Anda di halaman 1dari 2

Politik Muslim dan Demokrasi di Indonesia

Menurut World Value Survey, tidak ada perbedaan signifikan dalam


pandangan tentang demokrasi di antara umat Islam yang tinggal di 'Negara-negara
Muslim' dan umat Kristen yang hidup di daerah dominan Kristen.

Demokrasi bukan satu dimensi. ini benar bahwa tujuannya yang diterima
secara umum adalah kontrol populer atas urusan publik atas dasar kesetaraan politik.
Tapi ini pada gilirannya, membutuhkan sejumlah sarana atau lembaga promosi yg
besar dengan kinerja yang wajar, substansi dan cakupan geografis; institusi yang
mana adalah semua orang pada akhirnya juga harus mampu mempromosikan dan
menggunakan secara wajar. Bentuk khusus dari lembaga-lembaga tentu saja bisa
kontekstual.

Misalnya, sistem pemilihan dapat bervariasi. Tetapi semua instrumen itu


seharusnya menghasilkan, pertama, sistem peradilan yang tidak memihak (termasuk
kewarganegaraan yang sama, keadilan dan supremasi hukum) dan sejumlah warga
negara, politik dan hak asasi manusia lainnya; kedua, langsung dan representatif
mekanisme untuk pemerintahan dan administrasi yang setara secara politik dari
urusan publik; dan ketiga, keterlibatan sipil langsung dengan cara sipil masyarakat
(termasuk media, budaya)

Demikian pula, kapasitas orang untuk membina dan menggunakan institusi-


institusi itu tentunya bervariasi dengan kondisi sosial dan ekonomi. Namun,
kebutuhan persyaratan minimum perlu dihadirkan di medan politik.

Orang-orang yang seharusnya mengendalikan urusan publik cenderung


didefinisikan atas dasar kesamaan identitas (ras, etnis, tempat tinggal) daripada
didefinisikan secara keanggotaan komunitas secara publik, kesetaraan politik.
Sehingga cenderung terbatas pada kelompok khusus daripada ke populasi pada
umumnya. Hal ini merupakan persoalan mendasar dalam demokrasi.
Aspek Historis

Para pedagang yang membawa Islam ke Indonesia tidak menggunakan


metode yang sama dengan represi, penjarahan, dan okupasi yang didukung negara
seperti yang dilakukan para penjajah Eropa dalam mengejar tanah dan kekayaan.
Fondasi politik Muslim agaknya sudah menjadi kombinasi hubungan bisnis dan
komunitarian, dalam negosiasi kesepakatan dengan berbagai pusat kekuatan politik.

Gerakan anti-kolonial terkemuka di awal hingga pertengahan Abad 20


mengkombinasikan iman dan etika Muslim dengan cita - cita Revolusi Perancis,
deklarasi kebebasan Amerika, dan kritik terhadap kapitalisme dan imperialisme.
Tentu saja, ada yang secara politis, Muslim yang lebih taat daripada yang lain. Tapi
poin mendasarnya adalah itu semua merupakan aliran politik yang
mengkompromikan program sipil dan aspirasi mereka dengan mediasi komunitarian
serta hubungan langsung karismatik-populis antara politik dan masyarakat.

Dinamika Kontemporer

Masalah utama demokrasi diIndonesia hari ini adalah bahwa keberadaan


sejumlah kebebasan dan masyarakat sipil yang luas belum mampu mempromosikan
dan mengamankan kebutuhan pokok masyarakat, sistem hukum yang berfungsi
dengan baik, atau kepemimpinan yang representatif dan bertanggung jawab. Ini
menyiratkan bahwa Pemilu demokratis sebenarnya belum mengarah pada
kepentingan dan konflik masyarakat umum. Ini juga menyiratkan bahwa pertempuran
penting melawan korupsi, nepotisme, dan sentralisme telah melemahkan sumber daya
dan kapasitas negara di bawah rezim neo-liberalis daripada memperkuat kapasitas
publik yang demokratis, artinya klientelisme dan korupsi terus beroperasi. Elit
memonopoli dan menyalahgunakan lembaga yang secara nominal demokratis.

Anda mungkin juga menyukai