Sebagian dari mereka ada yang menimbun barang-barang tersebut dengan menaikkan
harga menjadi beberapa kali lipat. Sebagian mereka ada yang bersikap dermawan membagikan barang
yang diperlukan tersebut bahkan disisi lain terjadi panic buying yaitu menyetok makanan sebagai
persediaan di rumah masing-masing. Panic buying ini disebabkan oleh program isolasi diri berdiam
dirumah yang dilakukan oleh pemerintah setempat guna memutus rantai penularan virus.
Dampak dari isolasi ini banyak fasilitas umum ditutup seperti supermarket, museum, terminal,
stasiun bahkan sampai tempat peribadahan ditutup guna menghindari kerumunan dari masyarakat selama
masa isolasi. Yang paling berat oleh umat beragama, mereka tidak dapat lagi beribadah secara berjamaah
selama beberapa hari kedepan.
Namun,disisi lain ada yang tidak perduli akan hal ini mereka hanya terfokus pada barang-barang
yang digunakan sebagai perlindungan diri mereka masing-masing banyak yang acuh terhadap
peribadahan banyak yang tidak ingat Allah SWT mereka lupa siapa yang menciptakan virus tersebut dan
darimana izin virus tersebut mewabah,
Disini akan dibahas relasi antara virus corona, syirik, dan ketauhidan. Yang pertama apakah itu
syirik?dan apakah itu tauhid/ketauhidan?
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Rububiyyah dan
Uluhiyyah serta Asma dan Sifat-Nya. Syirik (menyekutukan Allah) dikatakan dosa besar yang paling
besar dan kezhaliman yang paling besar, karena ia menyamakan makhluk dan Khaliq (Pencipta) pada
hal-hal yang khusus bagi Allah Ta’ala. Barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia
telah menyamakannya dengan Allah dan ini sebesar-besar kezhaliman. Zhalim adalah meletakkan sesuatu
bukan pada tempatnya.
Tauhid adalah keyakinan bahwa Tuhan penguasa Alam semesta hanyalah satu, tidak beranak, tidak
beristri, tidak bersaudara. Satu, dan hanya Allah SWT. Tauhid terbagi menjadi 3 yang pertama, tauhid
rububiyah yang dimaksud tauhid rububiyah adalah kita harus percaya bahwa penciptaan, pengurusan dan
pemerintahan alam semesta dan segala isinya hanyalah Allah dan tidak ada yang lain. Yang kedua, tauhid
uluhiyah yang berarti tauhid ibadah. Yang ketiga tauhid asma’ wa shifa Yang dimaksud adalah
mempercayai Allah Atas nama-nama yang telah ditetapkan oleh-Nya sendiri. Dan tidak mengingkari
nama-nama tersebut
Lalu bagaimana hubungan antara corona,tauhid,dan syirik? Dilihat dari perspektif pertama
seseorang yang terlalu waspada dengan virus corona ia lupa akan allah ia tidak melakukan ibadah sama
sekali, ia tidak berdoa kepada Allah sama sekali orang tersebut hanya mementingkan mencari
masker,handsanitizer dan lain-lainnya hingga ia lupa dengan allah hal tersebut berpengaruh terhadap
ketauhidan dan kesyirikannya karena ia mementingkan barang-barang diatas kepentingan allah diatas
kepentingan ibadahnya. Hal ini tidak boleh dilakukan oleh umat muslim. Allah tetap pada posisi pertama
allah tetap diatas segalanya, allah tetap diatas kepentingan kita bahkan sampai kiamat pun tidak ada yang
boleh menggeser posisi allah di hati hambanya.
Namun,apabila dilihat dari perspektif yang kedua ada beberapa orang menunjukkan keberanian di
muka publik bahwa mereka tak takut virus apa pun sebab yang ditakuti hanyalah Allah. Dari segi aqidah,
pernyataan itu benar sebab tak ada yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit kecuali Allah. Secara
aqidah, memang harus diyakini bahwa hanya Allah yang menentukan sakit tidaknya seseorang, seperti di
hadits di atas. tetapi aqidah bukanlah satu-satunya persoalan. Masih ada urusan fiqih yang perlu
diperhatikan. Dalam ranah fiqih, perlu diperhatikan usaha aa saja yang berdampak positif dan negatif.
Usaha yang berdampak positif perlu dilakukan dan yang sebaliknya perlu ditinggalkan. Ini adalah kaidah
universal yang harus jadi pedoman umum, termasuk dalam hal menyikapi virus corona ini. Ada juga
usaha positif yang diajarkan rasulullah untuk menghindari virus ini seperti menjaga kebersihan makanan,
mengisolasi area wabah,tidak mendatangi negeri yang terjangkit wabah tersebut dan apabila kita berada
di dalam negeri tersebut maka kita jangan keluar dari negeri tersebut seperti dalam hadits rasulullah saw.
Bagi Muslim, jika sisi ketahuidan ini sudah bagus, maka apapun kondisi yang terjadi akibat virus
corona, tidak akan menimbulkan rasa takut berlebihan atau pasrah berlebihan. Ia yakin atas takdir dan
ketetapan Allah dan tetap berdoa kepada-Nya, sembari tetap melakukan usaha-usaha manusiawi yang
bisa dilakukannya sebagaimana petunjuk Nabi.
Jika nantinya dia terhindar dari virus, ia bersyukur kepada Allah, atau ketika dalam usahanya gagal
hingga meninggal dunia, maka itu bukan kesengsaraan baginya, sebab dia telah melaksanakan sikap
tawakkal dan sebagaimana keterangan hadits Nabi, ia akan dihitung sebagai syahid.
maka sikap muslim berdasarkan ketauhidannya adalah meyakini bahwa Allah-lah yang
menghendaki ini terjadi. Sehingga, tidak membiarkan diri pada rasa takut yang berlebihan, atau
sebaliknya menganggapnya biasa saja sehingga tidak melakukan pencegahannya. Termasuk sikap
ketauhidan adalah, di samping ada upaya-upaya preventif manusia, juga tidak menafikan bagaimana
peran doa yang ditujukan kepada Allah dalam menghadapi wabah global ini. Karena do’a merupakan
perisai atau tombak bagi diri sendiri dalam menghadapi wabah

Anda mungkin juga menyukai