Di susun oleh:
1834117
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk terkena
infeksi virus Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami
letusan demam berdarah. Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat di RS dan
ribuan orang meninggal (Mekadiana, 2007).
Pada bulan januari 2009, penderita DHF di Jawa Tengah sebanyak 1706 orang.
Sedangkan kasus DHF yang terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah sampai
pertengahan 2009 sebanyak 2767 orang 73 diantaranya meninggal (Lismiyati, 2009).
Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Syok
Sindrom yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami
deficit volume cairan akibat meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah
sehingga darah menuju keluar pembuluh. Sebagai akibatnya hampir 35% paien DHF
yang terlambat ditangani di RS mengalami syok hipovolemik hingga meninggal.
Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat, tidak hanya pada kasus
anak, tetapi pada remaja dan juga dewasa. Oleh karena itu diharapkan perawat memiliki
ketrampilan dan pengetahuan yang cukup dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan DHF. Ketrampilan yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi tanda-tanda syok dan kecepatan dalam menangani pasien yang
mengalami Dengue Syok Sindrom (DSS).
B.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari dua tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
1.Tujuan umum
C.Ruang Lingkup
Makalah ini hanya membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny.H dengan
DHF (Dengue Hemmorhagic Fever) di lantai 5 Paviliun Darmawan RSPAD Gatot
Soebroto selama 3 hari pada tanggal 19 februari-21 februari 2020 dengan menggunakan
proses keperawatan.
D.Metode Penulisan
1.Metode Deskriptif
Tipe studi kasus dengan mengambil salah satu kasus klien dengan DHF teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan cara wawancara,observasi,
pemeriksaan fisik. Sumber data yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
data primer di dapat langsung dari klien,data sekunder dari keluarga,tenaga kesehatan
,asuhan keperawatan yang terdapat di rekam medis.
2.Studi Kepustakaan
Mempelajari buku sumber dari internet yang berhubungan dengan DHF (Dengue
Hemmorhagic Fever)
E.Sistematika Penulisan
Bab dua: Konsep asuhan keperawatan pada DHF (Dengue Hemmorhagic Fever) yang
terdiri dari pernyataan,etiologi,patofisiologi,menifestasi klinis,komplikasi
pathway,pemeriksaan penunjang ,penatalaksanaan,pengkajian ,diagnosa
keperawatan,intervensi
TINJAUAN TEORI
A.Konsep Penyakit
1.Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Demam dengue (dengue fever, selanjutnya di singkat DF) adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak remaja atau dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan/tanpa ruam (rash)
danlimfadenopati, demam bifasik, sakit kepala, yang hebat, nyeri pada pergerakan bola
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit demam berat yang sering
2000 : 1134)
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut, dengan ciri-ciri
menyebabkan kematian.
spesies lain merupakan vektor lain yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu
serotip akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi
· Derajat I (ringan)
a. Demam didahului demam tinggi mendadak dengan terus menerus berlangsung 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan ringan yaitu uji tourniquet (+) ditemukan pada hari pertama.
dengan beratnya penyakit dan nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterik sebab
d. Trombositopenia : Jumlah trombosit kurang dari 150.000/ul, biasanya hari ke-3 dan ke-
7, tanda dan gejala : anoreksia, mual, muntah, lemah sakit perut, diare, atau konstipasi
dan kejang.
· Derajat II (sedang)
Disertai perdarahan spontan diikuti dan perdarahan lain yaitu petekie, purpura, sianosis,
·
Derajat III
Ditemukan tanda-tanda dini renjatan yaitu ditemukan kegagalan sirkulasi dengan tanda
nadi cepat dan pulsasi lambat, TD menurun atau hipotensi disertai kulit yang dingin,
· Derajat IV
Renjatan dengan nadi tidak dapat diukur/diraba dan tekanan darah yang tidak dapat
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot pegal seluruh
dan limfa. Ruam pada DF disebabkan oleh kongesti dibawah pembuluh darah kulit.
terjadinyahipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi danrenjatan. Plasma
merembes selama perjalan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai
puncaknya pada saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat
ditemukanya cairan dalam rongga serosa, yaitu rongga peritoneum, pleura dan pleikard
yang pada autopsy ternyata melebihi jumlah cairan yang telah diberikan sebelumnya
melalui infus. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastik setelah pemberian
bekerja singkat. Sebab lain kematian DHF adalah pendarahan hebat, yang biasanya
timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak teratasi. Perdarahan pada DHF
system koagulasi.
Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya
memang terbukti terganggu oleh aktifasi sitem koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC
pada DHF/DSS, terutama pada pasien dengan pendarahan obat, sejak lama telah menjadi
bahan perdebatan.
Telah dibuktikan bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada pasien DHF
tanpa renjatan. Dikatakan pada masa dini DHF, peran DIC tidak menonjol dibandingkan
dengan perembesan plasma, tetapi bila penyakit memburuk dengan terjadinya asidosis
dan renjatan, maka renjatan akan memperberat DIC sehingga perannya akan menonjol.
(Hendarwanto, 2000 : 420)
4. Manifestasi klinis
8. Tanda-tanda renjatan (sianosis kulit lembab dan dingin tekanan darah
5. Komplikasi
Faktor penyebab perdarahan yang meluas adalah terjadinya kelainan fungsi trombosit
2. Syok
Akibat dari permeabilitas vaskuler yang meningkat maka akan berdampak pada
Infeksi virus dengue mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler. Hal ini
Penurunan kesadaran pada penderita terjadi pada derajat IV yang ditandai dengan
nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang sulit diukur.
5. Penatalaksanaan
Bila belum ada nafsu makan di anjurkan untuk minum banyak 1,5-2 liter dalam 24 jam
(susu, air dengan gula atau sirup) atau air tawar ditambah garam saja.
2. Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukan penurunan kadar Hb
dan Ht
B.Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian
b. Nadi meningkat
c. RR menurun
d. Suhu meningkat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Makanan / Cairan
Tanda : Turgor kulit kurang atau jelek, penurunan BB, penurunan lemak / massa otot.
5. Neurosensori
6. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri lokalisasi pada ulu hati, sakit kepala dan pusing.
7. Pernafasan
Tanda : Dispnea
8. Hyegiene
dinding kapiler
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akibat proses dan pengobatan penyakit.
3. Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh pasien dapat kembali
normal
Intervensi :
Rasional : Tanda vital merupakan acuhan untuk mengetahui keadaan umum pasien
e. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter
Rasional : Pemberian cairan dan obat penurun panas sangat penting bagi pasien dengan
suhu tinggi
terpenuhi
- BB meningkat
Intervensi :
d. Catat jumlah porsi makan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari
dinding kapiler
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan volume cairan dalam tubuh dapat
Terpenuhi
Intervensi :
Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan
normalnya
Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh
Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan
Intervensi :
c. Berikan penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut
Intervensi :
b. Kaji hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu untuk dilakukan klien
Rasional : Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan
orang lain
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akibat proses dan pengobatan penyakit.
Intervensi :
Rasional : Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik
(Doengoes,2000)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien Ny.H dilantai V Paviliun Darmawan dengan DHF( Dengue Hemmorhagic Fever)
selama 3x24 jam dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian,diagnose keperawatan yang meliputi,pengkajian,diagnosa keperawatan
,perencanaan ,pelaksanaan ,dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 19 Februari 2020 di lantai V Paviliun Darmawan RSPAD
Gatot Soebroto. Klien masuk pada tanggal 10 Februari 2020 dengan nomor register 241154
dan dengan diagnosa medis DHF (Dengue Hemmorhagic Fever).
1. Identitas Klien
Klien bernama Ny,H,jenis kelamin perempuan,usia 38 tahun,status perkawinan
menikah,agama Islam,suku bangsa Batak,Pendidikan D3,bahasa yang digunakan bahasa
Indonesia,pekerjaan PNS,alamat Jl.Kesadaran I Perum.Shafa Residence Blok c/2,sumber
biaya BPJS Dinas,Sumber informasi Klien,dan rekam medis.
