Anda di halaman 1dari 5

Syarah Riyadhus Shalihin (Syaikh

Muhammad bin Shalih Al-


Utsaimin) Bab 6. Takwa.
PENJELASAN

Takwa adalah nama yang diambil dari kata wiqayah (preventif) yaitu seseorang


mengerjakan sesuatu yang dapat menghindarkannya dari adzab Allah Ta'ala dan
sesungguhnya yang dapat menghindarkanmu dari adzab Allah adalah dengan
melakukan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Ketahuilah, terkadang lafal takwa itu digandengkan dengan lafazh Al-Birru (perbuatan
baik) sehingga dikatakan, Al-Birru wa at-takwa (berbuat baik dan ketakwaan).

Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:


۞‫۞ َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق َو ٰى‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.”
(QS. Al-Mâidah: 5: 2)

Terkadang lafal takwa disebutkan menyendiri. Jika ia dibarengi dengan lafal al-


birru (kebaikan) maka maksud “al-birr” adalah melakukan perintah-perintah,
sedangkan 'takwa' adalah meninggalkan larangan. Namun jika disebutkan secara
menyendiri maka takwa ini mencakup secara umum yaitu melaksanakan perintah-
perintah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Allah Ta'ala telah menyebutkan
dalam kitab-Nya bahwa surga disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Maka orang-
orang yang bertakwa menjadi penduduk surga. Semoga Allah menjadikan kita sekalian
di antara mereka. Oleh kerana itu, wajib bagi manusia untuk bertakwa kepada Allah
dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, demi mengharapkan pahala dan
keselamatan dari ancaman-Nya. Kemudian Imam An-Nawawi rahimahullah
menyebutkan beberapa ayat di antaranya.
Hadits 70.
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ي َر‬ ِّ ‫َع ْن َأبِي َس ِع ْي ٍد ْال ُخ ْد ِر‬
َ ‫ َوِإ َّن هَّللا َ ُم ْستَ ْخلِفُ ُك ْم فِ ْيهَا فَيَ ْنظُ ُر َكي‬،ٌ‫ض َرة‬
‫ْف‬ ِ ‫ « ِإ َّن ال ُّد ْنيَا ح ُْل َوةٌ َخ‬:‫قَا َل‬
‫ت‬ْ َ‫ فَِإ َّن َأ َّو َل فِ ْتنَ ِة بِنِي ِإ ْس َراِئي َل َكان‬.‫ فَاتَّقُوا ال ُّد ْنيَا َواتَّقُوا النِّ َسا َء‬.‫ون‬ َ ُ‫تَ ْع َمل‬
.‫فِي النِّ َسا ِء » َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬
Daripada Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, baginda bersabda:

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah). Dan sesungguhnya Allah telah
menjadikan kalian sebagai pewaris di dalamnya, lalu Dia memperhatikan bagaimana
kalian berbuat (terhadapnya). Takutlah (waspadalah) kalian kepada dunia dan takutlah
(waspadalah) kalian kepada wanita. Sesungguhnya fitnah yang pertama kali yang timbul
di kalangan Bani Israil adalah pada wanita.”

[Shahih Muslim no. 2742]

Penjelasan.

Hadits ini dikutip penulis kerana di dalamnya ada perintah dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam untuk bertakwa setelah baginda menyebutkan keadaan dunia. Baginda
bersabda, “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah).” Manis di dalam rasanya
dan indah dalam pemandangannya. Kerana sesuatu itu jika ia indah dan manis, maka,
pertama-tama akan tertarik pada sesuatu tersebut. Jika mata dan jiwa sama-sama
tertarik pada sesuatu, maka dikhawatirkan manusia akan terjerumus ke dalam sesuatu
tersebut.

