Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kecerdasan Jamak

Kecerdasan seringkali dimaknai sebagai kemampuan memahami sesuatu dan


kemampuan berpendat Dalam hal ini kecerdasan dipahami sebagai kemampuan intelektual
yang menekankan logika dalam memecahkan masalah. Kecerdasan menurut Gardner
diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup
menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti
bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya, akan
menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut
bahwa setiap orang memiliki delapam jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda.
Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri. Kehadiran ciri-ciri pada
individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-
kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih
aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu savant, yakni orang yang memiliki
tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun rendah dalam
kecerdasan yang lain. Dari segi terminologi jamak berarti banyak atau lebih dari satu. Berarti
kecerdasan jamak itu kecerdasan yang lebih dari satu. Dalam bahasa aslinya kecerdasan
jamak dikenal dengan istilah Multiple Intellegence (MI). Ada juga yang menerjemahkannya
sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan jamak merupakan berbagai kemampuan yang
dimiliki setiap individu dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap
lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih
arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini
“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak
hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru,
Teori kecerdasan jamak sangat menekankan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna karena menghargai seluruh kecerdasan anak. Dengan demikian, anak mampu
memahami dan mengimplementasikan pelajaran dengan cara yang menyenangkan dan mudah
dipahami. Selain itu, juga dilakukan agar kecerdasan majemuk anak bisa berkembang secara
maksimal, sehingga anak yang dalam beberapa kecerdasan kurang menonjol dapat dibantu
dan dibimbing untuk mengembangkan kecerdasan - kecerdasan tersebut.
B.     Jenis-Jenis Kecerdasan Jamak
Kecerdasan jamak adalah teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner untuk
menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki banyak kecerdasan. Menurut
Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah dan
menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau
masyarakat tertentu. Adapun kecerdasan – kecerdasan tersebut yaitu :

1.      Kecerdasan Linguistik (Verbal Linguistic Intelligence)


Kecerdasan linguistik atau disebut juga dengan kecerdasan verbal adalah kemampuan
untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan
menghargai makna yang kompleks, misalnya cerdas bahasa secara lisan seperti pendongeng,
narator atau politisi, maupun cerdas bahasa secara tertulis, seperti sastrawan, editor, penulis
drama atau wartawan. Siswa yang mempunyai kecerdasan ini mampu menggunakan bahasa
secara lisan atau tulisan yang memberikan kesan Ia pandai berbicara, gemar bercerita, dengan
tekun mendengarkan cerita atau membaca. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk
menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya. Orang atau
anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a)      Berkomunikasi lisan & tulis
b)      Mengarang cerita
c)      Mudah mengingat ucapan, ayat
d)     Tidak mudah salah tulis atau salah eja
e)      Pandai membuat puisi
f)       Tepat dalam tata bahasa
g)      Menulis secara jelas

2.      Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)


Kecerdasan logika-matematika merupakan kemampuan dalam logika, abstraksi,
penalaran, berfikir kritis, menghitung, mengukur mempertimbangkan proposisi dan hipotesis,
serta menyelesaikan operasi-operasi matematika. Hal ini juga berkaitan dengan memiliki
kapasitas untuk memahami prinsip-prinsip yang mendasari beberapa jenis sistem kausal ,
misalnya akuntan, programer komputer, ilmuwan, ahli statistik, dan lain-lain. Siswa dengan
kecerdasan logical-mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap
kegiatan eksplorasi. Mereka sering bertanya tentang berbagai fenomena yang dilihatnya.
Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaan. Selain itu mereka juga suka
mengklasifikasikan benda dan senang berhitung. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a)      Menghitung, menganalisis hitungan
b)      Menemukan fungsi-fungsi dan hubungan
c)      Memperkirakan, memprediksi, bereksperimen
d)     Mencari jalan keluar yang logis
e)      Membuat langkah-langkah
f)       Bermain permainan yang perlu strategi
g)      Berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak
h)      Menggunakan algoritme

3.      Kecerdasan Spasial Visual (Spatial-Visual Intelligence)


Kecerdasan ini berkaitan dengan penilaian spasial-visual dan kemampuan untuk
memvisualisasikan dengan pikiran secara akurat. (misalnya sebagai pramuka, pemandu,
pemburu) dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut (misalnya
dekorator, desainer interior, arsitek, seniman). Kecerdasan ini memungkinkan seseorang
untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau
memodifikasi bayangan, mengemudikan diri sendiri dan objek melalui ruangan, dan
menghasilkan atau menguraikan informasi grafik. Siswa dengan kecerdasan spasial visual
yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Mereka kaya dengan khayalan internal (internal
imagery), sehingga cenderung imaginatif dan kreatif. Seseorang yang memiliki kecerdasan
ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a)      Arsitektur, bangunan
b)      Dekorasi
c)      Apresiasi seni, desain, denah
d)     Membuat dan membaca chart, peta
e)      Kordinasi warna
f)       Membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya
g)      Menciptakan dan interpretasi grafik
h)      Dapat membayangkan secara detil benda-benda
i)        Melukis, membuat sketsa
j)        Berpikir dalam image atau bentuk, memindahkan bentuk dalam angan-angan
4.      Kecerdasan Kinestetik Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, dan
keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Karir yang
sesuai dengan mereka dengan kecerdasan ini meliputi pengrajin, pemahat, penjahit, mekanik,
atlit, penari, musisi, aktor, polisi, dan tentara dan lain-lain. Siswa dengan kecerdasan ini yang
di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan,
keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia
dengan otot-ototnya. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal :
a)      mengekspresikan dalam mimik atau gaya
b)      atletik, menari dan menata tari
c)      kuat dan terampil dalam motorik halus
d)     koordinasi tangan dan mata
e)      motorik kasar dan daya tahan
f)       mudah belajar dengan melakukan
g)      mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya)
h)      pandai menggunakan bahasa tubuh

