Anda di halaman 1dari 13

Farmaka

Suplemen Volume 14 Nomor 2 28

REVIEW ARTIKEL: BEBERAPA TUMBUHAN YANG MENGANDUNG SENYAWA


AKTIF ANTIINFLAMASI
Siti Nurul Khotimah, Ahmad Muhtadi
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia
Email: sitinurulkhotimah917@gmail.com

ABSTRAK

Inflamasi merupakan indikator penting dari beberapa insiden penyakit. Di Indonesia, terapi
obat untuk inflamasi seperti golongan AINS(Anti Inflamasi Non Steroid) serta AIS(Anti
Inflamasi Steroid) telah diterapkan sejak dahulu hingga sekarang. Namun memiliki efek
samping yang tidak diinginkan yang dapat menurunkan fungsi bologis tubuh seperti, hati,
saluran pencernaan, dan organ vital lainnya. Oleh sebab itu, sediaan herbal merupakan pilihan
alternatif dalam proses penanganan inflamasi karena efek samping yang relatif lebih kecil
serta ketersediaan tumbuhan obat yang melimpah seperti sediaan herbal antiinflamasi yang
telah distandardisasi oleh BPOM diantaranya daun seledri, daun daruju, dan mengkudu.
Tumbuhan lain yang mengandung senyawa aktif antiinflamasi dan dibahas pada artikel ini
yaitu kunyit, biji kesumba, daun buas-buas, kencur, tapak liman, daun ubi jalar ungu, daun
suji, kulit batang jambu mete, daun mahkota dewa, kerehau, sambang getih, jintan hitam,
daun piladang, daun saliara, dan kunir.

Kata kunci: Inflamasi, Antiinflamasi, Senyawa aktif, Tumbuhan obat

ABSTRACT

Inflammation is an important indicator of some incidents of disease. In Indonesia, drugs


therapies to treat inflammatory such as NSAID(Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs) group
and Anti-inflammatory Steroid have been applied since a long time until now. However, these
drugs have undesirable side effects that can reduce the biological function of the body such,
liver, gastrointestinal tract, and other vital organs. Therefore, herbal dosage is an alternative
option in treatment of inflammatory processes due to the side effects are relatively small and
the availability of abundant medicinal plants such as, herbal dosage that have been
standardized by BPOM e.g. celery leaf, daruju leaf and the morinda. Other plants that
contain antiinflammatory compounds and discussed in this article are turmeric, crimson seed,
buas-buas leaf, curcuma, liman, Ipomoea batata, suji leaf, bark cashew, Phaleria
macrocarpa, kerehau, sambang getih, cumin, piladang leaf, saliara leaf, and turmeric.

Keywords: Inflammatory, Anti-inflammatory, Active compounds, Medicinal plant

PENDAHULUAN melokalisasi agen pencedera maupun

Inflamasi atau radang merupakan jaringan yang cedera. Ciri peradangan akut

indikator dari sistem kekebalan tubuh meliputi edema, kemerahan, panas, dan

melawan suatu penyakit, berfungsi nyeri. Pada proses radang akut disebabkan

menghancurkan, mengurangi, serta oleh pelepasan berbagai macam mediator


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 29

kimia, seperti produk leukosit, protease 2,5%.[4] Tumbuhan obat yang berkhasiat

plasma, amina vasoaktif, dan metabolit sebagai antiinflamasi berdasarkan

asam arakhidonat.[1] standardisasi yang dilakukan oleh

AINS (Antiinflamasi Non Steroid) BPOM(Badan Pengawas Obat dan

serta AIS (Antiinflamasi Steroid) Makanan) diantaranya daun seledri, daun

merupakan golongan obat antiinflamasi daruju, rimpang kunir putih dan buah

yang memiliki kemampuan menekan mengkudu. Oleh karena itu dilakukan

tanda-tanda dan gejala-gejala inflamasi.[2] penelusuran pustaka mengenai beberapa

