Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Disusun oleh Kelompok 2 :

1. Ade Andriyani (207172944)


2. Ainur Cahyati (207172945)
3. Bella Prina Sari (207172953)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR

Kepala sekolah diartikan sebagai guru yang memimpin sekolah. Kepala


sekolah pada hakikatnya adalah pejabat formal, sebab pengangkatannya melalui
proses dan prosedur yang berlaku. Secara sistem jabatan kepala sekolah sebagai
pejabat atau pemimpin formal dapat diuraikan melalui berbagai pendekatan,
pengangkatan, pembinaan dan tanggung jawab.
Menurut Purwanto (2017), Kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai
administrator pendidikan.
Menurut Mulyasa (2005), Kepala sekolah sebagai administrator memiliki
hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi
yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program
sekolah secara spesifik. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
mengelola kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia,
administrasi kearsipan dan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu
dilakukan dengan cara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas
sekolah.
Herk (1994) dalam Mulyasa (2005) menyarankan agar kepala sekolah
sebagai administrator tidak memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai
teman sejawat. Sikap dan perilaku administrator hendaknya bisa membuat guru-
guru lebih merasa dihargai dan dihormati kemampuan profesionalnya. Sehingga
guru-guru tidak segan menanyakan dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan
dengan tugasnya kepada administrator. Komunikasi antar guru dan administrator
akan menjadi lancar. Situasi ini akan mempermudah administrator memberi
dorongan kepada guru-guru untuk meningkatkan prestasi kerja mereka.
Dari materi-materi sajian yang terdahulu telah dipelajari bahwa dalam
setiap kegiatan administrasi mengandung didalamnya fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengoordinasiaan, pengawasan, kepegawaian, dan pembiayaan.
Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-
fungsi tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya. Adapun tugas
dan fungsi dari kepala sekolah sebagai administrator adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan
Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan. Perencanaan
merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan
bagi setiap kegiatan, bagi perseorangan maupun kelompok. Tanpa
perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami
kesulitan dan bahkan mungkin juga kegagalan.
Oleh karena itu, setiap kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana
tahunan. Setiap tahun menjelang dimulainya tahun ajaran baru, kepala
sekolah hendaknya sudah siap menyusun rencana yang akan dilaksanakan
untuk tahun ajaran berikutnya. Sesuai dengan ruang lingkup administrasi
sekolah, maka rencana atau program tahunan hendaklah mencakup bidang-
bidang seperti berikut:
a. program pengajaran, seperti antara lain kebutuhan tenaga guru
sehubungan dengan kepindahan dan lain-lain , pembagian tugas mengajar,
pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat pelajaran, dan alat peraga,
pengadaan atau pengembangan laboratorium sekolah, pengadaan atau
pengembangan perpustakaan sekolah, sistem penilaian hasil belajar,
kegiatan-kegiatan kokurikuler , dan lain-lain.
b. Kesiswaan atau kemuridan, antara lain syarat-syarat dan prosedur
penerimaan murid baru, pengelompokkan siswa atau murid dan pembagian
kelas, bimbingan atau konseling murid, pelayanan kesehatan murid
(UKS), dan sebagainya.
c. Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru atau pegawai
baru, pembagian tugas/pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha
kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan atau promosi guru
dan pegawai sekolah, dan sebagainya.
d. Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk
berbagai kegiatan yang telah direncanakan, baik uang yang berasal dari
pemerintah, atau dari POMG atau BP3, ataupun sumber lainnya.
e. Perlengkapan, yang meliputi perbaikan atau rehabilitasi gedung sekolah,
penambahan ruangan kelas, perbaikan atau pembuatan pagar perkarangan
sekolah, perbaikan atau pembuatan lapangan olah raga, perbaikan atau
pengadaan bangku murid, dan sebagainya.
Perlu diperhatikan, bahwa dalam penyusunan rencana tahunan ini, guru-
guru dan pegawai sekolah hendaknya diikutsertakan. Ikut sertanya guru-
guru dan pegawai sekolah dapat membantu pemikiran dan ide-ide serta
pemecahan masalah yang mungkin tidak terpikirkan atau tidak dapat
dipecahkan sendiri oleh kepala sekolah. Disamping itu, dengan
diikutsertakannya guru-guru dan pegawai sekolah, mereka akan merasa
bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah
mereka rencanakan dan mereka sepakati bersama.