5.      Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)


Kecerdesan musikal atau musical intelligence atau menurut Gardner disebut musical–
rhythmic and harmonic adalah kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara
mempersepsi, membedakan, menggubah dan mengekspresikan, misalnya penyanyi,
komposer, penikmat musik, dan lain-lain. Siswa dengan kecerdasan musikal yang menonjol
mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentransformasikan kata-kata
menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar
melantunkan beatlagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan kosa kata
musikal dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi
musik. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a)      menyusun/mengarang melodi dan lirik, mudah mengenal ritme
b)      bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul
c)      belajar dan mengingat dengan irama, lirik
d)     menyukai mendengarkan dan mengapresiasi music
e)      memainkan instrumen music, mengenali bunyi instrument
f)       mampu membaca musik (not balok, dll)
g)      mengetukkan tangan, kaki, memahami struktur music

6.      Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)


Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain secara efektif. Karir yang sesuai dengan kecerdasan ini mencakup politisi,
manajer, guru, konselor dan pekerja sosial. Orang yang memiliki kecerdasan ini akan mampu
mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, dan motivasi serta perasaan orang lain.
Siswa dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan
orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan
beragam cara saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah
laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang lain . Pemikiran
Gardner tentang kecerdasan jamak mengenai kecerdasan interpersonal di atas ditempatkan
oleh Salovey dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional. Seseorang yang cerdas
dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a)      mengasuh dan mendidik orang lain
b)      berkomunikasi, berinteraksi, berteman
c)      beremphati dan bersimpati
d)     memimpin dan mengorganisasikan kelompok
e)      menyelesaikan dan menjadi mediator konflik
f)       menghormati pendapat dan hak orang lain
g)      melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
h)      sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
i)        kerjasama dalam tim

7.      Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)


Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang
akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam bertindak
berdasarkan pemahaman tersebut, merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang.
Siswa dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam
situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri
dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat
dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan
saat memerlukan. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal :
a)      berfantasi, “bermimpi”
b)      menjelaskan tata nilai dan kepercayaan, mengontrol perasaan
c)      mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda
d)     menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, merenung dan introspeksi
e)      mengetahui dan mengelola minat dan perasaan
f)       mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, memotivai diri
g)      mematok tujuan diri yang realistis
h)      memahami konflik dan motivasi diri

8.      Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)


Kecerdasan naturalis ialah kemampuan untuk mengenali, membedakan,
menggolongkan, dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun di
lingkungan. Kecerdasan ini adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kecakapan
dalam mengenal, mengklasifikasi flora fauna dan benda-benda alam lainnya serta memiliki
kepekaan terhadap kondisi lingkungan. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung
menyukai dan efektif dalam hal :
a)      menganalisis persamaan dan perbedaan
b)      menyukai tumbuhan dan hewan, mengenali berbagai spesies
c)      menemukan pola dalam alam dan mengidentifikasi pola dalam alam
d)     melihat sesuatu dalam alam secara detil
e)      meramal cuaca
f)       menjaga lingkungan, memahami ketergantungan lingkungan
g)      melatih dan menjinakkan hewan

9.      kecerdasan Eksistensial (Eksistencial Intelligence)


kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam
mengenai keberadaan manusia, misal sering muncul pertanyaan dalam diri sendiri mengapa
aku ada, apa makna dari hidupku ini, bagaimana seseoramg bisa mencapai tujuan hidup yang
sejati, mengapa seseorang harus mati, bila sudah mati ke mana. Seseorang yang cerdas dalam
jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal :
a)      anak suka bertanya soal kebenaran dan inti persoalan
b)      kritis
c)      suka merenung
d)     melakukan refleksi diri
e)      senang berdiskusi mengenai hakekat hidup.

Menurut Gardner, setiap orang memiliki semua tipe kecerdasan tersebut, tetapi dalam
tingkatan yang bervariasi. Akibatnya, kita cenderung mempelajari dan memproses informasi
dengan cara yang berbeda-beda. Penerapan teori Gardner tentang kecerdasan ganda dalam
pendidikan anak adalah memungkinkan mereka menemukan dan mengeksplorasi bidang-bidang
dimana mereka memiliki keingintahuan dan bakat alami. Menurut Garner, seandainya para guru
memberi anak-anak kesempatan untuk menggunakan tubuh, imajinasi, dan indra mereka, hampir
setiap siswa akan menemukan bahwa dirinya sangatlah ahli dalam suatu hal tertentu.

Anda mungkin juga menyukai