Disisi lain, sediaan herbal memiliki tumbuhan lain yang memiliki senyawa

kelebihan dibandingkan obat kimia dan aktif dan terbukti memiliki aktivitas

sintetik dipasaran, yaitu efek terapeutik antiinflamasi.

yang bersifat konstruktif serta efek METODE

samping yang sangat kecil sehingga lebih Pengumpulan sejumlah data

aman untuk dikonsumsi.[3] Karena senyawa aktif pada berbagai tumbuhan

penggunaan obat-obatan antiinflamasi yang efektif dalam memberikan efek

apabila dikonsumsi dalam jangka panjang antiinflamasi yang disajikan dalam artikel

dapat menurunkan fungsi organ tubuh ini diperoleh dari penelitian yang telah

seperti ginjal, hati, organ pada sistem dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian

pencernaan bahkan jantung, maka yang dicantumkan diperoleh dari

dilakukan penanganan inflamasi selain penelusuran pustaka jurnal dan artikel

terapi farmakologi obat-obatan yaitu ilmiah 10 tahun terakhir (2006-2016)

dengan terapi sediaan herbal dari berbagai melalui situs google scholar

jenis tumbuhan. (https://scholar.google.co.id/) dengan kata

Indonesia adalah salah satu negara kunci tumbuhan antiinflamasi, senyawa

dengan jumlah tumbuhan obat yang aktif antiinflamasi, diulas satu per satu

melimpah, tetapi yang telah digunakan hingga diperoleh data dari 15 pustaka yang

sebagai obat tradisonal hanya sebanyak diinklusikan dan dijadikan acuan,


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 30

dilakukan pengambilan data kandungan tumbuhan yang mengandung senyawa aktif

senyawa aktif berdasarkan dosis dengan antiinflamasi berdasarkan nilai dosis

kemampuan aktivitas aintiinflamasi efektif serta persen inhibisi dengan

tertinggi. Dicantumkan pula mekanisme menggunakan induksi karagenan terhadap

senyawa aktif dan pengaruhnya terhadap tikus sebagai hewan uji serta 1 tumbuhan

proses peradangan serta nilai persen dengan metode skrining fitokimia. Data

inhibisinya. tersebut disajikan pada tabel 1.

HASIL
Berdasarkan hasil penelusuran

pustaka yang telah dilakukan, diperoleh 14

Tabel 1. Beberapa Tumbuhan yang Mengandung Senyawa Aktif Antiinflamasi


Nama Dosis Ekstrak Persen
Senyawa Antiinflamasi Referensi
Tumbuhan (mg/kgBB) inhibisi (%)
Kaempferia
Flavonoid 45 51,27 [5]
galanga L.
Bixa orellana L. Bixin, Norbixin 0,09 - [2]
Epifrieelinol,lupeol,stiqm
asterol, triacontan-l-ol,
Elephantophus
dotriacontan-l-ol, lupeol 400 44,20 [6]
scraber
acetat, deoxyelephantopi,
isodeoxyelephantopin
Ipomoea batatas Flavonoid 600 20,93 [7]
Curcuma longa Kurkumin 110 - [8]
Premna
Flavonoid 300 58,10 [4]
pubescens B.
Dracaena
Flavonoid, steroid 100 33,19 [9]
angustifolia Roxb
Anacardium
Fenolik 2500 46,80 [10]
occidentale L.
Phaleria
Fenolik, flavonoid 500 27,35 [11]
macrocarpa
Nigella sativa L. Minyak atsiri, timokinon 750 - [12]
Callicarpa Tannin, saponin,
250 - [13]
longifolia L. flavanoid, alkaloid
Curcuma
Kurkumin 1000 78,37 [1]
domestica Val.
Alkaloid, saponin, tannin,
Hemigraphiscolo
flavonoid, monoterpenoid - - [14]
rata
dan seskuiterpenoid.
Solenostemonscut
Flavonoid, steroid 400 89,55 [15]
ellarioides L.
Lantana camara Saponin, flavonoid,
720 38,10 [16]
L. minyak atsiri
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 31