Dunia itu manis dalam cita rasanya dan indah dalam pemandangannya, sehingga
menggoda seseorang untuk terjun ke dalamnya. Dan menjadikannya sebagai tujuan
utamanya. Akan tetapi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan kita sebagai khalifah di dalamnya. Dan
menjadikannya sebagai tujuan utamanya. Akan tetapi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan kita sebagai
khalifah di dalamnya. Dan Allah memperhatikan bagaimana kita menguruskannya.
Apakah kita menegakkan ketaatan dan mencegah jiwa dari kemaksiatan, melaksanakan
apa yang Allah wajibkan atas kalian. Jangan tertipu oleh dunia atau perkara bisa
sebaliknya. Kerana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian
kepada dunia.” Yakni laksanakan apa-apa yang telah Allah perintahkan kepada kalian
dan tinggalkanlah apa-apa yang telah Allah larang, jangan tertipu oleh manis dan
indahnya dunia. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,

“Maka janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kehidupan dunia, dan jangan
sampai kamu terpedaya oleh penipu dalam (mentaati) Allah.”
(QS. Luqmân: 31: 33)
Kemudian baginda bersabda, “Takutlah kalian kepada dunia dan takutlah kalian
kepada wanita.” Yakni waspadalah terhadap perempuan. Ini mencakup waspada dari
perempuan di dalam tipu dayanya terhadap suaminya dan juga mencakup tipu daya
perempuan dan fitnahnya. Kerana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya fitnah pertama yang timbul di kalangan Bani Israil adalah
pada wanita.” Mereka terfitnah dalam masalah perempuan akan membuat mereka
tersesat dan menyesatkan. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian. Oleh
kerana itu, kita menemukan musuh-musuh agama kita, musuh-musuh syariat Allah
Ta'ala pada hari ini mengangkat isu tentang perempuan. Mereka menghiasi perempuan,
mencampuradukkan mereka dengan laki-laki, menyamaratakan perempuan dan laki-
laki dalam pekerjaan sehingga manusia seakan-akan menjadi keledai, tidak ada yang
menjadi kepentingan mereka kecuali perut-perut mereka dan kemaluan-kemaluan
mereka. Dan jadilah perempuan-perempuan seakan-akan gambar yang tidak
dipentingkan manusia kecuali penampilannya. Bagaimana mereka mempercantik
perempuan, mendatangkan bagi mereka alat-alat kecantikan dan hiasan, baik yang
berhubungan dengan rambut, kulit, yang dapat memuluskan rambut dan paha, lutut,
wajah dan segala sesuatunya, sehingga mereka menjadikan perkara yang paling besar di
antara mereka adalah perempuan sehingga perempuan seperti gambar dari plastik.
Tidak penting memperdulikan lagi tentang ibadah dan anak-anak. Kemudian musuh-
musuh kita, musuh-musuh agama dan musuh-musuh syariat Allah, musuh-musuh
kehidupan menginginkan untuk menjerumuskan para perempuan di dalam pekerjaan-
pekerjaan laki-laki sehingga membuat para lelaki sempit dan para pemuda menjadi
pengangguran di pasar-pasar kerana tidak ada pekerjaan bagi mereka. Sehingga
terjadilah pengangguran bagi para lelaki. Ini adalah keburukan dan fitnah yang sangat
besar. Kerana pemuda, para pengangguran dan kebutuhan (kecukupan) menjadi sebab
kerusakan yang sangat besar, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair:

“Sesungguhnya inti dari kerusakan seseorang adalah pemuda, pengangguran dan


kebutuhan.”

Mereka sekarang menjerumuskan para perempuan ke dalam pekerjaan para lelaki, dan
menjajah para pemuda untuk menghancurkan pemuda yang lain dan menghancurkan
perempuan. Tahukah kalian apa yang akan terjadi? Tentu saja kerusakan, pergaulan
bebas, zina dan perbuatan lacur lainnya seperti zina mata, zina lisan, zina tangan atau
zina kemaluan. Semua ini dapat terjadi jika seorang perempuan bersama seorang laki-
laki dalam satu pekerjaan. Berapa besar kerusakan yang terjadi di sebuah negeri yang
mempekerjakan laki-laki dan perempuan dalam satu instansi kerja.