2. Menyusun organisasi sekolah


Organisasi merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang penting
pula disamping perencanaan. Disamping sebagai alat, organisasi dapat pula
dipandang sebagai wadah atau struktur dan sebagai proses.
Organisasi mengambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari
masing-masing kesatuan. Dalam suatu susunan dan struktur organisasi dapat
dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan, serta hubungan
vertikal horizontal antara kesatuan-kesatuan tersebut. Dengan kata lain,
dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui bentuk pola hubungan.
Sebagai wadah, organisasi merupakan tempat-tempat kegiatan-kegiatan
administrasi itu dilaksanakan. Dan jika dipandang sebagai proses, maka
organisasi merupakan kegiatan-kegiatan atau menyusun dan menetapkan
hubungan-hubungan kerja anatar personal. Kewajiban-kewajiban, wewenang,
dan tanggung jawab masing-masing bagian atau personel yang termasuk
didalam organisasi itu disusun dan ditetapkan menjadi pola-pola kegiatan
yang tertuju kepada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun
organisasi sekolah yang dipimpinnya, dan melaksankan pembagian tugas
serta wewenangnya kepada guru-guru dan pegawai sekolah sesuai dengan
struktur organisasi sekolah yang telah disusun dan disepakati bersama.
Untuk menyusun organisasi sekolah yang baik perlu diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. Mempunyai tujuan yang jelas.
b. Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut.
c. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan ksatuan tindakan,
kesatuan pikiran, dan sebagainya.
d. Adanya kesatuan perintah (unity of command) para bawahan/ anggota
hanya mempunyai seorang atasan langsung, dan daripadanya is menerima
perintah atau bimbingan, serta kepadanya is harus mempertanggung
jawabkan pekerjaan.
e. Adanya keseimbangan antar wewenang dan tanggung jawab seseorang
didalam organisasi itu. Sebab, tidak adanya keseimbangan tersebut akan
memudahkan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti:
1) Jika wewenang lebih besar daripada tanggung jawab, mudah
menimbulkan penyalahgunaan wewenang
2) Jika tanggung jawab lebih besar daripada wewenang , mudah
menimbulkan banyak kemacetan, merasa tidak aman atau ragu-
ragu dalam tindakan
f. Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
keahlian, dan atau bakat masing-masing.
g. Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai
dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
h. Pola organisasi hendaknya relatif permanen. Artinya, meskipun struktur
organisasi dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan
perkembangan, fleksibilitas dalam penyesuaian itu jangan bersifat prinsip.
Oleh karena itu, pola dasar struktur organisasi perlu dibuat sedemikian
rupa sehingga sedapat mungkin permanen.
i. Adanya jaminan keamanan dalam (security of tenure), bawahan atau
anggota tidak merasa gelisah karena takut dipecat, ditindak sewenang-
wenangnya, dan sebagainya.
j. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya
jelas tergambar didalam struktur atau bahan organisasi.
Perlu ditambahkan disini bahwa struktur organisasi yang telah disusunnya
haruslah disertai dengan deskripsi tugasnya (job descriptions) untuk masing-
masing organ atau bagian-bagiannya. Dengan demikian, setiap personel yang
menduduki jabatan didalam organisasi tersebut memahami tugasnya masing-
masing, dan tidak terjadi tugas rangkap atau tumpang tindih dalam
pelaksanaannya.
Contoh struktur organisasi sekolah
Berikut ini diberikaan dua contoh struktur organisasi sekolah sekedar
untuk memperjelas pemahaman anda.

Contoh 1
STRUKTUR ORGANISASI SMA „„X‟‟

Kepala
POMG/BP3
(pem. sekolah)

TU sekolah

Wk.KS urusan Wk.KS urusan Wk.KS urs.


kesiswaan Sarana/prasarana&humas
Kur. & peng.

Koordinator Koordinator Wali kelas &


perpustakaan BP/BK guru-guru

OSIS

Siswa/siswi
Contoh 2
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH “Y”

POMG/BP3 Kep. Sekolah

Wk.Kep. Sek.
Dewan guru
TU Sekolah

Urusan Urusan Urusan Kes.


Urusan BP/BK
kur./peng. gedung/perl. Sosial

Wali kelas & guru-guru

Siswa
Keterangan:

Garis komando dan staf


Garis koordinasi
Tiap-tiap bagian, kecuali wali kelas dan guru, mempunyai staf
masing-masing
Struktur organisasi ini diambil dari salah satu SMA dijakarta
dengan sedikit modifikasi

Dengan membandingkan kedua contoh tersebut diatas, jelas kiranya bahwa


bentuk dan kompleksitas organisasi sekolah bergantung pada berbagai faktor,
antara lain:
a. Tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan
b. Besar- kecilnya sekolah dan banyak-sedikitnya siswa
c. Alat perlengkapan dan alat-alat belajar-mengajar yang tersedia
d. Kegiatan-kegiatan belajar atau kurikulum yang hendak dicapai
Sistem kredit semester atau sistem tradisional
e. Anggaran biaya yang tersedia, termasuk sumber-sumber dana yang dapat
diusahakan.

3. Bertindak sebagai koordinator dan pengarah


Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh
banyak orang, seperti terganmbar di dalam struktur organisasi sekolah,
memerlukan adanya koordinasi serta pengarahan dari pimpinan sekolah.
Adanya koordinasi dan pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat
menghindarkan kemungkinan terajdinya persaingan yang tidak sehat antar
bagian atau antar personel sekolah, dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan.
Dengan kata lain dengan adanya pengoordinasian yang baik memungkinkan
semua bagian atau personel bekerja sama saling membantu kea rah satu
tujuan yang telah ditetapkan seperti kerja sama antar urusan kurikulum dan
pengajaran dengan guru-guru, kerja sama antara urusan bimbingan dan
konseling dengan para wali kelas, kerja sama antara bagian tata usaha dengan
wali kelas dan guru-guru, kerja sama antar POMG atau BP3 dengan urusan
bimbingan dan konseling dan para wali kelas dan sebagainya.
KESIMPULAN

Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab


terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh
karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah
hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.
Adapun tugas dan fungsi dari kepala sekolah sebagai administrator adalah
sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan
2. Menyusun organisasi sekolah
3. Bertindak sebagai koordinator dan pengarah
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S dan Yuliana, L. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya


Medika.
Marsiyani. 2009. Skipsi Manajeman Administrasi Dan Supervisi Kepala Sekolah
dan Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ngalim, Purwanto. 2017. Administrasi dan supervisi pendidikan.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sulistyorini. 2008. Kepemimpina Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah
Dasar. Jember: CSS.

Anda mungkin juga menyukai