PEMBAHASAN rata tikus setiap kelompok zat uji tidak

Beberapa tahun terakhir studi tentang sebesar volume edema tikus pada

antiinflamasi dipusatkan pada metabolit kelompok kontrol. Ekstrak etanol kunyit

asam arakhidonat sebagai mediator radang memiliki potensi antiinflamasi. Hal ini

yang utama. Metabolisme asam diduga merupakan efek dari kurkumin

arakhidonat melalui dua jalur berbeda, sebagai salah satu bahan aktif kunyit yang

menghasilkan sejumlah prostaglandin dan dapat menghambat pembentukan

tromboksan yaitu jalur siklooksigenase prostaglandin dan menekan aktifitas enzim

(COX) serta menghasilkan leukotrien yaitu siklooksigenase. Dosis efektif ekstrak

jalur lipooksigenase (LOX).[17] etanol kunyit sebesar 1000 mg/kgBB

Pengobatan inflamasi bertujuan dengan persen inhibisi 78,37 %.[1]

untuk meringankan rasa nyeri dengan 2. Ekstrak selaput biji kesumba (Bixa

frekuensi sering yang merupakan gejala orellana L.)

awal yang terlihat, kemudian Ekstrak selaput biji kesumba

memperlambat dan mencegah penyebaran memiliki efek antiinflamasi, hal ini karena

proses perusakan jaringan.[18] terdapat senyawa aktif bixin dan norbixin.

Beberapa tumbuhan yang berpotensi Mekanisme kerjanya yaitu, bixin dapat

memiliki senyawa antiinflamasi diproses menghambat enzim COX-1 dan COX-2

hingga diperoleh ekstraknya, kemudian sehingga mengakibatkan prostaglandin

diujikan pada tikus untuk dilihat daya tidak terbentuk dan inflamasi dapat

kerjanya terhadap inflamasi. berkurang. Secara normal COX-1 selalu

1. Ekstrak etanol kunyit (Curcuma ada di dalam tubuh yang digunakan ketika

domestica Val.) membentuk prostaglandin. COX-1

Pengujian aktifitas antiinflamasi dibutuhkan pada proses normal tubuh,

ekstrak etanol kunyit dengan induksi seperti memberi efek perlindungan

karagenan menunjukkan terdapatnya efek terhadap mukosa lambung. Sedangkan

antiinflamasi dimana volume edema rata- enzim COX-2 terbentuk hanya ketika
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 32

terjadi radang, melepaskan prostaglandin aktivitas antiinflamasi berdasarkan nilai

yang menjadi mediator inflamasi. Dosis dari persentase ekstrak rimpang kencur

ekstrak selaput biji kesumba yang sebagai sediaan uji antiinflamasi dalam

memberikan efek antiinflamasi paling baik menghambat radang.[19] Besarnya dosis

pada tikus yang telah diinduksi karagenan ekstrak rimpang kencur yang diberikan

ialah 0,09 mg/kgBB.[2] berbanding terbalik dengan persentase

3. Ektrak daun buas-buas (Premna radang yang terjadi, dan berbanding lurus

pubescens Blume) dengan persentase inhibisi radangnya

Ekstrak daun buas-buas 300 dimana semakin besar dosis ekstrak

mg/kgBB dengan persen inhibisi 58,10 % rimpang kencur maka efeknya sebagai

merupakan dosis efektif sebagai antiinflamasi akan semakin baik. Senyawa

antiinflamasi. Mekanisme kerjanya yaitu flavonoid yang terkandung dalam ekstrak

terjadi penghambatan antiinflamasi oleh rimpang kencur bekerja pada fase pertama

adanya penghambatan enzim (early phase), dengan menghambat proses

siklooksogenase yang disebabkan senyawa pelepasan serotonin dan histamin yang

aktif flavonoid yang tersari dalam ekstrak merupakan mediator kimia ke tempat

dimana flavonoid mempunyai kemampuan terjadinya radang, juga bekerja pada

sebagai inhibitor enzim lipooksigenase dan mediator utama dari inflamasi yaitu dengan