Sesungguhnya, perempuan jika dipekerjakan maka dia akan meninggalkan rumahnya,


meninggalkan suaminya, jadilah keluarga broken home. Kemudian jika ia bekerja di
luar maka rumah akan membutuhkan pembantu, maka pada saat ini akan dicari
perempuan-perempuan dari berbagai tempat, dari yang berbeda agama dan akhlak,
walaupun agamanya bukan Islam, walaupun akhlaknya rusak. Kita mengimport
perempuan untuk menjadi pembantu di rumah dan menjadikan perempuan-perempuan
kita bekerja di tempat-tempat lelaki, sehingga menyebabkan laki-laki pengangguran dan
menyibukkan perempuan-perempuan kita. Di sini adalah kerusakan yang besar yaitu
hancurnya rumah tangga. Kerana, ketika seorang anak tumbuh dalam asuhan seorang
pembantu maka ia akan melupakan ibunya, melupakan ayahnya, maka hubungan anak
ini dengan kedua orang tuanya tidak harmonis, rusaklah rumah, terpecah belahlah
keluarga maka terjadilah kerusakan yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.
Dan tidak diragukan bahwa musuh kita dan para pengekor musuh-musuh kita -kerana
sekarang ini ditemukan orang-orang yang mengekor pada musuh-musuh kita-, mereka
belajar kepada mereka dan dicekoki dengan pemikiran-pemikiran mereka yang rusak.
Aku tidak mengatakan bahwa mereka telah mencuci otak-otaknya tetapi aku katakan
mereka telah mengotori otak-otak mereka dengan pemikiran-pemikiran yang rusak
yang bertentangan dengan agama Islam. Yang terkadang mereka berkata,
“Sesungguhnya ini tidak bertentangan dengan akidah.” Namun kita katakan,
“Sesungguhnya ini menghancurkan akidah.” Tidak bertentangan dengan akidah dan
seseorang yang mengatakan bahwa Allah memiliki sekutu atau sesungguhnya Allah itu
tidak berwujud dan yang serupa ini. Bahkan ini adalah maksiat yang akan
menghancurkan akidah. Kerana manusia ibarat kerbau atau keledai yang tidak
mementingkan akidah dan ibadah. Mereka hanya mementingkan segala hiasannya dan
para perempuan.

Disebutkan dalam hadits sahih: 

“Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi para lelaki
daripada para perempuan.” 

[Shahih Al-Bukhari no. 5096. Muslim no. 2740]

Kerananya wajib bagi kita umat Islam untuk menentang pemikiran-pemikiran ini dan
menegakkan perlawanan dalam setiap tempat dan kesempatan. Sebagaimana yang
diketahui terdapat di dalam kita satu kaum -semoga Allah tidak memperbanyak mereka
dan mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan- menginginkan perkara-
perkara ini di negeri orang-orang muslim yang menjaga agama mereka kerana mereka
mengetahui bahwa akhir kehancuran dari seorang muslim terdapat di negeri ini yang
mencakup tempat-tempat yang disucikan kaum muslimin yang menjadi kiblat kaum
muslimin, mereka ingin menghancurkannya sehingga hancurlah seluruh umat Islam,
kerana setiap umat Islam selalu melihat kepada negeri ini apa yang mereka perbuat.
Maka ketika rasa malu telah hancur di negeri ini, maka ini berarti kemenangan atas
mereka dan ucapan selamat tinggal bagi agama dan rasa malu. Kerananya aku katakan,
“Wahai saudara-saudaraku, wajib bagi kalian para pemuda, orang dewasa, orang tua,
para ulama dan para pelajar untuk menentang pemikiran ini dan menegakkan manusia
semuanya untuk melawannya sehingga kita tidak menuju ke dalam neraka yang
bergolak-golak sehingga membakar kita. Kita memohon kepada Allah untuk
menjadikan tipu daya mereka yang mengatur semua perkara-perkara ini hanya berada
di pundak-pundak mereka dan mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka
inginkan dan mereka akan dikalahkan oleh para laki-laki yang shaleh yang akan
memadamkan fitnah mereka. Sesungguhnya Dialah Allah yang Maha Dermawan lagi
Maha Mulia.”

Anda mungkin juga menyukai