Materi Inflasi
Materi Inflasi
Latar belakang
Indeks Harga Konsumen (CPI) adalah panduan patokan inflasi bagi ekonomi AS. CPI
menggunakan pendekatan “basket of goods” yang bertujuan untuk membandingkan basis
konsisten produk dari tahun ke tahun, dengan fokus pada produk-produk yang dibeli dan
digunakan oleh konsumen setiap hari. Harga susu , telur, pasta gigi dan cukuran rambut semua
ungkap di CPI.
Ada dua angka yang disajikan CPI, CPI untuk penerima upah di kota dan pekerja juru tulis (CPI-
W), dan CPI untuk semua Konsumen Perkotaan (CPI-U). Metrik yang paling banyak ditonton
adalah Core CPI (dengan makanan dan harga energi yang dihapus) adalah CPI-U, yang biasanya
akan disajikan dengan penyesuaian musiman, karena pola konsumsi sangat bervariasi tergantung
pada waktu yang terjadi ditahun itu. Tahun dasar saat ini untuk CPI adalah tahun 1982, sehingga
perubahan biasanya akan diberikan pada persentase basis untuk mencerminkan perubahan yang
terjadi hanya di tingkat indeks sebelumnya. Angka ini juga akan ditampilkan sebagai tingkatkan
pertumbuhan tahunan, untuk memberikan investor gambaran prospek inflasi jangka pendek.
Chain-Weighted CPI juga dirilis bersama dengan core CPI, dan mendapatkan momentum sebagai
metrik bernilai berikutnya, karena Chain-Weighted CPI menangkap efek dari pilihan konsumen.
Angka-angka Chain-Weighted CPI dianggap oleh banyak orang sebagai cerminan pola
konsumsi yang sebenarnya dari angka CPI tetap. Jika konsumen membeli satu produk di atas
yang lain karena kenaikan harga pada produk pertama, angka Chain-Weighted ini akan
menangkap pergeseran pembelian, sedangkan Core CPI tidak. Core CPI akan terus mengukur
harga barang karena ia naik, terlepas dari apakah lebih sedikit orang yang membeli produk
tersebut.
CPI merupakan rilis yang sangat rinci, dengan breakouts untuk sebagian besar kelompok
konsumen utama (seperti makanan dan minuman, pakaian, rekreasi, dll) dan wilayah geografis,
yang dipasok oleh “Rata-rata CPI Kota di US”.
CPI mungkin adalah indikator ekonomi yang paling penting yang tersedia, jika tidak ada alasan
lain selain karena sudah final. Banyak indikator lain memperoleh sebagian besar nilai mereka
dari kemampuan prediktif dari CPI, jadi ketika rilis ini tiba, banyak pertanyaan akan dijawab
dalam pasar. Laporan ini akan sering bergerak baik di ekuitas dan pendapatan tetap pasar, dan
baik dihari rilisnya dan selanjutnya. Bahkan mungkin menetapkan arah baru dalam pasar untuk
bulan-bulan mendatang. Analis akan lebih yakin tentang apa yang Fed akan lakukan pada
pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal berikutnya setelah mencerna Indeks Harga Konsumen.
CPI digunakan untuk melakukan penyesuaian terhadap mekanisme beberapa arus kas (pensiun,
Medicare, penyesuaian biaya hidup akan kebijakan asuransi, dll). Akibatnya, sebagian besar
investor akan menemukan bahwa CPI mempengaruhi mereka secara pribadi dalam beberapa
cara. Investor berpendapatan tetap harus selalu menyadari tingkat inflasi yang mempengaruhi
investasi mereka, sangat penting untuk menjaga hasil saat ini menjelang inflasi, atau kekayaan
riil akan jatuh.
Kekuatan:
Memberikan gambaran yang paling menjadi perngaruh terhadap pergerakan Fed rate
yang akan datang
Sangat diperhatikan dan dianalisis oleh media
Gangguang regional dan industri yang baik untuk penelitian investor
Kelemahan:
MACAM-MACAM INFLASI
C. Dampak Inflasi
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam
perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam
jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi
dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara
untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat
diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai
berikut :
a. Dampak Negatif
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga
perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan
uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya
negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik
tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya
bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi
yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar
keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang
masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif
akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah
pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan
perampasan.
b. Dampak positif
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan
seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi
semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak
untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
Otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistik perekonomian suatu negara
menggunakan ‘Consumer Price index’ atau CPI dan ‘Producer Price Index’ atau PPI
sebagai pengukur tingkat inflasi. Hanya saja kedua metode pengukuran tersebut
mempunyai kelemahan- kelemahan, yang salah satunya adalah karena menggunakan
kumpulan yang mewakili sebuah subset dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi
oleh seluruh perekonomian sehingga index harga tersebut tidak merefleksikan secara
akurat seluruh perubahan harga yang terjadi.