sikooksogenase.[4] menghambat sintesis prostaglandin melalui

4. Ekstrak rimpang kencur (Kaempferia penghambatan kerja siklooksigenase

galanga) (COX) sehingga tidak terjadi perubahan

Metode pengujian yang dilakukan asam arakhidonat menjadi prostaglandin.


[20]
yaitu radang akut dengan menginduksikan Dosis yang paling efektif pada uji

karagenan pada tikus, hasilnya dilihat dari aktivitas ekstrak rimpang kencur ini yaitu

kemampuan suatu senyawa dalam 45 mg/kgBB dengan persen inhibisi

mengurangi induksi radang atau edema sebesar 51,27 %. [5]

lokal pada telapak kaki tikus. Pengujian


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 33

5. Ekstrak tapak liman (Elephantophus 6. Ekstrak daun ubi jalar ungu (Ipomoea

scraber) batatas L.)

Khasiat antiinflamasi ekstrak tapak Senyawa aktif antiinflamasi pada

liman dapat dilihat dengan cara induksi ekstrak daun ubi jalar ungu yaitu

karagenan secara intraplantar sehingga flavonoid. Flavonoid bekerja sebagai

menyebabkan udema pada telapak kaki senyawa antinflamasi melalui beberapa

tikus. Karagenan digunakan untuk jalur seperti dengan penghambatan

mengetahui potensi antiinflamasi. degranulasi neutrofil, penghambatan

Pemberian ekstrak tapak liman dengan aktivitas enzim siklooksigenase (COX) dan

dosis 400 mg/kgBB memiliki persen lipooksigenase, penghambatan pelepasan

inhibisi 44,2 % mampu memghambat histamine, serta penghambatan akumulasi

udema telapak kaki tikus akibat pemberian leukosit. Dosis efektif ekstrak daun ubi

karagenan. Ekstrak tapak liman mampu jalar ungu dalam memberikan efek

bekerja menghambat inflamasi dengan antiinflamasi sebesar 600 mg/kgBB

menginhibisi pembentukan PGE2. Ekstrak dengan persen inhibisi 20,93 %.[7]

tapak liman mengandung epifrieelinol, 7. Ekstrak etanol daun suji (Dracaena

lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, angustifolia Roxb)

dotriacontan-l-ol, lupeol acetat, deoxyele- Berdasarkan hasil penelitian

phantopin, serta isodeoxyelephantopin, ekstrak daun suji memiliki potensi

tetapi belum diketahui senyawa aktifnya antiinflamasi. Hal ini karena adanya efek

yang mempunyai khasiat antiinflamasi. flavonoid yang terkandung dalam daun

Efek antiinflamasi dari ekstrak tapak liman Suji yang dapat menghambat akumulasi

berbanding lurus dengan dosis yang leukosit di daerah inflamasi. Pada kondisi

diberikan. Semakin besar dosis yang normal leukosit bergerak bebas sepanjang

diberikan maka efeknya sebagai dinding endotel, tetapi berbeda selama

antiinflamasi semakin besar.[6] inflamasi, berbagai mediator radang

menyebabkan adhesi leukosit ke dinding


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 34

sel endotel sehingga menyebabkan leukosit keberadaan senyawa asam anakardat juga

menjadi immobil dan menstimulasi beraktivitas sebagai antiinflamasi dengan

degranulasi netrofil.[19] Dosis ekstrak daun mekanisme penghambatan enzim

suji yang efektif sebagai antiinflamasi ialah siklooksigenase juga. Penghambatan enzim