2. Resume
Pada tanggal 10 Februari 2020 pukul 22.10 WIB klien datang ke IGD dengan keluhan
demam 2 hari sebelum masuk rumah sakit,pusing,mual,muntah,badan ngilu. Telah
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 97/61 Mmhg P:21x/menit S:36,6 0
N:78x/menit dengan penatalaksanaann di pasang infus Ringer laktat di tangan kanan 30
tpm/6jam,diberikan injeksi omeprazole 40mg.Klien dipindahkan ke lantai V Paviliun
darmawan tanggal 11 februari 2020 pukul 01.00 WIB, klien diberikan therapy infus
Ringer laktat 500cc 30tpm/6jam,injeksi omeprazole 1x40mg/24jam,injeksi ceftriaxone
1x2gr/24jam,injeksi vit C 200mg 2x1gr,Vip albumin 3x1gr/24jam,laxadine syrup 1x1
1sdm 15ml,proepolix 3x2 mg/24jam.Pemeriksaan penunjang foto thoraks
kesan:kardiomegali,tidak tampak efusi pleura,tidak tampak kelainan radiologis pada
paru. Hasil lab klinik (19-02-2020) Hemoglobin 11,9,hematokrit 35,eritrosit
4,1,trombosit 79.000,monosit 11,masalah keperawatan yang didapat,resiko volume
cairan,resiko infeksi,gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.tindakan keperawatan
yang dilakukan monitor intake outputdan balance cairan hasil: mukosa bibir
lembab,turgor kulit elastis,cairan terpenuhi ,monitor tanda-tanda vital hasil: tanda-tanda
vital dalam batas normal, bantu adl pasien hasil:pasien terbantu aktivitasnya ,di pasang
kateter urine tanggal 14-02-2020 hasil urine keluar dengan lancar,klien terbantu,klien
merasa nyaman.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan badan panas 2 hari sebelum masuk rumah sakit,pusing pada saat
beraktivitas,mual,muntah,badan ngilu.Faktor pencetus pada saat melakukan
aktivitas,upaya mengatasi bedrest,datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto.
4. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan klien sebelum sakit 45 kg,sesudah sakit 43 kg,tinggi badan
157cm,keadaan umum sedang,tidak ada pembesaran getah bening
b. System penglihatan
Posisi mata simetris,kelopak mata normal,pergerakan bola mata normal,konjungtiva
merah muda,kornea normal,sclera ikterik,mpupil isokor,otot-otot mata tidak ada
kelainan,fungsi penglihatan baik,tanda-tanda radang tidak ada,tidak memakai
kacamata, tidak menggunakan lensa kontak,reaksi terhadap cahaya normal.
c. Sistem pendengaran
Daun telinga normal,karakteristik serumen kuning,kondisi telinga tengah
normal,cairan dari telinga tidak ada, perasaan penuh di telinga tidak ada,tinitus tidak
ada, fungsi pendengaran normal,gangguan keseimbangan tidak ada,tidak ada
pemakaian alat bantu dengar.
d. Sistem wicara
Sistem wicara normal
e. Sistem pernafasan
Jalan nafas bersih,pernafasan tidak sesak,tidak menggunakan alat bantu pernafasan,
frekuensi 20x permenit,irama teratur,jenis pernafasan spontan,kedalaman dalam,tidak
ada batuk,tidak ada sputum,konsistensi tidak ada,tidak terdapat darah,palpasi dada
tidak ada benjolan dada simetris,perkusi dada tidak ada terasa sakit,suara nafas
vesikuler,tidak ada nyeri saat bernafas,tidak menggunakan alat bantu nafas
f. Sistem Kardiovaskuler
1. Sirkulasi peripher
nadi 88x /menit,irama teratur denyut kuat,tekanan darah 100/60mmhg,tidak ada
distensi vena jugularis,temperature kulit dingin 360,,warna kulit kemerahan,pengisian
kapiler 3 detik,tidak ada edema.
2. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical 88x /menit irama teratur tidak ada kelainan bunyi
jantung,tidak ada sakit dada
g. System hematologi
Terlihat pucat,terdapat ptechie
h. System syaraf pusat
Tidak ada keluhan sakit kepala,tingkat kesadaran compos mentis,Glascow come scale
E:4 M:6 V:5 tanda-tanda TIK tidak ada,gangguan system persyarafan tidak ada,reflek
fisiologis normal,reflek patologis tidak ada.
i. Sistem pencernaan
Keadaan mulut tidak ada caries,tidak ada penggunaan gigi palsu,tidak ada
stomatisis,lidah kotor tidak ada, salifa normal,muntah tidak,tidak ada nyeri daerah
perut,bising usus 2x/menit,diare tidak,konstipasi 8 hari,hepar tidak teraba,abdomen
lembek
j. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,nafas berbau keton tidak ada,luka gangrene
tidak ada
k. Sistem urogenital
Balance cairan intake 4755ml output 3745 ml/24 jam
Perubahan pola kemih tidak ada,BAK berwarna kuning jernih,distensi ketegangan
kandung kemih tidak ada,keluhan sakit pinggang tidak ada.
l. System integument
Turgor kulit elastis,temperatur kulit dingin,warna kulit kemerahan,keadaan kulit
baik,luka tidak ada,insisi tidak ada,kelainan kulit tidak ada,kondisi kulit daerah
pemasangan infus baik,tidak bengkak,keadaan rambut tekstur baik,bersih
m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan tidak ada,sakit pada tulang sendi kulit,tidak ada,tidak ada
fraktur,tidak ada kelainan bentuk sendi,kelainan bentuk tulang sendi tidak
ada,kelainan struktur tulang belakang tidak ada,keadaan tonus otot baik,kekuatan otot
baik 5555
5. Data Pengkajian Spesifik
a.Skrining gizi skor 2
b.tidak ada nyeri
c.Resiko tinggi jatuh (cedera ringan)
6. Data Penunjang
Foto Thoraks Kesan: Kardiomegali,tidak tampak efusi pleura,tidak tampak kelainan
radiologis paru
Hasil Lab Klinik (19-02-2000) :Hemoglobin= 11,9(12,0-16,0g/dl),hematokrit= 3,5
(37-47%),eritrosit =4,1 (4,3-6,0juta/uL),Trombosit= 79.000 (150.000-400.000/uL)
Monosit =11 (2-8%)
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakstabilan cairan b.d ketidakmampuan mencerna makanan (mual,muntah)
2. Resiko pendarahan b.d trombositopenia
3. Konstipasi b.d ketidakcukupan serat
Perencanaan Keperawatan
Dx 1: Resikoketidakstabilan cairan b.d ketidak mampuan mencerna makanan
(mual,muntah)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan
cairan terpenuhi sesuai kriteria hasil:
-Keseimbangan elektrolit,asam,basa,volume cairan adekuat
Intervensi:
-Monitor tanda tanda vital
-anjurkan klien untuk banyak minum air putih
-anjurkan pasien untuk minum dengan ukuran rumah tangga(botol aqua besar/sedang)
-kaji intake dan output
-anjurkan pasien untuk menghabiskan makanannya
-berikan cairan iv sesuai program
-Ajarkan cuci tangan 6 langkah
-kaji keadaan umum klien,turgor kulit
Dx 2:Resiko pendarahan b.d trombositopenia
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi
trombositopenia dengan kriteria hasil:
-trombosit dalam batas normal,penurunan resiko pendarahan,mempertahankan homeostasis
dengan tanpa pendarahan.
Intervensi:
-monitor tanda-tanda vital
-monitor nilai trombosit
-anjurkan pasien untuk mengkonsumsi buah untuk menaikan trombosit;jambu
biji,mangga,jeruk,delima
-observasi adanya bintik merah,ruam,pendarahan gusi,melena
-kolaborasi pemberian obat sesuai program