Untuk dapat mengerti apa dan bagaimana inflasi, perlu dipahami bahwa uang mempunyai
fungsi-fungsi sebagai berikut: media pertukaran, pengukur nilai, unit perhitungan dan
akuntansi, penyimpanan nilai dan instrumen terms of payment. Sedangkan motif orang
menyimpan uang adalah: Transactionary motive, Precautionary motive, dan Speculative
(Investment) motive.
Suatu masyarakat yang memakai sistem barter dalam pertukaran barang dan jasa pada
perekonomiannya dapat dianggap tidak akan mengalami inflasi. Tetapi tanpa adanya
uang akan banyak dibutuhkan sumberdaya (waktu dan usaha) untuk mencari dan
melakukan pertukaran yang saling menguntungkan serta akan banyak sekali modal yang
tertanam dalam persediaan (inventory). Jadi. Uang adalah sesuatu yang lazim diterima
sebagai alat pertukaran dengan barang atau jasa.
Lalu apa sebenarnya inflasi itu sendiri? Menurut Paul A. Samuelson, seperti sebuah
penyakit, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut:
2. Galloping Inflation : atau double digit bahkan triple digit. Inflasi pada tingkat ini
terjadi pada tingkatan 20%- 200% pertahun. Pada tingkatan ini orang hanya mau
memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan disimpan dalam bentuk aset-aset
riil, seperti emas, rumah, tanah. Perekonomian seperti ini Orang-orang cenderung
berinvestasi di luar negeri daripada di dalam negeri.
3. Hyper Inflation : yakni inflasi diatas 200% pertahun. Walaupun sepertinya banyak
pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan menghadapi galloping inflation,
akan tetapi tidak pernah ada pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi jenis ketiga
yang amat mematikan ini. Contohnya adalah Weimar Republic di Jerman pada tahun
1920-an.
Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar
dan dirham, yang mana mamiliki nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam. Kondisi
defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah dan ini hanya terjadi satu kali yaitu sebelum
perang Hunian. Walaupun demikian, Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam,
yaitu inflasi akibat berkurangnya persediaan barang dan inflasi akibat kesalahan manusia.
Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin,
yaitu karena kekeringan atau karena peperangan. Inflasi akibat kesalahan manusia ada 3
hal, yaitu korupsi, administrasi yang buruk dan pajak yang memberatkan, serta jumlah
uang yang berlebihan. Kenaikan harga-harga yang terjadi adalah dalam bentuk jumlah
uangnya, bila dalam bentuk dinar jarang sekali terjadi kenaikan. Al-Maqrizi mengatakan
supaya jumlah uang dibatasi hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk
transaksi pecahan yang kecil saja.
Kesimpulan
1. Inflasi adalah suatu gejala dimana terjadinya peningkatan harga secara bersamaan
(umum) secara terus menerus.
2. Menurut konvensional Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena
terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter dalam suatu komoditas. Inflasi
adalah kenaikan harga secara bersamaan yang berlangsung terus-menerus. Secara umum
akibat dari inflasi adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riel tingkat
pendapatannya juga menurun.
3. Metode perhitungan inflasi yaitu : CPI, PPI dan GDP Deflator.
4. Inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut:
Moderate Inflation, Galloping Inflation dan Hyper Inflation.
2. Berdasarkan penyebabnya inflasi dibedakan menjadi :
• Natural Inflation dan Human Error Inflation.
• Demand pull dan Cost Push Inflation
3. Berdasarkan asalnya dibedakan menjadi : Imported Inflation dan Domestik Inflation.
4. Dalam Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar
dan dirham, yang mana mamiliki nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam. Kondisi
defisit pernah terjadi pada zaman Rasulullah dan ini hanya terjadi satu kali yaitu sebelum
perang Hunian. Walaupun demikian, Al-Maqrizi membagi inflasi ke dalam dua macam,
yaitu inflasi akibat berkurangnya persediaan barang dan inflasi akibat kesalahan manusia.
Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin,
yaitu karena kekeringan atau karena peperangan. Inflasi akibat kesalahan manusia ada 3
hal, yaitu korupsi, administrasi yang buruk dan pajak yang memberatka, serta jumlah
uang yang berlebihan