100 mg/kgBB dengan persen inhibisi 33,19 siklooksigenase oleh senyawa polifenolik

%.[9] dan asam anakardat tidak spesifik pada

8. Ekstrak kulit batang jambu mete enzim siklooksigenase 1 atau 2. Dosis

(Anacardium occidentale L.) efektif ekstrak kulit batang jambu mete

Senyawa fenolik yang terkandung sebesar 2500 mg/kgBB dengan persen

pada kulit batang jambu mete berperan inhibisi sebesar 46,80 %.[10]

menghambat inflamasi dengan mekanisme 9. Fraksi air daun mahkota dewa

penangkapan radikal bebas dan (Phaleria macrocarpa)

menghambat enzim siklooksigenase. Daun mahkota dewa memiliki efek

Senyawa fenolik dapat menangkap radikal antiinflmasi karena mengandung senyawa

bebas yang dapat menyebakan terjadinya fenolik dan flavonoid.[21] Flavonoid

kerusakan jaringan yang akan memicu mampu menghambat produksi nitrit oksida

terjadinya biosintesis asam arakidonat dan menghambat ekspresi iNOS, kekuatan

menjadi mediator inflamasi yaitu antiinflmasi tergantung pada struktur atau

prostaglandin. Polifenolik juga memiliki subklas dari flavonoid. Flavonoid juga

kemampuan mengikat rantai polipeptida dapat menghambat akumulasi leukosit di

yang merupakan penyusun utama asam daerah inflmasi. Hasil penapisan fiokimia

amino enzim. Enzim siklooksigenase menunjukkan bahwa fraksi air daun

tersusun atas asam amino sperti tirosin, mahkota dewa mengandung flavonoid.

valin, leusin dan lain-lain. Sehingga secara Dosis efektif fraksi air daun mahkota dewa

tidak langsung semakin banyak polimer sebesar 500 mg/kgBB dengan persen

yang terbentuk semakin besar daya inhibisi 27,35 %.[11]

antiinflamasinya. Selain itu dengan


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 35

monoterpenoid, seskui-terpenoid. Sama

10. Ekstrak air Nigella sativa L. halnya dengan tumbuhan yang memiliki

Aktivitas antiinflamasi Nigella senyawa aktif antiinflamasi lain, terutama

sativa L. berasal dari kandungan minyak adanya flavonoid dapat menghambat

atsirinya, yaitu melalui penghambatan enzim yang berperan pada proses inflamasi

produksi NO (Nitrat Oksida) suatu sehingga peleberan daerah inflamasi tidak

mediator pro inflmasi. Timokinon, terjadi. [14]

konstituen utama pada N. sativa juga 13. Fraksi daun piladang

memiliki efek antiinflamasi dengan cara (Solenostemonscutellarioides L.)

menekan produksi NO oleh makrofag Fraksi daun piladang mengandung

tikus. Dosis efektifnya sebesar 750 senyawa aktif flavonoid yang memberikan

mg/kgBB.[12] efek antiinflamasi dengan menghambat

11. Callicarpa longifolia L. dan mengurangi volume edema pada

Tumbuhan ini mengandung daerah radang dan mempengaruhi migrasi

beberapa senyawa aktif tannin, saponin, serta jumlah sel leukosit pada darah dan

flavanoid, alkaloid, yang dapat eksudat. Aktivitas antiinflamasi tersebut

memberikan aktivitas antiinflamasi.[22] dengan cara menghambat enzim

Dengan dosis 250 mg/kgBB Callicarpa siklooksigenase dan lipooksigenase.

