Anda di halaman 1dari 4

VENTILASI TAMBANG BAWAH TANAH

“ Methane Drainage”

Disusun Oleh:

Nama : Fitra Atika

NIM : 03021181823009

Kelas :A

Kampus : Indralaya

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
Methane Drainage

1. Pengertian Gas Metana

Metana merupakan gas yang terlepas dari lapisan batubara selama terjadinya proses
penambanga yang memiliki sifat eksplosif atau mudah meledak sewaktu – waktu. Jika gas
metana bertemu dengan oksigen (O2) dan pemicu pada konsentrasi tertentu dapat
menyebabkan ledakan dan dapat memicu ledakan yang lebih besar. Gas metana juga sangat
berpengaruh pada proses produktivitas tambang batubara bawah tanah. Karena, apabila
terdapat gas metana walaupun dengan konsentrasi 1% saja maka semua kegiatan seluruh
hubungan mesin listrik penambangan akan dihentikan. Sehingga untuk mengkontrol gas
metana digunakan ventilasi tambang bawah tanah.

2. Methane Drainage

Methane drainage berfungsi untuk mengurangi gas metana yang ada pada lapisan
batubara tambang bawah tanah sebelum dilakukan proses penambangan.

A. Methane Drainage Pra Penambangan

Dalam melakukan methane drainage ada beberapa pesyaratan yang harus dilakukan
yaitu harus melakukan pemetaan isopach dan structure pada tambang bawah tanah.

 Peta isopach harus menggambarkan seluruh lapisan batubara yang akan dilakukan
proses methane drainage
 Coal thickness menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan karena dalam
melakukan pengeboran vertical maupun horizontal methane drainage yang menjadi
pertimbangan adalah ketebalan dari lapisan batubara.

Permasalahan structure di tambang bawah tanah menjadi hal yang sangat penting
karenapada tahap awal akan dilakukan pemetaan posisi fault, sand channel, discontinuities
yang akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan titik pemboran.

Gambar 1.1
Jika proses pemetaan tidak dilakukan akan menemukan hal-hal seperti pada Gambar 1.1.
Pada well A pemboran direncanakan akan mengenai lapisan batubara yang sebenarnya
ternyata mengenai lapisan sand channel. Dikarenakan adanya discontinuitas akibat adanya
kegiatan-kegiatan geologi yang terjadi. Apabila proses pemetaan tidak dilakukan dapat
menyebabkan pemboran yang dilakukan untuk mengenai lapisan batubara mengenai fault .

Begitupula pada pemboran horizontal harus dilakukan pemetaan sebelum melakukan


methane drainage. Untuk mengetahui berada dimana saja discontinuities pada structure
geologi. Pada batubara tambang bawah tanah structure fault menjadi tempat keluarnya gas
metana dan menjadi penyebab terjadinya migrasi gas metana.

Pada saat dilakukan pemboran eksplorasi harus diukur gas content yang ada dalam
lapisan batubara. Jika gas content dalam lapisan batubara memungkinkan dapat dilakukan
proses methane drainage sebelum proses penambangan maka dilakukan maka akan dibuat
methane drainage sebelum penambangan.

B. Methane Drainage Pada Proses Penambangan

Recovery dari coal bed methane drainage tidak akan 100% makanya pada proses
penambangan akan dilakukan proses methane drainage. Sama hal dengan dengan
mempelajari tentang coal bed methane kita melakukan pemboran di ekstak methane baru
dilakukan proses penambangan. Mine drainage akan dilakukan pada coal bed yang memiliki
gas metana cukup tinggi.

Dalam melakukan methane drainage pada proses penambangan digunakan berbagai


macam peralatan untuk mengubah gas metana menjadi sebuah sumber energy yang nantinya
akan dikonversi menjadi energy listrik yang sangat bermanfaat.

Terdapat berbagai macam metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan


penambangan bawah tanah. Misal dalam suatu tambang bawah tanah yang menggunakan
long wall method. Maka akan menyebabkan pada daerah gob atau daerah yang telah
dilaksanaan proses penambangan terjadi runtuhan-runtuhan sehingga perlu dilakukan analisis
fracture untuk mengetahui kemungkinan terjadi migrasi gas metana yang akan terjadi selama
proses penambangan pada tambang bawah tanah tersebut. Jika dalam suatu daerah sekitaran
gob yang memungkinkan terjadinya pengakumulasian gas metana pada daerah gob tersebut.
Sehingga pada daerah tersebut akan terjadinya peluang untuk dibuatnya kegiatan methane
drainage pada tahap setelah proses penambangan atau pasca penambangan di daerah gob.

Gambar 1.2
Pada gambar 1.2 jika melakukan methane drainage pada penambangan dengan
menggunakan method room and pillar under ground. Pada saat akan melakukan proses
development untuk melakukan room and pillar berikutnya, maka akan dilakukan proses
pemboran horizontal untuk mengantisipasi akan keluarnya gas mentana dari daerah yang
belum dilakukan kegiatan penambangan. Ketika gas metana telah keluar maka akan
dilaksanakan proses development pembuatan room and pillar berikutnya.

Pada saat proses penambangan karena recovery methane drainage tidak 100% maka
kemungkinan pada saat prose penambangan masih terdapat metana maka akan dilakukan
methane drainage pasca tambang.

C. Methane Drainage Pasca Penambangan

Seperti pada Gambar 1.3 akan terjadi gas migration akibat adanya fracture-fracture
yang memungkinkan gas dibawah untuk naik ke atas sehingga akan terakumulasi pada gob
sehingga menyebabkan dilakukannya methane extraction di daerah gob.

Gambar 1.3

Khusus pada daerah seperti Gambar 1.4 yang telah dilakukan proses
penambangan maka pada daerah tersebut harus dilakukan seal off. Dimana seal off memiliki
ketebalan dinding antara 1-3 m untuk melakukan penutupan untuk akses menuju ke daerah
yang telah selesai dilakukan proses penambangan seal off. Namun tetap dilakukan
pengkontrolan tekanan yang berada di dalam gop, sehingga akan diketahui tekanan apakah
memungkinkan dilakukan methane drainage berikutnya. Jika memungkinkan akan dilakukan
methane drainage untuk pasca kegiatan penambangan. Methane drainage dapat dilakukan
dengan melakukan pemboran vertical atau directional drilling dengan arah berbeda sehingga
akan didapat methane drainage berikutnya.

Gambar 1.4

Anda mungkin juga menyukai