longifolia L. mampu menurunkan Penghambatan jalur siklooksigenase dan

peradangan melalui penghambatan enzim lipooksigenase ini menyebabkan

siklooksigenase (COX) dan penghambatan biosintesis prostaglandin

lipooksigenase.[13] Selain itu tanaman ini dan leukotrien yang merupakan produk

juga telah diuji dan memiliki sifat sebagai akhir dari jalur siklooksigenase dan

antiokasidan. [23] lipooksigenase sehingga penghambatan

12. Hemigraphiscolorata enzim ini dapat mengurangi inflamasi.

Hemigraphiscolorata mengandung Dalam penghambatan enzim

alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, tersebut secara tidak langsung juga terjadi
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 36

penghambatan akumulasi leukosit didaerah dibandingkan dengan kelompok dosis lain

inflamasi, dimana dalam kondisi normal dengan persen inhibisi sebesar 38,10 %.

leukosit bergerak bebas sepanjang dinding Mekanisme antiinflamasinya disebabkan

endotel tetapi selama terjadinya inflamasi adanya penghambatan pelepasan

berbagai mediator menyebabkan adhesi Prostaglandin (PG) dan mediator inflamasi

leukosit ke dinding endotel sehingga lainnya. Ekstrak etanol daun L. camara

leukosit menjadi immobil. Jadi dengan mengandung saponin, flavonoid, dan

adanya kandungan flavonoid dalam fraksi minyak atsiri yang memiliki aktivitas

dapat menurunkan jumlah leukosit antiinflamasi. Saponin terdiri dari steroid

immobil sehingga dapat menurunkan yang mampu berinteraksi dengan banyak

adhesi leukosit ke endotel dan terjadi membran lipid seperti fosfolipid yang

penurunan respon inflamasi. Selain merupakan prekursor prostaglandin.[16]

flavonoid, steroid yang terdapat dalam Mekanisme antiinflamasi yang

fraksi juga dapat menghambat enzim dilakukan oleh flavonoid dapat melalui

fosfolipase sehingga asam arakidonat dan beberapa jalur yaitu penghambatan

prostaglandin tidak terbentuk dengan cara aktivitas enzim COX atau lipooksigenase.

merintangi bebasnya enzim, menstabilkan Penghambatan jalur COX dan

membran lisosom, menghambat pelepasan lipooksigenase ini secara langsung juga

mediator-mediator inflamasi dan menghambat biosintesis eikosanoid dan

menghambat migrasi serta infiltrasi leukotrien, yang merupakan produk akhir

leukosit. Dosis efektif ekstrak etanol dari jalur COX dan lipooksigenase. Selain

kunyit sebesar 400 mg/kgBB dengan itu penghambatan akumulasi leukosit di

persen inhibisi 89,55 %.[15] daerah inflamasi, sehingga menurunkan

14. Ekstrak Etanol Lantana camara L. adhesi leukosit ke endotel dan

Ekstrak etanol daun Lantana mengakibatkan penurunan respon

camara dosis 720 mg/kgBB memiliki daya inflamasi tubuh. Flavonoid juga dapat

antiinflamasi yang paling baik apabila menghambat degranulasi netrofil, sehingga


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 37

secara langsung mengurangi pelepasan inflamasi sendi dengan dosis sebesar 110

asam arakhidonat oleh netrofil. Efek mg/kgBB. Berdasarkan hasil penelitian,

antiinflamasi flavonoid didukung oleh kurkumin mampu menekan abnormalitas


[8]
aksinya sebagai antihistamin. Flavonoid serta kerusakan sendi. Mekanisme

dapat menghambat pelepasan histamin dari kerjanya yaitu dengan menghambat

sel mast. Flavonoid dapat menghambat pembentukan prostaglandin dan menekan

enzim c-AMP fosfodiesterase sehingga aktivitas enzim siklooksigenase. [24]

kadar c-AMP dalam sel mast meningkat, KESIMPULAN

dengan demikian kalsium dicegah masuk Berdasarkan hasil review, 15

ke dalam sel yang berarti juga mencegah tumbuhan mengandung senyawa aktif

pelepasan histamin.[16] antiinflamasi yaitu Kaempferia galanga

Minyak atsiri daun L. camara (flavonoid), Bixa orellana L. (bixin,

mengandung eugenol dan beberapa norbixin), Elephantophus scraber

senyawa terpen yang memiliki efek (epifrieelinol, lupeol, stiqmasterol,

antiinflamasi. Eugenol merupakan triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol

penyusun minyak atsiri L.camara dapat acetat, deoxyelephantopi, isodeoxyele-

menghambat agregasi platelet, phantopin), Ipomoea batatas (flavonoid),

menghambat pembentukan tromboksan Curcuma longa (kurkumin), Premna

sehingga berperan dalam efek pubescens (flavonoid), Dracaena

antiinflamasi. Eugenol dapat menghambat angustifolia (flavonoid, steroid),

aktivitas sintesis PGH karena berkompetisi Anacardium occidentale (fenolik),

dengan asam arakhidonat pada sisi aktif Phaleria macrocarpa (fenolik, flavonoid),

PGH sintase sehingga menghambat Nigella sativa L. (minyak atsiri,

pembentukan PG.[16] timokinon), Callicarpa longifolia L.

15. Curcuma longa (tannin, saponin, flavanoid, alkaloid),

Kandungan senyawa aktif kurkumin Curcuma domestica (kurkumin),


pada Curcuma longa dapat mengatasi Hemigraphiscolorata (alkaloid, saponin,
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 38

tannin, flavonoid, monoterpenoid, seskui- 4. Marbun EMA, Restuati M. 2015.

terpenoid), Solenostemonscutellarioides Pengaruh ektrak etanol daun buas-

(flavonoid, steroid), Lantana camara buas (Premna pubescens Blume)

(saponin, flavonoid, minyak atsiri). sebagai antiinflamasi pada edema

UCAPAN TERIMA KASIH kaki tikus putih (Rattus

Penulis menyampaikan terima novergicus). J Biosains. 1(3):107-

kasih kepada Bapak Rizky Abdullah, Ph.D, 112.

Apt., selaku dosen pengampu atas segala 5. Hasanah AN, Nazaruddin F,

bimbingan, motivasi serta dukungannya Febriana E, Zuhrotun A. 2011.

terhadap penyelesaian artikel review ini. Analisis kandungan minyak atsiri

DAFTAR PUSTAKA dan uji aktivitas antiinflamasi

1. Rustam E, Atmasari I, Yanwirasti. ekstrak rimpang kencur

2007. Efek antiinflamasi ekstrak (Kaempferia galanga L.). J Mat &

etanol kunyit (Curcuma domestica Sains. 16(3):147-152.

Val.) pada tikus putih jantan galur 6. Setyari W, Sudjarwo SA. 2008.

wistar. J Sains dan Tek Farm. Potensi analgesik dan antiinflamasi

12(2): 112-115. dari ekstrak tapak liman

2. Hussaana A, Suparmi. 2012. (Elephantophus Scraber). J Penelit

Potensi ekstrak selaput biji Med. Eksakta. 7(1):16-22.

kesumba (Bixa orellana L.) sebagai 7. Riansyah Y, Mulqie L, Choesrina

obat antiinflamasi. J Unissula. R. 2015. Uji aktivitas antiinflamasi

4(2):134-141. ekstrak daun ubi jalar ungu

3. Mycek MJ, Harvey RA, (Ipomoea Batatas (L.) Lamk)

Champe PA. 2001. Farmakologi terhadap tikus wistar jantan.

Ulasan Bergambar Edisi Kedua. Prosiding Penelitian SPeSIA

Jakarta: Penerbit Widya Medika. Unisba, Bandung. 630-636.


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 39

8. Zahidah AF, Faizah O, Aqilah KN, 12. Sulisti F, Radji M. 2014. Potensi

Anna KT. 2012. Kurkumin sebagai pemanfaatan Nigella sativa L.

suatu agen antiartritik untuk tikus sebagai imunomodulator dan

sprague-dawley yang mengalami antiinflmasi. Pharm Sci Res.

artritis aruhan kolagen. Sains 1(2):65-77.

Malay. 41(5):591-595. 13. Semiawan F, Ahmad I, Masruhim

9. Narande JM, Wulur A, Yudistira A. MA. 2015. Aktivitas antiinflamasi

2013. Uji efek antiinflamasi ekstrak ekstrak daun kerehau (Callicarpa

etanol daun suji (Dracaena Longifolia L.). J Sains dan Kes.

Angustifolia Roxb) terhadap edema 1(1):1-4.

kaki tikus putih jantan galur wistar. 14. Rahmiyani I, MS Mulyono,

Pharmacon J Ilm Farm UNSRAT. Mardiana R. 2015. Inventarisasi dan

2(3):14-18. skrining fitokimia tumbuhan obat

10. Veriony L, Sudarsono, Nugroho berkhasiat antiinflamasi yang

AE. 2011. Aktivitas antiinflamasi digunakan oleh masyarakat

rebusan kulit batang jambu mete kampung naga. J Kes BTH.

(Anacardium Occidentale L.) pada 13(1):54-62.

udema kaki tikus terinduksi 15. Aria M, Verawati, Arel A, Monika.

karagenin. Majalah Obat 2015. Uji efek antiinflamasi fraksi

Tradisional. 16(3):145–152. daun piladang (Solenostemons-

11. Rinayanti A, Dewanti E, Adelina cutellarioides (L.) Codd) terhadap

M. 2014. Uji efek antiinflmasi mencit putih betina. Scientia.

fraksi air daun mahkota dewa 5(2):84-91.

(Phaleria macrocarpa (Shecff.) 16. Hidayati NA, Listyawati S,

Boerl.) terhadap tikus putih (Rattus Setyawan AD. 2008. Kandungan

norvegicus L.). Pharm Sci Res. kimia dan uji antiinflamasi ekstrak

1(2):78-85. etanol Lantana camara L. pada


Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 40

tikus putih (Rattus norvegicus L.) confers anti proliferative and

jantan. Bioteknologi. 5(1):10-17. proapoptosis effects via eicosanoid

17. Price SA, LM Wilson. 1995. pathway. J Expt Ther Oncol.

Respon Tubuh terhadap Cedera 8:187–201.

Peradangan dan Perbaikan. 22. Pasaribu SP, Erwin, Istianti P.

Pathophysiology: Clinical 2014. Isolasi dan Identifikasi

Concepts of Disease Processes. 4th Senyawa Flavonoid dari Daun

ed. Jakarta: EGC. Kerehau. Jurnal Kimia

18. Katzung BG. 2002. Farmakologi Mulawarman. 11(2): 81-84.

Dasar dan Klinik. Jakarta: Penerbit 23. Erwin, An Nisa R, Daniel. 2015.

Salemba. Phytochemical Test, Tokxicity and

19. Sulaiman MR, ZA Akaria, IA Antioxidant Activity Leaves

Daud, FN Ng, YC Ng, MT Kerehau (Callicarpa longifolia

Hidayat. 2007. Antinociceptive and Lam.) with DPPH Method.

nti-inflammatory activities of the Indonesia Chimica Acta. 8(1):52-

aqueous extract of Kaempferia 59.

galanga leaves in animal models. J 24. Sudjarwo SA. The signal

Nat Med. 62:221-227. transduction of curcumin as anti

20. Suhatri., Aldi Y. 2010. Aktifias Inflammatory agent in cultured

ekstrak etanol Nigella sativa fibroblasts. J Ked YARSI. 2004;12

terhadap titer antibodi dan jumlah

sel leukosit pada mencit putih

jantan. Scientia. 1(1):35-41.

21. Tjandrawinata RR, Arifi PF,

Tandrasasmita OM, Rahmi D,

Aripin A. 2010. A Phaleria

macrocarpa (Scheff.) Boerl. extract

Anda mungkin juga menyukai